Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلُوطًا
dan Lut
إِذۡ
ketika
قَالَ
dia berkata
لِقَوۡمِهِۦٓ
kepada kaumnya
إِنَّكُمۡ
sesungguhnya kalian
لَتَأۡتُونَ
benar-benar kamu mengerjakan
ٱلۡفَٰحِشَةَ
perbuatan keji
مَا
belum pernah
سَبَقَكُم
mendahului/sebelum kamu
بِهَا
dengannya
مِنۡ
dari
أَحَدٖ
seseorang
مِّنَ
dari
ٱلۡعَٰلَمِينَ
semesta alam (ummat)
وَلُوطًا
dan Lut
إِذۡ
ketika
قَالَ
dia berkata
لِقَوۡمِهِۦٓ
kepada kaumnya
إِنَّكُمۡ
sesungguhnya kalian
لَتَأۡتُونَ
benar-benar kamu mengerjakan
ٱلۡفَٰحِشَةَ
perbuatan keji
مَا
belum pernah
سَبَقَكُم
mendahului/sebelum kamu
بِهَا
dengannya
مِنۡ
dari
أَحَدٖ
seseorang
مِّنَ
dari
ٱلۡعَٰلَمِينَ
semesta alam (ummat)
Terjemahan
(Ingatlah) ketika Lut berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kamu benar-benar melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang tidak pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu di alam semesta.
Tafsir
(Dan) ingatlah (ketika Luth berkata kepada kaumnya, "Sesungguhnya kalian) inna dapat dibaca tahqiq dan tashil (benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji) yakni mendatangi dubur laki-laki/homosex (yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kalian.") baik oleh manusia maupun jin.
Tafsir Surat Al-'Ankabut: 28-30
Dan (ingatlah) ketika Lut berkata kepada kaumnya, "Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu. Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan, "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. Lut berdoa, "Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu.
Allah ﷻ menceritakan tentang Nabi Lut a.s., bahwa Lut mengingkari perbuatan kaumnya yang jahat; mereka biasa mengerjakan perbuatan-perbuatan yang buruk, antara lain mendatangi lelaki (homo seks), perbuatan tersebut belum pernah ada seorang pun dari anak Adam yang melakukannya sebelum mereka. Selain dari itu mereka kafir kepada Allah, mendustakan dan menentang rasul-Nya, juga gemar menyamun. Yakni mereka menghadang orang-orang yang melewati jalan kampung mereka, lalu membunuhnya dan merampas hartanya. dan kalian mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuan kalian. (Al-'Ankabut: 29) Yaitu mengerjakan perbuatan-perbuatan yang mengeluarkan kata-kata yang tidak layak di tempat-tempat pertemuan mereka, sedangkan sebagian dari mereka tiada yang mengingkari sebagian yang lain terhadap perbuatan yang mungkar itu.
Menurut Mujahid, perbuatan tersebut ialah sebagian dari mereka menyetubuhi sebagian yang lain di depan mata sekumpulan dari mereka. Menurut Aisyah r.a. dan Al-Qasim, perbuatan mungkar tersebut ialah mereka berkumpul di tempat pertemuan mereka sambil saling kentut dan tertawa-tawa. Pendapat yang lainnya menyebutkan bahwa mereka mengadu domba dan sabung ayam, semua perbuatan itu merekalah yang mula-mula melakukannya, bahkan perbuatan mereka jauh lebih jahat daripada hanya sekadar itu. ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Usamah, telah menceritakan kepadaku Hatim ibnu AbuSagir, telah menceritakan kepada kami Sammak ibnu Harb, dari Abu Saleh maula Ummu Hani', dari Ummu Hani' yang mengatakan bahwa dia pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang makna firman-Nya: dan kalian mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuan kalian. (Al-'Ankabut: 29) Maka Nabi ﷺ bersabda: Mereka (kaum Lut) biasa melempari dengan batu kerikil orang-orang yang melewati jalan mereka dan mengejeknya, itulah perbuatan mungkar yang biasa mereka kerjakan.
Imam Turmuzi, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkannya melalui hadis Abu Usamah Hammad ibnu Usamah, dari Abu Yunus Al-Qusyairi, dari Hatim ibnu Abu Sagir dengan sanad yang sama. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan, kami tidak mengenalnya selain melalui hadis Hatim ibnu Abu Sagir dari Sammak. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Arafah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Kasir, dari Amr ibnu Qais, dari Al-Hakam, dari Mujahid, sehubungan dengan makna firman-Nya: dan kalian mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuan kalian. (Al-'Ankabut: 29) Yakni permainan anak kecil, bermain burung merpati, kelereng, dan meminta-minta di majelis serta melepaskan kancing-kancing kemah (yakni mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak pantas bagi mereka).
