Ayat

Terjemahan Per Kata
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
لَا
tidak
يَخۡفَىٰ
tersembunyi
عَلَيۡهِ
atasNya
شَيۡءٞ
sesuatu (apapun)
فِي
di
ٱلۡأَرۡضِ
bumi
وَلَا
dan tidak
فِي
di
ٱلسَّمَآءِ
langit
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
لَا
tidak
يَخۡفَىٰ
tersembunyi
عَلَيۡهِ
atasNya
شَيۡءٞ
sesuatu (apapun)
فِي
di
ٱلۡأَرۡضِ
bumi
وَلَا
dan tidak
فِي
di
ٱلسَّمَآءِ
langit
Terjemahan

Sesungguhnya bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di bumi dan tidak pula di langit.
Tafsir

(Sesungguhnya bagi Allah tidak ada suatu pun yang tersembunyi) di antara barang wujud ini (baik di bumi maupun di langit) karena ilmu-Nya terhadap apa yang terdapat di seluruh alam, baik merupakan keseluruhan maupun yang sebagian-sebagian, dan ini diistimewakan menyebutkannya karena penginderaan dapat melampauinya.
Tafsir Surat Ali-'Imran: 5-6
Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satu pun yang tersembunyi di bumi dan tidak pula di langit.
Dialah yang membentuk kalian dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ayat 5
“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satu pun yang tersembunyi di bumi dan tidak pula di langit.” (Ali Imran: 5)
Allah ﷻ memberitakan bahwa Dia mengetahui semua yang gaib di langit dan di bumi, tiada sesuatu pun darinya yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya.
Ayat 6
“Dialah yang membentuk kalian dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya.” (Ali Imran: 6)
Yakni menciptakan kalian di dalam rahim menurut yang dikehendaki-Nya, apakah laki-laki atau perempuan, apakah tampan atau buruk rupanya, dan apakah celaka atau bahagia.
“Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Ali Imran: 6)
Artinya, Dialah Yang Maha Pencipta, dan Dialah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan milik-Nya-lah semua keagungan yang tak terbatas, hikmah, dan semua keputusan hukum. Di dalam ayat ini terkandung sindiran dan bahkan cukup jelas bahwa Isa ibnu Maryam adalah seorang hamba lagi makhluk, seperti manusia lainnya yang diciptakan oleh Allah; karena Allah telah membentuknya di dalam rahim dan menciptakannya sebagaimana dikehendaki-Nya, maka mana mungkin ia dianggap sebagai tuhan seperti yang diduga oleh orang-orang Nasrani.
Sesungguhnya dia tumbuh di dalam rahim dan berubah-ubah dari satu keadaan kepada keadaan yang lainnya, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya: “Dia menjadikan kalian dalam perut ibu kalian, kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.” (Az-Zumar: 6).
Dia mengurus semua makhluk-Nya, maka bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi, baik makhluk yang berada di bumi dan yang di langit, baik kecil maupun besar. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. Hanya Dialah yang membentuk kamu dalam rahim ibumu menurut yang Dia kehendaki; laki-laki atau perempuan, baik atau buruk, bahagia atau sengsara. Tidak ada tuhan yang pantas disembah selain Dia, Yang Mahaperkasa dan tidak terkalahkan, Mahabijaksana dalam menetapkan dan mengelola segala sesuatu.
Ilmu Allah meliputi segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang menandingi ilmu Allah dan tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SURAH AALI ‘IMRAAN
(KELUARGA IMRAN)
SURAH KE-3, 200 AYAT, DITURUNKAN DI MADINAH
Bismillahirrahmanirrahim
Ayat 1
“Alif-Lam-Mim."
Sebagai kebiasaan kita, arti dari huruf-huruf ini kita serahkan saja kepada ilmu Allah Ta'aala.
Ayat 2
“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia."
Tunggal Dia dalam kekuasaan dan kebe-saran-Nya, tidak Ia beranak dan tiada Ia diperanakkan, dan tidak ada yang menyerupai atau menandingi Dia sesuatu jua pun. Tidak ada yang patut disembah dan dipuja, hanyalah Dia saja.
“Yang Berdiri Sendiri-Nya."
Mustahil bersekutu yang lain dengan Dia sebab yang lain itu adalah makhluk dan ciptaan-Nya belaka. Tidaklah masuk di akal bahwa Allah itu tiga di dalam satu ataupun satu di dalam tiga, atau beranak.
Ayat 3
“Dia telah menurunkan kepada engkau."
Ditujukan-Nya firman-Nya kepada utusan-Nya, “Sebuah kitab dengan kebenaran," yaitu kebenaran yang dapat diuji dan dibanding, yang datang dari Allah, disampaikan oleh Malaikat utusan Allah yang bernama Jibril, yang kadang-kadang disebut juga Ruhul Qudus.
“Menyetujui (isi kitab) yang ada di hadapannya." Dijelaskan lagi, “Dan Dia telah menurunkan Taurat dan Injil."
Ayat 4
“Terlebih dahulu."
