Ayat
Terjemahan Per Kata
وَمَآ
dan tidak
ءَاتَيۡنَٰهُم
Kami berikan kepada mereka
مِّن
dari
كُتُبٖ
kitab-kitab
يَدۡرُسُونَهَاۖ
mereka membacanya
وَمَآ
dan tidak
أَرۡسَلۡنَآ
Kami utus
إِلَيۡهِمۡ
kepada mereka
قَبۡلَكَ
sebelum kamu
مِن
dari
نَّذِيرٖ
seorang pemberi peringatan
وَمَآ
dan tidak
ءَاتَيۡنَٰهُم
Kami berikan kepada mereka
مِّن
dari
كُتُبٖ
kitab-kitab
يَدۡرُسُونَهَاۖ
mereka membacanya
وَمَآ
dan tidak
أَرۡسَلۡنَآ
Kami utus
إِلَيۡهِمۡ
kepada mereka
قَبۡلَكَ
sebelum kamu
مِن
dari
نَّذِيرٖ
seorang pemberi peringatan
Terjemahan
Tidaklah Kami berikan kepada mereka kitab apa pun yang mereka pelajari dan tidak (pula) Kami utus seorang pemberi peringatan kepada mereka sebelum engkau (Nabi Muhammad).
Tafsir
(Dan Kami tidak pernah memberikan kepada mereka Kitab-kitab yang mereka baca dan sekali-kali tidak pernah pula mengutus kepada mereka sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun) maka berdasarkan alasan apakah mereka mendustakanmu?.
Tafsir Surat Al-Saba': 43-45
Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang, mereka berkata, "Orang ini tiada lain hanyalah seorang laki-laki yang ingin menghalangi kamu dari apa yang disembah oleh bapak-bapakmu, dan mereka berkata, "(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan saja. Dan orang-orang kafir berkata terhadap kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.
Dan Kami tidak pernah memberikan kepada mereka kitab-kitab yang mereka baca dan sekali-kali tidak pernah (pula) mengutus kepada mereka sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun. Dan orang-orang ydng sebelum mereka telah mendustakan, sedangkan orang-orang kafir Mekah itu belum sampai menerima sepersepuluh dari apa yang telah Kami berikan kepada orang-orang dahulu itu, lalu mereka mendustakan rasu-rasul-Ku. Maka alangkah hebatnya akibat kemurkaan-Ku ".
Allah ﷻ menyebutkan perihal orang-orang kafir, bahwa mereka berhak mendapat siksaan dan azab yang pedih dari-Nya, disebabkan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya yang jelas yang mereka dengar dari Rasulullah ﷺ yang menerimanya masih hangat lagi segar, mereka berkata, "Orang ini tiada lain hanyalah seorang laki-laki yang ingin menghalangi kamu dari apa yang di sembah oleh bapak-bapakmu. (Saba: 43) Mereka berkeyakinan bahwa agama nenek moyang merekalah yang benar, dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ menurut mereka dianggap batil. Semoga mereka dan nenek moyang mereka dilaknat oleh Allah. dan mereka berkata, "(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan saja. (Saba: 43) Yang mereka maksudkan adalah Al-Qur'an, bahwa Al-Qur'an itu adalah buat-buatan Muhammad sendiri.
Dan orang-orang kafir berkata terhadap kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata. (Saba: 43) Firman Allah ﷻ: Dan Kami tidak pernah memberikan kepada mereka kitab-kitab yang mereka baca dan sekali-kali tidak pernah (pula) mengutus kepada mereka sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun." (Saba: 44) Yakni Allah ﷻ belum pernah menurunkan suatu kitab pun kepada bangsa Arab sebelum Al-Qur'an, belum pernah pula mengutus seorang nabi kepada mereka sebelum Nabi Muhammad ﷺ Dan sebelum itu mereka selalu mengharapkannya dan mereka mengatakan, "Seandainya datang kepada kami seorang pemberi peringatan atau diturunkan kepada kami sebuah kitab, tentulah kami menjadi orang-orang yang lebih mendapat petunjuk daripada selain kami." Tetapi setelah Allah menganugerahkan hal itu yang mereka harapkan, ternyata mereka mendustakannya, mengingkarinya, dan menentangnya.
