Ayat
Terjemahan Per Kata
لِّيَجۡزِيَ
karena Dia akan memberi balasan
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُواْ
beriman
وَعَمِلُواْ
dan mereka mengerjakan/beramal
ٱلصَّـٰلِحَٰتِۚ
kebajikan/saleh
أُوْلَٰٓئِكَ
mereka itu
لَهُم
bagi mereka
مَّغۡفِرَةٞ
ampunan
وَرِزۡقٞ
dan rizki
كَرِيمٞ
yang mulia
لِّيَجۡزِيَ
karena Dia akan memberi balasan
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُواْ
beriman
وَعَمِلُواْ
dan mereka mengerjakan/beramal
ٱلصَّـٰلِحَٰتِۚ
kebajikan/saleh
أُوْلَٰٓئِكَ
mereka itu
لَهُم
bagi mereka
مَّغۡفِرَةٞ
ampunan
وَرِزۡقٞ
dan rizki
كَرِيمٞ
yang mulia
Terjemahan
Supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia.
Tafsir
(Supaya Allah memberi balasan) pada hari kiamat itu (kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rezeki yang mulia.") rezeki yang baik di surga.
Tafsir Surat Al-Saba': 3-6
Dan orang-orang yang kafir berkata, "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami. Katakanlah, "Pasti datang, demi Tuhanku Yang mengetahui yang gaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi dari-Nya seberat zarrah pun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut di dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)," supaya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh.
Mereka itu adalah orang-orang yang mendapat ampunan dan rezeki yang mulia. Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melepaskan diri dari azab (Kami), mereka itu memperoleh azab, yaitu (jenis) azab yang sangat pedih. Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji. Ini merupakan salah satu dari ketiga ayat yang tidak ada keempatnya yang melaluinya Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk menegaskan dengan memakai sumpah menyebut nama Tuhannya bahwa hari berbangkit itu (hari kiamat) benar-benar akan terjadi.
Diperintahkan demikian pada saat orang-orang kafir dan orang-orang yang ingkar akan hari kiamat mengingkarinya. Salah satu dari ketiga ayat tersebut disebutkan dalam surat Yunus melalui firman-Nya: Dan mereka menanyakan kepadamu, "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah, "Ya, demi Tuhanku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (darinya). (Yunus: 53) Yang kedua adalah ayat dalam surat ini, yaitu firman-Nya: Dan orang-orang yang kafir berkata, "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami.
Katakanlah, "Pasti datang, demi Tuhanku, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. (Saba: 3) Dan yang ketiga terdapat di dalam surat At-Tagabun melalui firman-Nya: Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (At-Tagabun: 7) Untuk itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: Katakanlah, "Pasti datang, demi Tuhanku, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. (Saba: 3) Kemudian disebutkan sifat Allah ﷻ yang mengukuhkan dan memperkuat hal ini.
Untuk itu disebutkan dalam firman selanjutnya: (Dialah Allah) Yang mengetahui yang gaib. Tidak ada tersembunyi dari-Nya seberat zarrah pun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut di dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Saba: 3) Mujahid dan Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Tidak ada tersembunyi dari-Nya. (Saba: 3) Yakni tidak ada yang gaib dari-Nya. Dengan kata lain, semuanya berada di bawah pengetahuan-Nya, maka tiada sesuatu pun yang samar bagi-Nya.
Semua tulang itu sekalipun telah bercerai-berai dan lenyap serta tercabik-cabik dagingnya, Dia mengetahui ke mana perginya tulang-tulang itu dan tercerai-berai ke mana. Dia mampu mengembalikannya sebagaimana Dia menciptakannya pada yang pertama kali. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Kemudian Allah menjelaskan hikmah-Nya dalam mengembalikan semua tubuh yang telah mati menjadi hidup kembali dan terjadinya hari kiamat, melalui firman-Nya: supaya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh.
Mereka itu adalah orang-orang yang mendapat ampunan dan rezeki yang mulia. Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melepaskan diri dari azab (Kami). (Saba: 4-5) Yakni berupaya untuk menghalang-halangi jalan Allah dan mendustakan utusan-utusan-Nya. mereka itu memperoleh azab, yaitu (jenis) azab yang sangat pedih. (Saba: 5) Maksudnya, supaya Allah memberi nikmat kepada orang-orang yang berbahagia (yaitu kaum mukmin) dan supaya Dia mengazab orang-orang yang celaka (yaitu orang-orang kafir), sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 20) Dan firman Allah ﷻ: Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat? (Sad: 28) Adapun firman Allah ﷻ: Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar. (Saba: 6) Ini pun merupakan hikmah lain yang dikaitkan dengan konteks sebelumnya, yaitu bahwa apabila orang-orang yang beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada para rasul menyaksikan hari kiamat, dan orang-orang yang bertakwa serta orang-orang yang durhaka mendapat balasannya masing-masing melalui pengetahuan yang mereka peroleh dari kitab-kitab Allah sewaktu di dunia, maka pada saat itu mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri dan 'ainul yakin.
