Ayat
Terjemahan Per Kata
وَمِنۡ
dan diantara
ءَايَٰتِهِۦٓ
ayat-ayat-Nya
أَن
bahwa
يُرۡسِلَ
Dia mengirimkan
ٱلرِّيَاحَ
angin
مُبَشِّرَٰتٖ
pembawa berita gembira
وَلِيُذِيقَكُم
dan untuk merasakan kepadamu
مِّن
dari
رَّحۡمَتِهِۦ
rahmat-Nya
وَلِتَجۡرِيَ
dan supaya berlayar
ٱلۡفُلۡكُ
perahu
بِأَمۡرِهِۦ
dengan perintah-Nya
وَلِتَبۡتَغُواْ
dan supaya kamu mencari
مِن
dari
فَضۡلِهِۦ
karunia-Nya
وَلَعَلَّكُمۡ
dan agar kamu
تَشۡكُرُونَ
kalian bersyukur
وَمِنۡ
dan diantara
ءَايَٰتِهِۦٓ
ayat-ayat-Nya
أَن
bahwa
يُرۡسِلَ
Dia mengirimkan
ٱلرِّيَاحَ
angin
مُبَشِّرَٰتٖ
pembawa berita gembira
وَلِيُذِيقَكُم
dan untuk merasakan kepadamu
مِّن
dari
رَّحۡمَتِهِۦ
rahmat-Nya
وَلِتَجۡرِيَ
dan supaya berlayar
ٱلۡفُلۡكُ
perahu
بِأَمۡرِهِۦ
dengan perintah-Nya
وَلِتَبۡتَغُواْ
dan supaya kamu mencari
مِن
dari
فَضۡلِهِۦ
karunia-Nya
وَلَعَلَّكُمۡ
dan agar kamu
تَشۡكُرُونَ
kalian bersyukur
Terjemahan
Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira agar kamu merasakan sebagian dari rahmat-Nya, agar kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya, agar kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.
Tafsir
(Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya) yang menunjukkan akan kekuasaan Allah ﷻ (ialah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira) membawa berita gembira buat kalian mengenai akan turunnya hujan (dan untuk merasakan kepada kalian) melalui angin itu (sebagian dari rahmat-Nya) berupa hujan dan kesuburan sesudahnya (dan supaya kapal dapat berlayar) berkat adanya angin itu (dengan perintah-Nya) berdasarkan kehendak-Nya (dan juga supaya kalian dapat mencari) berupaya mencari (karunia-Nya) rezeki dari-Nya dengan cara berdagang melalui jalan laut (mudah-mudahan kalian bersyukur) atas adanya nikmat ini, hai penduduk Mekah, oleh karenanya kalian mengesakan-Nya.
Tafsir Surat Ar-Rum: 46-47
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. (Ar-Rum: 46-47)
Ayat 46
Allah subhaanahu wa ta’aalaa menyebutkan nikmat-nikmat yang telah Dia limpahkan kepada makhluk-Nya, antara lain Dia mengirimkan angin yang membawa kabar gembira akan kedatangan rahmat-Nya, yaitu berupa hujan yang akan turun sesudahnya. Untuk itu Allah subhaanahu wa ta’aalaa menyebutkan dalam firman-Nya: dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya. (Ar-Rum: 46) Yang dimaksud ialah hujan yang diturunkan-Nya, yang dengan air hujan itu hiduplah semua hamba dan juga negeri mereka. dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya. (Ar-Rum: 46) Yakni di laut, dan sesungguhnya yang menjadikannya dapat berlayar ialah karena adanya angin. dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya. (Ar-Rum: 46) Yaitu berniaga dan mencari upaya penghidupan serta mengadakan perjalanan dari suatu daerah ke daerah lain dan dari suatu pulau ke pulau lain.
Mudah-mudahan kamu bersyukur. (Ar-Rum: 46) Maksudnya, bersyukur kepada Allah atas limpahan nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kalian, baik nikmat yang tampak maupun yang tidak tampak, semuanya itu tidak dapat dihitung dan dihinggakan saking banyaknya.
