Ayat
Terjemahan Per Kata
ٱلۡحَمۡدُ
segala puji
لِلَّهِ
bagi Allah
ٱلَّذِي
yang
لَهُۥ
bagi-Nya-lah/memiliki
مَا
apa
فِي
di
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَمَا
dan apa
فِي
di
ٱلۡأَرۡضِ
bumi
وَلَهُ
dan bagi-Nya
ٱلۡحَمۡدُ
segala puji
فِي
di
ٱلۡأٓخِرَةِۚ
akhirat
وَهُوَ
dan Dia
ٱلۡحَكِيمُ
Maha Bijaksana
ٱلۡخَبِيرُ
Maha Mengetahui
ٱلۡحَمۡدُ
segala puji
لِلَّهِ
bagi Allah
ٱلَّذِي
yang
لَهُۥ
bagi-Nya-lah/memiliki
مَا
apa
فِي
di
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَمَا
dan apa
فِي
di
ٱلۡأَرۡضِ
bumi
وَلَهُ
dan bagi-Nya
ٱلۡحَمۡدُ
segala puji
فِي
di
ٱلۡأٓخِرَةِۚ
akhirat
وَهُوَ
dan Dia
ٱلۡحَكِيمُ
Maha Bijaksana
ٱلۡخَبِيرُ
Maha Mengetahui
Terjemahan
Segala puji bagi Allah yang memiliki segala yang di langit dan yang di bumi serta bagi-Nya segala puji di akhirat. Dialah Yang Mahabijaksana lagi Mahateliti.
Tafsir
Saba'
(Segala puji bagi Allah) Allah ﷻ memuji diri-Nya dengan kalimat ini, maksudnya ialah pujian berikut apa yang terkandung di dalamnya yaitu pujian yang bersifat tetap. Memuji Allah artinya menyanjung-Nya dengan sebutan-sebutan yang baik (yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi) sebagai milik dan makhluk-Nya (dan bagi-Nya pula segala puji di akhirat) sebagaimana di dunia, yaitu Dia dipuji oleh kekasih-kekasih-Nya bilamana mereka telah berada di dalam surga. (Dan Dialah Yang Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.
Tafsir Surat Al-Saba': 1-2
Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dialah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar darinya, apa yang turun dari langit, dan apa yang naik kepadanya. Dan Dialah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampu. Allah ﷻ menceritakan perihal diri-Nya Yang Mahamulia, bahwa bagi-Nyalah segala puji yang mutlak di dunia dan di akhirat.
Karena Dialah Yang Memberi nikmat dan karunia kepada penduduk dunia dan akhirat, Yang Memiliki semuanya itu, dan Yang Menguasai kesemuanya. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui, firman-Nya. Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji didunia dan Akhirat dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Al-Qasas: 70) Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya: Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi. (Saba: 1) Yakni semuanya adalah milik-Nya dan hamba-hamba-Nya, serta berada di bawah kekuasaan dan pengaturan-Nya.
Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya: dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia. (Al-Lail: 13) Kemudian Allah ﷻ berfirman: dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. (Saba: 1) Dialah yang berhak disembah selamanya lagi Yang dipuji sepanjang masa. Firman Allah ﷻ: Dan Dialah Yang Mahabijaksana. (Saba: 1) dalam semua ucapan, perbuatan, syariat, dan takdir-Nya. lagi Maha Mengetahui. (Saba: 1) Tiada sesuatu pun yang tersembunyi lagi samar bagi-Nya, dan tiada sesuatu pun yang gaib (tidak kelihatan) oleh-Nya. Malik telah meriwayatkan dari Az-Zuhri, bahwa makna yang dimaksud ialah Allah Maha Mengetahui makhluk-Nya lagi Mahabijaksana dalam perintah-Nya. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya: Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar darinya. (Saba: 2) Dia mengetahui bilangan tetesan air hujan yang tersebar di permukaan bumi, juga mengetahui bilangan biji-bijian yang ditanam di seluruh permukaan bumi, dan mengetahui apa yang bakal keluar darinya bilangannya, caranya, dan spesifikasinya.
