Ayat
Terjemahan Per Kata
فَـَٔامَنَ
maka beriman
لَهُۥ
kepadanya
لُوطٞۘ
Lut
وَقَالَ
dan dia berkata
إِنِّي
sesungguhnya aku
مُهَاجِرٌ
berpindah
إِلَىٰ
kepada
رَبِّيٓۖ
Tuhanku
إِنَّهُۥ
sesungguhnya Dia
هُوَ
Dia
ٱلۡعَزِيزُ
Maha Perkasa
ٱلۡحَكِيمُ
Maha Bijaksana
فَـَٔامَنَ
maka beriman
لَهُۥ
kepadanya
لُوطٞۘ
Lut
وَقَالَ
dan dia berkata
إِنِّي
sesungguhnya aku
مُهَاجِرٌ
berpindah
إِلَىٰ
kepada
رَبِّيٓۖ
Tuhanku
إِنَّهُۥ
sesungguhnya Dia
هُوَ
Dia
ٱلۡعَزِيزُ
Maha Perkasa
ٱلۡحَكِيمُ
Maha Bijaksana
Terjemahan
Maka, Lut membenarkan (kenabian Ibrahim). Dia (Ibrahim) pun berkata, “Sesungguhnya aku berhijrah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”
Tafsir
(Maka berimanlah kepadanya) percayalah kepada Nabi Ibrahim (Luth) ia adalah anak saudara lelaki Nabi Ibrahim bernama Haran. (Dan berkatalah dia) Nabi Ibrahim: ("Sesungguhnya aku akan berpindah") dari kaumku (kepada Rabbku) yaitu akan berpindah ke tempat yang diperintahkan oleh Rabbku, kemudian Nabi Ibrahim meninggalkan kaumnya dari pedalaman negeri Irak menuju ke negeri Syam. (Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Bijaksana) dalam perbuatan-Nya.
Tafsir Surat Al-'Ankabut: 26-27
Maka Lut membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim, "Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Yaqub dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. Allah ﷻ menceritakan tentang Ibrahim, bahwa Lut beriman kepadanya. Menurut suatu pendapat, Lut adalah anak saudara lelaki Nabi Ibrahim. Mereka mengatakan bahwa Lut ibnu Haran ibnu Azar, yakni tiada seorang pun dari kalangan kaumnya yang beriman kepadanya selain Lut dan Sarah (istri Nabi Ibrahim sendiri).
Akan tetapi, timbul suatu pertanyaan tentang bagaimanakah menggabungkan pengertian ayat ini dengan hadis yang disebutkan di dalam kitab sahih yang menceritakan, bahwa ketika Ibrahim a.s. bersua dengan raja yang angkara murka (sewenang-wenang) itu dan si raja menanyakan tentang Sarah kepada Ibrahim,"Apa hubungan kamu dengan wanita ini?" Nabi Ibrahim menjawab, "Dia adalah saudara perempuanku." Kemudian Ibrahim menemui istrinya dan mengatakan kepadanya, "Sesungguhnya aku telah mengatakan kepada si raja lalim itu bahwa engkau adalah saudara perempuanku, janganlah kamu mendustakan diriku (di hadapannya nanti) karena sesungguhnya di muka bumi ini tiada seorang pun yang beriman selain dari aku dan kamu, karenanya engkau adalah saudara perempuan seagamaku." Seakan-akan makna yang dimaksud hanya Allah Yang lebih mengetahui bahwa tiada sepasang suami istri di muka bumi pada masa itu yang beragama Islam selain Nabi Ibrahim dan istrinya, karena sesungguhnya Lut a.s.
telah beriman kepadanya, dia berasal dari kaumnya. Lut ikut berhijrah bersama Nabi Ibrahim ke negeri Syam, kemudian ia diangkat menjadi rasul untuk penduduk Sodom dan daerah-daerah sekitarnya; hal itu terjadi di masa Nabi Ibrahim a.s. Kemudian perihal mereka telah disebutkan dalam pembahasan yang telah lalu, dan akan disebutkan lagi pada pembahasan berikutnya. Firman Allah ﷻ: Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku). (Al-'Ankabut: 26) Damir yang terdapat di dalam firman-Nya, "Qala, dapat ditakwilkan merujuk kepada Lut, karena lafaz Lut merupakan lafaz yang terdekat dengannya.
