Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلَوۡ
dan jika
شِئۡنَا
Kami menghendaki
لَأٓتَيۡنَا
niscaya Kami memberikan
كُلَّ
setiap
نَفۡسٍ
jiwa
هُدَىٰهَا
petunjuknya
وَلَٰكِنۡ
akan tetapi
حَقَّ
telah pasti
ٱلۡقَوۡلُ
ketetapan
مِنِّي
dari-Ku
لَأَمۡلَأَنَّ
sungguh akan Aku penuhi
جَهَنَّمَ
neraka jahanam
مِنَ
dari
ٱلۡجِنَّةِ
jin
وَٱلنَّاسِ
dan manusia
أَجۡمَعِينَ
semuanya/bersama-sama
وَلَوۡ
dan jika
شِئۡنَا
Kami menghendaki
لَأٓتَيۡنَا
niscaya Kami memberikan
كُلَّ
setiap
نَفۡسٍ
jiwa
هُدَىٰهَا
petunjuknya
وَلَٰكِنۡ
akan tetapi
حَقَّ
telah pasti
ٱلۡقَوۡلُ
ketetapan
مِنِّي
dari-Ku
لَأَمۡلَأَنَّ
sungguh akan Aku penuhi
جَهَنَّمَ
neraka jahanam
مِنَ
dari
ٱلۡجِنَّةِ
jin
وَٱلنَّاسِ
dan manusia
أَجۡمَعِينَ
semuanya/bersama-sama
Terjemahan
Seandainya Kami menghendaki, niscaya Kami menganugerahkan kepada setiap jiwa petunjuk (bagi)-nya, tetapi telah berlaku ketetapan dari-Ku (bahwa) sungguh Aku pasti akan memenuhi (neraka) Jahanam dengan jin dan manusia bersama-sama.
Tafsir
(Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk baginya) sehingga ia memperoleh petunjuk untuk beriman dan mengerjakan ketaatan atas kemauan sendiri (akan tetapi telah tetaplah perkataan daripada-Ku) yaitu, ("Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahanam itu dengan jin) maksudnya bangsa jin (dan manusia semuanya) malaikat penjaga neraka mengatakan kepada mereka jika mereka dimasukkan ke dalamnya.
Tafsir Surat As-Sajdah: 12-14
Dan (alangkah ngerinya) jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal shalih, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin. Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi)nya, tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) dari-Ku, "Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahanam itu dengan jin dan manusia bersama-sama. Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan pertemuan dengan harimu ini (hari kiamat); sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan. (As-Sajdah: 12-14)
Ayat 12
Allah subhaanahu wa ta’aalaa menceritakan keadaan orang-orang musyrik kelak di hari kiamat, juga ucapan mereka ketika mereka menyaksikan hari berbangkit, lalu mereka dihentikan di hadapan Allah subhaanahu wa ta’aalaa dalam keadaan hina, rendah, dan menundukkan kepala karena malu dan segan yang sangat. Saat itulah mereka mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya: Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar. (As-Sajdah: 12) Yakni sekarang kami dengar ucapan-Mu dan kami taati perintah-Mu, sebagaimana yang diungkapkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. (Maryam: 38) Dan demikian pula mereka mencela dirinya sendiri manakala mereka telah dimasukkan ke dalam neraka, melalui ucapan mereka yang disitir oleh firman-Nya: Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. (Al-Mulk: 10) Demikian pula hal yang sama dikatakan oleh mereka dalam surat ini melalui firman-Nya: Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia). (As-Sajdah: 12) Yakni ke negeri dunia.
Kami akan mengerjakan amal shalih, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin. (As-Sajdah: 12) yakni kami telah yakin dan menyaksikan sendiri bahwa janji-Mu adalah benar dan pertemuan dengan-Mu adalah benar. Dan sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aalaa telah mengetahui perihal mereka, bahwa seandainya Dia mengembalikan mereka ke dunia, niscaya mereka akan mengerjakan perbuatan yang sama seperti yang dahulu biasa mereka lakukan, yaitu kekufuran dan mendustakan ayat-ayat Allah serta menentang rasul-rasul-Nya. Hal ini diungkapkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata, "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami. (Al-An'am: 27), hingga akhir ayat.
Ayat 13
Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi)nya (As-Sajdah: 13) Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu: Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. (Yunus: 99) Adapun firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa: tetapi telah tetaplah perkataan (ketetapan) dari-Ku, "Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka Jahanam itu dengan jin dan manusia bersama-sama. (As-Sajdah: 13) Yakni dari dua jenis makhluk, jin dan manusia; rumah mereka adalah neraka, tidak dapat terelakkan lagi dan tidak dapat terhindarkan lagi dari mereka.
