Ayat
Terjemahan Per Kata
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
لَن
tidak
تُغۡنِيَ
mencukupi/menolak
عَنۡهُمۡ
dari mereka
أَمۡوَٰلُهُمۡ
harta benda mereka
وَلَآ
dan tidak
أَوۡلَٰدُهُم
anak-anak mereka
مِّنَ
dari
ٱللَّهِ
Allah
شَيۡـٔٗاۖ
sedikitpun
وَأُوْلَٰٓئِكَ
dan itulah
هُمۡ
mereka
وَقُودُ
bahan bakar
ٱلنَّارِ
api neraka
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
لَن
tidak
تُغۡنِيَ
mencukupi/menolak
عَنۡهُمۡ
dari mereka
أَمۡوَٰلُهُمۡ
harta benda mereka
وَلَآ
dan tidak
أَوۡلَٰدُهُم
anak-anak mereka
مِّنَ
dari
ٱللَّهِ
Allah
شَيۡـٔٗاۖ
sedikitpun
وَأُوْلَٰٓئِكَ
dan itulah
هُمۡ
mereka
وَقُودُ
bahan bakar
ٱلنَّارِ
api neraka
Terjemahan
Sesungguhnya orang-orang yang kufur, tidak akan berguna bagi mereka sedikit pun harta benda dan anak-anak mereka (untuk menyelamatkan diri) dari (azab) Allah. Mereka itulah bahan bakar api neraka.
Tafsir
(Sesungguhnya orang-orang kafir, harta benda dan anak-anak mereka tidak dapat menolak Allah) yakni siksa-Nya (sedikit pun dan merekalah bahan bakar api neraka) dibaca 'waquud', bahan untuk pembakaran.
Tafsir Surat Ali-'Imran: 10-11
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka sedikit pun tidak dapat menolak azab Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka.
Keadaan mereka adalah seperti keadaan kaum Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Dan Allah sangat keras azab-Nya.
Ayat 10
Allah ﷻ memberitakan perihal orang-orang kafir, bahwa kelak mereka akan menjadi bahan bakar api neraka. Hal ini disebutkan melalui firman-Nya dalam ayat yang lain: “(Yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi mereka laknat dan tempat tinggal yang buruk.” (Al-Mumin: 52) Semua yang diberikan kepada mereka ketika di dunia yaitu berupa harta benda dan anak-anak tidak ada manfaatnya bagi mereka di sisi Allah, juga tidak dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah yang amat pedih. Seperti yang diungkapkan oleh ayat lainnya, yaitu firman-Nya:
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedangkan mereka dalam keadaan kafir.” (At-Taubah: 55)
Firman Allah ﷻ yang mengatakan; “Janganlah sekali-kali kamu terpesona oleh keleluasaan mobilitas orang-orang kafir di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” (Ali Imran 196-197)
Sedangkan dalam ayat ini Allah ﷻ berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir.” (Ali Imran: 10)
Yakni orang-orang yang ingkar kepada ayat-ayat Allah, mendustakan rasul-rasul-Nya, menentang Kitab-Nya, dan tidak mengambil manfaat dari wahyu-Nya yang diturunkan kepada nabi-nabi-Nya.
“Harta benda dan anak-anak mereka sedikit pun tidak dapat menolak azab Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka.” (Ali Imran: 10)
Yaitu bahan bakarnya yang digunakan untuk memperbesar api neraka; keadaannya sama dengan makna yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu firman-Nya: “Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah bahan bakar Jahanam.” (Al-Anbiya: 98), hingga akhir ayat.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami ibnu Luhai'ah, telah menceritakan kepadaku Ibnul Had, dari Hindun bintil Haris, dari Ummul Fadl (yaitu Ummu Abdullah ibnu Abbas) yang menceritakan: Ketika kami berada di Mekah, maka di suatu malam Rasulullah ﷺ bangkit, lalu berseru, "Apakah aku telah menyampaikan, ya Allah, apakah aku telah menyampaikan," sebanyak tiga kali. Maka Umar ibnul Khattab bangkit, lalu menjawab, "Ya." Kemudian pada pagi harinya Rasulullah ﷺ bersabda, "Islam benar-benar akan menang hingga kekufuran dikembalikan ke tempat asalnya, dan sesungguhnya banyak lelaki yang menempuh laut berkat Islam. Dan benar-benar akan datang suatu masa atas manusia, mereka mempelajari Al-Qur'an dan membacanya, kemudian mereka mengatakan, 'Kita telah membaca dan mengetahuinya. Maka siapakah orang-orang yang lebih baik daripada kita ini?’ Apakah di antara mereka terdapat kebaikan?" Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu?" Rasulullah ﷺ menjawab," Mereka dari kalangan kalian, tetapi mereka adalah bahan bakar neraka."
