Ayat
Terjemahan Per Kata
قُلۡ
katakanlah
أَطِيعُواْ
taatlah
ٱللَّهَ
Allah
وَٱلرَّسُولَۖ
dan Rasul
فَإِن
maka jika
تَوَلَّوۡاْ
kamu berpaling
فَإِنَّ
maka sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
لَا
tidak
يُحِبُّ
Dia menyukai
ٱلۡكَٰفِرِينَ
orang-orang kafir
قُلۡ
katakanlah
أَطِيعُواْ
taatlah
ٱللَّهَ
Allah
وَٱلرَّسُولَۖ
dan Rasul
فَإِن
maka jika
تَوَلَّوۡاْ
kamu berpaling
فَإِنَّ
maka sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
لَا
tidak
يُحِبُّ
Dia menyukai
ٱلۡكَٰفِرِينَ
orang-orang kafir
Terjemahan
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul(-Nya). Jika kamu berpaling, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”
Tafsir
(Katakanlah) kepada mereka! ("Taatilah olehmu Allah dan Rasul-Nya) mengenai ketauhidan yang diperintahkan-Nya. (Jika mereka berpaling) atau menyimpang dari ketaatan (maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir.") Di sini terdapat penempatan zhahir di tempat mudhmar karena semestinya laa yuhibbuhum hingga kalimat itu berarti bahwa Dia akan menyiksa mereka.
Tafsir Surat Ali-'Imran: 31-32
Katakanlah (Muhammad), "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian," Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Katakanlah (Muhammad), "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kalian berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir."
Ayat 31
Ayat yang mulia ini menilai setiap orang yang mengklaim dirinya cinta kepada Allah, sedangkan sepak terjangnya tidak pada jalan yang telah dirintis oleh Nabi Muhammad ﷺ; bahwa sesungguhnya dia adalah orang yang dusta dalam pengakuannya, sebelum ia mengikuti syariat Nabi ﷺ dan agama yang dibawanya dalam semua ucapan dan perbuatannya. Seperti yang disebutkan di dalam hadits shahih, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa yang melakukan suatu amal perbuatan yang bukan termasuk tuntunan kami, maka amalnya itu ditolak.” Karena itulah maka dalam ayat ini disebutkan melalui firman-Nya:
“Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi kalian.” (Ali Imran: 31)
Yakni kalian akan memperoleh balasan yang lebih daripada apa yang dianjurkan kepada kalian agar kalian mencintai-Nya, yaitu Dia mencintai kalian. Kecintaan Allah kepada kalian dinilai lebih besar daripada yang pertama, yaitu kecintaan kalian kepada-Nya. Seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama yang bijak, bahwa duduk perkaranya bukanlah bertujuan agar kamu mencintai, melainkan yang sebenarnya adalah bagaimana supaya kamu dicintai.
Al-Hasan Al-Basri dan lain-lain dari kalangan ulama Salaf mengatakan bahwa ada segolongan kaum yang mengira bahwa dirinya mencintai Allah, maka Allah menguji mereka dengan ayat ini, yaitu firman-Nya: "Katakanlah, ‘Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian’." (Ali Imran: 31)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Musa ibnu Abdul A'la ibnu A'yun, dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Urwah, dari Aisyah yang menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Tiada lain (ajaran) agama itu melainkan cinta karena Allah dan benci karena Allah. Allah ﷻ berfirman: Katakanlah, ‘Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku’." (Ali Imran: 31)
Abu Zur'ah (yakni Abdul A'la) mengatakan bahwa hadits ini munkar (sangat lemah).
Kemudian Allah ﷻ berfirman: “Dan mengampuni dosa-dosa kalian, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 31)
Yakni karena kalian mengikuti Rasul ﷺ, maka kalian memperoleh karunia itu berkat perantaraannya.
Ayat 32
Kemudian Allah memerintahkan setiap orang, baik dari kalangan khusus ataupun dari kalangan awam melalui firman-Nya: "Katakanlah, ‘Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kalian berpaling’.” (Ali Imran: 32) Yaitu menentang perintah-Nya. “Maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Ali Imran: 32)
Ayat ini memberikan pengertian bahwa menyimpang dari jalan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan perbuatan kufur; dan Allah tidak menyukai orang yang mempunyai sifat demikian, sekalipun ia mengakui bahwa dirinya cinta kepada Allah dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya, sebelum ia mengikuti Rasul yang ummi penutup para rasul yang diutus untuk seluruh makhluk jin dan manusia.
Karena seandainya para nabi dan bahkan para rasul atau mereka yang dari kalangan ulul azmi berada di zaman Nabi Muhammad ﷺ, maka tiada jalan lain bagi mereka kecuali mengikuti Nabi Muhammad ﷺ, taat kepadanya, serta mengikuti syariatnya. Seperti yang akan diterangkan nanti dalam tafsir firman-Nya: “Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi.” (Ali Imran: 81), hingga akhir ayat.
Sebagai bukti kecintaan kepada Allah, maka katakanlah, wahai Nabi Muhammad, kepada mereka yang telah mencintai Allah, Taatilah Allah dan Rasul baik dalam perintah maupun larangan-Nya. Sebab, jika kalian berpaling dari menaati Allah dan Rasul-Nya sementara kalian mengaku telah mencintai-Nya, maka ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir, baik dari segi akidah maupun mereka yang bergelimang dalam kedurhakaan.