Firman Allah ﷻ: Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan.Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar. (Al-'Ankabut: 29) Ini menggambarkan tentang kekafiran mereka dan sikap olok-olok mereka kepada nabinya, juga keingkaran mereka terhadap nabinya. Karena itulah maka Nabi Lut (nabi mereka) meminta tolong kepada Allah melalui doanya: Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu. (Al-'Ankabut: 30)"
-.
Allah menyuruh Nabi Muhammad menceritakan kisah Nabi Lut. Beliau diutus ke suatu kaum yang berdiam di negeri Sodom. Lut sendiri berdiam di negeri itu. Salah seorang dari putri kaum itu dikawininya, sehingga Lut punya hubungan besan dengan mereka. Dengan tegas Lut mengatakan kepada kaumnya bahwa apa yang mereka kerjakan selama ini dipandang sebagai perbuatan yang disebut fahisyah (perbuatan jahat dan tercela). Istilah sodomi yang populer saat ini berasal dari nama kota di mana kaum Lut melakukan perbuatan tercela itu. Apa yang mereka kerjakan belum pernah diperbuat oleh umat-umat sebelumnya seperti dijelaskan dalam ayat berikutnya tentang jenis perbuatan apa yang mereka kerjakan itu.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 25
“Dan dia dikatakan."Lain tidak, yang kamu ambil selain dari Allah jadi berhala itu “ (pangkal ayat 25). Yang kamu sembah dan puja, tempat kamu memohon dan berlindung; “Hanyalah kasih-sayang di antara kamu pada hidup di dunia ini." Tidak datang dari pertimbangan akal yang masak, melainkan karena tengyang-menengyang. Yang satu hendak menunjukkan ketaatannya kepada yang lain, berhuru-huru, berbondong-bondong. Yang satu mengambil muka kepada yang lain, bahwa dia tidak pernah ketinggalan. Meskipun sudah ada di antara mereka yang tidak masuk di akalnya lagi kebenaran menyembah berhala itu, tetapi menjaga jangan putus hubungan dengan teman sekampung sehalaman yang lain, dia pun masih terus juga menyembah berhala.
Hal seperti ini selalu terjadi pada jamaah yang tidak ada perhatian kepada akidah itu sendiri. Bagi orang-orang semacam ini soal akidah adalah soal “masa bodoh". Yang penting ialah menjaga persatuan, jangan ada ribut-ribut, jangan ada pertengkaran. Mana yang kaya pergi mengambil dengan menghantarkan beberapa perhiasan atau hadiah ke tempat berhala, sehingga dia terpuji oleh orang banyak, meskipun dalam hatinya tidak ada kepercayaan kepada berhala itu."Kemudian itu di hari kiamat akan mengkafirkan setengah kamu kepada liang setengah. “ Artinya, setelah datang hari pemeriksaan Tuhan di hari kiamat mulailah yang satu menyalahkan yang lain. Si pengikut menuduh pemimpin penipu, karena mereka itulah yang mengajak dia sampai tersesat menyembah berhala. Yang menjadi penganjur menuduh pula kepada yang mengikut, karena mereka hanya mengikut saja, tidak mau berkata terus-terang dan tidak mau menegur mana yang salah; “Dan mengutuk yang setengah kamu kepada yang setengah." Dan mengutuk karena merasa telah tertipu dan lebih mengutuk lagi setelah dia merasakan azab siksaan Tuhan. Kalau bukan karena si fulan tidaklah saya akan begini."Dan tempat kembali kamu ialah neraka Karena memang itulah tempat yang pantas, dan balasan yang adil bagi orang-orang yang menolak kebenaran yang telah disampaikan sejak semula; “Dan tidak ada bagi kamu seorang pun yang akan menolong." (ujung ayat 25). Sebab tidak ada di tempat yang penuh keadilan itu orang yang ingat hendak menolong orang yang salah. Dan lagi manusia pada waktu telah berhadapan langsung dengan Tuhan sendiri. Tidak ada orang yang akan menolong. Karena orang yang dianggap dapat menolong itu dalam perkara pula dengan Tuhan.
Itulah peringatan yang diberikan Ibrahim kepada kaumnya, sebagai rentetan dari peringatan-peringatannya yang lain.
Ayat 26
“Maka berimanlah Luth kepadanya." (pangkal ayat 26). Ada tersebut bahwa ayah dari Nabi Luth adalah saudara dari Nabi Ibrahim. Sebab itu Luth masih keluarga terdekat kepada beliau. Dialah salah seorang pengikut Ibrahim dan yang setia memeyang ajaran Tauhid yang dibawakan ibrahim itu. Kemudian dia pun diangkat Tuhan pula menjadi Nabi dan RasulNya: “Dan dia berkata: “Sesungguhnya aku akan hijrah kepada Tuhanku."