Dapat pula ditakwilkan merujuk kepada Ibrahim, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak. Pengertian kedua ini berdasarkan apa yang tersimpan di dalam firman-Nya: Maka Lut membenarkan (kenabian)nya. (Al-'Ankabut: 26) Yakni dari kalangan kaumnya. Kemudian Allah ﷻ menceritakan bahwa Ibrahim memilih untuk pindah dari kalangan kaumnya demi membela agamanya dan meneguhkannya. Karena itulah disebutkan oleh firman selanjutnya: sesungguhnya Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Al-'Ankabut: 26) Yaitu kemuliaan hanyalah milik Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman kepada-Nya. Allah Mahabijaksana dalam semua perkataan, perbuatan, dan semua ketetapan-Nya.
Qatadah mengatakan bahwa Ibrahim dan Lut berpindah dari Kausa (daerah pedalaman Kufah) menuju ke negeri Syam. Qatadah mengatakan pula bahwa pernah diceritakan kepada kami bahwa Nabi ﷺ telah bersabda: Sesungguhnya kelak akan ada hijrah sesudah hijrah; penduduk bumi (yang beriman) beralih ke tempat-tempat bekas Nabi Ibrahim, sedangkan yang ada di tempat lain dari bumi hanyalah orang-orang yang jahat saja, sehingga bumi tempat mereka memuntahkan mereka dan Allah ﷻ merasa jijik terhadap mereka, serta api menggiring mereka bersama-sama kera dan babi. Api itu ikut menginap bersama mereka di tempat mereka menginap jika mereka menginap, dan ikut istirahat di siang hari jika mereka istirahat di siang hari, dan api itu membakar apa saja yang terjatuh dari mereka.
Imam Ahmad telah meriwayatkan hadis ini berikut sanadnya secara panjang lebar, melalui hadis Abdullah ibnu Amr ibnul As. Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Qatadah, dari Syahr ibnu Hausyab yang mengatakan bahwa ketika tiba masa pembaiatan Yazid ibnu Mu'awiyah, ia datang ke negeri Syam, dan ia mendapat berita tentang majelis tempat Nauf Al-Bakkali biasa mengajar.
Maka ia mendatangi tempat itu. Tiba-tiba datanglah seorang lelaki, dan orang-orang menguakkan jalan untuknya, lelaki itu memakai baju khamisah. Ternyata dia adalah Abdullah ibnu Amr ibnul As. Ketika Nauf Al-Bakkali melihatnya, maka ia menghentikan pembicaraannya, dan Abdullah ibnu Amr berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya kelak akan ada hijrah sesudah hijrah, maka orang-orang (mukmin) beralih ke tempat hijrahnya Nabi Ibrahim; tiada yang tertinggal di bumi selain dari para penduduknya yang jahat-jahat, maka bumi memuntahkan mereka dan Tuhan Yang Maha Pemurah merasa jijik terhadap mereka.
Mereka digiring oleh api bersama-sama kera dan babi; api itu ikut menginap bersama mereka bila mereka menginap, dan ikut beristirahat di siang hari bersama mereka bila mereka istirahat di siang hari; api itu melahap siapa pim yang tertinggal dari kalangan mereka. Abdullah ibnu Amr ibnul As mengatakan pula bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Kelak akan muncul segolongan orang dari kalangan umatku dari arah terbitnya matahari (timur) yang pandai membaca Al-Qur'an, tetapi Al-Qur'an tidak meresap ke dalam dada mereka.
Setiap kali muncul suatu generasi dari mereka pasti dimusnahkan, setiap kali muncul suatu generasi dari kalangan mereka pasti dibinasakan -kalimat ini dihitung oleh Abdullah ibnu Amr lebih dari dua puluh kali- setiap kali muncul suatu generasi dari kalangan mereka pasti dibinasakan, sehingga muncullah Dajjal dari kalangan sisa-sisa mereka. Imam Ahmad telah meriwayatkannya dari Abu Daud dan Abdus Samad yang keduanya dari Hisyam Ad-Dustuwa'i, dari Qatadah dengan sanad yang sama.
