Ayat
Terjemahan Per Kata
كَدَأۡبِ
seperti keadaan
ءَالِ
keluarga/kaum
فِرۡعَوۡنَ
Firaun
وَٱلَّذِينَ
dan orang-orang yang
مِن
dari
قَبۡلِهِمۡۚ
sebelum mereka
كَذَّبُواْ
mereka mendustakan
بِـَٔايَٰتِنَا
ayat-ayat kami
فَأَخَذَهُمُ
maka menyiksa mereka
ٱللَّهُ
Allah
بِذُنُوبِهِمۡۗ
dosa-dosa mereka
وَٱللَّهُ
dan Allah
شَدِيدُ
sangat keras
ٱلۡعِقَابِ
siksa
كَدَأۡبِ
seperti keadaan
ءَالِ
keluarga/kaum
فِرۡعَوۡنَ
Firaun
وَٱلَّذِينَ
dan orang-orang yang
مِن
dari
قَبۡلِهِمۡۚ
sebelum mereka
كَذَّبُواْ
mereka mendustakan
بِـَٔايَٰتِنَا
ayat-ayat kami
فَأَخَذَهُمُ
maka menyiksa mereka
ٱللَّهُ
Allah
بِذُنُوبِهِمۡۗ
dosa-dosa mereka
وَٱللَّهُ
dan Allah
شَدِيدُ
sangat keras
ٱلۡعِقَابِ
siksa
Terjemahan
(Keadaan mereka) seperti keadaan pengikut Fir‘aun dan orang-orang sebelum mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Kami. Oleh sebab itu, Allah menyiksa mereka karena dosa-dosanya. Allah sangat keras hukuman-Nya.
Tafsir
(Seperti adat kebiasaan kaum Firaun dan orang-orang sebelum mereka) seperti kaum Ad dan Tsamud (mereka mendustakan ayat-ayat Kami hingga dicelakakan Allah) dibinasakan-Nya (disebabkan dosa-dosa mereka). Perkataan ini menafsirkan perkataan yang sebelumnya. (Dan Allah sangat keras siksa-Nya). Ayat berikut turun ketika Nabi ﷺ menyuruh orang-orang Yahudi masuk Islam sekembalinya dari perang Badar, maka jawab mereka, "Janganlah kamu teperdaya mentang-mentang berhasil membunuh gerombolan Quraisy yang kacau balau dan tidak tahu memegang senjata.".
Tafsir Surat Ali-'Imran: 10-11
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka sedikit pun tidak dapat menolak azab Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka.
Keadaan mereka adalah seperti keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Dan Allah sangat keras azab-Nya.
Ayat 10
Allah ﷻ memberitakan perihal orang-orang kafir, bahwa kelak mereka akan menjadi bahan bakar api neraka. Hal ini disebutkan melalui firman-Nya dalam ayat yang lain: “(Yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi mereka laknat dan tempat tinggal yang buruk.” (Al-Mumin: 52) Semua yang diberikan kepada mereka ketika di dunia yaitu berupa harta benda dan anak-anak tidak ada manfaatnya bagi mereka di sisi Allah, juga tidak dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah yang amat pedih. Seperti yang diungkapkan oleh ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedangkan mereka dalam keadaan kafir.” (At-Taubah: 55)
Firman Allah ﷻ yang mengatakan; “Janganlah sekali-kali kamu terpesona oleh keleluasaan mobilitas orang-orang kafir di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” (Ali Imran 196-197)
Sedangkan dalam ayat ini Allah ﷻ berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir.” (Ali Imran: 10)
Yakni orang-orang yang ingkar kepada ayat-ayat Allah, mendustakan rasul-rasul-Nya, menentang Kitab-Nya, dan tidak mengambil manfaat dari wahyu-Nya yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya.