Ibnu Mardawaih meriwayatkan hadits ini melalui Yazid ibnu Abdullah ibnul Had, dari Hindun bintil Haris (istri Abdullah ibnu Syaddad), dari Ummul Fadl yang menceritakan: Bahwa Rasulullah ﷺ bangkit di suatu malam di Mekah, lalu bersabda, "Apakah aku telah menyampaikan," beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Maka bangkitlah Umar ibnul Khattab, dia orangnya sangat perasa, lalu ia menjawab, "Ya Allah, benar, engkau telah berusaha dan telah berupaya dengan sekuat tenaga serta telah memberi nasihat, maka bersabarlah." Maka Nabi ﷺ bersabda, "Iman benar-benar akan menang hingga kekufuran dikembalikan ke tempat asalnya, dan banyak kaum lelaki yang menempuh laut berkat Islam. Dan sungguh akan datang atas manusia suatu zaman, yang di zaman itu mereka mempelajari Al-Qur'an, maka mereka membacanya dan mengajarkannya. Mereka mengatakan, 'Kita telah mahir membaca Al-Qur'an dan kita telah berpengetahuan. Siapakah orang yang lebih baik dari kita ini?' Tetapi di kalangan mereka tidak ada suatu kebaikan pun." Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu?" Nabi ﷺ menjawab, "Mereka dari kalangan kalian, mereka adalah bahan bakar neraka."
Ibnu Mardawaih meriwayatkannya pula melalui jalur Musa ibnu Ubaidah, dari Muhammad ibnu Ibrahim, dari Bintil Had, dari Al-Abbas ibnu Abdul Muttalib dengan lafal yang serupa.
Firman Allah ﷻ: “Seperti keadaan kaum Fir'aun.” (Ali Imran: 11)
Adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud adalah seperti perbuatan kaum Fir'aun.
Hal yang sama telah diriwayatkan pula dari Ikrimah, Mujahid, Abu Malik, dan Adh-Dhahhak serta lain-lainnya yang tidak hanya seorang. Di antara mereka ada yang mengatakan seperti sepak terjang kaum Fir'aun, seperti perbuatan kaum Fir'aun, serupa dengan kaum Fir'aun, tetapi pada garis besarnya ungkapan mereka berdekatan.
Ad-da-bu atau ad-da-abu sama wazan-nya dengan lafal nahrun dan naharun, artinya perbuatan, keadaan, perkara, dan kebiasaan. Seperti dikatakan dalam bahasa Arab: “Hal ini masih tetap menjadi kebiasaanku dan kebiasaanmu.” Umru-ul Qais, salah seorang penyair mereka, mengatakan: “Yang mengajak teman-temanku berhenti di atas kendaraan mereka masing-masing karena dia.” Mereka mengatakan, "Janganlah engkau merusak dirimu dengan rasa putus asa, tetapi kuatkanlah hatimu. Seperti kebiasaanmu dengan Ummul Huwairis sebelum dia dan tetangga wanitanya, yaitu Ummur Rabbab di Masal.” Makna da-bika dalam syair di atas ialah seperti kebiasaanmu dengan Ummul Huwairis, ketika engkau merusak dirimu sendiri karena mencintainya, lalu kamu menangisi rumah dan bekas-bekas yang ditinggalkannya.
Makna ayat, orang-orang kafir itu tidak bermanfaat buat diri mereka harta benda dan anak-anak mereka, bahkan mereka binasa dan diazab seperti yang pernah terjadi pada kaum Fir'aun dan orang-orang sebelumnya dari kalangan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan hujah-hujah-Nya yang dibawa oleh para rasul.