Maka pada saat itu mereka mengatakan seperti yang diceritakan oleh firman-Nya: Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran. (Al-A'raf: 43) Disebutkan pula oleh firman-Nya: Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul-(Nya). (Yasin: 52) Dan firman Allah ﷻ: Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu. (Ar-Rum: 56) Adapun firman Allah ﷻ: Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji. (Saba: 6) Al-'Aziz artinya Yang Mahaperkasa Zat-Nya, yang tidak dapat dikalahkan dan tidak dapat pula dihalang-halangi, bahkan Dia mengalahkan segala sesuatu dan menguasainya, lagi Maha Terpuji dalam semua ucapan, syariat dan takdir-Nya, dan Dia Maha Terpuji dalam semuanya itu."
Kedatangan hari Kiamat itu tiada lain agar Dia memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan semasa di dunia. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia, yakni surga. 5. Dan orang-orang yang berusaha untuk menentang ayat-ayat Kami, baik yang terbentang di alam raya maupun yang termaktub dalam Al-Qur'an, dengan anggapan mereka dapat melemahkan dan menggagalkan azab Kami'sungguh anggapan mereka salah'mereka itu pasti akan memperoleh azab sebagai hukuman atas kedurhakaan mereka, yaitu jenis azab yang sangat pedih.
Adapun orang-orang yang beriman percaya kepada hari kebangkitan dan membuktikan keimanan mereka dengan mengerjakan amal saleh serta menjauhi perbuatan yang dilarang Allah. Mereka akan memperoleh ampunan dari Allah Yang Maha Pengampun. Allah akan mengampuni kesalahan mereka dan menghapuskan dosa mereka sesuai dengan firman-Nya:
Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). (Hud/11: 114)
.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
AMPUNAN DAN REZEKI YANG MULIA
Ayat 4
“Karena Dia."
Yaitu Allah Yang Mahakuasa, “Hendak memberikan ganjaran," atau balasan pahala, “Bagi orang-orang yang beriman," kepada Allah dan Hari Akhirat. “Dan beramal yang saleh." Janji Allah ﷻ bahwa iman dan amal saleh akan mendapat ganjaran pahala yang mulia di sisi Allah SWT, ini adalah penghargaan yang tertanam dalam hati orang-orang yang beriman dan beramal saleh itu.
“Dan rezeki yang mulia."
Ujung ayat ini sangat sesuai akan obat hati bagi para pejuang penegak kebenaran dalam dunia ini, yang kerap kali mendapat kesulitan karena kekurangan perbelanjaan untuk melanjutkan cita-cita.
Ayat 5
“Dan orang-orang yang benusaha menentang ayat-ayat Kami, dalam hal mengelakkan diri."
Maksudnya semata-mata hendak mengelakkan, membebaskan diri jangan sampai terikat dari ayat Allah ﷻ Kadang-kadang hatinya telah menerima, tetapi hawa nafsunya menolak sebab dianggapnya menghambat langkahnya,
“Maka bagi mereka adalah adzab yang pedih."
Ancaman seperti ini pun akan memberi batas kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh mereka yang memandang dunia ini hanya untuk dia. Kalau dia berkuasa, kekuasaannya dipergunakannya buat menindas yang lemah. Kalau dia kaya, kekayaannya dipergunakannya buat memindahkan segala harta benda orang lain ke dalam tangannya. Kalau dia berpe-ngaruh, pengaruhnya dipergunakannya buat menganiaya orang yang tidak dapat membalas.
Ayat 6
“Dan berpendapatlah orang-orang yang diberi ilmu bahwa yang diturunkan kepada engkau oleh Tuhan engkau adalah benar."
Artinya bahwa orang yang diberi ilmu pengetahuan oleh Allah SWT, pastilah tersebab ilmunya itu akan percaya kandungan Al-Qur'an yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ adalah benar. Di antara isinya ialah tentang akan adanya hari Kiamat kelak. Akan ada lanjutan hidup sesudah hidup yang sekarang. Bahwa setelah manusia meninggal dunia, ruh atau nyawanya tidaklah habis begitu saja dibawa hilang ke dalam udara.
“Dan memberi petunjuk kepada jalan Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji."
Selain dari nyata kebenaran kandungan isi Al-Qur'an yang disampaikan Nabi ﷺ itu ialah memberi petunjuk kepada Jalan Yang Perkasa, yaitu jalan lurus yang tidak dapat ditukar ganti, peraturan yang ketat, disiplin yang keras. Dan ajaran Al-Qur'an yang perkasa itu pun terpuji. Siapa yang menempuhnya niscaya akan memuji, karena dengan menempuh jalan ini seseorang merasa dirinya selamat sejahtera, tenteram dan bahagia, tidak ada penyesalan dalam diri.
