Ayat
Terjemahan Per Kata
مِن
dari
قَبۡلُ
sebelum
هُدٗى
menjadi petunjuk
لِّلنَّاسِ
bagi manusia
وَأَنزَلَ
dan Dia menurunkan
ٱلۡفُرۡقَانَۗ
Al Furqan
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
بِـَٔايَٰتِ
kepada/terhadap ayat-ayat
ٱللَّهِ
Allah
لَهُمۡ
bagi mereka
عَذَابٞ
siksa
شَدِيدٞۗ
yang berat
وَٱللَّهُ
dan Allah
عَزِيزٞ
Maha Perkasa
ذُو
mempunyai
ٱنتِقَامٍ
pembalasan siksa
مِن
dari
قَبۡلُ
sebelum
هُدٗى
menjadi petunjuk
لِّلنَّاسِ
bagi manusia
وَأَنزَلَ
dan Dia menurunkan
ٱلۡفُرۡقَانَۗ
Al Furqan
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
بِـَٔايَٰتِ
kepada/terhadap ayat-ayat
ٱللَّهِ
Allah
لَهُمۡ
bagi mereka
عَذَابٞ
siksa
شَدِيدٞۗ
yang berat
وَٱللَّهُ
dan Allah
عَزِيزٞ
Maha Perkasa
ذُو
mempunyai
ٱنتِقَامٍ
pembalasan siksa
Terjemahan
sebelum (turunnya Al-Qur’an) sebagai petunjuk bagi manusia, dan menurunkan Al-Furqān (pembeda yang hak dan yang batil). Sesungguhnya orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, bagi mereka azab yang sangat keras. Allah Mahaperkasa lagi mempunyai balasan (siksa).
Tafsir
(Sebelumnya) artinya sebelum diturunkannya Al-Qur'an (menjadi petunjuk) hal dengan makna menunjukkan dari kesesatan (bagi manusia) bagi orang-orang yang mengikuti kedua kitab itu. Pada Taurat dan Injil 'menurunkan' dipakai kata-kata 'anzala', sedangkan pada Al-Qur'an dengan 'nazzala' yang berarti secara berulang-ulang, berbeda dengan Taurat dan Injil yang diturunkan sekaligus (dan diturunkan-Nya pula Al-Furqan) artinya kitab yang memisahkan antara yang hak dan yang batil dan disebutkannya secara keseluruhan. (Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah) misalnya pada Al-Qur'an dan lainnya (bagi mereka disediakan siksa yang berat dan Allah Maha Tangguh) menguasai segala urusan sehingga tak suatu pun yang dapat menghalangi-Nya untuk menunaikan janji dan ancaman-Nya (dan mempunyai balasan siksa) artinya hukuman berat terhadap orang yang durhaka, yang tak dapat dilakukan oleh siapa pun.
Tafsir Surat Ali-'Imran: 1-4
Alif Lam Mim.
Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).
Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat serta Injil.
Sebelumnya (Al-Qur'an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh azab yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (azab) yang berat.
Ayat 1-2
Kami menyebutkan sebuah hadits yang menerangkan bahwa asma Allah yang teragung ada di dalam kedua ayat berikut, yaitu firman-Nya:
“Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).” (Al-Baqarah: 255)
Dan firman-Nya: “Alif Lam Mim. Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).” (Ali Imran: 1-2)
Yaitu dalam tafsir ayat Kursi. Dalam pembahasan yang lalu, yaitu dalam permulaan surat Al-Baqarah telah disebutkan tafsir Alif Lam Mim. Jadi, hal ini tidak perlu diulangi lagi. Dalam tafsir ayat Kursi telah kami sebutkan pula pembahasan mengenai firman-Nya: “Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).” (Al-Baqarah: 255)
Ayat 3
Adapun firman Allah ﷻ: “Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran.” (Ali Imran: 3)
Maksudnya, Dialah yang menurunkan Al-Qur'an kepadamu, wahai Muhammad, dengan kebenaran. Yakni tidak ada kebimbangan dan tidak ada keraguan padanya, melainkan ia benar-benar diturunkan dari sisi Allah. Dia menurunkannya dengan sepengetahuan-Nya, sedangkan para malaikat menyaksikannya; dan cukuplah Allah sebagai saksi.
Firman Allah ﷻ: “Membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya.” (Ali Imran: 3)
Yakni kitab-kitab sebelum Al-Qur'an yang diturunkan dari langit buat hamba-hamba Allah dan para nabi. Kitab-kitab tersebut membenarkan Al-Qur'an melalui apa yang diberitakannya dan apa yang disiarkannya sejak zaman dahulu kala.
