Ayat
Terjemahan Per Kata
أَفَلَمۡ
apakah maka tidak
يَرَوۡاْ
mereka memperhatikan
إِلَىٰ
pada
مَا
apa
بَيۡنَ
diantara
أَيۡدِيهِمۡ
hadapan mereka
وَمَا
dan apa
خَلۡفَهُم
di belakang mereka
مِّنَ
dari
ٱلسَّمَآءِ
langit
وَٱلۡأَرۡضِۚ
dan bumi
إِن
jika
نَّشَأۡ
Kami kehendaki
نَخۡسِفۡ
Kami benamkan
بِهِمُ
dengan mereka
ٱلۡأَرۡضَ
bumi
أَوۡ
atau
نُسۡقِطۡ
Kami jatuhkan
عَلَيۡهِمۡ
atas mereka
كِسَفٗا
potong/gumpalan
مِّنَ
dari
ٱلسَّمَآءِۚ
langit
إِنَّ
sesungguhnya
فِي
pada
ذَٰلِكَ
demikian itu
لَأٓيَةٗ
benar-benar tanda-tanda
لِّكُلِّ
bagi setiap
عَبۡدٖ
hamba
مُّنِيبٖ
kembali
أَفَلَمۡ
apakah maka tidak
يَرَوۡاْ
mereka memperhatikan
إِلَىٰ
pada
مَا
apa
بَيۡنَ
diantara
أَيۡدِيهِمۡ
hadapan mereka
وَمَا
dan apa
خَلۡفَهُم
di belakang mereka
مِّنَ
dari
ٱلسَّمَآءِ
langit
وَٱلۡأَرۡضِۚ
dan bumi
إِن
jika
نَّشَأۡ
Kami kehendaki
نَخۡسِفۡ
Kami benamkan
بِهِمُ
dengan mereka
ٱلۡأَرۡضَ
bumi
أَوۡ
atau
نُسۡقِطۡ
Kami jatuhkan
عَلَيۡهِمۡ
atas mereka
كِسَفٗا
potong/gumpalan
مِّنَ
dari
ٱلسَّمَآءِۚ
langit
إِنَّ
sesungguhnya
فِي
pada
ذَٰلِكَ
demikian itu
لَأٓيَةٗ
benar-benar tanda-tanda
لِّكُلِّ
bagi setiap
عَبۡدٖ
hamba
مُّنِيبٖ
kembali
Terjemahan
Tidakkah mereka memperhatikan langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? Jika menghendakinya, niscaya Kami membenamkan mereka di bumi atau menjatuhkan kepingan-kepingan (benda-benda angkasa) dari langit di atas mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran dan kekuasaan Allah) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya).
Tafsir
(Maka, apakah mereka tidak melihat) tidak memperhatikan (kepada apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka) maksudnya apa yang ada di atas dan di bawah mereka (yaitu langit dan bumi? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan) dapat dibaca Kisfan atau Kisafan artinya gumpalan-gumpalan (dari langit) menurut qiraat yang lain lafal Nasya', Nakhsif, dan Nusqith dibaca Yasya', Yakhsif dan Yusqith. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal-hal yang terlihat itu (benar-benar terdapat tanda bagi setiap hamba yang kembali.") kepada Rabbnya, yaitu tanda yang menunjukkan akan kekuasaan Allah yang mampu membangkitkan hidup kembali dan menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.