apa yang turun dari langit, dan apa yang naik kepadanya. (Saba: 2) Allah mengetahui hujan yang turun dari langit dan rezeki, dan mengetahui pula amal-amal saleh dan lain-lainnya yang naik ke langit. Dan Dialah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun. (Saba: 2) Yakni Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya, maka Dia tidak menyegerakan siksaan-Nya terhadap orang-orang yang durhaka; dan Maha Pengampun terhadap dosa-dosa orang-orang yang mau bertobat kepada-Nya dan bertawakal kepada-Nya.
Pada bagian pungkasan Surah al-A'z'b Allah menegaskan pen-tingnya menunaikan amanat. Di sana Allah juga mengancam orang munafik dan kafir dengan azab yang pedih dan mengampuni dosa orang yang bertobat, karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Surah Saba' lantas diawali dengan pujian kepada Allah, Pemilik apa saja yang ada di langit dan bumi. Segala puji bagi Allah yang memiliki, menguasai, dan mengatur apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan segala puji di akhirat juga bagi Allah karena Dialah Penguasa dan Pengendali kehidupan akhirat. Dan Dialah Yang Mahabijaksana dalam tindakan dan ciptaan-Nya, Mahateliti sehingga mengetahui semua urusan secara rinci. 2. Dengan kemahatelitian-Nya, Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, seperti binatang-binatang, air, dan lain-lain. Dia juga mengetahui apa yang keluar darinya seperti benih yang tumbuh, air yang memancar, dan lain-lain. Allah pun mengetahui apa yang turun dari langit seperti malaikat, hujan, dan sebagainya, dan apa yang naik kepadanya seperti uap, doa dan lain-lain. Dan Dialah Yang Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya, Maha Pengampun kepada siapa pun yang bertobat.
Ayat ini menegaskan bahwa Allah-lah yang berhak menerima segala pujian karena Dia yang menciptakan semua yang ada di langit dan di bumi. Dialah pemilik yang sebenarnya, tidak ada seorang pun yang bersekutu dengan Allah dalam menciptakan dan memilikinya.
Allah pula yang mengatur dan mengurusnya serta melimpahkan karunia-Nya agar semuanya berjalan dengan tertib dan teratur. Oleh sebab itu, tidak ada yang patut memperoleh pujian kecuali Allah, tidak ada yang patut disembah dan dipanjatkan doa kecuali kepada Allah. Adapun orang-orang yang menyembah dan memuja patung-patung atau yang lainnya adalah orang-orang yang tidak mempergunakan akal.
Banyak sekali bukti yang menunjukkan wujud dan keesaan Allah yang terdapat di bumi dan di langit. Bila manusia mau memperhatikan, tentu dia akan sampai kepada kesimpulan bahwa Pencipta semua alam ini adalah Allah Yang Maha Esa, Mahakuasa, dan Maha Pencipta. Hanya Allah yang berhak disembah dan dipuji, walaupun Dia sendiri tidak memerlukan pujian dari hamba dan makhluk-Nya. Hanya makhluk-makhluk-Nya yang harus memuja dan memuji-Nya, karena begitu besar dan banyaknya karunia yang dilimpahkan kepadanya. Sekiranya tidak ada yang menyembah dan memuji-Nya atau semua makhluk-Nya kafir dan ingkar terhadap nikmat dan karunia-Nya, maka hal itu tidak akan merugikan-Nya sedikit pun sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
"Jika kamu dan orang yang ada di bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji." (Ibrahim/14: 8)
Untuk menyadarkan manusia agar mau menggunakan akalnya, Allah menerangkan bahwa semua makhluk-Nya di langit dan di bumi bertasbih memuji-Nya, termasuk burung-burung yang terbang di udara. Allah berfirman:
Tidakkah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan juga burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh, telah mengetahui (cara) berdoa dan bertasbih. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (an-Nur/24: 41)