Ayat 7
Sekarang sebaliknya pula, yaitu “Dan berkata orang-orang yang kafir."
Yaitu orang-orang yang tidak mau menerima ajakan yang dibawa oleh Rasulullah, tidak mau menerima Al-Qur'an, terutama tidak mau percaya bahwa Kiamat pasti terjadi.
“Sudikah kamu kami tunjukkan kepada kamu atas seorang laki-laki yang menyampaikan benda kepada kamu apabila kamu telah hancur sebenar-benar hancur, bahwasanya kamu akan diciptakan dalam keadaan yang batu?"
Bunyi pertanyaan seperti ini dari orang-orang yang kafir terhadap kawan-kawannya adalah pertanyaan yang penuh berisikan ejekan dan cemooh. Mereka bertanya, “Tahukah kamu, ada seorang laki-laki, dia berkata bahwa setelah kita mati, badan kita sudah hancur lumat, tinggal tulang-tulang berserakan, bahwa kita akan dihidupkan kembali dalam keadaan yang baru? Tahukah kamu siapa laki-laki itu?"
Niscaya orang-orang Quraisy itu telah tahu siapa yang dimaksud oleh kawannya yang bertanya itu. Pertanyaan adalah cemooh terhadap kepada yang menyampaikan berita itu, yaitu Nabi Muhammad ﷺ.
Cemooh itu diteruskan dengan ayat berikutnya,
Ayat 8
“Apakah dia mengarang-ngarangkan saja atas nama Allah suatu kedustaan?"
Yaitu suatu kedustaan yang timbul dari angan-angannya atau khayatnya sendiri lalu dinamanya firman Allah? Dalam ayat ini kelihatan bahwa mereka pun mengakui bahwa Allah itu ada, tetapi mereka tidak mengakui bahwa hari Kiamat itu akan terjadi. Sebagai-mana pendeta Unitarian yang bertemu dengan penafsir ini dalam perjalanan ke Amerika itu. Lantaran mereka hanya percaya kepada Allah saja, mereka tidak percaya akan adanya wahyu Ilahi, sehingga Nabi ﷺ menyampaikan wahyu, mereka katakan dikarang-karangkannya saja, lalu secara berdusta dikatakannya itu wahyu Ilahi.
“Ataukah padanya ada sakit gila?" Inilah cemooh mereka yang kedua kepada Nabi ﷺ Mereka katakan, bahwa apa yang disampaikan Nabi itu adalah hasil dari penyakit gilanya. Sebab itu tidak dapat dipercayai. Inilah tuduhan yang selalu diucapkan oleh orang-orang Quraisy kepada Nabi ﷺ oleh orang Quraisy karena beliau menjelaskan bahwa di belakang hidup yang sekarang akan ada kehidupan akhirat. Tetapi penolakan mereka akan aqidah tentang adanya hari Kiamat itu, adalah membawa akibat yang buruk kepada mereka.
“Bahkan orang-orang yang tidak pencaya akan Hari Akhirat adalah dalam siksaan dan kesesalan yang jauh."
Ujung ayat dapat ditafsirkan dua. Pertama mereka akan mendapat siksaan di akhirat yang tidak mereka percayai itu, karena di dalam hidup di dunia ini mereka menempuh jalan yang kian lama kian sesat. Tafsir yang kedua ialah di dalam hidup di dunia ini sendiri akan selalu mendapat siksaan batin karena kian lama mereka kian merasa bahwa mereka telah tersesat terlalu jauh. Akan kembali kepada garis jalan yang benar dan lurus sudah sangat sukar, karena jalan itu sudah tertutup dan mereka sendiri yang menutupnya. Bertambah jauh diri tersesat, bertambah hebat siksaan batin. Sehingga adzab siksaan yang diterima di dunia ini sudah menjadi panjar, atau pembayaran lebih dahulu dari adzab siksaan akhirat yang akan mereka terima kelak.
Ayat 9
“Apakah tidak mereka lihat apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di pembelakangan mereka, dari hal langit dan bumi?"
Apa yang kelihatan kalau kita merenungkan segala yang ada di atas kita, yaitu di langit dan apa yang di bawah, yaitu di bumi? Apa yang ada di muka dan apa yang ada di belakang? Semuanya ialah alam ciptaan Allah. Dan pada semuanya telah kelihatan tanda-tanda yang menunjukkan, bahwa hari Kiamat itu pasti terjadi.
“Jika Kami kehendaki niscaya akan Kami tenggelamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan ke atas mereka suatu runtuhan dari langit." Melihat segala keadaan di keliling kita, percayatah kita bahwa hari Akhirat itu pasti. Yang mengatakan demikian adalah akal kita sendiri, perasaan halus kita dan rasa keadilan yang ada di jiwa kita.
“Sesungguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda." Atau bukti atas bagaimana Mahabesarnya kekuasaan Allah,
“Bagi tiap-tiap hamba yang kembali."
(ujung ayat 9)