Begitu pula sebaliknya, Al-Qur'an membenarkan kitab-kitab tersebut, karena Al-Qur'an sesuai dengan apa yang diberitakan oleh kitab-kitab tersebut yang isinya antara lain membawa berita gembira yang sangat besar, yaitu janji Allah yang akan mengutus Nabi Muhammad ﷺ dan menurunkan Al-Qur'an yang agung kepadanya.
Firman Allah ﷻ: “Dan menurunkan Taurat.” (Ali Imran: 3)
Yakni kepada Musa ibnu Imran.
“Dan kitab Injil.” (Ali Imran: 3)
Yaitu kepada Isa ibnu Maryam a.s.
Ayat 4
“Sebelumnya.” (Ali Imran: 4)
Yakni sebelum Al-Qur'an.
“Menjadi petunjuk bagi manusia.” (Ali Imran: 4)
Maksudnya, sebagai petunjuk buat mereka di zamannya masing-masing.
“Dan Dia menurunkan Al-Furqan.” (Ali Imran: 4)
Yaitu yang membedakan antara hidayah dan kesesatan, antara yang benar dengan yang batil, jalan yang menyimpang dan jalan yang lurus, melalui apa yang disebutkan oleh Allah ﷻ berupa hujah-hujah (argumen), keterangan-keterangan, dan dalil-dalil yang jelas serta bukti-bukti yang akurat. Allah ﷻ menerangkannya, menjelaskannya, menafsirkannya, menetapkannya, dan memberi petunjuk kepadanya serta mengingatkannya.
Qatadah dan Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan, yang dimaksud dengan Al-Furqan dalam ayat ini ialah Al-Qur'an.
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa Al-Furqan dalam ayat ini adalah bentuk masdar dari Al-Qur'an, mengingat sebelumnya disebutkan Al-Qur'an, yaitu di dalam firman-Nya: “Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran.” (Ali Imran: 3) Yang dimaksud dengan Al-Kitab adalah Al-Qur'an.
Adapun mengenai apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim, dari Abu Saleh, bahwa yang dimaksud dengan Al-Furqan dalam ayat ini ialah kitab Taurat merupakan pendapat yang lemah, mengingat sebelumnya telah disebutkan Taurat.
Firman Allah ﷻ: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah.” (Ali Imran: 4)
Yakni ingkar dan ragu terhadapnya serta menentangnya dengan kebatilan.
“Mereka akan memperoleh azab yang berat.” (Ali Imran: 4)
Yaitu kelak di hari kiamat.
“Dan Allah Maha Perkasa.” (Ali Imran: 4)
Yakni Zat Yang Maha Perkasa lagi Maha Besar kekuasaan-Nya.
“Lagi mempunyai balasan (azab).” (Ali Imran: 4)
Yakni terhadap orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya, menentang rasul-rasul-Nya dan nabi-nabi-Nya.
Dia menurunkan Kitab Al-Qur'an secara berangsur-angsur kepadamu, wahai Nabi Muhammad, yang mengandung kebenaran dan dalam keadaan hak, baik kandungan, cara menurunkan, yang membawanya turun, maupun yang menerimanya. Kandungan Al-Qur'an itu membenarkan wahyu-wahyu Allah dalam kitab-kitab suci sebelumnya yang pernah diwahyukan kepada para nabi dan rasul, yakni yang berkaitan dengan pokok-pokok akidah, syariah dan akhlak. Dan Allah juga menurunkan sekaligus, tidak berangsur-angsur, kepada Nabi Musa kitab Taurat dan kepada Nabi Isa Kitab Injil sebelum turun-nya Al-Qur'an. Ketiga kitab suci tersebut berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia. Dan Dia menurunkan ketiga kitab suci tersebut sebagai al-Furqa' n yang berfungsi membedakan antara yang hak dan yang batil. Sungguh, orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah dengan menutupi tanda-tanda keesaanNya, baik yang terbentang di alam raya, melalui kitab suci maupun fitrah yang melekat pada diri setiap insan, akan memperoleh azab yang berat. Allah Mahaperkasa yang tidak seorang pun dapat mengalahkanNya, lagi mempunyai hukuman bagi orang yang mengingkari bukti-bukti keesaan dan kekuasaan-Nya. Dia mengurus semua makhluk-Nya, maka bagi Allah tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi, baik makhluk yang berada di bumi dan yang di langit, baik kecil maupun besar. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.
