Ayat
Terjemahan Per Kata
فَٱصۡبِرۡ
maka bersabarlah kamu
إِنَّ
sesungguhnya
وَعۡدَ
janji
ٱللَّهِ
Allah
حَقّٞۖ
hak/benar
وَلَا
dan jangan
يَسۡتَخِفَّنَّكَ
sekali-kali menggelisahkan kamu
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
لَا
(mereka) tidak
يُوقِنُونَ
meyakini
فَٱصۡبِرۡ
maka bersabarlah kamu
إِنَّ
sesungguhnya
وَعۡدَ
janji
ٱللَّهِ
Allah
حَقّٞۖ
hak/benar
وَلَا
dan jangan
يَسۡتَخِفَّنَّكَ
sekali-kali menggelisahkan kamu
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
لَا
(mereka) tidak
يُوقِنُونَ
meyakini
Terjemahan
Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad)! Sesungguhnya janji Allah itu benar. Jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu membuat engkau bersedih.
Tafsir
(Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah) yang akan menolongmu atas mereka (adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini itu membuat kamu gelisah) yakni orang-orang yang tidak meyakini adanya hari berbangkit. Janganlah kamu menjadi gelisah dan membabi buta melihat tingkah mereka itu, tetaplah pada kesabaranmu, jangan hiraukan mereka.
Tafsir Surat Ar-Rum: 58-60
Dan sesungguhnya telah Kami buat dalam Al-Qur'an ini segala macam perumpamaan untuk manusia. Dan sesungguhnya jika kamu membawa kepada mereka suatu ayat, pastilah orang-orang yang kafir itu akan berkata, "Kamu tidak lain hanyalah orang-orang yang membuat kepalsuan belaka. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang tidak (mau) memahami. Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu. (Ar-Rum: 58-60)
Ayat 58
Firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa: Dan sesungguhnya telah Kami buat dalam Al-Qur'an ini segala macam perumpamaan. (Ar-Rum: 58) Maksudnya, telah Kami jelaskan kepada mereka perkara yang hak. Kami telah menerangkannya serta membuat perumpamaan-perumpamaan untuk itu bagi mereka agar perkara hak lebih jelas lagi bagi mereka, dan agar hati mereka tergerak untuk mengikutinya. Dan sesungguhnya jika kamu membawa kepada mereka suatu ayat, pastilah orang-orang yang kafir itu akan berkata, "Kamu tidak lain hanyalah orang-orang yang membuat kepalsuan belaka." (Ar-Rum: 58) Yakni seandainya mereka menyaksikan suatu mukjizat, baik atas permintaan mereka sendiri atau tidak, mereka tetap tidak mau beriman kepadanya dan menganggap bahwa itu adalah perbuatan sihir dan palsu.
Sebagaimana yang mereka katakan ketika melihat rembulan terbelah dan lain-lainnya. Allah subhaanahu wa ta’aalaa telah berfirman, menceritakan sikap mereka: Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih. (Yunus: 96-97)
Ayat 59
Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang tidak (mau) memahami.(Ar-Rum: 59)
Ayat 60
Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar. (Ar-Rum: 60) Yakni bersabarlah kamu dalam menghadapi sikap mereka yang menentang dan keingkaran mereka itu, karena sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aalaa pasti akan menunaikan apa yang telah Dia janjikan kepadamu, yaitu menolongmu dalam menghadapi mereka dan menjadikan kesudahan yang baik hanya bagimu dan bagi orang-orang yang mengikutimu di dunia maupun di akhirat.
Dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu. (Ar-Rum: 60) melainkan tetap teguhlah kamu dalam melaksanakan risalah Allah yang dipercayakan kepadamu, karena sesungguhnya hal itu adalah perkara hak yang tiada keraguan padanya. Janganlah kamu menyimpang darinya, karena pada jalan yang lain tiada hidayah yang dapat diikuti, melainkan perkara hak itu hanyalah terdapat di dalam risalah yang kamu bawa. Sa'id telah meriwayatkan dari Qatadah, bahwa seorang lelaki dari kalangan Khawarij menyeru sahabat Ali radhiyallaahu ‘anhu yang saat itu sedang mengerjakan salat Subuhnya, seraya membacakan firman-Nya: Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Az-Zumar: 65) Sahabat Ali diam mendengarkannya hingga memahami apa yang dimaksud oleh si orang Khawarij itu.