Abu Daud telah meriwayatkannya pula di dalam kitab sunannya. Di dalam Kitabul Jihad (pembahasan tentang Jihad), Bab "Berita tentang Terhuninya Negeri Syam," bahwa telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Umar, telah menceritakan kepada kami Mu'az ibnu Hisyam, dari Qatadah, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Kelak akan terjadi perpindahan sesudah hijrah, penduduk bumi (yang beriman) beralih ke tempat-tempat bekas hijrahnya Nabi Ibrahim, dan yang tertinggal di belahan bumi lainnya hanyalah para penduduknya yang jahat-jahat, mereka dimuntahkan oleh bumi dan Tuhan Yang Maha Pemurah jijik terhadap mereka, mereka digiring oleh api bersama-sama kera dan babi.
". ". ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Abu Janab Yahya ibnu Abu Hayyah, dari Syahr ibnu Hausyab yang mengatakan, ia pernah mendengar Abdullah ibnu Amr mengatakan bahwa dahulu di masanya tiada seorang pun yang memiliki dinar dan dirham (harta) lebih berhak daripada saudara muslimnya (hidup mereka penuh dengan kebersamaan). Kemudian sesudah itu (yakni di masa Syahr ibnu Hausyab) keadaannya berbeda, dinar dan dirham lebih disukai oleh seseorang daripada saudara semuslimnya (yakni hidup mereka individualistis).
Dan ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya jika kalian mengikuti ekor sapi dan melakukan transaksi secara 'ainah, serta meninggalkan jihad di jalan Allah, maka benar-benar Allah akan menimpakan ke hinaan ke atas pundak kalian yang tidak dapat dilenyapkan dari kalian sebelum kalian kembali ke jalan semula dan bertobat kepada Allah ﷻ Dan ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya kelak akan ada hijrah sesudah hijrah, yaitu ke tempat-tempat hijrahnya bapak moyang kalian Nabi Ibrahim, sehingga tiada yang tertinggal di belahan bumi lainnya selain dari para penghuninya yang jahat-jahat. Bumi memuntahkan mereka dan Tuhan Yang Maha Pemurah jijik terhadap mereka.
Mereka digiring oleh api bersama-sama kera dan babi. Api itu ikut istirahat siang hari di tempat mereka istirahat siang hari, dan ikut menginap bersama mereka di tempat mereka menginap; apa saja dari mereka yang terjatuh dilahap oleh api itu. Sesungguhnya ia pernah pula ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Kelak akan muncul suatu kaum dari kalangan umatku yang amal perbuatan mereka buruk; mereka pandai membaca Al-Qur'an, tetapi Al-Qur'an tidak melampaui tenggorokan mereka (yakni tidak meresap ke dalam dada mereka).
Yazid (salah seorang perawi hadis ini) mengatakan bahwa sepanjang pengetahuannya Abu Janab mengatakan hal berikut: Seseorang dari kalian merasa amat kecil ilmunya dibandingkan dengan ilmu mereka, tetapi mereka gemar memerangi ahli Islam. Maka apabila mereka muncul, perangilah mereka. Kemudian bila mereka muncul lagi, perangilah mereka. Kemudian bila mereka muncul juga, perangilah mereka. Maka amatlah beruntung bagi orang yang berhasil membunuh mereka, beruntunglah orang yang dapat membunuh mereka.
Setiap kali muncul suatu generasi dari mereka, Allah membinasakannya. Rasulullah ﷺ mengulang-ulang sabdanya yang terakhir ini sebanyak dua puluh kali atau lebih, sedangkan ia mendengarnya. " (8) ". Al-Hafiz Abu Bakar Al-Baihaqi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Hasan ibnul Fadl, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Ya'qub ibnu Sufyan, telah menceritakan kepada kami Abun Nadr Ishaq ibnu Ibrahim ibnu Yazid dan Hisyam ibnu Ammar yang kedua-duanya dari Dimasyq, bahwa telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Hamzah, telah menceritakan kepada kami Al-Auza'i, dari Nafi'.
