Ayat
Terjemahan Per Kata
وَبَشِّرِ
dan berilah kabar gembira
ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
orang-orang yang beriman
بِأَنَّ
bahwa sesungguhnya
لَهُم
bagi mereka
مِّنَ
dari
ٱللَّهِ
Allah
فَضۡلٗا
karunia
كَبِيرٗا
besar
وَبَشِّرِ
dan berilah kabar gembira
ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
orang-orang yang beriman
بِأَنَّ
bahwa sesungguhnya
لَهُم
bagi mereka
مِّنَ
dari
ٱللَّهِ
Allah
فَضۡلٗا
karunia
كَبِيرٗا
besar
Terjemahan
Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah.
Tafsir
(Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang Mukmin, bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah) yaitu surga.
Tafsir Surat Al-Ahzab: 45-48
Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin, bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah. Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah.
Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Daud, telah menceritakan kepada kami Falih ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Hilal ibnu Ali, dari Ata ibnu Yasar yang menceritakan bahwa ia berjumpa dengan Abdullah ibnu Amr ibnul As, lalu ia berkata kepadanya, "Ceritakanlah kepadaku tentang sifat (ciri khas) Nabi ﷺ yang terdapat di dalam kitab Taurat." Abdullah ibnu Amr menjawab, "Baiklah, demi Allah, sesungguhnya sebagian dari sifat Nabi ﷺ yang ada di dalam Al-Qur'an benar-benar disebutkan di dalam kitab Taurat, yaitu sama seperti yang terdapat di dalam firman-Nya: "Hai Nabi, sesungguhnya" Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan " (Al-Ahzab: 45) dan sebagai benteng bagi kaum yang ummi.
Engkau adalah hamba dan Rasul-Ku. Aku menamaimu Al-Mutawakkil; engkau bukanlah orang yang kasar, bukan orang yang keras, bukan orang yang suka berbicara keras di pasar-pasar, bukan pula orang yang menolak keburukan dengan keburukan; tetapi memaaf, menyantuni, dan mengampuni. Allah tidak akan mewafatkannya sebelum Dia menegakkan agama yang bengkok menjadi lurus kembali melaluinya, sampai mereka mau mengatakan, "Tidak ada Tuhan selain Allah." Dengan kalimah ini dia dapat membuka mata yang tertutup, telinga yang tersumbat dan hati yang terkunci." Imam Bukhari meriwayatkannya di dalam Kitabul Buyu' melalui Muhammad ibnu Sinan, dari Falih ibnu Sulaiman, dari Hilal ibnu Ali dengan sanad yang sama.
Imam Bukhari meriwayatkannya di dalam kitab tafsir melalui Abdullah yang menurut suatu pendapat mengatakan Ibnu Raja, sedangkan pendapat lain menyebutnya Ibnu Saleh, dari Abdul Aziz ibnu Abu Salamah, dari Hilal ibnu Ata ibnu Yasar, dari Abdullah ibnu Amr dengan lafaz yang sama. Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dari ayahnya, dari Abdullah ibnu Raja, dari Abdul Aziz ibnu Abu Salamah Al-Majisyun dengan sanad yang sama.
Imam Bukhari di dalam Kitabul Buyu' mengatakan bahwa Sa'id telah meriwayatkan dari Hilal, dari Ata, dari Abdullah ibnu Salam r.a. Dan Wahb ibnu Munabbih telah mengatakan bahwa sesungguhnya Allah pernah menurunkan wahyu kepada salah seorang nabi kaum Bani Israil yang dikenal dengan nama Sya'ya, bahwasanya berdirilah kamu di kalangan kaummu Bani Israil, karena sesungguhnya Aku akan menjadikan lisanmu mengucapkan wahyu-Ku ini: Aku akan mengutus seorang nabi yang ummi dari kalangan orang-orang ummi.
Aku mengutusnya bukan sebagai seorang yang berhati kasar, bukan sebagai orang yang bersikap keras, bukan pula sebagai orang yang suka mengeluarkan suara keras di pasar-pasar. Seandainya dia lewat di sebelah pelita, tentulah pelita itu tidak padam karena ketenangannya. Dan seandainya dia lewat menginjak kayu bambu (tebu), maka tidak terdengar suara langkahnya. Aku mengutusnya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dia tidak pernah berkata dusta.