Maka ia menjawabnya, sedangkan ia masih berada dalam salatnya: Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu. (Ar-Rum: 60) Asar ini diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim. Ibnu Jarir telah meriwayatkannya pula melalui jalur lain. Untuk itu ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Adam, dari Syarik, dari Usman, dari Abu Zur’ah, dari Ali ibnu Rabi'ah yang menceritakan bahwa pernah ada seorang lelaki dari kalangan Khawarij memanggil Ali radhiyallaahu ‘anhu yang sedang mengerjakan salat Subuh.
Lelaki itu membacakan firman-Nya: Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Az-Zumar: 65) Maka Ali radhiyallaahu ‘anhu yang sedang dalam salatnya langsung menjawabnya dengan membaca firman-Nya: Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu. (Ar-Rum: 60) Jalur lain. Ibnu Abi Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Ja'd, telah menceritakan kepada kami Syarik, dari Imran ibnuZabyan, dari Abu Yahya yang mengatakan bahwa ketika Ali ibnu AbuTalib radhiyallaahu ‘anhu sedang mengerjakan salat Subuh, ada seorang lelaki Khawarij menyerunya seraya membacakan firman-Nya: Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Az-Zumar: 65) Maka Ali radhiyallaahu ‘anhu menjawabnya dengan membacakan firman-Nya, sedangkan ia masih dalam salatnya: Maka bersabarlah, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu. (Ar-Rum: 60) More: Riwayat yang Menjelaskan Keutamaan Surat Ar-Rum dan Anjuran Membacanya di Waktu Subuh Riwayat yang Menjelaskan Keutamaan Surat Ar-Rum dan Anjuran Membacanya di Waktu Subuh Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja'far, dari Syu'bah, dari Abdul Malik ibnu Umair.
Ia pernah mendengar Syabib ibnu Rauh menceritakan hadis berikut dari seorang lelaki sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam salat Subuh bersama para sahabat dan membaca surat Ar-Rum dalam salatnya itu, lalu beliau mengalami gangguan dalam bacaannya. Setelah selesai dari salatnya beliau bersabda: Sesungguhnya baru saja kami mengalami gangguan dalam bacaan Al-Qur'an kami, karena sesungguhnya ada beberapa kaum dari kalangan kalian yang salat bersama kita melakukan wudunya dengan tidak baik. Maka barangsiapa yang ikut salat bersama kami dari kalangan kalian, hendaklah ia terlebih dahulu berwudu dengan baik.
Sanad dan matan hadis ini berpredikat hasan, di dalamnya terkandung rahasia yang menakjubkan dan berita yang aneh, yaitu Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam merasa terpengaruh oleh sebagian orang yang bermakmum padanya tanpa berwudu dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa salat makmum itu bergantung pada salat imam. Demikianlah akhir surat Ar-Rum, segala puji bagi Allah atas limpahan karunia-Nya.
Maka bersabarlah engkau, wahai Nabi Muhammad atas penentangan orang kafir terhadap dakwahmu. Sungguh, janji Allah tentang kemenangan dirimu dan orang-orang yang konsisten membela dan menegakkan ayat-ayat Allah itu benar adanya, dan sekali-kali jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini kebenaran ayat-ayat Allah itu menggelisahkan dan merisaukan engkau. []1-3. Alif L'm M'm. Inilah ayat-ayat Al-Qur'an yang meski tersusun dari huruf-huruf yang dikenal oleh masyarakat Arab namun mereka tidak mampu membuat tandingannya. Inilah ayat-ayat yang mengandung hikmah dan pelajaran yang tidak bertentangan antara satu ayat dengan lainnya. Kami turunkan Al-Qur'an ini sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, yaitu mereka yang senantiasa beramal saleh dengan ikhlas.