Dan Abun Nadr telah meriwayatkan dari orang yang pernah mendengar hadis berikut dari Abdullah ibnu Umar, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Kelak penduduk bumi (yang beriman) akan berpindah ke tempat-tempat hijrahnya Nabi Ibrahim sehingga tiada yang tertinggal di belahan bumi yang lain kecuali hanya para penduduknya yang jahat-jahat. Bumi memuntahkan mereka dan Tuhan Yang Maha Pemurah jijik terhadap mereka. Mereka digiring oleh api bersama-sama kera dan babi. Api itu ikut menginap bersama mereka di tempat mereka menginap, dan ikut istirahat di siang hari di tempat mereka istirahat siang hari, api itu membakar apa saja yang terjatuh dari mereka.
Hadis Nafi' ini berpredikat garib; jelasnya Al-Auza'i telah meriwayatkannya dari salah seorang gurunya yang berpredikat lemah. Hanya Allah Yang lebih mengetahui. Tetapi riwayatnya yang melalui hadis Abdullah ibnu Amr ibnul As lebih mudah untuk dihafalkan. Firman Allah SWT: Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim Ishak dan Yaqub. (Al-Ankabut: 27) Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak dan Ya'qub.
Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi. (Maryam: 49) Yakni setelah Nabi Ibrahim meninggalkan kaumnya, maka Allah menyenangkan hatinya dengan memberinya seorang anak yang saleh lagi menjadi seorang nabi, dan seorang cucu yang saleh dan juga seorang nabi semasa ia (Ibrahim) masih hidup. Hal yang sama disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Ya'qub, sebagai suatu anugerah (dari Kami). (Al-Anbiya: 72) Yaitu sebagai karunia tambahan buat Ibrahim, sebagaimana pula yang disebutkan oleh firman-Nya: Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari Ishaq (akan lahir putranya) Yaqub. (Hud: 71) Yakni akan dilahirkan seorang cucu sesudahnya, untuk menggembirakan hati keduanya (Ibrahim dan Ishaq) semasa keduanya masih hidup.
Keberadaan Nabi Ya'qub sebagai anak Nabi Ishaq dinaskan oleh Al-Qur'an dan dikuatkan oleh sunnah nabawi. Allah ﷻ telah berfirman: Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) kematian, ketika ia berkata kepada anak-anaknya, "Apakah yang kamu sembah sepeninggalku? Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa. (Al-Baqarah: 133), hingga akhir ayat. Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui salah satu hadisnya yang mengatakan: Sesungguhnya orang yang mulia bin orang yang mulia bin orang yang mulia bin orang yang mulia adalah Yusuf ibnu Ya'qub ibnu Ishaq ibnu Ibrahim 'alaihis salam.
Adapun mengenai apa yang diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim Ishaq dan Yaqub. (Al-'Ankabut: 27) bahwa keduanya adalah putra Nabi Ibrahim. Padahal makna yang sebenarnya menyatakan bahwa cucu itu sama kedudukannya dengan anak; sesungguhnya pengertian ini hampir samar bagi orang yang tingkatannya di bawah Ibnu Abbas. Firman Allah ﷻ: dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya. (Al-'Ankabut: 27) Ini merupakan karunia yang paling besar, karena selain Allah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya, dan menjadikannya sebagai panutan bagi umat manusia, juga memberikan kepada keturunannya kenabian dan Al-Kitab.
Maka tiada seorang nabi pun sesudah Nabi Ibrahim melainkan berasal dari keturunannya. Semua nabi kaum Bani Israil berasal dari keturunan Ya'qub ibnu Ishaq ibnu Ibrahim, sehingga nabi yang terakhir dari kalangan mereka adalah Isa ibnu Maryam. Kemudian bangkitlah dari kalangan para nabi semuanya seorang nabi dari Arab keturunan kabilah Quraisy dari keluarga Bani Hasyim. Dia datang sebagai pembawa berita gembira dan penutup para rasul secara mutlak, juga penghulu seluruh anak Adam, baik di dunia maupun di akhirat.
Allah telah memilihnya dari kalangan intinya orang-orang Arab 'Uraba, berasal dari keturunan Nabi Ismail ibnu Ibrahim a.s. Tiada seorang pun yang menjadi nabi dari kalangan keturunan Nabi Ismail selain beliau, Nabi Muhammad ﷺ Firman Allah ﷻ: dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. (Al-'Ankabut: 27) Yakni Allah menghimpunkan baginya dua hal antara kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat secara berkesinambungan. Dia di dunia beroleh rezeki yang luas, kesejahteraan dan rumah yang luas, sumber air yang deras, istri yang cantik lagi saleh, pujian yang baik dan buah bibir yang baik, semua orang menyukai dan menyenanginya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan lain-lainnya.