Sebelum Al-Qur'an diturunkan, Taurat dan Injil menjadi petunjuk bagi manusia, dan kemudian diturunkanlah Al-Furqan yaitu Al-Qur'an, kitab yang dapat membedakan antara yang benar dengan yang salah.
Pada akhir ayat ini, Allah mengancam dengan azab yang pedih terhadap orang-orang yang tetap ingkar dan tidak mau tahu dengan kitab-kitab yang telah diturunkan Allah kepada para rasul, orang-orang yang tidak mau menggunakan akal pikirannya untuk membedakan antara kepercayaan yang benar dengan yang salah, antara agama-agama yang diridai Allah dengan yang tidak diridai-Nya. Mereka semua akan dimasukkan ke dalam neraka. Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengubah keputusan Allah dan tidak ada yang dapat mengelakkan dan mempertahankan diri dari azab-Nya. Allah akan membalas segala bentuk keingkaran dan pembangkangan terhadap hukum-hukum-Nya serta mengazab pelaku-pelakunya dengan azab yang setimpal.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SURAH AALI ‘IMRAAN
(KELUARGA IMRAN)
SURAH KE-3, 200 AYAT, DITURUNKAN DI MADINAH
Bismillahirrahmanirrahim
Ayat 1
“Alif-Lam-Mim."
Sebagai kebiasaan kita, arti dari huruf-huruf ini kita serahkan saja kepada ilmu Allah Ta'aala.
Ayat 2
“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia."
Tunggal Dia dalam kekuasaan dan kebe-saran-Nya, tidak Ia beranak dan tiada Ia diperanakkan, dan tidak ada yang menyerupai atau menandingi Dia sesuatu jua pun. Tidak ada yang patut disembah dan dipuja, hanyalah Dia saja.
“Yang Berdiri Sendiri-Nya."
Mustahil bersekutu yang lain dengan Dia sebab yang lain itu adalah makhluk dan ciptaan-Nya belaka. Tidaklah masuk di akal bahwa Allah itu tiga di dalam satu ataupun satu di dalam tiga, atau beranak.
Ayat 3
“Dia telah menurunkan kepada engkau."
Ditujukan-Nya firman-Nya kepada utusan-Nya, “Sebuah kitab dengan kebenaran," yaitu kebenaran yang dapat diuji dan dibanding, yang datang dari Allah, disampaikan oleh Malaikat utusan Allah yang bernama Jibril, yang kadang-kadang disebut juga Ruhul Qudus.
“Menyetujui (isi kitab) yang ada di hadapannya." Dijelaskan lagi, “Dan Dia telah menurunkan Taurat dan Injil."
Ayat 4
“Terlebih dahulu."
Yaitu bahwa sebelum kitab Al-Qur'an itu diturunkan kepada rasul-Nya yang penghabisan, Muhammad ﷺ, terlebih dahulu telah diturunkan pula Taurat dan Injil. Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ membenarkan atau mengakui isi wahyu dari kedua kitab itu. Semua kitab itu, Taurat dan Injil serta Al-Qur'an, semuanya diturunkan dari alam gaib yang tertinggi di dalam alam syahadah kita ini. Disebut “diturunkan" sebab maqam Ilahi adalah maqam yang mulia. Sedangkan perintah raja yang disampaikan kepada rakyat yang diperintahnya disebut juga perintah baginda telah turun, padahal tempat raja bersemayam bukanlah di atas gunung, sedangkan rakyat bukanlah di dalam lurah.
“Petunjuk bagi manusia" Artinya, segala kitab suci yang diturunkan dari maqam yang mulia itu, baik Taurat maupun Injil ataupun Al-Qur'an, bertujuan satu saja, yaitu memberi petunjuk dan bimbingan bagi manusia, terutama bagaimana supaya mereka kenal hubungan mereka dengan Allah, al-Khaliq, Pencipta alam dan Pencipta Manusia, supaya manusia itu dapat berbakti kepada-Nya."Dan Dia turunkan al-Furqan" Al-Furqan diambil dari kata al-farq, artinya pembatas, pembeda, penyisihkan di antara yang benar dan yang salah, yang hak dan yang batil, jalan yang lurus dengan jalan yang bengkok berbelit-belit. Oleh sebab itu, Al-Qur'an sendiri pun disebut juga al-Furqan, bahkan Taurat pun disebut juga al-Furqan.
