Ayat

Terjemahan Per Kata
وَيَسۡتَعۡجِلُونَكَ
dan mereka minta disegerakan kepadamu
بِٱلۡعَذَابِ
dengan azab
وَلَوۡلَآ
dan jika tidak
أَجَلٞ
waktu
مُّسَمّٗى
ditentukan
لَّجَآءَهُمُ
pasti datang kepada mereka
ٱلۡعَذَابُۚ
azab
وَلَيَأۡتِيَنَّهُم
dan sungguh akan datang kepada mereka
بَغۡتَةٗ
tiba-tiba
وَهُمۡ
dan mereka
لَا
tidak
يَشۡعُرُونَ
mereka menyadari
وَيَسۡتَعۡجِلُونَكَ
dan mereka minta disegerakan kepadamu
بِٱلۡعَذَابِ
dengan azab
وَلَوۡلَآ
dan jika tidak
أَجَلٞ
waktu
مُّسَمّٗى
ditentukan
لَّجَآءَهُمُ
pasti datang kepada mereka
ٱلۡعَذَابُۚ
azab
وَلَيَأۡتِيَنَّهُم
dan sungguh akan datang kepada mereka
بَغۡتَةٗ
tiba-tiba
وَهُمۡ
dan mereka
لَا
tidak
يَشۡعُرُونَ
mereka menyadari
Terjemahan

Mereka minta agar engkau menyegerakan (datangnya) azab. Kalau bukan karena waktunya telah ditetapkan, niscaya azab datang kepada mereka. (Azab itu) benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedangkan mereka tidak menyadarinya.
Tafsir

(Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Kalau tidak karena waktu yang telah ditetapkan) bagi turunnya azab itu (benar-benar telah datang azab kepada mereka) dengan segera (dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba sedangkan mereka tidak menyadarinya) tentang waktu datangnya azab itu.
Tafsir Surat Al-'Ankabut: 53-55
Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Kalau tidaklah karena waktu yang telah ditetapkan, benar-benar telah datang azab kepada mereka, dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedangkan mereka tidak menyadarinya. Mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Dan sesungguhnya Jahannam benar-benar meliputi orang-orang yang kafir, pada hari mereka ditutup oleh azab dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka dan Allah berkata (kepada mereka), "Rasailah (pembalasan dari) apa yang telah kamu kerjakan. (Al-'Ankabut: 53-55)
Ayat 53
Allah subhaanahu wa ta’aalaa menceritakan perihal kebodohan orang-orang musyrik karena mereka meminta agar azab Allah disegerakan menimpa mereka sebagai pembalasan dari perbuatan mereka, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang lain melalui firman-Nya: Dan (ingatlah) ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, "Ya Allah, jika betul (Al-Qur'an) ini dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih. (Al-Anfal: 32) Dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Kalau tidaklah karena waktu yang telah ditetapkan, benar-benar telah datang azab kepada mereka. (Al-Ankabut: 53) Yakni seandainya tiada ketetapan dari Allah yang telah memutuskan bahwa Dia menangguhkan azab-Nya sampai hari kiamat nanti, tentulah akan menimpa mereka azab dari-Nya dalam waktu yang dekat dan cepat seperti apa yang mereka minta.
Kemudian Allah subhaanahu wa ta’aalaa menyebutkan dalam firman selanjutnya: dan azab itu benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba. (Al-Ankabut: 53) Yaitu dengan sekonyong-konyong. sedangkan mereka tidak menyadarinya.
Ayat 54
Mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. Dan sesungguhnya Jahannam benar-benar meliputi orang-orang yang kafir. (Al-'Ankabut: 54) Mereka meminta supaya azab disegerakan turunnya, padahal azab itu pasti akan menimpa mereka. Syu'bah meriwayatkan dari Sammak, dari Ikrimah sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya Jahannam benar-benar meliputi orang-orang yang kafir. (Al-'Ankabut: 54) Yang dimaksud dengan Jahannam adalah laut. Ibnu Abi Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Ismail ibnu Mujalid, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Mujahid, dari Asy-Sya'bi, bahwa ia pernah mendengar Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya Jahannam benar-benar meliputi orang-orang yang kafir. (Al-'Ankabut: 54) Bahwa Jahannam itu adalah laut yang hijau, bertaburan jatuh ke dalamnya semua bintang, dan digulung di dalamnya mentari dan rembulan, kemudian dinyalakan api sehingga jadilah ia neraka Jahannam.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Asim, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Umayyah, telah menceritakan kepadaku Huyayyin, telah menceritakan kepadaku Safwan ibnu Ya'la, dari ayahnya, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda: Laut itu adalah Jahannam. Mereka berkata kepada Ya'la, "Tidakkah kamu lihat bahwa Allah subhaanahu wa ta’aalaa telah berfirman: neraka, yang gejolaknya mengepung mereka' (Al-Kahfi: 29), hingga akhir ayat." Maka Ya'la menjawab, "Demi Tuhan yang jiwa Ya'la berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, aku tidak akan memasukinya selamanya sebelum aku dihadapkan kepada Allah, dan tidak akan menyentuh diriku setetes pun darinya sebelum aku dihadapkan kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa Penafsiran ini berpredikat gharib, begitu pula predikat hadisnya, hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
Ayat 55
Dalam firman berikutnya disebutkan: pada hari mereka ditutup oleh azab dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. (Al-'Ankabut: 55) Sama dengan firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa yang mengatakan: Mereka mempunyai tikar-tikar dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). (Al-A'raf: 41) Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan (dari api). (Az-Zumar: 16) Andaikata orang-orang kafir itu mengetahui waktu (di mana) mereka itu tidak mampu mengelakkan api neraka dari muka mereka dan (tidak pula) dari punggung mereka. (Al-Anbiya: 39), hingga akhir ayat. Kesimpulannya, api neraka menutupi mereka dari segala penjuru. Ungkapan ini menggambarkan tentang hebatnya siksaan yang mereka alami.
Firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa: dan Allah berkata (kepada mereka), "Rasailah (pembalasan dari) apa yang telah kamu kerjakan. (Al-'Ankabut: 55) Ini merupakan ancaman, kecaman, dan cemoohan, yang juga merupakan siksaan dalam bentuk lain. Sebagaimana pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: . (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka dengan muka di bawah; (Dikatakan kepada mereka), "Rasakanlah sentuhan api neraka. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (Al-Qamar: 48-49) pada hari mereka didorong ke neraka Jahannam dengan sekuat-kuatnya. (Dikatakan kepada mereka), "Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya. Maka apakah ini sihir? Ataukah kamu tidak melihat? Masuklah kamu ke dalamnya (rasakanlah panas apinya), maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu, kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan. (At-Tur: 13-16)
Tidak hanya mengingkari Al-Qur'an, mereka juga menantang Nabi Muhammad agar menyegerakan turunnya azab. Ini adalah tindakan bodoh sebab jika Allah benar-benar menurunkan azab-Nya maka tidak satu pun dari mereka bisa menyelamatkan diri darinya. Mereka meminta kepadamu, wahai Nabi Muhammad, agar segera diturunkan azab, untuk membuktikan kerasulanmu. Kalau bukan karena waktunya yang telah ditetapkan berdasarkan hikmah dan kebijaksanaan-Nya, niscaya azab itu pasti datang kepada mereka. Dan sungguh azab itu pasti akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya. 54. Sekali lagi mereka meminta kepadamu wahai Nabi Muhammad, sebagai bentuk ejekan dan ketidakpercayaan mereka terhadap kera-sulanmu, agar segera diturunkan azab. Mereka lupa bahwa azab itu pasti akan datang. Seandainya tidak datang di dunia, azab itu akan menimpa mereka di akhirat dalam bentuk yang lebih besar. Itulah nereka jahanam. Dan sesungguhnya neraka Jahanam itu pasti meliputi orang-orang kafir. Jahanam akan datang dari segala arah sehingga mereka tidak mampu menghindar.
Ayat ini menerangkan bahwa kaum musyrik telah mengetahui ancaman Tuhan berupa azab yang akan ditimpakan kepada mereka. Akan tetapi, mereka tidak percaya akan kedatangan azab itu sehingga mereka menantang kalau benar azab itu ada, maka hendaklah segera ditimpakan kepada mereka, seperti yang mereka katakan dalam firman Allah:
Maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih. (al-Anfal/8: 32)
Firman Allah:
Dan mereka mengatakan, "Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika kamu orang-orang yang benar?" (Yunus/10: 48)
Allah menerangkan bahwa ketentuan datangnya azab itu seluruhnya berada di tangan-Nya, tidak seorangpun yang dapat mengetahuinya. Allah telah menetapkan untuk menangguhkan azab itu sampai waktu yang telah ditentukan-Nya. Seandainya Allah telah menetapkan waktunya untuk mendatangkan azab, tentu ia akan datang kepada orang-orang musyrik secara tiba-tiba, pada saat mereka lengah dan tidak menyadarinya.
Pengunduran azab kepada orang-orang kafir itu tentu ada hikmah dan tujuannya. Di antaranya ialah sebagai ujian bagi manusia, siapa di antara mereka yang sabar dan siapa yang tidak. Bagi orang yang sabar, ujian itu akan menambah kuat keimanannya. Sedangkan orang yang tidak sabar, maka dengan ujian itu ia akan kembali kafir atau bertambah kekafirannya. Firman Allah:
Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu. (Muhammad/47: 31)
Adakalanya penangguhan azab itu bertujuan agar orang yang ingkar itu semakin bertambah keingkarannya. Dengan demikian, mereka akan ditimpa azab yang berlipat ganda.