Ayat 47
Dalam firman berikutnya disebutkan: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. (Ar-Rum: 47) Ayat ini diturunkan oleh Allah untuk menghibur hati hamba dan Rasul-Nya Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, bahwa jika ia didustakan oleh kebanyakan orang dari kalangan kaumnya, sesungguhnya para rasul terdahulu pun mengalami nasib yang sama, padahal mereka telah menyampaikan kepada umatnya masing-masing bukti-bukti yang jelas yang membenarkan kerasulan mereka.
Tetapi pada akhirnya Allah menimpakan balasan-Nya kepada orang-orang yang mendustakan para rasul dan orang-orang yang menentang mereka, serta menyelamatkan orang-orang yang beriman kepada mereka. Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. (Ar-Rum: 47) Menolong orang-orang mukmin merupakan suatu keharusan yang Dia wajibkan atas diri-Nya sendiri yang Mahamulia sebagai anugerah dan karunia dari-Nya. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. (Al-An'am: 54)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Nafil, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu A'yun, dari Lais, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Ummu Darda, dari Abu Darda radhiyallaahu ‘anhu yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: Tiada seorang muslim pun yang membela kehormatan saudaranya melainkan sudah menjadi kewajiban bagi Allah menghindarkannya dari api neraka kelak di hari kiamat. Kemudian Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam membaca firman-Nya: Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. (Ar-Rum: 47)
Allah menunjukkan bukti-bukti kekuasaan dan keesaan-Nya, baik melalui ayat-ayat Al-Qur'an maupun ayat-ayat yang tersebar di alam raya dan fenomena-fenomena alam. Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira, sebab angin meniup awan yang tebal lalu hujan pun turun; dan agar kamu merasakan sebagian dari rahmat-Nya dengan tumbuhnya biji-bijian yang telah disemaikan dan menghijaunya tanam-tanaman serta berbuahnya tetumbuhan dan sebagainya; dan agar kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya melalui hukum alam yang telah ditetapkan; dan agar kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya dengan berdagang, berlayar, mencari ilmu, dan lain-lain; dan agar kamu bersyukur atas karunia tersebut dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 47. Kaum musyrik Mekah tetap mengingkari ajaran tauhid Nabi Muhammad meski mereka nyata-nyata melihat tanda-tanda keesa-an Allah. Allah menurunkan ayat ini untuk menghibur hati Nabi Muhammad, menegaskan bahwa para rasul sebelumnya juga didustakan oleh kaumnya. Dan sungguh, Kami telah mengutus sebelum engkau beberapa orang rasul kepada kaumnya. Mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan yang cukup seperti halnya dirimu, lalu Kami melakukan pembalasan dan menurunkan azab terhadap orang-orang yang berdosa tersebut karena mereka telah menyakiti para pembawa kebenaran. Dan merupakan hak Kami untuk menolong orang-orang yang beriman yang meyakini dengan sepenuh hati wujud dan keesaan Allah.
Dalam ayat ini disampaikan bahwa di antara tanda kemahakuasaan Allah adalah angin yang memberikan manfaat besar kepada manusia dalam empat hal: sebagai berita baik, membawa rahmat, kepentingan pelayaran, dan untuk memperoleh karunia Allah.
Angin merupakan pendahuluan atau pertanda akan datangnya hujan. Hal itu karena angin membentuk awan. Ketika awan itu semakin padat dan mendingin, ia berubah menjadi butir-butir air, lalu turun berupa hujan. Dengan demikian, angin membawa berita gembira bagi manusia, yaitu kemungkinan turunnya hujan.
Dengan hujan itu, Allah ingin merasakan rahmat-Nya kepada manusia. Dengan hujan tersedialah air yang merupakan sumber kehidupan, baik bagi tanaman, hewan, maupun manusia sendiri. Merupakan suatu adagium dalam ilmu pengetahuan bahwa ada air berarti ada kehidupan, tidak ada air berarti tidak ada kehidupan. Karena ada air, tanaman dan hewan?yang merupakan makanan pokok manusia?bisa hidup. Karena ada air juga pertanian dan peternakan dapat dikembangkan. Oleh karena itu, manusia perlu memelihara sumber air dan mengelola air hujan dengan baik agar tidak sampai terbuang percuma ke laut.