Tafsir Surat Al-Saba': 7-9
Dan orang-orang kafir berkata (kepada teman-temannya), "Maukah kamu kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu telah hancur sehancur-hancurnya, sesungguhnya kamu benar-benar (akan dibangkitkan kembali) dalam ciptaan yang baru? Apakah dia mengada-adakan kebohongan terhadap Allah ataukah ada padanya penyakit gila. (Tidak), tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat berada dalam siksaan dan kesesalan yang jauh. Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya). Ini merupakan berita dari Allah ﷻ yang menceritakan ketidakpercayaan orang-orang kafir lagi atheis terhadap terjadinya hari kiamat, dan mereka memperolok-olok Rasul ﷺ yang menyampaikan berita tersebut, seperti yang dijelaskan oleh firman-Nya: Dan orang-orang kafir berkata (kepada teman-temannya), "Maukah kamu kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki yang memberitakan kepadamu, bahwa apabila badanmu telah hancur sehancur-hancurnya. (Saba: 7) Yakni tubuh kalian telah hancur luluh di dalam bumi dan telah bercerai-berai di dalamnya. sesungguhnya kamu benar-benar (akan dibangkitkan kembali) dalam ciptaan yang baru? (Saba: 7) Sesudah itu kamu akan dihidupkan kembali dan diberi rezeki. Dan dia (Nabi ﷺ) menurut mereka yang mengingkari pemberitaannya ini yang menyatakan adanya hari berbangkit, tidak terlepas dari dua kemungkinan.
Adakalanya dia sengaja berbuat kedustaan terhadap Allah, bahwa Allah telah mewahyukan kepadanya berita tersebut. Atau adakalanya dia tidak sengaja, tetapi akalnya mengalami gangguan sebagaimana gangguan akal yang dialami oleh orang yang cacat mental atau gila. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya bahwa mereka yang ingkar kepada hari berbangkit itu mengatakan: Apakah dia mengada-adakan kebohongan terhadap Allah ataukah ada padanya penyakit gila? (Saba: 8) Maka Allah ﷻ berfirman, menyanggah tuduhan mereka itu: (Tidak), tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat berada dalam siksaan dan kesesatan yang jauh. (Saba: 8) Yakni duduk perkara yang sebenarnya tidaklah seperti apa yang mereka dugakan dan tidak pula seperti apa yang mereka tuduhkan.
Bahkan Nabi Muhammad ﷺ adalah orang yang benar, berbakti, lagi berakal yang datang membawa perkara yang hak; sedangkan yang dusta, bodoh, lagi dungu adalah mereka sendiri. Yang dimaksud dengan 'azab' dalam ayat ini adalah kekufuran yang menjerumuskan mereka kepada azab Allah ﷻ Sedangkan 'sesat yang jauh' maksudnya jauh dari perkara yang benar di dunia ini. Kemudian Allah ﷻ mengingatkan kepada mereka akan kekuasaanNya yang mampu menciptakan langit dan bumi. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? (Saba: 9) Yakni ke mana pun mereka pergi, langit tetap menaungi mereka dan bumi berada di bawah mereka. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu: .
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu Kami hamparkan; maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). (Az-Zariyat: 47-48) Abdu ibnu Humaid mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, dari Ma'mar, dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? (Saba: 9) Bahwa jika engkau melihat ke arah kanan atau arah kirimu atau memandang ke depanmu atau ke belakangmu, niscaya kamu melihat langit dan bumi.
Firman Allah ﷻ: Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit. (Saba: 9) Yakni seandainya Kami menghendaki hal tersebut, tentulah Kami dapat melakukannya disebabkan kezaliman mereka dan kekuasaan Kami atas mereka. Tetapi Kami sengaja menangguhkan hal tersebut karena sifat penyantun Kami dan sifat pemaaf Kami. Selanjutnya disebutkan oleh firman-Nya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya). (Saba: 9) Menurut Ma'mar dari Qatadah, makna munib ialah bertobat.