Melaluinya Kubukakan mata mata yang buta, telinga-telinga yang tuli, dan hati-hati yang tertutup. Aku arahkan dia kepada semua perkara yang baik, dan Aku anugerahkan kepadanya semua akhlak yang mulia. Dan Aku jadikan sakinah (ketenangan) sebagai pakaiannya, kebajikan merupakan perlambangnya, kalbunya adalah ketakwaan, ucapannya adalah hikmah, kebenaran dan kesetiaan adalah wataknya, akhlaknya pemaaf dan suka berlaku kebaikan, syariatnya adalah kebenaran, keadilan adalah sepak terjangnya, pemimpinnya adalah petunjuk, dan Islam adalah agamanya.
Ahmad adalah namanya, melaluinya Aku beri petunjuk (manusia) sesudah kesesatan, dan melaluinya Aku ajarkan kepada manusia pengetahuan sesudah kejahilan. Dan melaluinya Aku tinggikan (derajat manusia) sesudah direndahkan, dan melaluinya Aku perkenalkan sesudah tidak dikenal, dan Aku perbanyak melaluinya sesudah kekurangan pengikut, dan Aku cukupkan melaluinya sesudah kesengsaraan, dan Aku persatukan melaluinya sesudah berpecah belah, dan Aku persatukan melaluinya umat-umat yang tadinya bercerai-berai dan hati mereka bertentangan serta kecenderungan mereka berbeda-beda, dan melaluinya pula Aku selamatkan sejumlah umat manusia yang besar dari kebinasaan.
Aku jadikan umatnya sebagai umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia; mereka selalu memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah perkara munkar, seraya mengesakan Allah, beriman kepada-Nya, ikhlas dan membenarkan apa yang telah disampaikan oleh rasul-rasul-Ku yang sebelumnya. Aku berikan ilham kepada mereka untuk bertasbih, bertahmid, memanjatkan puja dan puji kepada-Ku; bertakbir dan mengesakan-Ku di masjid-masjid, majelis-majelis, tempat-tempat tidur mereka, dan tempat-tempat tinggal mereka.
Mereka mengerjakan salat kepada-Ku dalam keadaan berdiri dan duduk, dan berperang di jalan Allah bersaf-saf dan berkelompok-kelompok. Mereka keluar dari rumah-rumah mereka untuk mencari keridaan-Ku dalam jumlah yang ribuan. Mereka membersihkan wajahnya dan semua anggota tubuhnya serta mengikat kencang-kencang ikat pinggang mereka; kurban mereka adalah darah mereka. Kitab-kitab mereka berada di dalam dada mereka; mereka di malam hari bagaikan para rahib, dan bila siang hari bagaikan singa di medan perang.
Dan Aku jadikan di kalangan ahli baitnya dan keturunannya orang-orang yang berlomba-lomba mengerjakan kebaikan, para siddiqin, para syuhada, dan orang-orang yang saleh. Sesudah ia tiada, perannya digantikan oleh umatnya, yang selalu memberi petunjuk kepada kebenaran dan berdasarkan perkara hak mereka memutuskan semua perkara dengan adil. Aku muliakan orang yang menolong mereka dan Aku kuatkan orang yang mendoakan mereka, dan Aku jadikan kebinasaan bagi orang-orang yang menentang mereka, atau berlaku sewenang-wenang terhadap mereka, atau bermaksud akan merebut sesuatu yang menjadi milik mereka.
Aku jadikan mereka sebagai para pewaris nabi mereka dan yang menyeru umat manusia untuk menyembah Tuhan mereka. Mereka selalu memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, mengerjakan salat, menunaikan zakat, dan selalu menepati janji mereka. Aku sempurnakan melalui mereka kebaikan yang Kumulai dari orang-orang pertama mereka. Yang demikian itu adalah karunia-Ku; Aku memberikannya kepada siapa yang Kukehendaki, dan Akulah Tuhan Yang Memiliki kemurahan yang besar.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abu Hatim melalui Wahb ibnu Munabbih Al-Yamani rahimahullah. -: Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Muhammad ibnu Ubaidillah Al-Arzami, dari Syaiban An-Nahwi, telah menceritakan kepadaku Qatadah, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan, bahwa setelah diturunkan firman-Nya: Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. (Al-Ahzab: 45) Sebelumnya Nabi ﷺ telah memerintahkan kepada sahabat Ali dan sahabat Mu'az r.a. untuk berangkat ke negeri Yaman. Maka setelah ayat ini diturunkan, beliau ﷺ berpesan kepada keduanya: Berangkatlah kamu berdua, dan bersikap optimislah kamu dan janganlah kamu bersikap antipati; dan bersikap mudahlah kalian dan janganlah kalian bersikap mempersulit.