“Harta benda dan anak-anak mereka sedikit pun tidak dapat menolak azab Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka.” (Ali Imran: 10)
Yaitu bahan bakarnya yang digunakan untuk memperbesar api neraka; keadaannya sama dengan makna yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya: “Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah bahan bakar Jahanam.” (Al-Anbiya: 98), hingga akhir ayat.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami ibnu Luhai'ah, telah menceritakan kepadaku Ibnul Had, dari Hindun bintil Haris, dari Ummul Fadl (yaitu Ummu Abdullah ibnu Abbas) yang menceritakan: Ketika kami berada di Mekah, maka di suatu malam Rasulullah ﷺ bangkit, lalu berseru, "Apakah aku telah menyampaikan, ya Allah, apakah aku telah menyampaikan," sebanyak tiga kali. Maka Umar ibnul Khattab bangkit, lalu menjawab, "Ya." Kemudian pada pagi harinya Rasulullah ﷺ bersabda, "Islam benar-benar akan menang hingga kekufuran dikembalikan ke tempat asalnya, dan sesungguhnya banyak lelaki yang menempuh laut berkat Islam. Dan benar-benar akan datang suatu masa atas manusia, mereka mempelajari Al-Qur'an dan membacanya, kemudian mereka mengatakan, 'Kita telah membaca dan mengetahuinya. Maka siapakah orang-orang yang lebih baik daripada kita ini?’ Apakah di antara mereka terdapat kebaikan?" Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu?" Rasulullah ﷺ menjawab," Mereka dari kalangan kalian, tetapi mereka adalah bahan bakar neraka."
Ibnu Mardawaih meriwayatkan hadits ini melalui Yazid ibnu Abdullah ibnul Had, dari Hindun bintil Haris (istri Abdullah ibnu Syaddad), dari Ummul Fadl yang menceritakan: Bahwa Rasulullah ﷺ bangkit di suatu malam di Mekah, lalu bersabda, "Apakah aku telah menyampaikan," beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Maka bangkitlah Umar ibnul Khattab, dia orangnya sangat perasa, lalu ia menjawab, "Ya Allah, benar, engkau telah berusaha dan telah berupaya dengan sekuat tenaga serta telah memberi nasihat, maka bersabarlah." Maka Nabi ﷺ bersabda, "Iman benar-benar akan menang hingga kekufuran dikembalikan ke tempat asalnya, dan banyak kaum lelaki yang menempuh laut berkat Islam. Dan sungguh akan datang atas manusia suatu zaman, yang di zaman itu mereka mempelajari Al-Qur'an, maka mereka membacanya dan mengajarkannya. Mereka mengatakan, 'Kita telah mahir membaca Al-Qur'an dan kita telah berpengetahuan. Siapakah orang yang lebih baik dari kita ini?' Tetapi di kalangan mereka tidak ada suatu kebaikan pun." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu?" Nabi ﷺ menjawab, "Mereka dari kalangan kalian, mereka adalah bahan bakar neraka."
Ibnu Mardawaih meriwayatkannya pula melalui jalur Musa ibnu Ubaidah, dari Muhammad ibnu Ibrahim, dari Bintil Had, dari Al-Abbas ibnu Abdul Muttalib dengan lafal yang serupa.
Firman Allah ﷻ: “Seperti keadaan kaum Fir'aun.” (Ali Imran: 11)
Adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud adalah seperti perbuatan kaum Fir'aun.
Hal yang sama telah diriwayatkan pula dari Ikrimah, Mujahid, Abu Malik, dan Adh-Dhahhak serta lain-lainnya yang tidak hanya seorang. Di antara mereka ada yang mengatakan seperti sepak terjang kaum Fir'aun, seperti perbuatan kaum Fir'aun, serupa dengan kaum Fir'aun, tetapi pada garis besarnya ungkapan mereka berdekatan.