Yaitu bahwa sebelum kitab Al-Qur'an itu diturunkan kepada rasul-Nya yang penghabisan, Muhammad ﷺ, terlebih dahulu telah diturunkan pula Taurat dan Injil. Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ membenarkan atau mengakui isi wahyu dari kedua kitab itu. Semua kitab itu, Taurat dan Injil serta Al-Qur'an, semuanya diturunkan dari alam gaib yang tertinggi di dalam alam syahadah kita ini. Disebut “diturunkan" sebab maqam Ilahi adalah maqam yang mulia. Sedangkan perintah raja yang disampaikan kepada rakyat yang diperintahnya disebut juga perintah baginda telah turun, padahal tempat raja bersemayam bukanlah di atas gunung, sedangkan rakyat bukanlah di dalam lurah.
“Petunjuk bagi manusia" Artinya, segala kitab suci yang diturunkan dari maqam yang mulia itu, baik Taurat maupun Injil ataupun Al-Qur'an, bertujuan satu saja, yaitu memberi petunjuk dan bimbingan bagi manusia, terutama bagaimana supaya mereka kenal hubungan mereka dengan Allah, al-Khaliq, Pencipta alam dan Pencipta Manusia, supaya manusia itu dapat berbakti kepada-Nya."Dan Dia turunkan al-Furqan" Al-Furqan diambil dari kata al-farq, artinya pembatas, pembeda, penyisihkan di antara yang benar dan yang salah, yang hak dan yang batil, jalan yang lurus dengan jalan yang bengkok berbelit-belit. Oleh sebab itu, Al-Qur'an sendiri pun disebut juga al-Furqan, bahkan Taurat pun disebut juga al-Furqan.
Menurut tafsir Ibnu Jarir, yang dimaksud dengan al-furqan di sini ialah akal manusia sendiri. Artinya, rasul-rasul diutus, kitab-kitab diturunkan dan buat menampung wahyu Ilahi itu, manusia pun diberi akal buat membedakan yang benar dari yang salah. Oleh sebab itu, dengan adanya al-furqan, akal itu, jika manusia menganut suatu kepercayaan, hendaklah yang benar-benar sesuai dengan akal mereka sendiri. Sedang wahyu yang datang dari Allah pun tidak mungkin berbeda dari inti sari akal murni itu. Maka, kedatangan rasul-rasul dan turunnya kitab-kitab adalah menuntun al-furqan manusia atau akal murni manusia tadi, di dalam menuju keridhaan Allah. Tidak mungkin orang yang teratur caranya berpikir akan menolak kebenaran Allah. Sebab itu, berkata Allah pada lanjutan ayat, “Sesungguhnya, orang-orang yang tidak mau percaya kepada ayat-ayat Allah, hagi mereka adzabyang sangatAdzab itu ada dua macam, pertama adzab dunia, yaitu adzab kekacauan pikiran, adzab karena tidak dapat memper-bedakan di antara buruk dan baik, adzab hidup yang sebagai “menghasta kain sarung", ber-putar-putar di sana-sana juga, tidak bertemu ujung, dan adzab yang kedua ialah di akhirat.
Maka, kalau ada orang yang tidak mau percaya kejadian itu, durhakalah dia kepada Allah dan padamlah suluh akalnya yang murni. Sebab itu, tersiksalah dia, di dunia dengan kekacauan pikiran dan di akhirat dengan siksaan neraka."Dan Allah adalah Mahagagah." Berlaku seluruh apa yang Dia kehendaki, tidak ada siapa-siapa pun yang sanggup menghalangi dan tidak ada siapa-siapa pun yang dapat memerintah Allah supaya Allah menuruti apa yang dia kehendaki.
"Mempunyai siksaan, “
kepada setiap orang yang mencoba menentang Allah.
Ayat 5
“Sesungguhnya, Allah, itu, tidak ada yang tersembunyi atas-Nya sesuatu jua pun di langit dan di bumi."
Tidaklah seorang jua pun makhluk yang dapat menandingi, menyamai, atau mendekati sekalipun kekuasaan dan pengetahuan yang mahaluas. Dan, ini sudah suatu bayangan kepada utusan Najran bahwasanya Isa al-Masih, makhluk dan utusan Allah itu, pun tidaklah mempunyai pengetahuan seluas itu, meliputi seluruh langit dan bumi sebab dia bukan Tuhan.
Ayat 6
“Dialah yang memberimu rupa di dalam kandungan-kandungan sebagaimana yang dikekendaki-Nya'"
Sudah beribu-ribu tahun manusia ditakdirkan-Nya hidup dalam dunia ini, sudah beribu juta manusia yang mati dan 3.000.000.000 (tiga miliar) manusia yang ada sekarang, dan ini pun akan mati dan akan datang lagi berjuta-juta manusia sampai Hari Kiamat, tetapi tidak ada dua orang yang serupa, baik bentuk muka atau bunyi suara maupun sidik jari (rajah tangan). Semuanya itu Dia yang telah membentuknya, sejak lagi di alam rahim ibu, bahkan sejak lagi masih setetes mani. Tidak ada kekuasaan lain yang menandingi itu dan tidak pun Isa al-Masih sebab dia hanya makhluk. "Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Gagah Perkasa" Sehingga dari kegagahperkasaan-Nya manusia pun lahir ke dunia tidaklah atas kehendak manusia itu sendiri. Mau ataupun tidak mau mesti lahir.
“Yang Bijaksana."
sehingga selama hayat manusia masih dikandung badannya, tersedialah dengan cukup penyambutan atas hidupnya.
Dengan inilah Allah memberikan persediaan atas Rasul-Nya menyambut utusan-utusan dari Najran, pun guna menetapkan dasar dari tauhid pegangan manusia. Dijelaskan terlebih dahulu bahwa rasul-rasul datang adalah dalam satu rangka tujuan dan kitab-kitab diturunkan pun untuk maksud yang sama. Sebab itu, Islam mengakui adanya Taurat dan adanya Injil, bersama adanya Al-Qur'an.