Luth sebagai pengikut Ibrahim telah menyatakan tekadnya yang bulat. Bahwa meskipun dia hidup di tengah-tengah bangsanya yang masih menyembah berhala, namun dia tidaklah termasuk dalam jamaah mereka. Dia tidaklah menyembah berhala karena menjaga “persatuan", menjaga “jangan ribut-ribut", demi keamanan! Sejak dia memahami ajaran Ibrahim itu diambilnya tekad berpisah dari kaumnya dan hijrah kepada Allah, pindah hati walaupun masih hidup jasmani di tengah mereka.
Qatadah meriwayatkan tidak berapa lama sesudah ujian pembakaran itu, Ibrahim pindah dari Kutsi dekat Kaufah ke Syam. Dan Luth ikut dalam pindah (hijrah) itu.
Ini pun salah satu tingkat dari Jihad! “Sesungguhnya Dia adalah Maha Perkasa, Maha Bijaksana “ (ujung ayat 26). Tuhan Allah itu Maha Perkasa, mempunyai peraturan yang sangat keras. Barangsiapa yang melanggarnya akan mendapat hukuman yang berat. Tetapi Tuhan itu di samping Perkasa, adalah pula Maha Bijaksana! Karena dialah Tuhan menjatuhkan hukum dengan semena-mena saja kepada hambaNya, kalau terlebih dahulu tidak diberinya peringatan, bimbingan, tuntunan dan pimpinan. Sampai dikirimnya Rasul-rasul, disertainya dengan kitab-kitab yang berisi peraturan bagi keselamatan dan kebahagiaan manusia.
Dengan perkataan Luth demikian itu mendapatlah Ibrahim seorang pengikut yang setia, yang kemudiannya ditunjuk Allah Ta'ala pula menjadi Rasul.
Ayat 27
“Dan Kami kurniakan kepadanya Ishak dan Ya'kub" (pangkal ayat 27), Tanda kasih-sayang Tuhan kepadanya, tanda penghargaan atas Jihadnya yang seberat itu, di hari tuanya, sesudah dikurniai anak pertama Ismail, Allah kurnia-kan pula anak kedua Ishak, dari isteri yang tua yang tadinya dianggap mandul. Dan kebahagiaan itu lebih memuncak lagi karena masih di masa hidupnya juga Ishak itu telah diberi putera pula oleh Tuhan, yaitu Ya'kub."Dan Kami jadikan pada keturunannya nubuwwat dan al-Kitab." Dari keturunan Ya'kub itu, yang nama kecilnya Israil, daripada duabelas puteranya laki-laki berkembanglah Bani Israil. Dan Bani Israil itulah terdapat banyak Nabi-nabi. Sejak dari Yusuf, sampai kepada Musa, Harun, Yusya', Daniel, Daud, Sulaiman, Zakariya,, Yahya, Isa Almasih dan lain-lain. Dan dari puteranya yang sulung Ismail yang menurunkan bangsa Arab, hanya seorang dibangkitkan Rasul, yaitu Rasul penutup, Muhammad s.a.w. Tetapi kedatangannya adalah sebagai permohonan dari Ibrahim untuk anak-cucunya yang hidup di keliling Ka'bah yang didirikannya atas perintah Tuhan di Makkah, dan akan menyebarkan ajaran Ibrahim ini kepada seluruh dunia.
Al-Kitab yaitu perintah-perintah' suci dari Tuhan, yang berupa wahyu diturunkan pula kepada anak-cucu Ibrahim tadi. Taurat kepada Musa, Injil kepada Isa Almasih, Zabur dan jama'nya'Zubur kepada beberapa Nabi, yang terkenal kepada Nabi Daud dengan nama Mazmur atau Mazamir. Dan penutupnya ialah al-Qur'anul Karim kepada Nabi kita Muhammad s.a.w."Dan Kami berikan upahnya di dunia." Kemegahan dunia yang dapat dicapai orang pada zamannya, semua telah dicapai oleh Ibrahim. Mempunyai rumah yang besar, binatang ternak yang banyak, dua isteri yang cantik dan setia, dua anak laki-laki yang ternama, pujian dan nama baik, ke mana saja dihormati dan dicintai orang. Tinggal bekas jasanya di Syam, di Mesir dan di Hejaz (Makkah). Ibnu Abbas, Mujahid dan Qatadah menambahkan: “Disertai dengan ketaatan kepada Allah dari segala seginya." Sampai pula Tuhan menyangkatnya menjadi Imam dari dua kelompok besar keturunannya, Bani Ismail dan Bani Israil-dan diberi pula gelar kemuliaan: “Khalil Allah"."Dan sesungguhnya dia di akhirat adalah termasuk orang shalih." (ujung ayat 27).
Inilah suatu rahmat yang berturut-turut sampai hari tua, karena kesanggupan berjuang dan berjihad sejak di masa muda. Keteguhan hatinya memasuki api nyala, dan tidak minta tolong walaupun kepada Jibril, hanya langsung kepada Allah saja, menyebabkan sampai ke akhirat dia pun mendapat tempat yang utama di sisi Allah.