Nabi Muhammad diminta Allah agar bersabar menghadapi orang-orang kafir yang telah tertutup hatinya, yang mengingkari Allah dan hari akhirat, serta menuduh kaum beriman telah menyampaikan dan melakukan kebohongan. Hal itu karena janji Allah benar, hari akhirat pasti ada, dan mereka yang kafir dan syirik pasti akan dimasukkan ke dalam neraka. Oleh karena itu, Nabi dan kaum muslimin tidak boleh dibuat bingung dan gelisah oleh keingkaran dan bantahan orang-orang kafir tersebut. Nabi diminta untuk tabah dan jangan terhenti dari menyampaikan dakwah dan melaksanakan kebenaran Al-Qur'an.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 52
“Maka sesungguhnya engkau tidaklah akan sanggup membuat mendengan mang yang mati."
Ingatlah bahwasanya ada orang yang hidup, tetapi sama dengan mati. Karena mati hatinya. Orang yang tidak mempunyai aqidah yang teguh sama juga dengan mati. Allah ﷻ berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman! Sambutlah panggilan Allah dan Rasul ketika Dia menyeru untuk hal yang akan menghidupkan kamu."
(al-Anfaal: 24)
Dengan ayat ini berartilah, bahwa apabila seseorang mengembangkan dirinya untuk menyambut seruan Allah SWT, berartilah dia hidup. Kalau seruan Allah ﷻ tidak disambut berarti mati. Maka kepada Nabi Muhammad ﷺ dijelaskanlah oleh Allah SWT, bahwa nabi tidaklah akan sanggup membuat hidup orang yang telah mati. Yaitu yang mati pikirannya, mati cita-citanya, mati hari depannya. Dia hanya semata-mata bernyawa, namun hidupnya tidaklah berarti. Sebab itu maka dia lebih mati dari mati. “Dan tidaklah engkau akan sanggup membuat mendengar orang yang tuli akan suatu doa." Bukanlah telinganya yang tuli, melainkan hatinya atau jiwanya. Meskipun betapa nilai yang engkau anjurkan kepadanya, dia akan tetap tuli. Sebab hatinya tidak mendengarkan apa yang engkau katakan itu. Baik karena bodohnya ataupun karena pikirannya itu telah dikarut oleh kepercayaan dan pegangan yang salah,
“Apabila mereka itu telah berpaling membelakang."
Di belakangi seruan atau dakwah itu, tidak dipedulikannya, tidak diacuhkannya. Dia telah mematikan hatinya, memekakkan telinganya.
Ayat 53
“Dan tidaklah engkau akan sanggup memberi petunjuk orang yang buta dari kesesatannya."
Ini pun buta hati. Walaupun dia hendak dibimbing ke jalan yang benar, namun dia tidak mau. Dia tetap berpaling membelakang. “Tidak ada yang akan engkau buat jadi mendengar melainkan orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami." Bila imannya telah ada, dia akan memulai hidup, matanya akan mulai melihat dan telinganya akan mulai mendengar, sebab iman itu sendiri adalah hakikat dari hidup. Sebab iman itu adalah kesadaran hidup.
“Maka mereka itu pun orang yang bensenah diri."
Berserah diri adalah arti dari Muslimun, dan Muslimun ialah orang yang Islam. Iman adalah permulaan langkah, sebab dia adalah kepercayaan. Apabila telah percaya, maka mulailah orang tidak merasa keberatan buat berserah diri kepada Allah ﷻ Mengerjakan perintah, menghentikan larangan disertai dengan cinta.
Maka teranglah bahwa yang dimaksud dengan ayat 52 dan 53 ini, tentang orang mati yang tidak mendengar, tentang orang pekak dan buta, ialah mati semangat, mati cita-cita, tuli mendengar petunjuk dan buta dari kebenaran. Maka bukanlah maksud ayat ini untuk menerangkan bahwa orang yang telah mati tidak mendengar lagi apa yang kita serukan kepadanya dari dunia ini. Dan yang terang ialah orang yang telah meninggal tidaklah lagi memikul taklif. Tegasnya tidak wajib lagi mengerjakan perintah dan menghentikan larangan. Maka tidaklah berfaedah jika kita suruh juga orang yang telah mendengarkan seruan kita dari alam dunia kepada mereka di dalam alam kubur atau alam barzakh.