Kemudian Allah ﷻ berfirman: Dan orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan, sedangkan orang-orang kafir Mekah itu belum sampai menerima sepersepuluh dari apa yang telah Kami berikan kepada orang-orang dahulu itu. (Saba: 45) Ibnu Abbas r.a. mengatakan, yang dimaksud ialah kekuatan di dunia. Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah, As.-Saddi, dan Ibnu Zaid, semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (Al-Ahqaf: 26) Dan firman Allah ﷻ: Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka.
Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih banyak (bilangannya) dan lebih hebat kekuatannya. (Al-Mu-min: 82) Yakni sekalipun demikian, hal tersebut tidak dapat menghindarkan diri mereka dari azab Allah dan tidak pula dapat menolaknya, bahkan Allah menghancurkan mereka setelah mereka mendustakan rasul-rasul-Nya. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya: lalu mereka mendustakan rasul-rasul-Ku. Maka alangkah hebatnya akibat kemurkaan-Ku. (Saba: 45) Yakni betapa hebatnya siksaan-Ku, pembalasan-Ku, dan pertolonganKu kepada rasul-rasul-Ku."
Kaum musyrik Mekah tidak punya dasar apa pun untuk pembenaran agama nenek moyang mereka dengan menolak kerasulan Nabi Muhammad dan menuduh Al-Qur'an sebagai sihir, karena Kami tidak pernah memberikan kepada mereka kitab-kitab yang mereka baca, dan Kami tidak pernah mengutus seorang rasul sebagai pemberi peringatan kepada mereka sebelum engkau diutus kepada mereka. 45. Pada ayat ini Allah menggambarkan lemahnya kekuatan orang-orang kafir Mekah dibanding umat-umat terdahulu. Umat masa lalu begitu kuat, namun mereka dihancurkan oleh Allah akibat mendustakan para rasul. Dan orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan para rasul, sedang orang-orang kafir Mekah itu belum sampai menerima sepersepuluh dari apa yang telah Kami berikan kepada orang-orang terdahulu itu, berupa kepandaian, umur panjang, kekuatan jasmani, keka-yaan, dan sebagainya, namun mereka mendustakan para rasul-Ku. Maka, lihatlah bagaimana dahsyatnya akibat kemurkaan-Ku. Mereka hancur lebur walaupun kekuatan mereka jauh melebihi kaum musyrik Mekah.
Allah membantah tuduhan kaum kafir Mekah itu dengan dua alasan. Pertama, agama syirik dari nenek moyang mereka itu tidaklah berdasar suatu kitab suci dari Allah; dan kedua, agama itu tidak diajarkan oleh nabi-Nya. Agama yang benar haruslah mempunyai kitab suci sebagai landasan ajaran, karena pikiran manusia tidak terjamin kebenarannya. Allah berfirman:
Atau apakah pernah Kami berikan sebuah kitab kepada mereka sebelumnya, lalu mereka berpegang (pada kitab itu)? (az-Zukhruf/43: 21)
Di samping kitab suci, agama harus mempunyai seorang nabi yang diutus Allah untuk menerima dan mengajarkan isi kitab suci itu. Allah berfirman:
Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan, yang menjelaskan (membenarkan) apa yang (selalu) mereka persekutukan dengan Tuhan? (ar-Rum/30: 35)
Agama syirik nenek moyang kaum kafir Mekah itu tidak mempunyai dasar kitab suci dan tidak diajarkan seorang nabi dari Allah. Oleh karena itu, agama tersebut salah, dan mereka tidak patut mengikuti agama yang salah itu. Agama yang benar adalah Islam karena berdasarkan wahyu dari Allah yaitu Al-Qur'an dan disampaikan oleh seorang nabi yaitu Muhammad ﷺ Mereka seyogyanya menerima agama yang dibawa Nabi Muhammad tersebut.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 40
“Dan (ingatlah) akan hari yang mereka akan dikumpulkan semuanya."
Tidak ada yang ketinggalan dan tidak ada yang dapat menyembunyikan diri atau mengelak.
“Kemudian Dia," yaitu Allah Yang Mahakuasa, “akan bertitah kepada sekalian malaikat, “Apakah orang-orang menyembah kepada kamu?"
Artinya pernahkah kalian menyuruh mereka itu menyembah kepada kalian?
Ini semua menunjukkan bahwa Allah tidak sekali-kali suka jika Dia dipersekutukan dengan yang lain, walaupun dengan malaikat-malaikat, ataupun dengan nabi-nabi-Nya.
“Berkata mereka, “Mahasuci Engkau.