Kegunaan lain angin yang disebutkan dalam ayat ini adalah untuk pelayaran. Pada era kapal layar sampai era kapal mesin bahkan sampai era kapal bertenaga nuklir sekarang sekalipun, cuaca dan angin masih merupakan faktor yang menentukan atau berpengaruh dalam kesuksesan pelayaran. Angin bertiup atas perintah Allah, dalam artian berdasar hukum-hukum yang ditentukan-Nya. Oleh karena itu, manusia perlu mengembangkan ilmu meteorologi yang mempelajari angin, cuaca, dan sebagainya agar pelayaran lancar dan maju.
Kegunaan lebih lanjut angin adalah untuk mencari karunia Allah. Oleh karena itu, perlu dikembangkan berbagai teknologi pemanfaatan angin selain untuk pertanian, peternakan, dan pelayaran di atas. Sekarang ini, yang sedang dikembangkan manusia adalah memanfaatkan angin sebagai sumber energi, misalnya untuk pembangkit tenaga listrik, menggerakkan mesin, dan sebagainya. Oleh karena itu, ilmu meteorologi perlu diperkuat agar bermanfaat bagi pertanian, peternakan, pelayaran, energi, perindustrian, dan kegiatan perekonomian lainnya. Dengan berkembangnya kegiatan perekonomian, maka kesejahteraan akan meningkat.
Keberadaan angin beserta hukum-hukumnya yang diciptakan Allah untuk kesejahteraan manusia, hendaknya disyukurinya. Mereka hendaknya mengakui adanya Allah, mengimani-Nya, mengakui rezeki itu karunia-Nya, menggunakan rezeki sesuai kehendak-Nya, dan taat beribadah menyembah-Nya. Bila manusia bersyukur, maka hal itu untuk dirinya sendiri, sebagaimana dinyatakan ayat berikut:
Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji." (Luqman/31: 12)
Bagi orang-orang yang mensyukuri nikmat-Nya, maka Allah akan menambah lagi nikmat-Nya kepada mereka, sebagaimana dinyatakan ayat berikut:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (Ibrahim/14: 7).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
KEMBALI PERINGATAN KEBESARAN ILAHI
Ayat 46
“Dan setengah dari tanda-tanda kebesman-Nya “
Untuk kamu perhatikan dengan saksama, sehingga kamu bertambah iman kepada Allah ﷻ dan bertambah takwa kepada-Nya. “Ialah bahwa Dia kirimkan angin pembawa kegembiraan." Maka berembuslah angin, lalu kita melihat ke udara, maka tampaklah awan mulai hendak berkumpul jadi hujan. Sebab itu angin yang berembus itu, sambil lalu telah mengembuskan pula berita yang gembira ke dalam hati orang yang sangat mengharapkan turun hujan. “Dan supaya memberikan rasa bagi kamu dari rahmat-Nya. Yang dimaksud dengan rahmat turun di sini ialah hujan. Hujan benar-benar menimbulkan rasa dalam hati, apakah lagi kalau kemarau sudah terlalu panjang.
Di samping hujan yang turun membawa rahmat, yaitu air yang jadi pangkal hidup, Allah ﷻ ingatkan pula, “Dan Dia layarkan bahtera dengan perintah-Nya." Di zaman dahulu kala berlayarnya segala kendaraan air hanya semata-mata mengharapkan angin. Sebab itu dipasanglah layar. Kapal-kapal besar mencari rempah dari Eropa, dari Portugis, Belanda dan Inggris dan lain-lain ke sebelah timur ini pun dahulu kala berlayar bergantung kepada angin. Sampai sekarang masih ada bahtera-bahtera yang dilayarkan dengan embusan angin itu, sebagaimana juga orang Cina, pincalang dan biduk, dan perahu orang Bugis, Mandar, Madura, dan lain-lain.