Ad-da-bu atau ad-da-abu sama wazan-nya dengan lafal nahrun dan naharun, artinya perbuatan, keadaan, perkara, dan kebiasaan. Seperti dikatakan dalam bahasa Arab: “Hal ini masih tetap menjadi kebiasaanku dan kebiasaanmu.” Umru-ul Qais, salah seorang penyair mereka, mengatakan: “Yang mengajak teman-temanku berhenti di atas kendaraan mereka masing-masing karena dia.” Mereka mengatakan, "Janganlah engkau merusak dirimu dengan rasa putus asa, tetapi kuatkanlah hatimu. Seperti kebiasaanmu dengan Ummul Huwairis sebelum dia dan tetangga wanitanya, yaitu Ummur Rabbab di Masal.” Makna da-bika dalam syair di atas ialah seperti kebiasaanmu dengan Ummul Huwairis, ketika engkau merusak dirimu sendiri karena mencintainya, lalu kamu menangisi rumah dan bekas-bekas yang ditinggalkannya.
Makna ayat, orang-orang kafir itu tidak bermanfaat buat diri mereka harta benda dan anak-anak mereka, bahkan mereka binasa dan diazab seperti yang pernah terjadi pada kaum Fir'aun dan orang-orang sebelumnya dari kalangan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan hujah-hujah-Nya yang dibawa oleh para rasul.
Ayat 11
“Dan Allah sangat keras azab-Nya.” (Ali Imran: 11)
Yakni pembalasan Allah sangat keras dan azab-Nya sangat pedih, tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya dan tiada sesuatu pun yang luput dari-Nya. Bahkan Dia Maha Melakukan apa yang Dia kehendaki, Dia Maha Menang atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Dia, dan tidak ada Tuhan yang berkuasa selain Dia.
Keadaan mereka yang selalu mendustakan agama Allah dan azab yang diturunkan kepada mereka seperti keadaan pengikut Firaun dan orang-orang kafir yang hidup sebelum mereka. Mereka semua mendustakan ayat-ayat Kami yang tertulis dalam kitab suci dan/atau yang terbentang di alam raya. Mereka mendustakan ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Allah sangat berat hukuman-Nya. Jika Fir'aun dan rezimnya yang sangat berkuasa dan gagah perkasa saja dapat dikalahkan dan mendapat siksa duniawi dan ukhrawi, apa-lagi orang yang tidak mencapai tingkat keperkasaan semacam itu. Karena itu, katakanlah, wahai Nabi Muhammad, kepada orang-orang yang kafir dari kalangan Yahudi dan lainnya yang memandang kemenanganmu di Perang Badar dengan sebelah mata, Kamu pasti akan dikalahkan di dunia dan mati dalam keadaan kafir, kemudian digiring ke dalam neraka Jahanam sebagai tempat tinggal kamu. Dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal.
Hal ihwal orang yang ingkar sama dengan hal ihwal Fir'aun dan pengikut-pengikutnya, juga serupa dengan apa yang dilakukan umat sebelumnya kepada Nabi Musa dan nabi-nabi lainnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Allah yang dibawa oleh para rasul. Karena itu Allah menurunkan siksa atas mereka betapa pun besarnya kekuasaan mereka. Musuh-musuh nabi itu hancur, dan nabi-nabi beserta pengikut-pengikutnya memperoleh kemenangan.
Orang kafir tidak dapat lari dari azab yang diturunkan Allah. Karena hukuman Allah itu adalah sebagai akibat yang wajar dari dosa mereka sendiri. Orang-orang Yahudi merasa takut dengan turunnya ayat ini karena mereka mengetahui apa yang telah dialami oleh Fir'aun dan pengikut-pengikutnya.