Ayat 41
Engkaulah Pelindung kami, bukan mereka."
Malaikat menjawab “Mahasuci Engkau." Artinya Mahatinggi dan tidaklah mungkin bagi Engkau sekutu yang lain. Yang Tuhan hanya Engkau sendiri. “Bahkan adalah mereka itu menyembah jin." Karena semua kesesatan ini adalah anjuran jin belaka, anjuran setan dan Iblis. Karena semua setan dan Iblis itu adalah keturunan jin. Bujukan, perdayaan, rayuan dan ajakan jin itulah yang mereka turuti sehingga mereka tersesat.
“Kebanyakan mereka itu percaya kepada mereka."
Kebanyakan mereka yang musyrik itu lebih percaya kepada jin. Maka kehendak jin itulah yang mereka turuti. Mereka tidak insaf akan harga diri mereka sebagai manusia, yaitu makhluk yang dimuliakan oleh Allah dan dilebihkan dari sekalian makhluk yang lain, termasuk jin itu sendiri.
Ayat 42
“Maka pada hari ini tidaklah berkuasa setengah kamu terhadap yang setengah, untuk memberi manfaat dan tidak pula untuk memberi mudharat."
Artinya bilamana pada hari Kiamat itu, tidaklah satu dengan lain mempunyai kuasa buat memberikan manfaat dan mudharat. Malaikat tidak dapat menolong manusia dengan suatu kemanfaatan atau menjatuhkan bahaya yang mudharat. Jin pun tidak, sesama manusia pun tidak. Sedangkan di atas dunia ini lagi tidak berkuasa makhluk mendatangkan manfaat dan mudharat kepada sesamanya manusia, kalau tidak dengan izin Allah Ta'aala, kononlah di akhirat.
“Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zalim, “Rasakanlah olehmu adzab neraka yang telah kamu dustakan terhadapnya."
Mereka dustakan sejak seketika mereka masih berada di dunia.
Ayat 43
“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang cukup penjelasan."
Ayat-ayat Allah yang dibacakan kepada mereka itu ialah Al-Qur'an dan yang mem-bacakannya itu ialah Rasulullah sendiri. Isinya cukup jelas, memakai bahasa mereka sendiri, bahasa Quraisy. “Mereka berkata, “Orang ini tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang hendak menghalangi kamu dari apa yang disembah oleh nenek moyang kamu." Inilah anggapan mereka terhadap Nabi Muhammad ﷺ Yaitu bahwa isi Al-Qur'an yang dibacakan Nabi kepada mereka, yang menyeru mereka agar meninggalkan menyembah berhala dan kembali kepada pokok asli agama, yaitu mengakui Keesaan Allah (tauhid), mereka anggaplah bahwa Nabi itu berusaha hendak mengubah adat pusaka yang telah diterima turun-temurun dari nenek moyang. Penyembahan berhala telah mendarah daging. Meninggalkan kebiasaan itu berarti mengubah petua dan pusaka nenek moyang.
“Dan mereka berkata, ‘ini tidak lain daripada kebohongan yang dibuat-buat." Tang-gapan mereka yang kedua ialah Al-Qur'an itu hanyalah kata-kata bohong yang dibuat-buat, dikarang-karang saja oleh Muhammad ﷺ, tidak sebenar turun dari Allah. Sesudah itu datang pula tanggap buruk yang ketiga.
“Dan berkata orang-orang yang kafir itu terhadap kebenaran tatkala dia datang kepada mereka, “Ini tidak lain dari sihir yang nyata."
Inilah tuduhan ketiga, yaitu bahwa segala seruan yang dibawa oleh Nabi ﷺ hanya sihir belaka untuk memukau mereka, untuk memalingkan mereka dari kebisingan yang mereka pakai selama ini, untuk mengacaukan hubungan mereka dengan adat istiadat, pusaka dan tradisi yang telah diterima dari nenek moyang. Oleh sebab dia ini adalah semacam sihir yang sangat nyata, hendaklah orang pada menjauh dari Muhammad ﷺ, jangan mendekat dan jangan berhubungan.