Allah berfirman:
Orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan demi siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan. (an-Nahl/16 : 88)
Sebenarnya ada azab yang telah menimpa orang-orang musyrik Mekah, tetapi mereka tidak menyadarinya sebagai azab Tuhan, yakni kekalahan mereka pada perang Badar. Ketika itu, mereka melihat dan merasakan bagaimana Allah telah menimpakan azab kepada mereka. Namun demikian, Allah tidak menghancurkan semua orang-orang kafir dalam peperangan itu, sebagaimana terjadi pada umat-umat yang dahulu.
Di antara mufasir ada yang berpendapat bahwa Allah sengaja tidak menghancurkan orang-orang kafir itu semuanya karena di antara mereka masih ada yang diharapkan keimanannya sesudah peperangan itu. Mereka ini diharapkan akan menjadi tentara Islam yang berpengalaman untuk membawa panji-panji Islam, kemudian dilanjutkan keturunan-keturunan mereka dari suatu generasi ke generasi yang akan datang kemudian, sampai kepada waktu yang ditentukan Allah. Semuanya itu terjadi sesuai dengan rencana dan kebijaksanaan Allah yang tidak diketahui oleh seorang pun, selain Dia sendiri.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
BERTUKAR PIKIRAN DENGAN SOPAN
Ayat 46
“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahlul Kitab itu kecuali dengan cara yang lebih baik." (pangkal ayat 46)
Jika kita terpaksa bertukar pikiran dengan Ahlul Kitab itu, terpaksa berdebat atau berdiskusi, adakanlah pertukaran pikiran dengan cara yang paling baik. Yaitu pergunakanlah timbangan akal yang murni, jangan menurutkan kemurkaan hati jika terjadi perlainan pendapat dan ajaklah mereka bertukar pikiran dengan akal yang sehat, sadarkanlah mereka.
“Melainkan dengan orang-orang yang zalim di antara mereka."
Yaitu yang tidak mau menempuh jalan lurus, tidak mau menerima kebenaran, tidak mau bertukar pikiran dengan jujur. Sudah diajak bertukar pikiran dengan baik, namun mereka masih saja bersikap menantang dan memusuhi. Terhadap golongan yang seperti ini, meskipun bagaimana kita mengemukakan alasan kebenaran, bagaimanapun kita hendak bertukar pikiran secara jujur, mereka akan tetap mencari 1001 macam dalih dan menikam Islam dengan secara curang, yang sampai kepada zaman kita sekarang ini pun masih dilakukan oleh kaum Zending dan Misi dan dengan bertopengkan ilmu pengetahuan orientalisme mereka memberikan tafsir tentang ajaran Islam menurut hawa nafsu dan kebencian mereka. Kepada mereka tidaklah perlu bertukar pikiran dengan baik, karena maksud mereka tidaklah baik."Dan katakanlah, “ yaitu kepada Ahlul Kitab yang dapat diajak berunding dan sudi menerima keterangan karena jujur, “Kami percaya kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada kamu," sebab kedua-duanya adalah satu kebenaran yang sama didatangkan dari Allah ﷻ “Dan Tuhan kami dan Tuhan kamu adalah satu." Artinya tidaklah ada perlainan di antara Tuhan kami dengan Tuhan kamu itu. Itulah pokok utama dari pendirian kita dan itulah titik pertemuan di antara kita.
“Dan kami kepada-Nya adalah berserah diri."
(ujung ayat 46)
Artinya, bahwasanya, kami bukanlah semata-mata percaya saja akan adanya satu Tuhan, bahkan di samping percaya kepada-Nya, kami pun berserah diri. Kami kerjakan apa yang Dia perintahkan dan kami hentikan apa yang Dia larang. Semua kami lakukan dengan sepenuh penyerahan.
Ayat 47
“Dan demikianlah pula telah Kami turunkan kepada engkau akan kitab itu," (pangkal ayat 47)
Artinya ialah bahwa kepada nabi-nabi yang terdahulu kitab-kitab telah diturunkan dan umat yang menerimanya dinamai Ahlul Kitab. Telah dikatakan di ayat tadi bahwa isi wahyu adalah satu, yaitu mengajak manusia bagimu tempat di negeri ini, pergilah ke tempat yang lapang bagimu untuk menyembah Tuhanmu.
Ayat 56
“Maka kepada Aku sajalah kamu sekalian memperhambakan diri."