Ayat 14
Semoga Allah melindungi kita juga kalimah-kalimah-Nya yang sempurna dari neraka. Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan pertemuan dengan harimu ini (hari kiamat). (As-Sajdah: 14) Dikatakan kepada ahli neraka dengan nada kecaman dan mencemoohkan, "Rasailah oleh kalian azab ini, disebabkan kalian mendustakan keberadaannya dan menganggap mustahil hal ini terjadi serta kalian berpura-pura melupakannya karena kalian menilainya sebagaimana penilaian yang dilakukan oleh orang yang lupa kepadanya (hari kiamat)." sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula). (As-Sajdah: 14) Artinya, Kami akan memperlakukan kalian dengan perlakuan seorang yang lupa kepada kalian.
Dikatakan demikian karena sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aalaa tidak akan melupakan sesuatu pun dan tiada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya. Ungkapan ini termasuk ke dalam pengertian saling berbalas, sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu melupakan pertemuan (dengan) harimu ini. (Al-Jasiyah: 34) Adapun firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa: dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan. (As-Sajdah: 14) disebabkan kekafiran kalian dan kedustaan kalian, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman selain air yang mendidih dan nanah. (An-Naba: 24-25) sampai dengan firman-Nya: Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain dari azab. (An-Naba: 30)
Sebetulnya Allah mampu memaksa setiap manusia untuk beriman, namun hal tersebut justru akan merendahkan martabat mereka menjadi setara dengan matahari, bumi, langit, dan sebagainya yang tidak punya pilihan lain kecuali tunduk. Itulah mengapa Allah memberi setiap manusia pilihan, bukan paksaan, untuk beriman atau tidak. Dan jika Kami menghendaki memberi petunjuk niscaya Kami berikan kepada setiap jiwa petunjuk bagi-nya, tetapi telah ditetapkan perkataan dan ketetapan dari-Ku bahwa pasti akan Aku penuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia bersama-sama. Yang demikian itu karena Kami tahu bahwa kebanyakan mereka lebih memilih jalan kesesatan daripada hidayah. 14. Wahai manusia yang kafir, kamu layak mendapat kehinaan itu, maka rasakanlah olehmu azab ini disebabkan kamu telah mendustakan dan melalaikan pertemuan dengan harimu ini, yakni hari Kiamat. Karena kamu melalaikan pertemuan ini dan tidak mempersipkan diri dengan iman dan amal saleh, sesungguhnya Kami pun melalaikan kamu dan tidak memberi kamu naungan di hari yang tidak akan kamu temukan naungan selain dari-Ku, dan rasakanlah azab yang kekal sebagai balasan atas apa yang telah kamu kerjakan di dunia. '.
Jika Allah menghendaki semua manusia mendapat taufik dan hidayah untuk beriman dan beramal saleh, tentu hal itu tidak sukar bagi-Nya. Akan tetapi, hal itu tidak sesuai dengan sunatullah yang dahulu berlaku di alam ini. Aturan dan hukum Allah yang berlaku di alam ini adalah aturan dan hukum yang paling sempurna. Menurut aturan dan hukum itu ialah menempatkan segala sesuatu di tempatnya, seperti menempatkan mata, telinga, hati, tangan, kaki, dan sebagainya berada di tempat yang layak dan wajar, sesuai dengan keindahan dan fungsinya. Di antara sunatullah itu ialah Allah akan mengisi neraka Jahanam dengan jin dan manusia yang layak bertempat tinggal di sana dan menjadi penghuninya, sebagaimana Dia akan memenuhi surga dengan orang-orang yang layak pula bertempat tinggal di sana.
Jika manusia memperhatikan sunatullah yang berlaku di alam ini, akan tampak suatu keserasian dan kerapian di dalamnya. Ikan yang hidup di dalam air mempunyai sirip, insang, dan berdarah dingin. Demikian pula lalat, ular, burung, dan sebagainya. Jika mata memandang ke cakrawala luas, maka di dalamnya terdapat pula sunatullah yang juga sangat rapi, sehingga planet-planet itu tidak berbenturan antara yang satu dengan yang lain.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 10
“Dan mereka bertanya, “Apakah setelah kami hilang lenyap ke balik bumi, apakah kami akan muncul lagi dalam penciptaan yang batu?"
Pertanyaan yang mempertunjukkan keraguan dan kurang yakin. Sesudah badan ini dikuburkan ke balik bumi, akan dihidupkan kembali.
“Bahkan mereka itu tidak pencaya dengan akan bertemu dengan Tuhan mereka."
Mereka memandang bahwa tubuh yang telah mati dan terkubur di balik bumi, habislah sehingga itu, tidak akan ada lagi hidup yang baru.
Dengan ayat yang selanjutnya keragu-raguan itu dihilangkan dan diberikan ke-tegasan.
