Ayat
Terjemahan Per Kata
وَقَالَ
dan berkata
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
هَلۡ
apakah/maukah
نَدُلُّكُمۡ
kami tunjukkan padamu
عَلَىٰ
atas
رَجُلٖ
seorang laki-laki
يُنَبِّئُكُمۡ
ia akan menjelaskan kepadamu
إِذَا
apabila
مُزِّقۡتُمۡ
kamu (badanmu) hancur
كُلَّ
setiap
مُمَزَّقٍ
sehancur-hancurnya
إِنَّكُمۡ
sesungguhnya kalian
لَفِي
sungguh dalam
خَلۡقٖ
ciptaan
جَدِيدٍ
baru
وَقَالَ
dan berkata
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
هَلۡ
apakah/maukah
نَدُلُّكُمۡ
kami tunjukkan padamu
عَلَىٰ
atas
رَجُلٖ
seorang laki-laki
يُنَبِّئُكُمۡ
ia akan menjelaskan kepadamu
إِذَا
apabila
مُزِّقۡتُمۡ
kamu (badanmu) hancur
كُلَّ
setiap
مُمَزَّقٍ
sehancur-hancurnya
إِنَّكُمۡ
sesungguhnya kalian
لَفِي
sungguh dalam
خَلۡقٖ
ciptaan
جَدِيدٍ
baru
Terjemahan
Orang-orang yang kufur berkata (kepada teman-temannya), “Maukah kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki (Nabi Muhammad) yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu telah dihancurkan sehancur-hancurnya, sesungguhnya kamu pasti (akan dibangkitkan kembali) dalam ciptaan yang baru.
Tafsir
(Dan orang-orang kafir berkata) sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain dengan nada yang penuh keheranan, ("Maukah kalian kami tunjukkan kepada kalian seorang laki-laki) yang mereka maksud adalah Nabi Muhammad (yang memberitakan kepada kalian) yang membawa berita kepada kalian, bahwasanya (apabila badan kalian telah hancur) telah berantakan (sehancur-hancurnya) menjadi berkeping-keping (sesungguhnya kalian akan dibangkitkan kembali dalam ciptaan yang baru?").
Tafsir Surat Al-Saba': 7-9
Dan orang-orang kafir berkata (kepada teman-temannya), "Maukah kamu kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu telah hancur sehancur-hancurnya, sesungguhnya kamu benar-benar (akan dibangkitkan kembali) dalam ciptaan yang baru? Apakah dia mengada-adakan kebohongan terhadap Allah ataukah ada padanya penyakit gila. (Tidak), tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat berada dalam siksaan dan kesesalan yang jauh. Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya). Ini merupakan berita dari Allah ﷻ yang menceritakan ketidakpercayaan orang-orang kafir lagi atheis terhadap terjadinya hari kiamat, dan mereka memperolok-olok Rasul ﷺ yang menyampaikan berita tersebut, seperti yang dijelaskan oleh firman-Nya: Dan orang-orang kafir berkata (kepada teman-temannya), "Maukah kamu kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki yang memberitakan kepadamu, bahwa apabila badanmu telah hancur sehancur-hancurnya. (Saba: 7) Yakni tubuh kalian telah hancur luluh di dalam bumi dan telah bercerai-berai di dalamnya. sesungguhnya kamu benar-benar (akan dibangkitkan kembali) dalam ciptaan yang baru? (Saba: 7) Sesudah itu kamu akan dihidupkan kembali dan diberi rezeki. Dan dia (Nabi ﷺ) menurut mereka yang mengingkari pemberitaannya ini yang menyatakan adanya hari berbangkit, tidak terlepas dari dua kemungkinan.
Adakalanya dia sengaja berbuat kedustaan terhadap Allah, bahwa Allah telah mewahyukan kepadanya berita tersebut. Atau adakalanya dia tidak sengaja, tetapi akalnya mengalami gangguan sebagaimana gangguan akal yang dialami oleh orang yang cacat mental atau gila. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya bahwa mereka yang ingkar kepada hari berbangkit itu mengatakan: Apakah dia mengada-adakan kebohongan terhadap Allah ataukah ada padanya penyakit gila? (Saba: 8) Maka Allah ﷻ berfirman, menyanggah tuduhan mereka itu: (Tidak), tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat berada dalam siksaan dan kesesatan yang jauh. (Saba: 8) Yakni duduk perkara yang sebenarnya tidaklah seperti apa yang mereka dugakan dan tidak pula seperti apa yang mereka tuduhkan.