Yang dimaksud orang-orang kafir dalam ayat ini ialah orang Yahudi Medinah. Menurut riwayat Ibnu 'Abbas, orang Yahudi Medinah tatkala menyaksikan kemenangan Rasulullah atas kaum musyrik pada Perang Badar, mereka berkata, "Demi Allah, sesungguhnya dia adalah nabi yang ummi, yang dikabarkan oleh Nabi Musa kepada kita, dan dalam Taurat terdapat tanda-tandanya". Lalu mereka bermaksud mengikuti Nabi Muhammad ﷺ Tetapi sebagian mereka berkata, "Janganlah terburu-buru sampai kamu menyaksikan bukti-bukti yang lain." Tatkala tiba Perang Uhud mereka menjadi ragu-ragu lalu mereka membatalkan perjanjian yang mereka sepakati dengan Rasulullah ﷺ Kemudian Ka'ab bin al-Asyraf (pimpinan Yahudi) bersama enam puluh anggota pasukan berkuda berangkat segera ke Mekah untuk menghimpun kekuatan untuk memerangi Rasulullah ﷺ Maka pada saat itu turunlah ayat ini.
Diriwayatkan pula oleh Abu Dawud dalam Sunan-nya, dan oleh al-Baihaqi dalam Dala'il melalui Ibnu Ishaq dari Ibnu 'Abbas bahwa Rasulullah tatkala berhasil mengalahkan orang Quraisy dalam Perang Badar, beliau pulang ke Medinah, beliau mengumpulkan orang Yahudi di pasar Bani Qainuqa'. Beliau berkata, "Hai, orang Yahudi masuklah dalam agama Islam sebelum kamu ditimpa oleh apa yang telah ditimpakan Allah kepada kaum Quraisy. Mereka menjawab, "Hai Muhammad, jangan kamu tertipu oleh dirimu sendiri. Kamu telah membunuh sejumlah orang Quraisy, dan mereka itu orang-orang yang tidak berpengalaman, tidak mengerti perang. Demi Allah, jika kamu berperang melawan kami, kamu akan tahu bahwa kamilah sebenarnya laki-laki yang sesungguhnya, kamu belum pernah berhadapan dengan kami". Dengan kejadian ini, turunlah ayat 12 dan 13 ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 10
“Sesungguhnya, orang-orang yang kafir itu tidaklah akan dapat melepaskan mereka harta benda mereka dan tidak pula anak-anak mereka dari Allah sesuatu jua pun."
Apa yang akan dibawa ke sana? Hanyalah amal! Demikian Allah selalu menerangkan. Maka, kalau orang mati, satu sen pun harta yang dibanggakan di dunia itu tidak akan menolong apa-apa.
“Dan mereka itu semuanya adalah bakalan neraka"
Dengan ini, diperingatkanlah bahwa harta dan anak, kalau tidak hati-hati, adalah pintu kepada kufur. Harta benda dan anak-anak adalah barang yang tampak oleh mata. Inilah yang disebut “hidup kebenaran", sedangkan kepercayaan kepada Allah adalah hidup “keruhanian". Sedang hidup kebendaan ini tidaklah lama. Yang akan lama kita rasai ialah hidup keruhanian.
Ayat 11
“Sebagaimana halnya dengan keluarga Fir'aun dan orang-orang yang sebelum mereka."
Fir'aun dengan segala keluarga pengiring dan pembantu kekuasaannya, demikian juga umat-umatyangsebelum Fir'aun,sebagaimana umat Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Shalih, Nabi Luth. Umat-umat itu sama saja dengan Fir'aun dan keluarganya atau rezimnya. Tujuan hidup mereka hanya berkisar di sekitar harta benda dan anak. Benda, sekali lagi benda. Yang bernama hidup bagi mereka hanya itu. Bangga dengan harta benda dan bangga dengan anak. Dengan harta benda, segala maksud akan tercapai, apatah lagi dengan adanya kekuasaan."Mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami" Seruan keruhanian tidak mereka pedulikan. Seruan yang disampaikan oleh rasul-rasul tidak mereka pedulikan, bahkan rasul-rasul itu mereka musuhi sebab mengganggu perhatian terhadap harta benda dan kemegahan keluarga."Maka Allah akan menyiksa mereka dengan sebab dosa mereka." Sebab orang-orang yang diperbudak oleh harta itu selalu akan berusaha menghasilkan harta agar terkumpul, biarpun dengan berbuat dosa, kezaliman, dan penganiayaan.