Ayat 11
“Katakanlah, “Akan ditemui kamu oleh malaikat maut, yang telah diwakilkan untuk kamu."
Datang menjemput nyawa yang pada hakikatnya adalah kepunyaan Allah SWT, bukan kepunyaan kamu.
“Kemudian itu kamu pun akan dikembalikan kepada Tuhan kamu."
Karena Allah ﷻ yang empunya, tentu kepada-Nya dikembalikan. Maka dengan nyawa atau ruh yang telah dikembalikan kepada Allah ﷻ itu mudah sajalah bagi Allah ﷻ menghidupkan kembali dalam kehidupan baru yang berbeda dengan sekarang, yang bernama hidup akhirat.
Ayat 12
“Dan kiranya engkau lihatlah, seketika orang-orang yang durhaka menekunkan kepala mereka di sisi Tuhan mereka."
Allah ﷻ awali firman-Nya kepada Rasul-Nya dengan perkataan, “Kalau kiranya engkau lihatlah," betapa ngerinya, betapa jadi kecil dan hinanya orang-orang sombong di kala hidupnya di dalam dunia dahulu, kini datang menekurkan kepala, bercampur rasa malu dan takut dan tekanan dosa kesalahan. Sekarang datang mengakui kebenaran yang dahulu diraguinya atau dibantahnya, mengakui terus terang bahwa mereka sekarang telah jera, memang merekalah yang bebal dan durjana. Mereka datang menyembah-nyembah di hadapan Allah ﷻ dengan pengakuan dan rendah diri itu, lalu menyampaikan permohonan yang tidak-tidak. “Ya Tuhan kami! Telah kami lihat dan telah kami dengar." Ternyata benarlah apa yang telah Allah ﷻ peringatkan dahulu. “Maka kembalikanlah kami," hidup di dunia itu, kami ulangi sekali lagi kehidupan kami dan kami ubah sama sekali perbuatan yang salah dan sia-sia pada hidup yang pertama. “Agar kami amalkan yang saleh," kami tobat, kami berbuat kebajikan banyak-banyak, karena
“kami telah yakin."
Begitulah dibayangkan kepada Rasul, betapalah kalau dia melihat kejadian itu kelak. Orang-orang yang di masa hidup di dunia memungkiri akan adanya hari kebangkitan kembali, bahkan kadang-kadang tidak percaya bahwa mereka akan berhadapan dengan Allah SWT, sekarang mereka tegak berdiri di sisi Allah ﷻ itu sendiri dengan kepala tertekun ke bumi dalam hina.
Ayat 13
“Dan jikalau Kami menghendaki niscaya telah Kami berikan kepada tiap-tiap diri akan petunjuknya."
Artinya, bahwa bukanlah Allah ﷻ tidak berkuasa memberi taufik dan hidayah kepada tiap-tiap diri manusia. Allah Mahakuasa berbuat demikian dan buktinya telah kita lihat pada kehidupan binatang-binatang, burung-burung, ikan di laut dan serangga di bumi. Allah Mahakuasa telah memberikan hidup berdasar naluri kepada lebah membuat sarang di bubungan rumah atau di kayu silang di rimba belantara; ada yang jadi ratu, ada yang jadi prajurit pencari makan dan ada yang bertelur, diberi naluri (insting) membuat madu untuk manusia. Allah ﷻ telah pula memberikan naluri kepada semut dalam kehidupan yang tidak berubah-ubah beribu tahun. Allah ﷻ pun telah memberi naluri kepada semacam burung terbang dari selatan ke utara dan sebaliknya pada musim-musim tertentu. Memberi naluri kepada semacam ikan yang mendaki pada air terjun. Burung parkityang berkumpul pada kawat listrik dan telepon senja dan hilang pagi-pagi, dan senja datang pula.
“Tetapi sudah menjadi ketetapan bagi-Ku, Sesungguhnya akan Aku penuhkan neraka Jahannam itu dengan jin dan manusia sama-sama."
Artinya samalah semuanya hukuman yang akan diterima oleh jin yang melanggar dan manusia yang melanggar.
Ayat 14
“Maka deritalah dengan sebab apa yang telah kamu lupakan tentang pertemuan dengan hari kamu ini."
Inilah sambutan Allah ﷻ atas pen-durhaka-pendurhaka yang telah datang me-rundukkan muka ke sisi Allah SWT, mohon diizinkan balik ke dunia itu. Bahwa hidup ke dunia tidak dapat diulangi lagi. Sebab hidup yang sekarang adalah lanjutan hidup yang dahulu, sebagaimana hidup di atas permukaan bumi adalah lanjutan dari permulaan hidup sembilan bulan dalam rahim ibu. Berkali-kali diperingatkan kepada kamu, bahwa nanti pertemuan dengan Allah ﷻ pasti terjadi. Namun dia kamu lupakan juga."Kami pun sesungguhnya telah melupakan kamu pula." Artinya, bahwa mereka diperlakukan seperti orang yang telah dilupakan, sebagai ganjaran atas sikap lupa mereka tatkala hidup dahulu itu juga. Karena Allah ﷻ tidaklah pernah lupa akan hamba-Nya. Demikian pun si durhaka yang disebut lupa itu, bukan pulalah mereka lupa, melainkan sengaja melupakan.