Ayat 11
“Dan Allah sangat keras azab-Nya.” (Ali Imran: 11)
Yakni pembalasan Allah sangat keras dan azab-Nya sangat pedih, tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya dan tiada sesuatu pun yang luput dari-Nya. Bahkan Dia Maha Melakukan apa yang Dia kehendaki, Dia Maha Menang atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Dia, dan tidak ada Tuhan yang berkuasa selain Dia.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, yang menutupi tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah serta mengingkari petunjuk-petunjukNya, bagi mereka tidak akan berguna sedikit pun harta benda yang Allah berikan kepada mereka walau sebanyak apa pun, dan demikian pula anak-anak mereka walau sebanyak dan sehebat apa pun, terhadap azab Allah di dunia. Mereka juga tidak dapat menolak siksa-Nya di akhirat kelak, dan bahkan mereka itu menjadi bahan bakar api nerakaKeadaan mereka yang selalu mendustakan agama Allah dan azab yang diturunkan kepada mereka seperti keadaan pengikut Firaun dan orang-orang kafir yang hidup sebelum mereka. Mereka semua mendustakan ayat-ayat Kami yang tertulis dalam kitab suci dan/atau yang terbentang di alam raya. Mereka mendustakan ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Allah sangat berat hukuman-Nya.
Orang yang kafir dan mengingkari kenabian Muhammad, padahal mereka mengetahui kebenarannya baik dari golongan Ahli Kitab maupun dari golongan orang-orang musyrik Arab, mereka tidak akan dapat menghindari azab Allah. Selanjutnya Allah menerangkan bahwa harta benda dan anak cucu mereka tidak akan memberi syafaat sedikit pun kepada mereka. Harta yang bisa dipergunakan untuk mendapat manfaat dan menolak kemudaratan di dunia dan anak-anak yang bisa membantu dalam segala urusan penting dan dalam peperangan, semuanya itu tidak akan menyelamatkan mereka dari api neraka, sebagaimana Allah berfirman:
(Yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna. (asy-Syu'ara'/26:88)
Walaupun mereka mengucapkan seperti firman Allah:
Dan mereka berkata, "Kami memiliki lebih banyak harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami tidak akan diazab." (Saba'/34: 35)
Peryataan mereka ini dibantah Allah dengan firman-Nya:
Dan bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami; melainkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, ?. (Saba'/34: 37).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 10
“Sesungguhnya, orang-orang yang kafir itu tidaklah akan dapat melepaskan mereka harta benda mereka dan tidak pula anak-anak mereka dari Allah sesuatu jua pun."
Apa yang akan dibawa ke sana? Hanyalah amal! Demikian Allah selalu menerangkan. Maka, kalau orang mati, satu sen pun harta yang dibanggakan di dunia itu tidak akan menolong apa-apa.
“Dan mereka itu semuanya adalah bakalan neraka"
Dengan ini, diperingatkanlah bahwa harta dan anak, kalau tidak hati-hati, adalah pintu kepada kufur. Harta benda dan anak-anak adalah barang yang tampak oleh mata. Inilah yang disebut “hidup kebenaran", sedangkan kepercayaan kepada Allah adalah hidup “keruhanian". Sedang hidup kebendaan ini tidaklah lama. Yang akan lama kita rasai ialah hidup keruhanian.
Ayat 11
“Sebagaimana halnya dengan keluarga Fir'aun dan orang-orang yang sebelum mereka."
Fir'aun dengan segala keluarga pengiring dan pembantu kekuasaannya, demikian juga umat-umatyangsebelum Fir'aun,sebagaimana umat Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Shalih, Nabi Luth. Umat-umat itu sama saja dengan Fir'aun dan keluarganya atau rezimnya. Tujuan hidup mereka hanya berkisar di sekitar harta benda dan anak. Benda, sekali lagi benda. Yang bernama hidup bagi mereka hanya itu. Bangga dengan harta benda dan bangga dengan anak. Dengan harta benda, segala maksud akan tercapai, apatah lagi dengan adanya kekuasaan."Mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami" Seruan keruhanian tidak mereka pedulikan. Seruan yang disampaikan oleh rasul-rasul tidak mereka pedulikan, bahkan rasul-rasul itu mereka musuhi sebab mengganggu perhatian terhadap harta benda dan kemegahan keluarga."Maka Allah akan menyiksa mereka dengan sebab dosa mereka." Sebab orang-orang yang diperbudak oleh harta itu selalu akan berusaha menghasilkan harta agar terkumpul, biarpun dengan berbuat dosa, kezaliman, dan penganiayaan.