Karena sesungguhnya telah diturunkan kepadaku firman Allah ﷻ :Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan" (Al-Ahzab: 45) Imam Tabrani meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Nasr ibnu Humaid Al-Bazzar Al-Bagdadi, dari Abdur Rahman ibnu Saleh Al-Azdi, dari Abdur Rahman ibnu Muhammad ibnu Ubaidillah Al-Arzami dengan sanad yang semisal. Dan di akhirnya disebutkan bahwa Nabi ﷺ bersabda: ". Karena sesungguhnya telah diturunkan kepadaku, "Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi atas umatmu dan pembawa kabar gembira surga dan pemberi peringatan dari neraka serta menyeru (manusia) untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, "dengan seizin-Nya, dan sebagai pembawa pelita yang menerangi melalui Al-Qur'an.
Firman Allah ﷻ: sebagai saksi. (Al-Ahzab: 45) Yakni yang menyaksikan keesaan Allah dan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, juga sebagai saksi terhadap umat manusia tentang amal perbuatan mereka kelak di hari kiamat, dan Kami datangkan kamu sebagai saksi atas mereka itu. Perihalnya sama dengan pengertian yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya: agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (Al-Baqarah: 143) Adapun firman Allah ﷻ: dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. (Al-Ahzab: 45) Yaitu menyampaikan berita gembira kepada orang-orang mukmin dengan pahala yang berlimpah, dan pemberi peringatan kepada orang-orang kafir dengan siksaan yang mengerikan.
Firman AHah ﷻ: dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya. (Al-Ahzab: 46) Maksudnya menyeru kepada semua makhluk untuk menyembah Tuhan mereka. Hal ini berdasarkan perintah dari Allah yang ditujukan kepadanya untuk menyampaikan hal tersebut. dan untuk jadi cahaya yang menerangi. (Al-Ahzab: 46) Yakni kebenaran yang kamu sampaikan sangat jelas dan gamblang perihalnya sama dengan kejelasan dan kegamblangan sinar mentari, tiada seorang pun yang mengingkarinya kecuali hanya orang yang membangkang tidak mau tunduk kepada kebenaran.
Firman Allah ﷻ: Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka. (Al-Ahzab: 48) Artinya, janganlah kamu tunduk kepada mereka, jangan pula kamu dengar apa yang mereka katakan. dan janganlah kamu hiraukan gangguan mereka. (Al-Ahzab: 48) Yakni maafkanlah dan ampunilah mereka, serta pasrahkanlah urusan mereka kepada Allah. Karena sesungguhnya dengan berpasrah diri kepada Allah, kamu akan mendapat perlindungan dan pertolongan dariNya serta terhindar dari gangguan mereka. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan: dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung. (Al-Ahzab: 48)"
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mantap keimanannya bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah, yakni surga yang penuh kenikmatan (Lihat juga: Y'nus/10: 26 dan asy-Syu'ar'/42: 22). 48. Dan janganlah engkau, wahai Nabi Muhammad, menuruti keinginan orang-orang kafir dan orang-orang munafik yang menolak dan mengejek ajaran agama yang kaubawa itu. Janganlah engkau hiraukan gangguan mereka, bersabarlah dalam mengemban tugas, dan bertawakallah kepada Allah dalam semua urusanmu. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung dari semua yang engkau takutkan, termasuk dari gangguan mereka.
Ibnu Jarir ath-thabari dan 'Ikrimah telah meriwayatkan sebuah hadis dari al-hasan yang menerangkan bahwa ketika turun ayat al-Fath/48: 2:
Agar Allah memberikan ampunan kepadamu (Muhammad) atas dosamu yang lalu dan yang akan datang. (al-Fath/48: 2)
Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah! Kami telah mengetahui apa yang diperbuat Allah untukmu, maka apakah yang akan diperbuat Allah untuk kami?" Maka turunlah ayat ini (al-Ahzab/33: 47)
Pada ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad supaya menyampaikan berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya Allah telah menyediakan bagi mereka karunia yang amat besar yang melebihi karunia yang diberikan kepada umat-umat lainnya, karena mereka diberi kemampuan untuk memperbaiki akhlak masyarakat dari berbagai kezaliman kepada keadilan dan kemaslahatan. Mereka juga dapat mengubah wajah umat-umat yang dihadapinya dari sikap membangkang kepada sikap yang tunduk dan patuh demi perbaikan nasibnya di dunia dan di akhirat kelak.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
TUGAS DAN SIKAP RASUL
Ayat 45
“Wahai Nabi! Sesungguhnya Kami telah mengutus engkau adalah untuk jadi saksi."