Ayat selanjutnya menegaskan bahwa Allah yang berhak dipuji di akhirat nanti, karena Dia yang mempunyai kekuasaan di sana, dan bertindak dengan adil dan bijaksana dalam memperhitungkan dan membalas perbuatan hamba-Nya. Tidak ada seorang pun yang dirugikan dalam perhitungan perbuatannya, yang baik dibalas dengan kebaikan, dan yang jahat dibalas dengan siksa yang setimpal, bahkan dengan rahmat dan karunia-Nya satu perbuatan yang baik dibalas dengan berlipat ganda. Di dalam ayat lain diterangkan bagaimana besarnya pujian hamba-hamba-Nya yang beriman terhadap nikmat yang dikaruniakan kepada mereka sebagai balasan atas perbuatannya selama hidup di dunia dengan firman-Nya:
Dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah memberikan tempat ini kepada kami sedang kami (diperkenankan) menempati surga di mana saja yang kami kehendaki." Maka (surga itulah) sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. (az-Zumar/39: 74)
Dan firman-Nya:
Dan mereka berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri, yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu." (Fathir/35: 34-35)
Kemudian Allah menegaskan bahwa Dialah Yang Mahabijaksana, berbuat dan bertindak, serta mengatur dan mengendalikan urusan dunia dan akhirat serta alam seluruhnya. Dialah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu dan segala urusan. Dia Mengetahui segala-galanya dengan ilmu-Nya Yang Mahaluas.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Surah Saba'
(NEGERI SABA)
SURAH KE-34
54 AYAT
DITURUNKAN DI MEKAH
Bismillahirrahmanirrahim
Ayat 1
“Segala puji-pujian bagi Allah, Yang Memiliki apa yang ada di langit."
Allah-lah yang memiliki segala apa yang ada di langit. Sejak dari matahari, bulan, berjuta-juta bintang. Semuanya terjadi atas kehendak Allah dan semuanya itu adalah milik Allah Ta'aala. Maka bilamana fajar telah menyingsing dan matahari pun terbit, sehingga hari pun siang. Dapatlah kita berusaha di bawah terang cahaya matahari, lalu kita pun berusaha. Maka berhasil apa yang kita usahakan itu. Kita pun memuji Allah.
“Dan apa yang ada di bumi." Maka puji-pujian pula dengan segala jenis puji untuk Allah atas hak milik Allah yang terkembang di muka bumi, yang semuanya berhubungan dengan hidup kita. Bumi terbentang luas, air laut menguap naik, disaring oleh awan-gumawan, kemudian air itu turun kembali jadi hujan, karena akan dibagi rata menyuburkan bumi itu sendiri.
Segala puji bagi Allah ﷻ Maka selagi nyawa kita ini masih dikandung badan, akan mengalirlah puji ini dari kesadaran jiwa kita, dan barulah akan berhenti pujian lidah, tetapi tidak berhenti pujian jiwa bilamana nyawa telah bercerai dengan badan. Namun setelah nyawa bercerai dengan badan, pujian itu akan bersambung lagi, “Dan bagi-Nya jua puji-pujian di akhirat." Karena nikmat yang akan diterima di akhirat oleh setiap orang yang beriman dan taat akan bersambung lagi tidak putus-putusnya, sebab mereka akan mendapat tempat yang layak dalam surga.
“Dan Dia adalah Mahabijaksana" dalam mengatur kekuasaan-Nya di langit dan di bumi itu. Sehingga bila dipelajari dengan saksama dengan pengetahuan yang mendalam akan timbul rasa kagum yang mendalam sekali atas kebijaksanaan Allah itu, baik di langit ataupun di bumi.
“Maha Mengetahui."
Kebijaksanaan yang begitu tinggi pastilah disertai dengan pengetahuan yang begitu tinggi dan ketelitian yang tiada taranya. Sehingga kebijaksanaan dan pengetahuan di langit dalam kita lihat pada peredaran jalan bintang-bintang dan perjalanan matahari sendiri, se-hingga perjalanan peredaran bumi dalam setahun itu tidak pernah berubah walaupun satu detik.