Tetapi sekarang, meskipun sudah terdapat kemajuan dalam pelayaran di lautan. Dari menaikkan layar, sampai kepada kapal uap, kapal mesin dan sekarang zaman memakai tenaga atom, namun semuanya itu pun masih mengharapkan ketentuan dari Allah SWT, meskipun kecelakaan di laut sudah berkurang. Karena manusia pun tidak pula berhenti mempergunakan akal yang dianugerahkan Allah ﷻ untuk memperbaiki pelayaran ini. “Dan supaya kamu mengharapkan dari karunia-Nya." Maka banyaklah karunia Allah ﷻ yang diharapkan manusia dalam pelayaran di laut itu. Karunia bagi nelayan dalam mengeluarkan isi lautan yang penuh persediaan makanan. Karunia dari hubungan manusia dari benua ke benua, pulau ke pulau, karena insan di satu daerah sangat memerlukan insan di daerah yang lain. Sebab tidak ada satu benua pun yang cukup persediaan di dalamnya.
“Dan mudah-mudahan kamu akan bersyukur."
Dengan berembusnya angin yang menjadi pengantar dari suasana gembira, dengan kita diberi rasa atau dzauq atau diperkinyami rahmat-Nya, karena hujan akan turun dan bumi akan subur, sudah sepatutnya bagi orang beriman jika dia bersyukur.
Ayat 47
“Dan sesungguhnya telah Kami utus sebelum engkau rasul-rasul kepada kaum mereka."
Dengan ini dibuktikan kepada Nabi kita ﷺ, bahkan kepada kita umat Muhammad ﷺ bahwasanya hubungan Allah ﷻ dengan kita manusia ini telah ada sejak manusia mendiami muka bumi. Allah ﷻ telah mengutus utusan-utusan-Nya ganti-berganti sebelum Muhammad ﷺ, dengan pokok kaji yang tidak berubah untuk selama-lamanya, yaitu tentang Adanya dan Esanya Allah ﷻ “Maka datanglah mereka (rasul-rasul) itu kepada mereka yaitu kaum mereka itu dengan keterangan-keterangan." Mereka datang memberikan keterangan, alasan-alasan dan bukti-bukti untuk menyadarkan akal pikiran mereka kepada jalan yang benar. “Maka Kami pun menyiksa terhadap yang telah durhaka di antara kaum itu." Adzab dan siksa diturunkan kepada mereka, sebagaimana tersebut di dalam surah-surah yang lain, yang mengisahkan perjuangan rasul-rasul itu memberi peringatan kaumnya. Tetapi tidaklah semua kaum itu kena siksaan.
“Dan adalah kewajiban atas Kami menolong orang-orang yang beriman."
Dalam ayat dituliskan “adalah hak atas Kami", tetapi di sini kita artikan kewajiban. Kewajiban di sini bukanlah kewajiban menurut istilah ahli ushul fiqih, “Berpahala barangsiapa mengerjakan dan berdosa barangsiapa meninggalkan." Kewajiban menurut ahli ilmu akhlak ialah perasaan yang halus dalam hati sanubari orang yang berbudi tinggi, yang mendorongnya akan berbuat baik. Namun kewajiban atas Allah ﷻ ialah bagian dari sifat Allah ﷻ itu sendiri. Karena satu di antara nama-nama Allah ﷻ itu ialah al-Haq, yang arti asalnya kebenaran, Maka adalah satu dari pelaksanaan kebenaran itu jika Allah ﷻ menolong orang yang beriman. Kalau kiranya Allah ﷻ tidak menolong orang yang beriman, niscaya tidaklah terlaksana sifat al-Haq itu.
Sekali lagi Allah ﷻ menguraikan turunnya hujan dalam susunan kata yang indah dan tidak membosankan bagi pencipta makhluk Allah ﷻ
Ayat 48
“Allah Dialah yang mengirimkan angin."