Ayat 54
“Allah yang menciptakan kamu dari lemah “
Mula lahir ke dunia kita manusia masih serba lemah. Lemah sejak dari jasmani sampai kepada ruhani. Lemah akal dan budi, lemah ikhtiar dan usaha, bahkan sama sekali belum dapat berdiri sendiri. Syukurlah dilimpahkan Allah ﷻ rasa kasih sayang ke dalam hati ibu dan bapak sehingga dengan rasa kasih ibu dan bapak itulah terjamin lanjutan hidup kita, sampai kita berangsur dapat tegak sendiri. “Kemudian itu dari sesudah lemah Dia jadikan kuat." Dan sejak tidur terguling, sampai pandai merangkak, sampai berangsur berlatih tegak dan jatuh dan tegak lagi, sampai dapat berdiri dan tegak lurus dan berjalan dan sampai akal pun tumbuh dan kuat berdiri sendiri. Sampai dapat mendirikan rumah tangga dan memimpin pula anak dan istri, berusaha mencari rezeki anugerah Allah SWT, hingga kuat menghadapi hidup. “Kemudian Dia jadikan dari sesudah kuat menjadi lemah dan tua." Kelak akan tiba masanya puncak masa kuat, mendatar sebentar kemudian menurun. Kekuatan dikurangi sedikit demi sedikit. Ingatan yang tadinya kuat, akhirnya jadi lemah dan pelupa. Badan yang tadinya teguh dan sehat, berangsurlah tua. Meskipun penyakit tidak ada, namun masa tua sudah terasa sebagai rasa sakit yang berlimpit-limpit. Mata mulai kabur, uban mulai bertabur, gigi mulai gugur, jengat mulai kendur, ingatan mulai mundur. Bertambah lama hidup, bertambah lemah diri. Sehingga kadang-kadang kembali seperti kanak-kanak yang mulai menjejak dunia tadi. Kalau di masa kanak-kanak kekuatan baru mulai akan tumbuh, maka setelah tua kekuatan yang tadinya telah cukup tadi, telah berkurang, menipis dan hilang. Malahan pelupa. Kadang-kadang lebih buruk lagi, yaitu pikun. Kembali seperti kanak-kanak. “Dia ciptakan apa yang Dia kehendaki." Artinya bahwa yang menentukan demikian ialah Allah ﷻ sendiri, menurut sunnah-Nya yang telah Dia tentukan.
Manusia ingin panjang umur. Baik, kalau kamu diberi Allah ﷻ panjang umur tentu lemah dan tua sesudah kuat perkasa itu akan kamu lalui. Sesudah kamu tua itu tentu kamu akan berbalik kembali seperti kanak-kanak. Malahan lebih menjemukan dari kanak-kanak. Kalau kanak-kanak kencing dalam celana, ibunya tertawa karena kasih. Kalau nenek-nenek kencing dalam celana sebagaimana kanak-kanak itu pula, sekurangnya dalam hati saja, anak-cucu itu akan berdoa, “Moga-moga lekaslah orang tua itu mati!"
Firman Allah ﷻ di surah Yaasiin ayat
“Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya, akan Kami sungsangkan dia pada kejadian; apakah mereka tidak pikirkan itu?"
(Yaasiin: 68)
Maka tidaklah mungkin, bahwa umur dipanjangkan Allah SWT, sedang tenaga sekuat ketika usia 25 tahun juga.
“Dan Dia adalah Maha Mengetahui, Maha Menentukan."