Ayat 2
“Dia pun Mengetahui apa yang menyelinap ke dalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya “
Bilamana kita renungkan sebagian kecil saja dan dalam masa beberapa saat saja apa yang masuk menyelinap ke dalam bumi dan apa pula yang keluar dari dalamnya, akan insaflah kita betapa Mahabesar dan Mahaluasnya ilmu Allah Ta'aala atas makhluk-Nya ini. Berapa agaknya banyaknya tunas kecil dari kacang, tunas kecil di ujung padi, tunas kecil di ujung biji limau atau jeruk bila dia telah tercecah ke kulit bumi, dia mulai menusuk ke bawah. Dan dengan berangsur dia mulai berhubungan dengan bumi itu akan mengambil sarinya.
“Dan apa yang turun dari langit dan apa yang meningkat ke atasnya."
Sesudah kita renungkan apa yang menyelinap ke dalam bumi dan apa yang keluar dari dalam bumi, coba kita renungkan pula apa yang selalu naik meningkat ke langit. Baik langit yang terdekat atau langit yang terjauh.
Di ujung ayat tersebutlah,
“Dan Dia adalah Maha Pengasih, Maha Pengampun."
Apabila manusia telah merenungkan akan kebesaran dan keluasan ilmu Allah serta kekuasaan-Nya yang meliputi se-luruh alam semesta, amat kecillah manusia ini sehingga boleh dikatakan tidak ada artinya.
Ayat 3
“Dan berkatalah orang-orang yang kafir itu, “Tidaklah akan datang kepada kita hari Kiamat itu."
Orang-orang ini menjadi kafir karena kekurangan ilmu. Mereka mengatakan bahwa Kiamat tidak akan terjadi, dunia akan tetap begini-begini saja, cuma kita-kita saja yang mati. Sesudah mati habislah sehingga itu, tidak akan ada kebangkitan yang kedua kali lagi.
Nabi Muhammad ﷺ disuruh menyangkal persangkaan atau keyakinan demikian.
“Katakanlah, “Pasti! Demi Allah! Pastilah dia akan mendatangi kamu."
Lalu beliau iringi lagi penguatan sumpah itu dengan menyebutkan sifat Allah ﷻ yang dijadikannya sumpah itu, (yaitu) “Yang Maha Mengetahui segala yang gaib itu."
Nabi ﷺ telah disuruh menjelaskan bahwa Allah itu ialah “Mengetahui segala yang gaib." Dan buat selanjutnya dijelaskan, “Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya walau sebesar zarrah pun, baik yang ada di langit dan tidak pula yang di bumi." Kata-kata ini menunjukkan pokok pangkal dari suatu hasil ilmiah yang kemudian sudah menjadi keyakinan insani, yaitu segala sesuatu yang ada di langit ataupun yang ada di bumi adalah asal-usul dari segala yang ada ini. Dengan susun wahyu ini Allah telah menunjukkan sifat dirinya dan luas dalam ilmunya.
“Dan tidak ada yang lebih kecil dari itu dan tidak pula yang lebih besar, melainkan semuanya di dalam kitab yang nyata."
Dari ujung ayat ini terungkaplah hasil penyelidikan terakhir bahwa zarrah atau atom yang dikatakan tidak dapat dibagi lagi, karena sudah sehabis-habis kecil, adalah perhitungan yang salah. Ternyata kebenaran dari hasil penyelidikan bahwa atom itu bukanlah yang sehabis-habis kecil, malahan ada lagi yang lebih kecil dari atom. Atom mempunyai neutron yang dianggap sebagai intinya dan atom adalah kumpulan di antara neutron itu dengan satelit-satelitnya, yang diberi nama proton, elektron dan sebagainya. Semuanya itu telah tercatat dalam kitab yang nyata, tegasnya terdaftar di sisi Allah SWT, bukan barang yang terjadi sendirinya.