Ayat 28
“Dan Luth (pula) seketika dia berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu benar-benar telah berbuat kerja yang amaf keji." (pangkal ayat 28).
Setelah berhijrah dari kampung halamannya berSama Rasul yang diikutinya dan paman yang dikasihinya Nabi Ibrahim, Luth pun diutus Tuhan pula menjadi Rasul ke negeri Sadum. Di situlah dia hidup terpisah dari Ibrahim dan mempunyai'tugas sendiri. Negeri Sadum (orang Barat menyebutnya Sodom) terletak di pinggi Laut Mati yang kadang-kadang disebut kemudiannya dengan Danau Luth. Luth hidup di sana dan sampai kawin dengan perempuan di sana.
Rupanya timbullah satu penyakit yang amat keji dalam pergaulan anak negeri Sadum itu. Penyakit yang menurut keterangan al-Qur'an belum pernah terjadi dalam kalangan ummat manusia sebelumnya. Yaitu orang laki-laki lebih menyukai bersetubuh dengan sesama laki-laki. Melihat penyakit ini sudah meluas, sehingga laki-laki tidak merasa malu lagi mencari laki-laki muda buat pasangan hidupnya. Di waktu itulah Luth sebagai Rasul Allah memberi peringatan kepada kaum itu. Bahwa penyakit keji ini harus dihentikan; “Yang belum pemah mendahului kamu dengan dia, seorang pun dari ummat manusia." (ujung ayat 28). Sungguhlah perbuatan ini amat hina dan menjatuhkan martabat perikemanusiaan. Padahal Allah menentukan hidup itu berpasang-pasangan, berlaki-laki dan perempuan, berjantan berbetina, supaya dengan pertemuan keduanya datanglah keturunan. Sehingga hidup manusia itu bersambung-sambung sampai akhir zaman.
Ayat 29
“Adakah patut kamu mendatangi laki-laki," (pangkal ayat 29), seperti mendatangi perempuan? Kamu bergaul sejenis sebagai laki-bini. Terbuang manimu dengan percuma, yang sedianya akan jadi manusia penerus hidup."Dan kamu menyamun di jalan," mengyanggu orang yang lalu-lintas, sehingga keamanan tidak ada lagi. Menyamun, merampas dan merampok di tengah jalan yang akan dilalui manusia kamu jadikan mata pencarian."Dan kamu perbuat kemungkaran di tempat-tempat pertemuan kamu." Artinya di tempat-tempat pertemuan mereka, bersenda-guraulah mereka dengan berbuat berbagai ragam kemungkaran; ada yang meminum minuman keras, ada yang menyediakan tempat bersetubuh dengan sesama laki-laki, keluarlah kata-kata kotor dan perbuatan-perbuatan yang tiada layak. Inilah rupanya permulaan dari kelab-kelab malam yang diadakan orang di zaman sekarang ini di kota-kota besar di Eropa, Amenka dan sudah menjalar juga ke tanah Asia kita ini. Sehingga masyarakat mereka itu sudah menjadi suatu masyarakat yang cabul dan lucah. Dan oleh karena laki-laki lebih disukai daripada perempuan, kekejian itu jadi berlipat-ganda.
“Maka tidaklah ada jawaban kaumnya melainkan bahwa mereka berkata: “Datangkanlah kepada kami azab Allah itu." Artinya mereka menantang karena mereka tidak percaya bahwa Allah akan berbuat demikian terhadap mereka. Tidak akan ada perubahan dalam alam dan tidak akan ada bahaya. Kita jalan terus dalam kejahatan kita. Persis sebagaimana yang kita dengar dari cemuh orang zaman moden dan pergaulannya yang bebas lepas terhadap seruan-seruan yang berbau keagamaan dan budi luhur. Datanglah azab Allah! “Jika sungguh engkau dari orang-orang yang benar" (ujung ayat 29). Yang berarti, kalau Luth tidak sanggup mendatangkan azab itu sekarang juga, terbukti bahwa Luth adalah pembohong. Kalau Nabi bukan seorang yang telah terlatih sabar dan tabah, tantangan ini sungguh-sungguh menyakitkan hati. Tetapi Luth tidaklah tergoncang hatinya karena tantangan yang sangat kasar itu.
Ayat 30
"Dia berkata: “Ya Tuhanku! Tolonglah aku atas kaum yang berbuat kebinasaan itu." (ayat 30).
Dengan jalan demikian, yaitu menambah keyakinan dan iman kepada Tuhan, bahwa pertolonganNya pasti datang di saat yang amat diperlukan itu, dengan demikian Luth menghadapi orang-orang yang memusuhi kebenaran itu.