Maha Mengetahui apa yang patut bagi tiap-tiap manusia, apakah patut dia berusia panjang lalu tua renta sampai pikun, ataukah muda remaja, lalu mati dalam keadaan muda itu. Dia pula yang Maha Menentukan ukuran hidup, ukuran tubuh, pengalaman manusia, daya dan upayanya, batas-batas kekuatannya dan keistimewaan yang akan tumbuh dari tiap-tiap orang. Dia Yang Menentukan jalan hidup yang akan ditempuh manusia; apakah kelak dia akan jadi saudagar atau jadi pelayan, jadi menteri atau jadi sopir, jadi jenderal atau prajurit, atau jadi presiden memimpin suatu negeri, atau mati syahid karena berjuang me-negakkan suatu keyakinan.
Ayat 55
“Dan pada hari berdiri Kiamat itu, akan bersumpahlah orang-orang yang durhaka itu. Tidaklah mereka beriman melainkan sesaat saja “
Pangkal ayat ini membayangkan keadaan yang akan dihadapi oleh mereka yang durhaka itu, yang menyembah kepada yang selain Allah SWT, yang tidak mengacuhkan ajaran dan seruan rasul. Mereka berlalai diri di waktu hidup. Tiba-tiba maut datang di dalam keadaan mereka ragu menempuh jalan yang benar. Tiba-tiba Kiamat datang sesudah beberapa lamanya mereka berhenti di alam barzakh. Disangkanya masih lama lagi mereka akan dipertimbangkan. Setelah panggilan Kiamat datang, mereka tersentak. Waktu itu barulah mereka tahu bahwa masa yang amat ditakuti itu sudah di hadapan mata, lekas sekali. Di waktu itu mereka rasakan bahwa tertegunnya mereka dalam alam barzakh hanya sesaat. Ini adalah membayangkan, bahwa tiap-tiap manusia merasakan amat cepat datangnya hal yang amat ditakuti. Mengelakkan diri tidaklah mungkin.
“Demikianlah keadaan mereka dipalingkan."
Ujung ayat yang menyebutkan bahwa mereka dipalingkan dari khayatan kepada kenyataan, dari kebingungan kepada menghadapi kebenaran. Pahit yang mesti dilulur. Tak dapat mengelak diri.
Ayat 56
“Dan berkatalah orang-orang yang telah diberi Umu dan iman, “Sesungguhnya kamu telah berdiam di dalam ketentuan Allah sampai hari kebangkitan."
Artinya bahwa Allah ﷻ telah menentukan di dalam kitab-Nya, di dalam peraturan dan ketentuan-Nya yang tidak satu kekuatan pun yang dapat mengubahnya, bahwa sejak kamu meninggal dunia dahulu, kamu ditentukan buat didiamkan, dinonaktifkan dalam kehidupan alam barzakh sampai hari kebangkitan. Yaitu hari seluruh manusia yang telah meninggal itu disuruh berbangkit. Berapa lamanya masa didiamkan atau dinonaktifkan itu? Hanya Allah ﷻ saja yang Mahatahu. “Maka inilah dia hari kebangkitan itu." Dia telah datang dan kamu telah menghadapi kenyataannya,
“Tetapi adalah kamu tidak mengetahui."
Sekarang baru kamu tercengang-cengang, kamu bingung. Padahal dari dahulu di masa hidupmu hal ini telah berulang-ulang diberikan ingat.
Ayat 57
“Maka pada hari itu tidaklah bermanfaat bagi orang yang aniaya itu permintaan maaf mereka."
Mereka itu disebut orang yang aniaya, karena mereka menganiaya diri sendiri. Ke-celakaan yang akan menimpa diri mereka adalah tersebab kesalahan mereka sendiri. Jika mereka mengemukakan uzur, atau berbagai alasan apa sebab mereka berbuat demikian di kala hidup, tidak ada lagi permintaan uzur itu yang akan diterima. Sebab keterangan yang diberikan Allah ﷻ dengan perantaraan Rasui-Nya sudah sangat cukup dan mereka sendiri pun bukan tidak diberi akal dan pikiran buat menimbang di antara buruk dan baik yang akan ditempuh dan keadaan di hari depan.
“Dan tidaklah mereka diberi kesempatan lagi".