Selain dari itu Nabi Ibrahim adalah orang yang selalu mengerjakan ketaatan kepada Allah dari berbagai seginya, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya: dan (lembaran-lembaran) Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji. (An-Najm: 37) Yaitu dia mengerjakan semua yang diperintahkan Allah kepadanya dan melakukan ketaatan kepada Allah dengan sempurna. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. (Al-'Ankabut: 27) Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya: .
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. dan Sesungguhnya Dia di akhirat benar-benar Termasuk orang-orang yang saleh. (An-Nahl 120-122)"
-.
Pada ayat ini disebutkan seorang hamba Allah yang bernama Lut yaitu Lut bin Haran. Beliau anak saudara Nabi Ibrahim. Setelah menyaksikan kehebatan mukjizat Allah atas Nabi Ibrahim (tidak hangus dimakan api), ia segera menyatakan keimanannya. Ibrahim menyambut gembira pengikut pertamanya itu dengan ucapan, "Aku akan menjadikan negeri Syam sebagai kampung tempat aku berhijrah."
Menurut keterangan ahli sejarah, kampung yang dijadikan Ibrahim tempat berhijrah tersebut adalah dalam wilayah Kufah yaitu Kutsa sampai ke negeri Syam. Lut semakin kuat keimanannya dengan memperoleh hidayah dari Allah, meskipun hidup dalam suasana masyarakat yang porak-poranda, membuang waktu, dan melakukan pekerjaan yang tiada bermanfaat. Jika Ibrahim diam tanpa menjalankan tugas dakwah, maka hal itu adalah tanda tidak setuju atas perbuatan mungkar yang dilakukan kaumnya. Ibrahim berkata dalam hatinya, jika ia tinggal tetap di negerinya, berarti ia membuang waktu dengan percuma. Atas pertimbangan inilah Ibrahim hijrah ke negeri Syam.
Imam al-Baihaqi meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa di antara kaum Muslimin (pada masa Rasulullah saw) yang pertama hijrah dengan keluarganya adalah sahabat Utsman bin 'Affan:
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, "Utsman bersama istrinya Ruqayah binti Rasulullah berhijrah ke negeri Habsyah. Kemudian Rasulullah tertahan tidak mendapat berita tentang keadaan mereka di Habsyah, padahal beliau mengharapkan berita mereka. Kemudian ada seorang wanita yang menyampaikan kabar tentang 'Utsman dan putri beliau kepada Nabi, Rasulullah kemudian bersabda, 'Utsman adalah orang pertama yang hijrah dengan keluarganya kepada Allah sesudah Nabi Lut." (Riwayat ath-thabrani)
Berdasarkan hadis di atas, jelaslah bahwa Lut adalah orang pertama yang terpaksa melakukan hijrah bersama Ibrahim demi menyelamatkan agamanya. Alasan Ibrahim melakukan hijrah itu adalah karena Allah sajalah yang berkuasa untuk memberikan pertolongan kepadanya. Allah yang mencegah niat seseorang yang ingin berbuat jahat kepadanya. Dia Maha Bijaksana dalam mengatur urusan makhluk-Nya, dan segala apa yang mereka usahakan. Sebab lain adalah karena negeri Ibrahim sudah tidak kondusif untuk menjaga iman pengikutnya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 25
“Dan dia dikatakan."Lain tidak, yang kamu ambil selain dari Allah jadi berhala itu “ (pangkal ayat 25). Yang kamu sembah dan puja, tempat kamu memohon dan berlindung; “Hanyalah kasih-sayang di antara kamu pada hidup di dunia ini." Tidak datang dari pertimbangan akal yang masak, melainkan karena tengyang-menengyang. Yang satu hendak menunjukkan ketaatannya kepada yang lain, berhuru-huru, berbondong-bondong. Yang satu mengambil muka kepada yang lain, bahwa dia tidak pernah ketinggalan. Meskipun sudah ada di antara mereka yang tidak masuk di akalnya lagi kebenaran menyembah berhala itu, tetapi menjaga jangan putus hubungan dengan teman sekampung sehalaman yang lain, dia pun masih terus juga menyembah berhala.