Bahkan Nabi Muhammad ﷺ adalah orang yang benar, berbakti, lagi berakal yang datang membawa perkara yang hak; sedangkan yang dusta, bodoh, lagi dungu adalah mereka sendiri. Yang dimaksud dengan 'azab' dalam ayat ini adalah kekufuran yang menjerumuskan mereka kepada azab Allah ﷻ Sedangkan 'sesat yang jauh' maksudnya jauh dari perkara yang benar di dunia ini. Kemudian Allah ﷻ mengingatkan kepada mereka akan kekuasaanNya yang mampu menciptakan langit dan bumi. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? (Saba: 9) Yakni ke mana pun mereka pergi, langit tetap menaungi mereka dan bumi berada di bawah mereka. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain, yaitu: .
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu Kami hamparkan; maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). (Az-Zariyat: 47-48) Abdu ibnu Humaid mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, dari Ma'mar, dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? (Saba: 9) Bahwa jika engkau melihat ke arah kanan atau arah kirimu atau memandang ke depanmu atau ke belakangmu, niscaya kamu melihat langit dan bumi.
Firman Allah ﷻ: Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit. (Saba: 9) Yakni seandainya Kami menghendaki hal tersebut, tentulah Kami dapat melakukannya disebabkan kezaliman mereka dan kekuasaan Kami atas mereka. Tetapi Kami sengaja menangguhkan hal tersebut karena sifat penyantun Kami dan sifat pemaaf Kami. Selanjutnya disebutkan oleh firman-Nya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya). (Saba: 9) Menurut Ma'mar dari Qatadah, makna munib ialah bertobat.
Sufyan dari Qatadah mengatakan bahwa al-munib artinya kembali kepada jalan Allah ﷻ Dengan kata lain, sesungguhnya seorang hamba yang cerdik pandai lagi banyak mengingat Allah bila memperhatikan penciptaan langit dan bumi benar-benar dapat menyimpulkan kekuasaan Allah ﷻ yang dapat membangkitkan jasad-jasad yang telah mati dan menghidupkan mereka kembali. Karena sesungguhnya Tuhan yang mampu menciptakan langit yang begitu tinggi lagi luas, dan yang menciptakan bumi yang terhampar luas, benar-benar mampu pula untuk mengembalikan tubuh dan tulang belulang yang telah bercerai-berai menjadi satu, lalu menghidupkannya kembali. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan Tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. (Yasin: 81) Dan Firman-Nya: Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-Mu-min: 57)"
Walaupun orang yang diberi ilmu mengakui kebenaran Al-Qur'an, keingkaran orang kafir tidak pernah berubah, bahkan mereka mence-mooh Nabi Muhammad. Dan orang-orang kafir berkata kepada teman-temannya, 'Maukah kami tunjukkan kepadamu seorang laki-laki yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu telah hancur sehancur-hancurnya oleh tanah atau sebab apa pun, lalu kamu pasti akan dibangkitkan kembali dalam ciptaan yang baru' "Seorang laki-laki yang mereka maksud adalah Nabi Muhammad. Mereka berkata demikian untuk menghina beliau. 8. Lalu teman-teman mereka sesama kafir menimpali dengan balik bertanya guna mempertajam cemoohan mereka, 'Apakah dia, yakni Nabi Muhammad, mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau sedang sakit gila'' Tidak! Keduanya itu tidak akan pernah terjadi pada diri Rasulullah, karena Nabi adalah al-Am'n (orang tepercaya) dan beliau pun sama sekali tidak gila, tetapi orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat itu kelak di akhirat berada dalam siksaan dan ketika di dunia berada dalam kesesatan yang jauh, sehingga mereka menolak keniscayaan hari Kiamat dan mengingkari kebenaran Al-Qur'an.
Pada ayat ini, Allah menerangkan keingkaran orang-orang kafir terhadap terjadinya hari kebangkitan dan bagaimana hebatnya cemoohan dan olok-olok mereka terhadap Nabi Muhammad yang memberitakannya. Mereka saling bertanya tentang seorang laki-laki yang mengatakan bahwa apabila mereka telah mati dan dikuburkan kemudian tubuh dan tulang-belulang mereka telah hancur luluh, sesudah itu akan hidup kembali untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Orang yang mengatakan hal itu adalah Muhammad yang mendakwahkan bahwa dia menerima wahyu dari Tuhannya. Mereka menganggap bahwa ini adalah suatu peluang besar bagi mereka untuk mempengaruhi pendapat umum dan mendiskreditkan Nabi serta mengatakan bahwa dia telah gila atau mengada-adakan suatu kebohongan besar terhadap Allah dengan mengatakan bahwa berita itu adalah wahyu yang diturunkan kepadanya. Mungkin kebanyakan orang awam akan terpengaruh oleh cemoohan dan olok-olok itu sehingga mereka memandang rendah dan hina terhadap Nabi.