Perkataan Al-Qur'an itu memang hebat, memukau dan memikat. Sebab dia adalah kebenaran. Dia membuka mata yang selama ini tertutup. Dia membuka pikiran yang selama ini terbelenggu. Dia diturunkan di dalam bahasa mereka sendiri. Asal ada yang mendekat dan memerhatikan pasti kena. Sebab dia mengetuk hati dan perasaan, mengetuk akal buat berpikir. Sebab itu maka jalan yang sebaik-baiknya untuk menjaga para pengikut jangan sampai tertarik mendekati Muhammad ialah menuduh bahwa yang dibawanya ini adalah sihir semata.
Tiga macam tuduhan, habis satu diiringi oleh yang lain. Pertama, kedatangannya akan menghambat kamu dari menyembah apa yang disembah nenek moyangmu. Kedua, ucapannya hanyalah bohong yang dibuat-buat dan dikarang-karang. Tetapi akhirnya, yang ketiga, lebih keras lagi, tidak cukup hanya tuduhan kabar bohong dibuat-buat, bahkan sihir yang nyata.
Bagaimana nyatanya?
Mereka sendiri tidak tahu!
Lalu dibukalah oleh Al-Qur'an rahasia mereka, yaitu bahwa mereka itu kosong. Belum pernah mendapat tuntunan hidup yang sejati sejak semula.
Ayat 44
“Dan tidaklah Kami pennah memberikan kepada mereka sebatang kitab pun untuk mereka pelajari. ‘‘
Yaitu bahwa mereka, orang Arab umumnya dan Quraisy khususnya, yang berdiam beberapa keturunan (generasi) di negeri Mekah itu belum pernah menerima sebarang kitab suci pun. Mereka belum pernah menerima kitab suci, sebagaimana Taurat yang dibawakan Musa kepada Bani Israil atau Injil yang dibawa Nabi Isa bin Maryam.
Sejak Nabi Ibrahim dibantu oleh putranya, Isma'il diperintahkan Allah ﷻ mendirikan Ka'bah, tegasnya sesudah lsma'il, belum pernah ada kitab suci diturunkan di negeri itu.
“Dan tidaklah pernah Kami mengutus kepada mereka seorang Pengancam pun sebelum engkau."
Pendeknya bangsa Arab yang menduduki lembah yang tidak mempunyai tumbuh-tumbuhan itu, zaman perantaraan di antara Ibrahim dan lsma'il dengan bangkitnya Nabi Muhammad ﷺ adalah zaman yang kosong. Belum ada lagi tambahan keterangan. Setelah negeri itu dibuka oleh Nabi Ibrahim dan setelah Ka'bah beliau dirikan atas perintah Allah SWT, beliau berdoa kepada Allah SWT, agar di antara mereka dibangkitkan seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan ayat-ayat Allah kepada mereka dan mengajarkan kitab dan hikmah, dan agar hidup mereka disuci dan dibersihkan.
Ayat 45
“Dan telah mendustakan jua orang-orang yang sebelum mereka."
Firman Allah ﷻ ini adalah sebagai tasliyah, yaitu penawar hati bagi Nabi ﷺ, bahwa kalau sekarang kaumnya sendiri memungkiri dia, mendustakan dia, menolak seruan yang dia bawa, maka orang-orang terdahulu sebelum mereka, umat-umat yang didatangi oleh nabi-nabi yang dahulu pun telah mendustakan juga. Biasalah rupanya tiap-tiap seruan kepada perbaikan itu mendapat sanggahan yang keras dari orang yang bertahan pada yang lama. “Dan tidaklah mereka mencapai sepersepuluh dari yang Kami berikan kepada mereka." Ibnu Abbas menafsirkan, bahwa tidaklah sampai sepersepuluh dari kelebihan umat-umat yang terdahulu itu kelebihan yang dipunyai oleh musyrikin Quraisy. Kaum Tsamud, kaum ‘Ad, orang Madyan, orang Sadum (Sodom), dan lain-lain itu mempunyai kelebihan yang Quraisy hanya seperse-puluhnya, “Maka telah mereka dustakan rasul-rasul Kami." Lalu Allah memusnahkan mereka, ada yang musnah kena angin topan, ada yang musnah kena banjir, ada yang musnah terbakar habis, ada yang negerinya ditunggang-baiikkan,
“Maka betapa jadinya kemurkaan-Ku."
Binasa semua, hancur semua dan beberapa bekasnya masih dapat dilihat di zaman Nabi ﷺ oleh kafilah-kafilah perniagaan Quraisy yang lalu lintas ke utara (Syam) atau ke selatan (Yaman). Betapa jadinya kalau Allah ﷻ telah murka.