Hal seperti ini selalu terjadi pada jamaah yang tidak ada perhatian kepada akidah itu sendiri. Bagi orang-orang semacam ini soal akidah adalah soal “masa bodoh". Yang penting ialah menjaga persatuan, jangan ada ribut-ribut, jangan ada pertengkaran. Mana yang kaya pergi mengambil dengan menghantarkan beberapa perhiasan atau hadiah ke tempat berhala, sehingga dia terpuji oleh orang banyak, meskipun dalam hatinya tidak ada kepercayaan kepada berhala itu."Kemudian itu di hari kiamat akan mengkafirkan setengah kamu kepada liang setengah. “ Artinya, setelah datang hari pemeriksaan Tuhan di hari kiamat mulailah yang satu menyalahkan yang lain. Si pengikut menuduh pemimpin penipu, karena mereka itulah yang mengajak dia sampai tersesat menyembah berhala. Yang menjadi penganjur menuduh pula kepada yang mengikut, karena mereka hanya mengikut saja, tidak mau berkata terus-terang dan tidak mau menegur mana yang salah; “Dan mengutuk yang setengah kamu kepada yang setengah." Dan mengutuk karena merasa telah tertipu dan lebih mengutuk lagi setelah dia merasakan azab siksaan Tuhan. Kalau bukan karena si fulan tidaklah saya akan begini."Dan tempat kembali kamu ialah neraka Karena memang itulah tempat yang pantas, dan balasan yang adil bagi orang-orang yang menolak kebenaran yang telah disampaikan sejak semula; “Dan tidak ada bagi kamu seorang pun yang akan menolong." (ujung ayat 25). Sebab tidak ada di tempat yang penuh keadilan itu orang yang ingat hendak menolong orang yang salah. Dan lagi manusia pada waktu telah berhadapan langsung dengan Tuhan sendiri. Tidak ada orang yang akan menolong. Karena orang yang dianggap dapat menolong itu dalam perkara pula dengan Tuhan.
Itulah peringatan yang diberikan Ibrahim kepada kaumnya, sebagai rentetan dari peringatan-peringatannya yang lain.
Ayat 26
“Maka berimanlah Luth kepadanya." (pangkal ayat 26). Ada tersebut bahwa ayah dari Nabi Luth adalah saudara dari Nabi Ibrahim. Sebab itu Luth masih keluarga terdekat kepada beliau. Dialah salah seorang pengikut Ibrahim dan yang setia memeyang ajaran Tauhid yang dibawakan ibrahim itu. Kemudian dia pun diangkat Tuhan pula menjadi Nabi dan RasulNya: “Dan dia berkata: “Sesungguhnya aku akan hijrah kepada Tuhanku."
Luth sebagai pengikut Ibrahim telah menyatakan tekadnya yang bulat. Bahwa meskipun dia hidup di tengah-tengah bangsanya yang masih menyembah berhala, namun dia tidaklah termasuk dalam jamaah mereka. Dia tidaklah menyembah berhala karena menjaga “persatuan", menjaga “jangan ribut-ribut", demi keamanan! Sejak dia memahami ajaran Ibrahim itu diambilnya tekad berpisah dari kaumnya dan hijrah kepada Allah, pindah hati walaupun masih hidup jasmani di tengah mereka.
Qatadah meriwayatkan tidak berapa lama sesudah ujian pembakaran itu, Ibrahim pindah dari Kutsi dekat Kaufah ke Syam. Dan Luth ikut dalam pindah (hijrah) itu.
Ini pun salah satu tingkat dari Jihad! “Sesungguhnya Dia adalah Maha Perkasa, Maha Bijaksana “ (ujung ayat 26). Tuhan Allah itu Maha Perkasa, mempunyai peraturan yang sangat keras. Barangsiapa yang melanggarnya akan mendapat hukuman yang berat. Tetapi Tuhan itu di samping Perkasa, adalah pula Maha Bijaksana! Karena dialah Tuhan menjatuhkan hukum dengan semena-mena saja kepada hambaNya, kalau terlebih dahulu tidak diberinya peringatan, bimbingan, tuntunan dan pimpinan. Sampai dikirimnya Rasul-rasul, disertainya dengan kitab-kitab yang berisi peraturan bagi keselamatan dan kebahagiaan manusia.