Oleh sebab itu, Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat akan mendapat siksaan dan berada dalam kesesatan yang nyata. Mereka akan mendapat siksaan baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia mereka akan menjadi orang-orang yang sesat di tengah perjalanan hidupnya, tidak mengetahui arah yang akan dituju, serta selalu dalam kegelisahan dan keragu-raguan. Orang-orang yang tidak mempunyai akidah dan tidak percaya kepada keadilan Allah dan hari akhirat akan selalu terombang-ambing dalam kebingungan. Ia tidak mempunyai harapan untuk mendapat keadilan Allah karena apa yang ditemui dan dilihatnya di dunia ini penuh dengan kepincangan dan kezaliman. Orang yang lemah menjadi mangsa bagi yang kuat. Sedangkan orang-orang yang beriman yang percaya sepenuhnya akan keadilan Allah dan adanya perhitungan perbuatan manusia di akhirat nanti, tentu akan yakin sepenuhnya bahwa bila ia teraniaya, Allah akan membalas orang yang menganiayanya dengan balasan yang setimpal. Kalau tidak di dunia ini, di akhirat nanti pasti pembalasan itu akan terlaksana. Bahkan di akhirat nanti Allah akan memberi balasan yang berlipat ganda atas kesabaran dan ketawakalannya. Kepercayaan kepada adanya hari akhirat adalah suatu rahmat bagi seorang hamba Allah.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
AMPUNAN DAN REZEKI YANG MULIA
Ayat 4
“Karena Dia."
Yaitu Allah Yang Mahakuasa, “Hendak memberikan ganjaran," atau balasan pahala, “Bagi orang-orang yang beriman," kepada Allah dan Hari Akhirat. “Dan beramal yang saleh." Janji Allah ﷻ bahwa iman dan amal saleh akan mendapat ganjaran pahala yang mulia di sisi Allah SWT, ini adalah penghargaan yang tertanam dalam hati orang-orang yang beriman dan beramal saleh itu.
“Dan rezeki yang mulia."
Ujung ayat ini sangat sesuai akan obat hati bagi para pejuang penegak kebenaran dalam dunia ini, yang kerap kali mendapat kesulitan karena kekurangan perbelanjaan untuk melanjutkan cita-cita.
Ayat 5
“Dan orang-orang yang benusaha menentang ayat-ayat Kami, dalam hal mengelakkan diri."
Maksudnya semata-mata hendak mengelakkan, membebaskan diri jangan sampai terikat dari ayat Allah ﷻ Kadang-kadang hatinya telah menerima, tetapi hawa nafsunya menolak sebab dianggapnya menghambat langkahnya,
“Maka bagi mereka adalah adzab yang pedih."
Ancaman seperti ini pun akan memberi batas kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh mereka yang memandang dunia ini hanya untuk dia. Kalau dia berkuasa, kekuasaannya dipergunakannya buat menindas yang lemah. Kalau dia kaya, kekayaannya dipergunakannya buat memindahkan segala harta benda orang lain ke dalam tangannya. Kalau dia berpe-ngaruh, pengaruhnya dipergunakannya buat menganiaya orang yang tidak dapat membalas.
Ayat 6
“Dan berpendapatlah orang-orang yang diberi ilmu bahwa yang diturunkan kepada engkau oleh Tuhan engkau adalah benar."
Artinya bahwa orang yang diberi ilmu pengetahuan oleh Allah SWT, pastilah tersebab ilmunya itu akan percaya kandungan Al-Qur'an yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ adalah benar. Di antara isinya ialah tentang akan adanya hari Kiamat kelak. Akan ada lanjutan hidup sesudah hidup yang sekarang. Bahwa setelah manusia meninggal dunia, ruh atau nyawanya tidaklah habis begitu saja dibawa hilang ke dalam udara.
“Dan memberi petunjuk kepada jalan Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji."
Selain dari nyata kebenaran kandungan isi Al-Qur'an yang disampaikan Nabi ﷺ itu ialah memberi petunjuk kepada Jalan Yang Perkasa, yaitu jalan lurus yang tidak dapat ditukar ganti, peraturan yang ketat, disiplin yang keras. Dan ajaran Al-Qur'an yang perkasa itu pun terpuji. Siapa yang menempuhnya niscaya akan memuji, karena dengan menempuh jalan ini seseorang merasa dirinya selamat sejahtera, tenteram dan bahagia, tidak ada penyesalan dalam diri.
Ayat 7
Sekarang sebaliknya pula, yaitu “Dan berkata orang-orang yang kafir."
Yaitu orang-orang yang tidak mau menerima ajakan yang dibawa oleh Rasulullah, tidak mau menerima Al-Qur'an, terutama tidak mau percaya bahwa Kiamat pasti terjadi.