Ini jadi saksi kepada umatnya di dalam mereka mempergunakan pikiran untuk men-cari siapa Tuhannya. Jadi saksi pula bagi mereka itu cara Nabi mengamalkan perintah Allah ﷻ dan menghentikan larangan-Nya. Beliau adalah saksi hidup atas kebenaran wahyu Ilahi yang diturunkan kepada manusia, dan di akhirat kelak beliau pun jadi saksi apabila segala makhluk dihadapkan ke muka mahkamah Allah SWT, ketika mereka ditanya tentang amalan mereka, buruknya atau baiknya. Dia akan mengemukakan kesaksian bahwa perintah Ilahi telah disampaikannya dengan tidak mengurangi barang satu huruf ataupun menambah dari keinginannya sendiri.
“Dan pembawa kabar yang menggembirakan." Yaitu apabila segala perintah yang dia sampaikan, yang datang dari Allah ﷻ disampaikannya kepada manusia dengan mem-berikan kabar yang menggembirakan. Kalau perintah Allah ﷻ dilaksanakan dan larangan-Nya dihentikan akan diberilah nikmat oleh Allah SWT, akan diampuni dosa, akan dapat jalan yang selamat, akan berbahagia hidup di dunia dan akan selamat sampai ke akhirat. Mendapat tempat yang mulia di sisi Allah ﷻ di dalam surga Jannatun Na'im, yang di sana mendapat ridha riahi. Itulah puncak bahagia sejati.
“Dan pembawa kabar mengancam."
Ialah ancaman bagi barangsiapa yang tidak mau menerima kebenaran Ilahi, yang mempersekutukan yang lain dengan Allah SWT, atau takabur menyombongkan diri, atau aniaya kepada sesama makhluk, atau membunuh menghilangkan nyawa manusia. Orang-orang yang berbuat dosa-dosa besar atau terus-menerus saja berbuat jahat dengan tidak pernah bertobat, berita ancamanlah yang akan dia terima.
Maka kedatangan Rasulullah ﷺ diutus oleh Allah ﷻ ialah memberikan tuntunan yang seimbang di antara kabar gembira dengan kabar ancaman, sebagaimana di akhirat pun tersedia dua tempat kekal, yaitu surga dan neraka.
Ayat 46
“Dan Penyeru kepada Allah dengan izin-Nya “
Itulah seruan tunggal dari Rasul, yaitu menyeru orang kepada Allah SWT, mengingat orang bahwa dia datang dari Allah, hidup di dunia atas kehendak Allah dan atas jaminan-Nya dan akan kembali kepada Allah tempat datang asalnya.
“Dan pelita yang menerangi."
Baik hidup Nabi Muhammad ﷺ itu sendiri, ataupun jalan yang beliau tempuh, adalah terang-benderang, laksana pelita yang menerangi.
Ayat 47
“Dan beri kabari gembiralah orang-orang yang beriman, bahwa untuk mereka dari Allah adalah karunia yang besar."
Maka Rasul ﷺ itu akan menyampaikan seruannya, atau dakwahnya kepada Allah ﷻ dengan izin Allah sudah pasti akan ada manusia yang menantangnya. Tetapi tidaklah semua akan menantang. Pasti akan ada juga yang menerima dengan jujur dan ikhlas, yang memasukkan seruan Nabi itu ke dalam hidupnya, yang taat dan patuh.
Ayat 48
“Dan janganlah engkau patuhi orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu."
Pada ayat yang pertama sekali dari surah al-Ahzaab ini, soal inilah yang dikemukakan terlebih dahulu, yaitu supaya Rasul memperkuat batinnya meneguhkan takwanya dan jangan bersikap lemah menghadapi si kafir dan si munafik Karena orang-orang seperti itu macam-macam saja membuat syarat kalau mereka akan beriman. Seakan-akan kedatangan mereka ke dalam Islam sangat benar diharapkan oleh Rasul.
"Dan jangan hiraukan gangguan mereka." Dengan suku ayat ini Rasul disuruh berjiwa besar. Gangguan-gangguan dari si kafir dan munafik itu mentang-mentang kehendak dan kemauan mereka tidak dipedulikan, jangan pula dihiraukan. Maksud Rasul adalah lebih besar, lebih mulia dan pandangan yang jauh. Kalau gangguan orang-orang yang semacam itu hendak diladeni semua, kesudahannya waktu akan habis pada soal-soal tetek bengek belaka.
“Dan bertawakallah kepada Allah, dan cukuplah Allah sebagai Pelindung."