Sufyan dari Qatadah mengatakan bahwa al-munib artinya kembali kepada jalan Allah ﷻ Dengan kata lain, sesungguhnya seorang hamba yang cerdik pandai lagi banyak mengingat Allah bila memperhatikan penciptaan langit dan bumi benar-benar dapat menyimpulkan kekuasaan Allah ﷻ yang dapat membangkitkan jasad-jasad yang telah mati dan menghidupkan mereka kembali. Karena sesungguhnya Tuhan yang mampu menciptakan langit yang begitu tinggi lagi luas, dan yang menciptakan bumi yang terhampar luas, benar-benar mampu pula untuk mengembalikan tubuh dan tulang belulang yang telah bercerai-berai menjadi satu, lalu menghidupkannya kembali. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan Tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. (Yasin: 81) Dan Firman-Nya: Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-Mu-min: 57)"
Menampik tuduhan keji orang kafir itu Allah berfirman, 'Maka apakah mereka tidak memperhatikan langit yang tinggi dan hamparan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka' Semua berada dalam kekuasaan Kami. Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi sebagaimana kami telah membenamkan Qarun, atau Kami jatuhkan kepada mereka kepingan-kepingan dari langit, yakni pecahan benda-benda angkasa. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kekuasaan Allah bagi setiap hamba yang kembali, yakni memohon ampun kepada-Nya. '10-11. Usai menjelaskan tanda-tanda kekuasaan-Nya di alam semesta yang diharapkan dapat meningkatkan keimanan manusia, pada ayat ini Allah menyebutkan anugerah-Nya kepada salah seorang hamba yang taat, Nabi Daud. Dan sungguh, telah Kami berikan kepada Daud karunia yang besar dari Kami. Kami berfirman, 'Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud. ' Dan selain anugerah itu, Kami juga telah melunakkan besi untuknya seperti lilin agar bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Lalu Kami perintahkan, 'Buatlah baju besi yang besar-besar dan ukur-lah anyamannya agar nyaman dipakai dan menjadi perisai bagi pemakainya. ' Dan sebagai bentuk syukur atas anugerah itu Kami berfirman kepadanya, 'Kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. '.
Pada ayat ini, Allah memberikan peringatan kepada orang-orang yang tidak percaya akan terjadinya hari Kiamat dan menyuruh mereka memperhatikan kejadian-kejadian alam yang mereka saksikan sendiri. Betapa banyaknya bencana alam yang terjadi di beberapa negeri seperti gempa dahsyat yang menghancurkan bangunan, menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang tak ternilai, banjir besar yang menghanyutkan rumah, manusia, binatang, dan tanaman.
Menurut kajian ilmiah, karena langit berbentuk bola, maka di mana pun manusia menginjak bumi maka langit akan selalu berada di depan dan di belakangnya, serta di atas dan di bawahnya. Penggalan ayat ini juga menunjukkan bahwa bentuk bumi adalah bulat.
Gumpalan dari langit dapat ditafsirkan sebagai pecahan benda langit (planet, bintang, komet, dan lain-lain) setelah mengalami benturan satu sama lain. Pecahan-pecahan ini dikenal dengan nama asteroid, meteorit, dan lain sebagainya. Setiap hari permukaan bumi dihujani oleh bom-bom batuan pecahan, yang bisa mengakibatkan kerusakan bumi dan penghuninya. Karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang, Ia melindungi bumi dengan pelindung berupa lapisan udara yang disebut atmosfer. Lapisan udara itu bagaikan rem yang meredam gerakan bom-bom ini dengan gesekan yang terjadi pada saat bersinggungan dengan asteroid atau meteorit. Bahkan bisa langsung memusnahkannya karena asteroid atau meteorit hancur atau terbakar habis akibat panas yang ditimbulkan oleh gesekan dengan atmosfer bumi.
Perisai pelindung lain adalah lapisan ozon, medan magnit bumi yang mengerem pecahan-pecahan yang bermuatan. Jika lapisan ozon ini terkoyak karena pencemaran udara, pecahan benda langit itu akan jatuh menghunjam ke bumi, dan bisa saja menimpa manusia atau membenamkannya ke permukaan bumi.
Sejarah mencatat bagaimana Allah menghancurkan beberapa umat terdahulu, dan sisa peninggalan mereka masih dapat dilihat sampai sekarang. Apakah semua ini tidak menginsafkan mereka bahwa bila Allah menghendaki, Ia dapat membenamkan negeri mereka ke dalam tanah, dan dapat pula mengirimkan benda langit seperti meteor atau planet, untuk membentur bumi, dan dengan demikian terjadilah malapetaka yang tidak dapat dibayangkan bagaimana dahsyatnya. Tidakkah mereka mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian alam itu atau dari kejadian yang tertulis dalam sejarah dan sisa-sisa peninggalan yang masih dapat mereka saksikan sendiri? Bagi orang yang hatinya disinari cahaya iman, berbagai kejadian itu menambah keimanan mereka dan menjadikan mereka meyakini bahwa Allah Mahakuasa, dan bahwa mereka pada hakikatnya akan kembali kepada Allah Pemilik dan Penguasa langit dan bumi Yang Mahabijaksana dan Mahaadil.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
AMPUNAN DAN REZEKI YANG MULIA
Ayat 4
“Karena Dia."