“Sudikah kamu kami tunjukkan kepada kamu atas seorang laki-laki yang menyampaikan benda kepada kamu apabila kamu telah hancur sebenar-benar hancur, bahwasanya kamu akan diciptakan dalam keadaan yang batu?"
Bunyi pertanyaan seperti ini dari orang-orang yang kafir terhadap kawan-kawannya adalah pertanyaan yang penuh berisikan ejekan dan cemooh. Mereka bertanya, “Tahukah kamu, ada seorang laki-laki, dia berkata bahwa setelah kita mati, badan kita sudah hancur lumat, tinggal tulang-tulang berserakan, bahwa kita akan dihidupkan kembali dalam keadaan yang baru? Tahukah kamu siapa laki-laki itu?"
Niscaya orang-orang Quraisy itu telah tahu siapa yang dimaksud oleh kawannya yang bertanya itu. Pertanyaan adalah cemooh terhadap kepada yang menyampaikan berita itu, yaitu Nabi Muhammad ﷺ.
Cemooh itu diteruskan dengan ayat berikutnya,
Ayat 8
“Apakah dia mengarang-ngarangkan saja atas nama Allah suatu kedustaan?"
Yaitu suatu kedustaan yang timbul dari angan-angannya atau khayatnya sendiri lalu dinamanya firman Allah? Dalam ayat ini kelihatan bahwa mereka pun mengakui bahwa Allah itu ada, tetapi mereka tidak mengakui bahwa hari Kiamat itu akan terjadi. Sebagai-mana pendeta Unitarian yang bertemu dengan penafsir ini dalam perjalanan ke Amerika itu. Lantaran mereka hanya percaya kepada Allah saja, mereka tidak percaya akan adanya wahyu Ilahi, sehingga Nabi ﷺ menyampaikan wahyu, mereka katakan dikarang-karangkannya saja, lalu secara berdusta dikatakannya itu wahyu Ilahi.
“Ataukah padanya ada sakit gila?" Inilah cemooh mereka yang kedua kepada Nabi ﷺ Mereka katakan, bahwa apa yang disampaikan Nabi itu adalah hasil dari penyakit gilanya. Sebab itu tidak dapat dipercayai. Inilah tuduhan yang selalu diucapkan oleh orang-orang Quraisy kepada Nabi ﷺ oleh orang Quraisy karena beliau menjelaskan bahwa di belakang hidup yang sekarang akan ada kehidupan akhirat. Tetapi penolakan mereka akan aqidah tentang adanya hari Kiamat itu, adalah membawa akibat yang buruk kepada mereka.
“Bahkan orang-orang yang tidak pencaya akan Hari Akhirat adalah dalam siksaan dan kesesalan yang jauh."
Ujung ayat dapat ditafsirkan dua. Pertama mereka akan mendapat siksaan di akhirat yang tidak mereka percayai itu, karena di dalam hidup di dunia ini mereka menempuh jalan yang kian lama kian sesat. Tafsir yang kedua ialah di dalam hidup di dunia ini sendiri akan selalu mendapat siksaan batin karena kian lama mereka kian merasa bahwa mereka telah tersesat terlalu jauh. Akan kembali kepada garis jalan yang benar dan lurus sudah sangat sukar, karena jalan itu sudah tertutup dan mereka sendiri yang menutupnya. Bertambah jauh diri tersesat, bertambah hebat siksaan batin. Sehingga adzab siksaan yang diterima di dunia ini sudah menjadi panjar, atau pembayaran lebih dahulu dari adzab siksaan akhirat yang akan mereka terima kelak.
Ayat 9
“Apakah tidak mereka lihat apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di pembelakangan mereka, dari hal langit dan bumi?"
Apa yang kelihatan kalau kita merenungkan segala yang ada di atas kita, yaitu di langit dan apa yang di bawah, yaitu di bumi? Apa yang ada di muka dan apa yang ada di belakang? Semuanya ialah alam ciptaan Allah. Dan pada semuanya telah kelihatan tanda-tanda yang menunjukkan, bahwa hari Kiamat itu pasti terjadi.
“Jika Kami kehendaki niscaya akan Kami tenggelamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan ke atas mereka suatu runtuhan dari langit." Melihat segala keadaan di keliling kita, percayatah kita bahwa hari Akhirat itu pasti. Yang mengatakan demikian adalah akal kita sendiri, perasaan halus kita dan rasa keadilan yang ada di jiwa kita.
“Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda." Atau bukti atas bagaimana Mahabesarnya kekuasaan Allah,
“Bagi tiap-tiap hamba yang kembali."
(ujung ayat 9)