Dengan perkataan Luth demikian itu mendapatlah Ibrahim seorang pengikut yang setia, yang kemudiannya ditunjuk Allah Ta'ala pula menjadi Rasul.
Ayat 27
“Dan Kami kurniakan kepadanya Ishak dan Ya'kub" (pangkal ayat 27), Tanda kasih-sayang Tuhan kepadanya, tanda penghargaan atas Jihadnya yang seberat itu, di hari tuanya, sesudah dikurniai anak pertama Ismail, Allah kurnia-kan pula anak kedua Ishak, dari isteri yang tua yang tadinya dianggap mandul. Dan kebahagiaan itu lebih memuncak lagi karena masih di masa hidupnya juga Ishak itu telah diberi putera pula oleh Tuhan, yaitu Ya'kub."Dan Kami jadikan pada keturunannya nubuwwat dan al-Kitab." Dari keturunan Ya'kub itu, yang nama kecilnya Israil, daripada duabelas puteranya laki-laki berkembanglah Bani Israil. Dan Bani Israil itulah terdapat banyak Nabi-nabi. Sejak dari Yusuf, sampai kepada Musa, Harun, Yusya', Daniel, Daud, Sulaiman, Zakariya,, Yahya, Isa Almasih dan lain-lain. Dan dari puteranya yang sulung Ismail yang menurunkan bangsa Arab, hanya seorang dibangkitkan Rasul, yaitu Rasul penutup, Muhammad s.a.w. Tetapi kedatangannya adalah sebagai permohonan dari Ibrahim untuk anak-cucunya yang hidup di keliling Ka'bah yang didirikannya atas perintah Tuhan di Makkah, dan akan menyebarkan ajaran Ibrahim ini kepada seluruh dunia.
Al-Kitab yaitu perintah-perintah' suci dari Tuhan, yang berupa wahyu diturunkan pula kepada anak-cucu Ibrahim tadi. Taurat kepada Musa, Injil kepada Isa Almasih, Zabur dan jama'nya'Zubur kepada beberapa Nabi, yang terkenal kepada Nabi Daud dengan nama Mazmur atau Mazamir. Dan penutupnya ialah al-Qur'anul Karim kepada Nabi kita Muhammad s.a.w."Dan Kami berikan upahnya di dunia." Kemegahan dunia yang dapat dicapai orang pada zamannya, semua telah dicapai oleh Ibrahim. Mempunyai rumah yang besar, binatang ternak yang banyak, dua isteri yang cantik dan setia, dua anak laki-laki yang ternama, pujian dan nama baik, ke mana saja dihormati dan dicintai orang. Tinggal bekas jasanya di Syam, di Mesir dan di Hejaz (Makkah). Ibnu Abbas, Mujahid dan Qatadah menambahkan: “Disertai dengan ketaatan kepada Allah dari segala seginya." Sampai pula Tuhan menyangkatnya menjadi Imam dari dua kelompok besar keturunannya, Bani Ismail dan Bani Israil-dan diberi pula gelar kemuliaan: “Khalil Allah"."Dan sesungguhnya dia di akhirat adalah termasuk orang shalih." (ujung ayat 27).
Inilah suatu rahmat yang berturut-turut sampai hari tua, karena kesanggupan berjuang dan berjihad sejak di masa muda. Keteguhan hatinya memasuki api nyala, dan tidak minta tolong walaupun kepada Jibril, hanya langsung kepada Allah saja, menyebabkan sampai ke akhirat dia pun mendapat tempat yang utama di sisi Allah.
Ayat 28
“Dan Luth (pula) seketika dia berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu benar-benar telah berbuat kerja yang amaf keji." (pangkal ayat 28).