“Dan deritalah adzab yang kekal dengan sebab apa yang telah kamu amalkan."
Berkepanjanganlah dalam neraka, lain tidak karena kesalahan sendiri.
Ayat 15
“Lain tidak, orang-orang yang akan beriman kepada ayat-ayat Kami, hanyalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan dia, mereka meniarap sujud."
Pangkal ayat ini dimulai dengan “Innamaa" yang dalam ayat ini kita artikan “lain tidak." Karena menurut tata bahasa Arab kata-kata yang dimulai dengan Innamaa itu adalah menunjukkan bahwa yang terkandung di dalamnya dibatasi. Innamaa disebut Adaatu hashrin, artinya alat pembatas. Lain tidak artinya bahwa yang lain tidak masuk. Maka arti yang tegas dari ayat ini, bahwa yang bisa menerima iman hanyalah orang yang tersungkur sujud, meniarap sujud bila mendengar orang memperingatkan ayat Allah ﷻ Mereka tunduk tidak banyak tingkah lagi. Mereka menerima dengan tidak banyak bantahan lagi. Apa yang dikatakan Allah ﷻ itulah yang benar. Seumpama seekor kuda kendaraan yang tengah berlari kencang, berhenti serta-merta jika ditarik kekangnya oleh yang mengendarai."Dan mereka mengucapkan tasbih dengan memuji Allah ﷻ mereka; “ me-reka akui kesucian Ilahi, bahwasanya apa saja perintah yang dijatuhkan Allah ﷻ pastilah untuk kebahagiaan hamba-Nya jua, tidak ada sedikit pun maksud untuk merugikannya. Mereka puji Allah SWT, sebab segala apa yang ditentukan Allah ﷻ adalah baik.
“Dan tidaklah mereka menyombongkan diri."
(ujung ayat 15')
Inilah tanda untuk menentukan orang-orang yang diharap akan jadi Mukmin sejati. Kemudian, sesudah mereka tunduk meniarap bersujud, mengakui mutlak kebesaran Ilahi dan patuh menuruti perintah, mereka tanamkan rasa cinta dengan menghubungi Allah ﷻ dengan ibadah. Lalu Allah ﷻ berfirman,
Ayat 16
“Akan menjauhlah tembung mereka dari tempat-tempat berbaring, karena berdoa kepada Tuhan mereka dalam keadaan takut dan ingin."
Yaitu dari sangat takut dan harap serta keinginannya agar diterima Allah ﷻ sebagai seorang hamba yang baik, dia bangun dari tidur nyenyaknya tengah malam, lalu dia shalat dan berdoa menyeru Allah SWT, memohonkan petunjuk dan hidayah, ampunan dan bimbingan. Dikatakan dan diperumpamakan dalam ayat ini bahwa menjauh lembung-nya dari tempat tidur, ialah menggambarkan peperangan di antara keinginan beribadah, shalat malam dengan mata yang sangat mengantuk, akhirnya iman yang menang sehingga lembung terenggang jauh dari tempat berbaring.
“Dan mereka nafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan."
Ujung ayat ini memberi isyarat bahwa beriman kepada Allah SWT, kuat beribadah sampai bangun tengah malam karena takut kemurkaan Allah ﷻ dan ingin akan ridha-Nya, dengan sendirinya akan membawa akibat yang lebih jauh, yaitu cinta kasih kepada sesama manusia. Karena iman tidaklah mungkin disertai oleh benci. Iman bahkan menimbulkan cinta. Karena orang yang beriman tidak mungkin bakhil. Mengapa dia akan bakhil, padahal dia telah tahu bahwa rezeki yang didapatnya adalah pemberian dari Allah.
Ayat 17
“Maka jiwa tak ada yang mengetahui balasan yang disembunyikan dari mereka. Sebagai balas jasa dari apa yang telah mereka amalkan."
Pendeknya adalah segala usaha dan amal tulus ikhlas yang mereka usahakan selama hidup di dunia ini, berdasar ibadah kepada Allah ﷻ dan kasih sayang kepada sesama manusia, tidaklah hilang percuma saja di sisi Allah SWT, bahkan disambut dengan baik dan akan diberi hadiah atau cenderamata yang mengejutkan tetapi menggembirakan dan membahagiakan.