“Dan Allah sangat pedih siksaan-Nya."
Ayat-ayat seperti ini menginsafkan manusia dari ketakaburannya. Mentang-mentang kaya raya atau banyak anak keturunan yang akan dibanggakan, janganlah sampai lupa daratan. Sedangkan di dunia, hanyalah manusia yang berutang budi dan yang lemah hati yang dapat dipengaruhi. Kayatah engkau, tetapi aku tidaklah akan meminta kepada engkau. Banyak pun anak engkau, orang-orang yang terpandang dalam masyarakat, berjabatan, bertitel segala macam, tetapi aku bukan budak engkau. Sedangkan di dunia lagi begitu, apatah lagi di hadapan Allah di akhirat. Kecil dan hina orang yang kafir itu di hadapan Allah. Anak-anak pun tidak akan dapat dibanggakan di akhirat. Bahkan anak itu pun dapat membuat malu di hadapan Allah karena hidupnya yang maksiat. Tatkala ayahnya masih hidup, sebab ayahnya kaya, tujuannya hanya kesenangan diri dan kosong jiwanya dari iman. Di akhirat sama-sama menjadi alas neraka dengan ayah yang membanggakannya itu. Sebab itu, lanjutan ayat lebih tegas lagi,
Ayat 12
“Katakanlah kepada owng-orang yang kafir itu,'Kamu akan dikalahkan dan akan dikumpulkan kepada Jahannam, (yaitu) seburuk-buruk tempat persediaan."
“Kamu akan dikalahkan!' Akan datang masanya harta bendamu itu tidak dapat mempertahankan kamu. Kalah di dunia dan kalah di akhirat. Setinggi-tinggi melambung, kamu akan terhenyak ke tanah. Baik harta itu meninggalkan kamu maupun kamu meninggalkan harta. Anak-anak yang kamu manjakan dan kamu banggakan akan berserak-serak membawa lagaknya masing-masing untuk menghancurkan hatimu. Dan, kelak kamu akan dikumpulkan dan dihalau ke dalam neraka. Hanya dirumuskannya saja dengan satu kalimat, yaitu “seburuk-buruk tempat persediaan". Tukaran dari apa yang kamu rasa seindah-indah tempat kediaman di kala hidupmu.
Ayat 13
“Sesungguhnya, telah ada bagi kamu suatu tanda pada dua golongan yang bertemu,"
Dikatakan “suatu tanda" untuk menjadi perhatian dan perbandingan."Yang satu golongan berperang di jalan Allah dan yang lain adalah kafir!1 Nabi ﷺ Dan, umatnya disuruh memperhatikan perbandingan di antara kedua golongan itu apabila mereka berhadapan."Mereka (yang berperang karena Allah) melihat kepada mereka (yang kafir) dengan penglihatan mata dua kali sebanyak mereka." Jumlah yang kafir itu dua kali ganda banyaknya, lengkap dengan harta dan benda, ramai dengan anak dan keturunan, sedang bilangan yang beriman dan berjuang pada jalan Allah itu hanya sedikit, kurang harta, tidak ada yang akan dibanggakan selain dari iman kepada Allah."Padahal Allah menyokong dengan per-tolongan-Nya siapayang Dia kehendaki!' Hal ini telah kejadian ketika Peperangan Badar. Umat yang berjuang pada jalan Allah menghadapi umat yang kafir tiga kali lipat lebih banyak dari mereka. Allah menyokong dan memberikan kemenangan kepada yang berjuang pada jalan Allah sebab yang mereka perjuangkan bukan harta dan bukan anak, melainkan keyakinan kepada Allah. Lantaran ada sesuatu yang diperjuangkan, semangat pun bertambah dan tidak takut menghadapi maut. Padahal orang yang terikat oleh kebanggaan harta dan anak takut menghadapinya.
“Sesungguhnya, pada yang demikian itu adalah suatu ibarat bagi orang yang mempunyai pikiran."
(ujung ayat 13)