Karena kesempatan itu memang sudah tidak ada. Mereka meminta diberi kesempatan dan mengulangi hidup karena mereka telah menyesal atas kesalahan. Niscaya permintaan itu tidak dapat lagi dikabulkan karena hidup yang dahulu itu sudah habis di dunia. Sekarang adalah hidup baru, hidup akhirat. Sebagaimana orang yang masih di dunia menyesali nasib di hari tua, lalu ingin hendak kembali ke dalam kandungan ibunya, demikianlah orang yang meminta diberi kesempatan pulang ke dunia; sama-sama tidak dapat dikabulkan. Peraturan Allah ﷻ yang serupa itu tidaklah dapat diubah, melainkan manusialah yang seyogianya menyesuaikan diri dan jalan hidup yang ditentukan Allah ﷻ
Ayat 58
“Dan sesungguhnya telak Kami perbuat bagi manusia di dalam Al-Qur'an ini dari berbagai-bagai perumpamaan."
Berbagai-bagailah perumpamaan yang dikemukakan Allah ﷻ di dalam Al-Qur'an. Agar mendekatkan pahamnya bagi manusia. Perumpamaan sejak dari lalat, nyamuk, laba-laba, keledai, fatamorgana (gejala panas menyerupai air), gelombang dan ombak besar tengah malam, hujan lebat, bahtera di lautan, burung terbang, dan berbagai perumpamaan yang lain. Semuanya itu ialah buat menggerakkan akal dan pikiran mereka menerima keterangan yang diberikan."Dan sekiranya engkau datang kepada mereka dengan bukti-bukti, “ dengan keterangan dan alasan yang cukup, sampai memakai juga berbagai macam perumpamaan,
“Sesungguhnya akan berkatalah orang-orang yang kafir itu,
“Tidak lain kamu ini, hanyalah orang-orang pemalsu."
Rasul serta orang yang berimanlah yang mereka tuduh pemalsu karena mencela dan meruntuhkan keyakinan mereka kepada berhala mereka.
Ayat 59
“Demikianlah telah dikunci oleh Allah hati mereka yang tidak mau memahami."
Hati yang terkunci itulah kelak yang akan membawa celaka mereka sampai di akhirat Kekerasan kepala merekalah yang menyebabkan sampai akhir hayat hati mereka jadi terkunci.
Setelah melihat kenyataan yang demikian itu berfirmanlah Allah ﷻ kepada Rasul-Nya untuk meneguhkan hatinya dan mengobat kecewanya.
Ayat 60
“Maka bersabarlah engkau!"
Dalam menghadapi segala kenyataan itu. Bersabarlah dalam melakukan dakwah besar ini, berhadapan dengan orang-orang yang telah aniaya akan diri mereka sendiri. Karena di samping yang ingkar, pasti akan ada yang menerima. “Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar." Yaitu bahwa orang yang bersungguh-sungguh berjuang di jalan Allah ﷻ akan diberi petunjuk dan janji-Nya pula bahwa Dia telah mewajibkan atas dirinya sendiri akan menolong orang-orang yang beriman.
“Dan janganlah engkau dibuai gelisah oleh orang-orang yang tidak yakin."
Ujung ayat ini jadi pedoman bagi Rasulullah ﷺ dalam berjuang melakukan dak-wah. Allah ﷻ memberi peringatan bahwasanya beliau mesti sabar, teguh hati dan yakin selalu akan janji Allah SWT, bahwa orang yang berjuang di jalan Allah ﷻ pasti mendapat pertolongan dari Allah ﷻ Adapun gangguan dan yang keras kepala sudah pasti ada dalam perjuangan. Namun orang yang ragu itu, yang kurang keyakinan, yang mundur maju, yang kecil jiwanya, semuanya itu jangan menyebabkan engkau mundur atau ragu pula. Teruskan langkahmu!
Ini pun menjadi sagu hati bagi tiap orang yang berjuang meneruskan dakwah Nabi. Karena dakwah ini tidaklah akan berhenti sampai dunia Kiamat.
Selesai Tafsir Surah ar-Ruum. Alhamdulillah.