Di ayat ini sekali lagi Allah ﷻ menerangkan bahwa Dia mengirimkan angin. Angin yang dinyatakan sekarang ini lebih aktif sifatnya. Kita dapat melihat bahwa ada angin yang menghalaukan awan sehingga awan yang telah berkumpul bercerai-berai kembali, sampai tidak jadi hujan, atau terhalau hujan ke tempat lain. Tetapi di ayat ini diterangkan semacam angin lagi, “Maka Dia pun menggerakkan awan." Padahal pada hakikatnya awan itu adalah angin juga, tetapi angin yang telah tergabung jadi uap yang mengandung air. “Lalu mengembangkannya di langit sebagaimana yang Dia kehendaki."
Artinya bahwa angin itu mengembangkan awan, sesudah dia berarak-arak dari penjuru-penjuru tertentu, sampai hitam pekat. Semuanya itu menuruti kehendak Allah SWT, ke mana dia kelak akan dijatuhkan. “Dan Dia jadikan dianya bergumpal-gumpal." Bertambah tebal gumpalannya bertambah dia menghitam dan memberat. “Maka engkau lihatlah hujan keluar dari ‘celah-celahnya." Keluarlah hujan dari celah-celah gumpalan awan-awan yang tebal itu. Gumpalan tebal itulah yang dinamai dalam bahasa Melayu (Indonesia) dengan gabak. Ada pepatah, “Cewang di langit tanda akan panas, gabak di ulu tanda akan hujan."
“Maka apabila Dia menimpakannya," menimpakan hujan itu “kepada ba'iangsiapa yang Dia kehendaki demi hamba-hamba-Nya, tiba-tiba jadi gembiralah mereka."
Demikianlah digambarkan bagaimana kegembiraan manusia jika hujan lebat turun. Baik di negeri-negeri yang sukar datang hujan, sebagaimana di padang-padang pasir ataupun di tempat-tempat yang subur sekalipun, sebagaimana tanah air Indonesia ini, tetapi sedang musim kemarau. Karena banyak tanam-tanaman yang sangat bergantung kepada turunnya hujan.
Ayat 49
“Sungguh adalah mereka sebelum diturunkan atas mereka, dari sebelumnya mereka itu telah kebingungan."
Artinya bahwa mereka yang setelah turun hujan itu telah bergembira ria sebab tanaman akan tumbuh subur kembali, sebelumnya sudah kebingungan karena putus asa. Tidak tahu lagi apa yang akan dibuat karena tidak dapat usaha manusia mengatasinya. Sehingga kadang-kadang tanaman yang diharapkan akan segera diambil hasilnya, tiba-tiba jadi kayu dan kering.
Ayat 50
“Maka pandanglah kepada bekas-bekas rahmat Allah itu."
Artinya janganlah lupa memandangi bekas-bekas dari rahmat Allah ﷻ itu. Betapa tanaman yang tadinya nyaris mati, sekarang karena disiram air hujan pucuknya tegak kembali dan padang tempat menanam itu telah kembali menghijau, telah kembali hidup. Lalu pikirkanlah lebih jauh, “Betapa Dia menghidupkan bumi sesudah matinya." Kadang-kadang dalam masa hujan yang turun hanya kira-kira sepuluh menit, namun mulai besok pagi bumi itu telah kelihatan hidup dan gembira. “Sesungguhnya demikian itulah Dia menghidupkan yang mati." Dari kejadian bumi subur sesudah hujan itu ambillah perbandingan bahwa orang yang telah beribu-ribu tahun mati, bisa dihidupkan Allah ﷻ kembali.
“Sesungguhnya Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Menentukan."
Yang kalau kita tidak tahu bagaimana rahasianya, bukanlah berarti bahwa Allah ﷻ tidak kuasa menentukannya.
Ayat 51
“Akan tetapi sesungguhnya jika Kami kirimkan semacam angin."
Yaitu angin keras yang menyebabkan tanaman itu jadi rusak. Seumpama angin musim “samun" di Tanah Arab, atau angin lain yang bercampur topan. “Maka mereka lihatlah dianya jadi kuning," kering dan hangus,
“Niscaya tetaplah mereka jadi orang yang kafir."
.