(ujung ayat 56)
Ayat ini adalah perintah dari Allah ﷻ kepada hamba-hamba-Nya yang beriman supaya berhijrah dari suatu negeri mereka tidak bebas menegakkan agama, supaya mereka pergi mengembara di atas bumi Allah ﷻ yang luas ini. Supaya di tempat yang baru itu mereka dapat menegakkan keyakinan atas Keesaan Allah dan beribadah kepada-Nya.
Ayat 57
“Tiap-tiap yang berjiwa pasti merasakan maut." (pangkal ayat 57)
Firman Allah ﷻ ini pun ada hubungannya dengan ayat yang sebelumnya. Ialah untuk menghilangkan keragu-raguan orang-orang yang beriman jika mereka terpaksa meng-ambil sikap pindah, ataupun berjuang mempertahankan pendirian. Janganlah takut meng-hadapi maut, sebab maut adalah hal yang pasti ditempuh oleh tiap-tiap jiwa.
“Kemudian, kepada Kamilah kamu akan dikembalikan."
(ujung ayat 57)
Artinya, oleh karena setiap yang bernapas pasti mati, maka janganlah takut menghadapi maut. Tetapi isilah hidup ini dengan iman dan amalan yang saleh, jasa yang besar dan segala perbuatan yang berguna. Sebab dengan kematian itu berarti semuanya kembali kepada Allah ﷻ Yang mendatangkan manusia ke atas dunia ialah Allah ﷻ dan yang menjamin hidup selama di dunia ialah Allah ﷻ dan bila maut datang, artinya ialah kembali pulang kepada Allah ﷻ Amal yang saleh, perbuatan yang baik, dan jasa yang besar kepada sesama manusia menyebabkan orang tidak merasai cemas dan takut untuk menghadapi maut.
Ayat 58
“Dan orang-orang yang beriman dan mereka beramal yang saleh-saleh." (pangkal ayat 58)
Di antara iman dengan amal yang saleh-saleh, tidak pernah dipisahkan. Karena amal yang saleh-saleh atau perbuatan-perbuatan yang berguna, tidaklah akan timbul kalau bukan karena dorongan iman kepada Allah dan iman bahwa hidup di dunia ini akan disambung dengan hidup akhirat “Sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka itu di dalam surga, di pesanggerahan yang mulia." Di dalam ayat ini tersebut ghurafan yang berarti kamar-kamar atau bilik-bilik yang indah dan mulia, yang supaya kena maksudnya penafsir menerjemahkannya dengan pesanggerahan, atau tempat istirahat.
"Yang mengalir di bawahnya sungai-sunga" Bilamana bertemu di dalam Al-Qur'an sifat tentang surga, selalu kita diberitahu tentang air sungai yang mengalir di bawahnya atau di dekatnya. Karena air mengalir jernih di dalam suatu taman yang indah adalah suatu perlengkapan yang menambah sejuknya suatu tempat, yang di tempat yang kekurangan air menjadi sesuatu yang amat penting. Ayat-ayat seperti inilah yang memberikan ilham bagi bangsa Arab atau umat Muslimin membuat bangunan yang indah-indah dan rumah gedung yang permai dengan memakai pancuran air dalam rumah itu, yang sangat besar faedahnya apabila tiba musim panas. Bahkan sampai sekarang ini, rumah-rumah di negeri yang menerima bekas kebudayaan Arab di Spanyol, di dalam rumah-rumah gedung masih diperbuat orang air mancur tempat burung merpati bermain-main, bermandi-mandi dan udara pancaran air itu menyejukkan udara dalam rumah."Kekal mereka di dalamnya, karena kepayahan berjuang menegakkan jalan yang lurus dan menuju keridhaan Allah ﷻ selama hidup di dunia. Itulah,
“Sebaik-baik ganjaran bagi orang-orang yang beramal."
(ujung ayat 58)
Demikianlah orang yang beriman diberi pengharapan oleh Allah SWT; bahwasanya hidup mereka di dunia menjadi bernilai sangat tinggi, yang akan mereka jadikan modal menghadapi hari akhirat, dengan tidak takut menghadapi maut, apabila diisi dengan amal.
Tetapi di penutupnya diterangkan syaratnya yang terpenting dalam mencapai kebahagiaan itu.
Ayat 59
“Orang-orang yang bersabar." (pangkal ayat 59)
Diperingatkan dengan ayat ini bahwa untuk mencapai martabat yang demikian tinggi, kekal di dalam surga, mendapat tempat atau pesanggerahan yang istimewa ialah supaya dalam menegakkan iman itu hendaklah sabar. Sebab iman pasti akan mendapat ujian dan percobaan, yang kadang-kadang menghendaki pengurbanan, berkuah darah dan air mata, sebagaimana yang telah diderita oleh segala nabi dan segala rasul. Dan di samping sabar menderita itu hendaklah pula bertawakal.
“Dan kepada Tuhan mereka, bertawakallah mereka."
(ujung ayat 59)