Menurut tafsir Ibnu Jarir, yang dimaksud dengan al-furqan di sini ialah akal manusia sendiri. Artinya, rasul-rasul diutus, kitab-kitab diturunkan dan buat menampung wahyu Ilahi itu, manusia pun diberi akal buat membedakan yang benar dari yang salah. Oleh sebab itu, dengan adanya al-furqan, akal itu, jika manusia menganut suatu kepercayaan, hendaklah yang benar-benar sesuai dengan akal mereka sendiri. Sedang wahyu yang datang dari Allah pun tidak mungkin berbeda dari inti sari akal murni itu. Maka, kedatangan rasul-rasul dan turunnya kitab-kitab adalah menuntun al-furqan manusia atau akal murni manusia tadi, di dalam menuju keridhaan Allah. Tidak mungkin orang yang teratur caranya berpikir akan menolak kebenaran Allah. Sebab itu, berkata Allah pada lanjutan ayat, “Sesungguhnya, orang-orang yang tidak mau percaya kepada ayat-ayat Allah, hagi mereka adzabyang sangatAdzab itu ada dua macam, pertama adzab dunia, yaitu adzab kekacauan pikiran, adzab karena tidak dapat memper-bedakan di antara buruk dan baik, adzab hidup yang sebagai “menghasta kain sarung", ber-putar-putar di sana-sana juga, tidak bertemu ujung, dan adzab yang kedua ialah di akhirat.
Maka, kalau ada orang yang tidak mau percaya kejadian itu, durhakalah dia kepada Allah dan padamlah suluh akalnya yang murni. Sebab itu, tersiksalah dia, di dunia dengan kekacauan pikiran dan di akhirat dengan siksaan neraka."Dan Allah adalah Mahagagah." Berlaku seluruh apa yang Dia kehendaki, tidak ada siapa-siapa pun yang sanggup menghalangi dan tidak ada siapa-siapa pun yang dapat memerintah Allah supaya Allah menuruti apa yang dia kehendaki.
"Mempunyai siksaan, “
kepada setiap orang yang mencoba menentang Allah.
Ayat 5
“Sesungguhnya, Allah, itu, tidak ada yang tersembunyi atas-Nya sesuatu jua pun di langit dan di bumi."
Tidaklah seorang jua pun makhluk yang dapat menandingi, menyamai, atau mendekati sekalipun kekuasaan dan pengetahuan yang mahaluas. Dan, ini sudah suatu bayangan kepada utusan Najran bahwasanya Isa al-Masih, makhluk dan utusan Allah itu, pun tidaklah mempunyai pengetahuan seluas itu, meliputi seluruh langit dan bumi sebab dia bukan Tuhan.
Ayat 6
“Dialah yang memberimu rupa di dalam kandungan-kandungan sebagaimana yang dikekendaki-Nya'"
Sudah beribu-ribu tahun manusia ditakdirkan-Nya hidup dalam dunia ini, sudah beribu juta manusia yang mati dan 3.000.000.000 (tiga miliar) manusia yang ada sekarang, dan ini pun akan mati dan akan datang lagi berjuta-juta manusia sampai Hari Kiamat, tetapi tidak ada dua orang yang serupa, baik bentuk muka atau bunyi suara maupun sidik jari (rajah tangan). Semuanya itu Dia yang telah membentuknya, sejak lagi di alam rahim ibu, bahkan sejak lagi masih setetes mani. Tidak ada kekuasaan lain yang menandingi itu dan tidak pun Isa al-Masih sebab dia hanya makhluk. "Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Gagah Perkasa" Sehingga dari kegagahperkasaan-Nya manusia pun lahir ke dunia tidaklah atas kehendak manusia itu sendiri. Mau ataupun tidak mau mesti lahir.
“Yang Bijaksana."
sehingga selama hayat manusia masih dikandung badannya, tersedialah dengan cukup penyambutan atas hidupnya.
Dengan inilah Allah memberikan persediaan atas Rasul-Nya menyambut utusan-utusan dari Najran, pun guna menetapkan dasar dari tauhid pegangan manusia. Dijelaskan terlebih dahulu bahwa rasul-rasul datang adalah dalam satu rangka tujuan dan kitab-kitab diturunkan pun untuk maksud yang sama. Sebab itu, Islam mengakui adanya Taurat dan adanya Injil, bersama adanya Al-Qur'an.