Yaitu Allah Yang Mahakuasa, “Hendak memberikan ganjaran," atau balasan pahala, “Bagi orang-orang yang beriman," kepada Allah dan Hari Akhirat. “Dan beramal yang saleh." Janji Allah ﷻ bahwa iman dan amal saleh akan mendapat ganjaran pahala yang mulia di sisi Allah SWT, ini adalah penghargaan yang tertanam dalam hati orang-orang yang beriman dan beramal saleh itu.
“Dan rezeki yang mulia."
Ujung ayat ini sangat sesuai akan obat hati bagi para pejuang penegak kebenaran dalam dunia ini, yang kerap kali mendapat kesulitan karena kekurangan perbelanjaan untuk melanjutkan cita-cita.
Ayat 5
“Dan orang-orang yang benusaha menentang ayat-ayat Kami, dalam hal mengelakkan diri."
Maksudnya semata-mata hendak mengelakkan, membebaskan diri jangan sampai terikat dari ayat Allah ﷻ Kadang-kadang hatinya telah menerima, tetapi hawa nafsunya menolak sebab dianggapnya menghambat langkahnya,
“Maka bagi mereka adalah adzab yang pedih."
Ancaman seperti ini pun akan memberi batas kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh mereka yang memandang dunia ini hanya untuk dia. Kalau dia berkuasa, kekuasaannya dipergunakannya buat menindas yang lemah. Kalau dia kaya, kekayaannya dipergunakannya buat memindahkan segala harta benda orang lain ke dalam tangannya. Kalau dia berpe-ngaruh, pengaruhnya dipergunakannya buat menganiaya orang yang tidak dapat membalas.
Ayat 6
“Dan berpendapatlah orang-orang yang diberi ilmu bahwa yang diturunkan kepada engkau oleh Tuhan engkau adalah benar."
Artinya bahwa orang yang diberi ilmu pengetahuan oleh Allah SWT, pastilah tersebab ilmunya itu akan percaya kandungan Al-Qur'an yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ adalah benar. Di antara isinya ialah tentang akan adanya hari Kiamat kelak. Akan ada lanjutan hidup sesudah hidup yang sekarang. Bahwa setelah manusia meninggal dunia, ruh atau nyawanya tidaklah habis begitu saja dibawa hilang ke dalam udara.
“Dan memberi petunjuk kepada jalan Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji."
Selain dari nyata kebenaran kandungan isi Al-Qur'an yang disampaikan Nabi ﷺ itu ialah memberi petunjuk kepada Jalan Yang Perkasa, yaitu jalan lurus yang tidak dapat ditukar ganti, peraturan yang ketat, disiplin yang keras. Dan ajaran Al-Qur'an yang perkasa itu pun terpuji. Siapa yang menempuhnya niscaya akan memuji, karena dengan menempuh jalan ini seseorang merasa dirinya selamat sejahtera, tenteram dan bahagia, tidak ada penyesalan dalam diri.
Ayat 7
Sekarang sebaliknya pula, yaitu “Dan berkata orang-orang yang kafir."
Yaitu orang-orang yang tidak mau menerima ajakan yang dibawa oleh Rasulullah, tidak mau menerima Al-Qur'an, terutama tidak mau percaya bahwa Kiamat pasti terjadi.
“Sudikah kamu kami tunjukkan kepada kamu atas seorang laki-laki yang menyampaikan benda kepada kamu apabila kamu telah hancur sebenar-benar hancur, bahwasanya kamu akan diciptakan dalam keadaan yang batu?"
Bunyi pertanyaan seperti ini dari orang-orang yang kafir terhadap kawan-kawannya adalah pertanyaan yang penuh berisikan ejekan dan cemooh. Mereka bertanya, “Tahukah kamu, ada seorang laki-laki, dia berkata bahwa setelah kita mati, badan kita sudah hancur lumat, tinggal tulang-tulang berserakan, bahwa kita akan dihidupkan kembali dalam keadaan yang baru? Tahukah kamu siapa laki-laki itu?"