Setelah berhijrah dari kampung halamannya berSama Rasul yang diikutinya dan paman yang dikasihinya Nabi Ibrahim, Luth pun diutus Tuhan pula menjadi Rasul ke negeri Sadum. Di situlah dia hidup terpisah dari Ibrahim dan mempunyai'tugas sendiri. Negeri Sadum (orang Barat menyebutnya Sodom) terletak di pinggi Laut Mati yang kadang-kadang disebut kemudiannya dengan Danau Luth. Luth hidup di sana dan sampai kawin dengan perempuan di sana.
Rupanya timbullah satu penyakit yang amat keji dalam pergaulan anak negeri Sadum itu. Penyakit yang menurut keterangan al-Qur'an belum pernah terjadi dalam kalangan ummat manusia sebelumnya. Yaitu orang laki-laki lebih menyukai bersetubuh dengan sesama laki-laki. Melihat penyakit ini sudah meluas, sehingga laki-laki tidak merasa malu lagi mencari laki-laki muda buat pasangan hidupnya. Di waktu itulah Luth sebagai Rasul Allah memberi peringatan kepada kaum itu. Bahwa penyakit keji ini harus dihentikan; “Yang belum pemah mendahului kamu dengan dia, seorang pun dari ummat manusia." (ujung ayat 28). Sungguhlah perbuatan ini amat hina dan menjatuhkan martabat perikemanusiaan. Padahal Allah menentukan hidup itu berpasang-pasangan, berlaki-laki dan perempuan, berjantan berbetina, supaya dengan pertemuan keduanya datanglah keturunan. Sehingga hidup manusia itu bersambung-sambung sampai akhir zaman.
Ayat 29
“Adakah patut kamu mendatangi laki-laki," (pangkal ayat 29), seperti mendatangi perempuan? Kamu bergaul sejenis sebagai laki-bini. Terbuang manimu dengan percuma, yang sedianya akan jadi manusia penerus hidup."Dan kamu menyamun di jalan," mengyanggu orang yang lalu-lintas, sehingga keamanan tidak ada lagi. Menyamun, merampas dan merampok di tengah jalan yang akan dilalui manusia kamu jadikan mata pencarian."Dan kamu perbuat kemungkaran di tempat-tempat pertemuan kamu." Artinya di tempat-tempat pertemuan mereka, bersenda-guraulah mereka dengan berbuat berbagai ragam kemungkaran; ada yang meminum minuman keras, ada yang menyediakan tempat bersetubuh dengan sesama laki-laki, keluarlah kata-kata kotor dan perbuatan-perbuatan yang tiada layak. Inilah rupanya permulaan dari kelab-kelab malam yang diadakan orang di zaman sekarang ini di kota-kota besar di Eropa, Amenka dan sudah menjalar juga ke tanah Asia kita ini. Sehingga masyarakat mereka itu sudah menjadi suatu masyarakat yang cabul dan lucah. Dan oleh karena laki-laki lebih disukai daripada perempuan, kekejian itu jadi berlipat-ganda.
“Maka tidaklah ada jawaban kaumnya melainkan bahwa mereka berkata: “Datangkanlah kepada kami azab Allah itu." Artinya mereka menantang karena mereka tidak percaya bahwa Allah akan berbuat demikian terhadap mereka. Tidak akan ada perubahan dalam alam dan tidak akan ada bahaya. Kita jalan terus dalam kejahatan kita. Persis sebagaimana yang kita dengar dari cemuh orang zaman moden dan pergaulannya yang bebas lepas terhadap seruan-seruan yang berbau keagamaan dan budi luhur. Datanglah azab Allah! “Jika sungguh engkau dari orang-orang yang benar" (ujung ayat 29). Yang berarti, kalau Luth tidak sanggup mendatangkan azab itu sekarang juga, terbukti bahwa Luth adalah pembohong. Kalau Nabi bukan seorang yang telah terlatih sabar dan tabah, tantangan ini sungguh-sungguh menyakitkan hati. Tetapi Luth tidaklah tergoncang hatinya karena tantangan yang sangat kasar itu.
Ayat 30
"Dia berkata: “Ya Tuhanku! Tolonglah aku atas kaum yang berbuat kebinasaan itu." (ayat 30).
Dengan jalan demikian, yaitu menambah keyakinan dan iman kepada Tuhan, bahwa pertolonganNya pasti datang di saat yang amat diperlukan itu, dengan demikian Luth menghadapi orang-orang yang memusuhi kebenaran itu.