“Dan Allah sangat pedih siksaan-Nya."
Ayat-ayat seperti ini menginsafkan manusia dari ketakaburannya. Mentang-mentang kaya raya atau banyak anak keturunan yang akan dibanggakan, janganlah sampai lupa daratan. Sedangkan di dunia, hanyalah manusia yang berutang budi dan yang lemah hati yang dapat dipengaruhi. Kayatah engkau, tetapi aku tidaklah akan meminta kepada engkau. Banyak pun anak engkau, orang-orang yang terpandang dalam masyarakat, berjabatan, bertitel segala macam, tetapi aku bukan budak engkau. Sedangkan di dunia lagi begitu, apatah lagi di hadapan Allah di akhirat. Kecil dan hina orang yang kafir itu di hadapan Allah. Anak-anak pun tidak akan dapat dibanggakan di akhirat. Bahkan anak itu pun dapat membuat malu di hadapan Allah karena hidupnya yang maksiat. Tatkala ayahnya masih hidup, sebab ayahnya kaya, tujuannya hanya kesenangan diri dan kosong jiwanya dari iman. Di akhirat sama-sama menjadi alas neraka dengan ayah yang membanggakannya itu. Sebab itu, lanjutan ayat lebih tegas lagi,
Ayat 12
“Katakanlah kepada owng-orang yang kafir itu,'Kamu akan dikalahkan dan akan dikumpulkan kepada Jahannam, (yaitu) seburuk-buruk tempat persediaan."
“Kamu akan dikalahkan!' Akan datang masanya harta bendamu itu tidak dapat mempertahankan kamu. Kalah di dunia dan kalah di akhirat. Setinggi-tinggi melambung, kamu akan terhenyak ke tanah. Baik harta itu meninggalkan kamu maupun kamu meninggalkan harta. Anak-anak yang kamu manjakan dan kamu banggakan akan berserak-serak membawa lagaknya masing-masing untuk menghancurkan hatimu. Dan, kelak kamu akan dikumpulkan dan dihalau ke dalam neraka. Hanya dirumuskannya saja dengan satu kalimat, yaitu “seburuk-buruk tempat persediaan". Tukaran dari apa yang kamu rasa seindah-indah tempat kediaman di kala hidupmu.
Ayat 13
“Sesungguhnya, telah ada bagi kamu suatu tanda pada dua golongan yang bertemu,"
Dikatakan “suatu tanda" untuk menjadi perhatian dan perbandingan."Yang satu golongan berperang di jalan Allah dan yang lain adalah kafir!1 Nabi ﷺ Dan, umatnya disuruh memperhatikan perbandingan di antara kedua golongan itu apabila mereka berhadapan."Mereka (yang berperang karena Allah) melihat kepada mereka (yang kafir) dengan penglihatan mata dua kali sebanyak mereka." Jumlah yang kafir itu dua kali ganda banyaknya, lengkap dengan harta dan benda, ramai dengan anak dan keturunan, sedang bilangan yang beriman dan berjuang pada jalan Allah itu hanya sedikit, kurang harta, tidak ada yang akan dibanggakan selain dari iman kepada Allah."Padahal Allah menyokong dengan per-tolongan-Nya siapayang Dia kehendaki!' Hal ini telah kejadian ketika Peperangan Badar. Umat yang berjuang pada jalan Allah menghadapi umat yang kafir tiga kali lipat lebih banyak dari mereka. Allah menyokong dan memberikan kemenangan kepada yang berjuang pada jalan Allah sebab yang mereka perjuangkan bukan harta dan bukan anak, melainkan keyakinan kepada Allah. Lantaran ada sesuatu yang diperjuangkan, semangat pun bertambah dan tidak takut menghadapi maut. Padahal orang yang terikat oleh kebanggaan harta dan anak takut menghadapinya.
“Sesungguhnya, pada yang demikian itu adalah suatu ibarat bagi orang yang mempunyai pikiran."
(ujung ayat 13)