Niscaya orang-orang Quraisy itu telah tahu siapa yang dimaksud oleh kawannya yang bertanya itu. Pertanyaan adalah cemooh terhadap kepada yang menyampaikan berita itu, yaitu Nabi Muhammad ﷺ.
Cemooh itu diteruskan dengan ayat berikutnya,
Ayat 8
“Apakah dia mengarang-ngarangkan saja atas nama Allah suatu kedustaan?"
Yaitu suatu kedustaan yang timbul dari angan-angannya atau khayatnya sendiri lalu dinamanya firman Allah? Dalam ayat ini kelihatan bahwa mereka pun mengakui bahwa Allah itu ada, tetapi mereka tidak mengakui bahwa hari Kiamat itu akan terjadi. Sebagai-mana pendeta Unitarian yang bertemu dengan penafsir ini dalam perjalanan ke Amerika itu. Lantaran mereka hanya percaya kepada Allah saja, mereka tidak percaya akan adanya wahyu Ilahi, sehingga Nabi ﷺ menyampaikan wahyu, mereka katakan dikarang-karangkannya saja, lalu secara berdusta dikatakannya itu wahyu Ilahi.
“Ataukah padanya ada sakit gila?" Inilah cemooh mereka yang kedua kepada Nabi ﷺ Mereka katakan, bahwa apa yang disampaikan Nabi itu adalah hasil dari penyakit gilanya. Sebab itu tidak dapat dipercayai. Inilah tuduhan yang selalu diucapkan oleh orang-orang Quraisy kepada Nabi ﷺ oleh orang Quraisy karena beliau menjelaskan bahwa di belakang hidup yang sekarang akan ada kehidupan akhirat. Tetapi penolakan mereka akan aqidah tentang adanya hari Kiamat itu, adalah membawa akibat yang buruk kepada mereka.
“Bahkan orang-orang yang tidak pencaya akan Hari Akhirat adalah dalam siksaan dan kesesalan yang jauh."
Ujung ayat dapat ditafsirkan dua. Pertama mereka akan mendapat siksaan di akhirat yang tidak mereka percayai itu, karena di dalam hidup di dunia ini mereka menempuh jalan yang kian lama kian sesat. Tafsir yang kedua ialah di dalam hidup di dunia ini sendiri akan selalu mendapat siksaan batin karena kian lama mereka kian merasa bahwa mereka telah tersesat terlalu jauh. Akan kembali kepada garis jalan yang benar dan lurus sudah sangat sukar, karena jalan itu sudah tertutup dan mereka sendiri yang menutupnya. Bertambah jauh diri tersesat, bertambah hebat siksaan batin. Sehingga adzab siksaan yang diterima di dunia ini sudah menjadi panjar, atau pembayaran lebih dahulu dari adzab siksaan akhirat yang akan mereka terima kelak.
Ayat 9
“Apakah tidak mereka lihat apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di pembelakangan mereka, dari hal langit dan bumi?"
Apa yang kelihatan kalau kita merenungkan segala yang ada di atas kita, yaitu di langit dan apa yang di bawah, yaitu di bumi? Apa yang ada di muka dan apa yang ada di belakang? Semuanya ialah alam ciptaan Allah. Dan pada semuanya telah kelihatan tanda-tanda yang menunjukkan, bahwa hari Kiamat itu pasti terjadi.
“Jika Kami kehendaki niscaya akan Kami tenggelamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan ke atas mereka suatu runtuhan dari langit." Melihat segala keadaan di keliling kita, percayatah kita bahwa hari Akhirat itu pasti. Yang mengatakan demikian adalah akal kita sendiri, perasaan halus kita dan rasa keadilan yang ada di jiwa kita.
“Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda." Atau bukti atas bagaimana Mahabesarnya kekuasaan Allah,
“Bagi tiap-tiap hamba yang kembali."
(ujung ayat 9)