Setelah Allah menunjukkan siapa yang berhak memperoleh cintaNya, maka ayat berikut menjelaskan beberapa sosok yang telah memperoleh cinta Allah. Sesungguhnya Allah dengan pengetahuan-Nya yang bersifat azali telah memilih Adam sebagai khalifah-Nya, Nuh sebagai penerima syariat pertama, keluarga Ibrahim, yaitu Ismail, Ishak dan keturunannya yang banyak menjadi nabi dan rasul, dan keluarga Imran yaitu Maryam yang melahirkan anak tanpa bapak, dan Isa sebagai rasul bagi Bani Israil melebihi segala umat pada masa masing-masing.
Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Muhammad saw, menyampaikan ayat 31 di atas, Abdullah bin Ubay berkata, "Muhammad telah menyamakan taat kepadanya dengan taat kepada Allah, dan dia menyuruh kita mencintainya seperti orang-orang Nasrani mencintai Isa." Maka Allah menurunkan ayat 32 ini.
Maksud ayat ini ialah, "Katakanlah kepada mereka wahai Muhammad. Taatilah Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya dan jauhilah segala larangan-Nya. Taatilah Rasulullah dengan mengikuti sunahnya, dan jadikanlah petunjuk-petunjuknya sebagai (pedoman) dalam hidup. Ayat ini memberi pengertian pula bahwa Allah ﷻ mewajibkan kepada kita mengikuti Nabi Muhammad saw, karena dia adalah Rasul Allah.
Jika orang-orang kafir itu berpaling tidak mau menerima seruan rasul karena pengakuan mereka bahwa mereka itu anak-anak Allah dan kekasih-Nya, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir, yakni orang-orang yang telah dibelokkan oleh hawa nafsunya dari ayat-ayat Allah. Karena itu Allah tidak meridai mereka bahkan menjauhkan mereka dari kenikmatan surga-Nya dan akan memurkai mereka pada hari kiamat.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 31
“Katakanlah, ‘Jika memang kamu tidak kepada Allah maka tunaikanlah aku, niscaya tidak pula Allah kepada kamu dan akan diampuni-Nya dosa-dosa kamu. Dan, Allah adalah Maha Pengampun lagi Penyayang."
Sampaikanlah pesan-Ku itu kepada seluruh hamba-Ku yang rindu, asyik dan cinta kepada-Ku itu. Bentuklah sebuah rombongan itu, zumaran, berbondong-bondong Tiap-tiap rombongan di bawah pimpinan engkau, wahai utusan-Ku! Katakanlah kepada mereka, wahai Rasul-Ku, cinta mereka Aku balas, bertepuk tidak sebelah tangan. Tadi mereka menyebut bahwa mereka sebagai manusia pernah bersalah. Aku tahu itu, Aku lebih tahu sebab Aku yang mengetahui asal kejadian. Maka, apabila rombongan itu telah terbentuk dan mereka telah berkumpul di dalamnya, dan engkau sendiri yang memimpin, tandanya mereka telah benar-benar telah berjalan menuju Aku. Aku ampuni dosa mereka. Aku mempunyai pula suatu nama yang menunjukkan sifat-Ku yaitu Tawwab, artinya memberi tobat, menerima hamba-Ku yang kembali. Aku pun mempunyai suatu nama yang menunjukkan sifat-Ku, yaitu Ghafur, Pemberi ampun. Aku pun Rahim, Amat Penyayang. Bagaimana akan kamu ketahui kebesaran Asma-Ku itu kalau yang bersalah di antara kamu memohon ampun tidak Aku ampuni?
Akan tetapi, cinta dalam ucapan saja tidaklah cukup. Bahkan cinta hati tidak diikuti pengorbanan tidaklah cukup. Menyatakan cinta, padahal kehendak hati yang dicintai tidak diikuti, adalah cinta palsu. Allah tidak menyukai kepalsuan.
Kamu durhakai Allah, padahal kamu menyatakan cinta kepada-Nya.
Ini adalah mustahil dalam kejadian, dan ini adalah ganjil
Jika memang cintamu itu cinta sejati, niscaya kamu taat kepada-Nya.
Sebab orang yang bercinta, terhadap yang dicintai, selalu patuh.
Oleh sebab itu, datanglah sambungan ayat,
Ayat 32
“Katakanlah, ‘Hendaklah kamu taat kepada Allah dan Rasul.'"
Taatlah kepada Allah dan ikuti jejak Rasul, niscaya kamu akan yakin bahwa bimbingannya tidak akan membawamu kepada kecelakaan. Apabila kamu telah cinta kepada sesuatu, tentu keinginan kamu adalah keinginan dia. Apatah lagi cinta kepada Allah. Kalau kamu telah cinta kepada Allah, niscaya fanalah kesukaan dirimu sendiri, lebur ke dalam kesukaan Allah. Niscaya bertobat kamu, hanya Satu Dia saja ingatanmu. Tidak berbelah-bagi. Kalau terbelah sedikit saja, niscaya terbelah pula ketaatanmu, palsulah cintamu. Taat kepada Rasul adalah akibat taat kepada Allah, sebab Rasul itu diutus buat menjemput kamu dan menunjukkan jalan serta memimpin perjalanan itu sekali.
“Akan tetapi, jika kamu berpaling maka sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang kafir."
Maka, adalah orang-orang yang terpacul, tercampak ke luar dari rombongan. Ada yang mengaku cinta kepada Allah, tetapi bukan bimbingan Muhammad yang hendak diturutinya, dia pun tersingkir ke tepi. Dia maghdhub, dimurkai Allah.
Ada yang mencoba-coba membuat rencana sendiri, memandai-mandai maka dia pun terlempar keluar, dia dhallin, dia pun tersesat.
Ada yang tidak sabar, lantas tercecer di tengah jalan. Ada yang terpesona oleh beberapa hal yang disangka indah