Ayat
Terjemahan Per Kata
وَقَالَ
dan (Ibrahim) berkata
إِنَّمَا
sesungguhnya hanyalah
ٱتَّخَذۡتُم
kalian menjadikan
مِّن
dari
دُونِ
selain
ٱللَّهِ
Allah
أَوۡثَٰنٗا
berhala-berhala
مَّوَدَّةَ
kasih sayang
بَيۡنِكُمۡ
diantara kamu
فِي
dalam
ٱلۡحَيَوٰةِ
kehidupan
ٱلدُّنۡيَاۖ
dunia
ثُمَّ
kemudian
يَوۡمَ
pada hari
ٱلۡقِيَٰمَةِ
kiamat
يَكۡفُرُ
mengingkari
بَعۡضُكُم
sebagian kamu
بِبَعۡضٖ
dengan sebagian
وَيَلۡعَنُ
dan mengutuk
بَعۡضُكُم
sebagian kamu
بَعۡضٗا
sebagian
وَمَأۡوَىٰكُمُ
dan tempat kembalimu
ٱلنَّارُ
api/neraka
وَمَا
dan tidak ada
لَكُم
bagi kalian
مِّن
dari
نَّـٰصِرِينَ
seorang penolong
وَقَالَ
dan (Ibrahim) berkata
إِنَّمَا
sesungguhnya hanyalah
ٱتَّخَذۡتُم
kalian menjadikan
مِّن
dari
دُونِ
selain
ٱللَّهِ
Allah
أَوۡثَٰنٗا
berhala-berhala
مَّوَدَّةَ
kasih sayang
بَيۡنِكُمۡ
diantara kamu
فِي
dalam
ٱلۡحَيَوٰةِ
kehidupan
ٱلدُّنۡيَاۖ
dunia
ثُمَّ
kemudian
يَوۡمَ
pada hari
ٱلۡقِيَٰمَةِ
kiamat
يَكۡفُرُ
mengingkari
بَعۡضُكُم
sebagian kamu
بِبَعۡضٖ
dengan sebagian
وَيَلۡعَنُ
dan mengutuk
بَعۡضُكُم
sebagian kamu
بَعۡضٗا
sebagian
وَمَأۡوَىٰكُمُ
dan tempat kembalimu
ٱلنَّارُ
api/neraka
وَمَا
dan tidak ada
لَكُم
bagi kalian
مِّن
dari
نَّـٰصِرِينَ
seorang penolong
Terjemahan
Dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah berupa berhala-berhala hanyalah untuk menciptakan hubungan harmonis di antara kamu dalam kehidupan dunia. Kemudian, pada hari Kiamat sebagian kamu akan saling mengingkari dan saling mengutuk. Tempat kembalimu adalah neraka dan sama sekali tidak ada penolong bagimu.”
Tafsir
(Dan berkatalah dia) Nabi Ibrahim ("Sesungguhnya berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah) huruf ma adalah mashdariyyah (adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kalian) lafal ayat ini adalah khabar dari inna. Tetapi menurut qiraat yang lain dibaca nashab sehingga menjadi mawaddatan sebagai maf`ul lah, sedangkan huruf maa tadi dianggap sebagai maa kaffah, yakni yang mencegah beramalnya inna. Maksudnya, kalian menjadikan penyembahan kepada berhala-berhala itu sebagai sarana untuk memelihara kasih sayang di antara kalian (dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari kiamat sebagian kalian mengingkari sebagian yang lain) yakni para pemimpin penyembah berhala itu cuci tangan dari apa yang dilakukan oleh para pengikutnya (dan sebagian kalian mengutuk sebagian yang lain) yakni para pengikut mengutuk para pemimpin mereka (dan tempat kembali kalian) semuanya (ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagi kalian para penolong pun.") yang dapat mencegah kalian dari masuk neraka.
Tafsir Surat Al-'Ankabut: 24-25
Maka tiadalah jawaban kaum Ibrahim selain mengatakan, "Bunuhlah atau bakarlah dia, lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman. Dan berkata Ibrahim, "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain), dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagimu para penolong pun.
Allah ﷻ menceritakan perihal kaum Nabi Ibrahim dalam kekafiran, keingkaran, dan keangkuhan mereka, serta penolakan mereka terhadap perkara hak dengan kebatilan. Bahwa tiadalah sesudah perkataan Nabi Ibrahim yang mengandung petunjuk dan penjelasan itu, melainkan mengatakan, "Bunuhlah atau bakarlah dia!" (Al-'Ankabut: 24) Demikian itu karena bukti telah mengalahkan mereka dan alasan Nabi Ibrahim benar-benar mematahkan alasan mereka, maka mereka gunakan kekuasaan dan kekuatan kerajaan mereka sebagai jawabannya: Mereka berkata, "Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim, lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.
Mereka hendak melakukan tipu daya kepadanya, maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina. (As-Saffat: 97-98) Demikian itu karena mereka menghimpun semua kayu bakar dalam waktu yang cukup lama sehingga terkumpul kayu bakar yang sangat banyak, lalu mereka pagari kumpulan kayu bakar tersebut. Setelah itu dibakar sehingga nyala apinya menjulang tinggi ke langit, belum pernah ada api sebesar itu. Kemudian mereka menangkap Nabi Ibrahim dan mengusungnya, lalu menaruhnya di atas pelontar batu besar.
Nabi Ibrahim dilontarkan masuk ke dalam api yang besar itu, lalu Allah menjadikan api itu dingin dan keselamatan baginya. Nabi Ibrahim akhirnya keluar dari api itu setelah tinggal beberapa hari di dalamnya dalam keadaan selamat. Hal yang seperti itu dijadikan oleh Allah sebagai suri teladan dan contoh, yang menunjukkan pengorbanan diri demi Tuhan Yang Maha Pemurah dan merelakan dirinya dimakan api.
Dia (Ibrahim) dengan sukarela mengorbankan putranya untuk dikorbankan, dan harta bendanya untuk tamu-tamu yang berkunjung kepadanya. Karena itulah maka semua agama sepakat untuk menyukainya. Firman Allah ﷻ: lalu Allah menyelamatkannya dari api. (Al-'Ankabut: 24) Yakni menyelamatkan Ibrahim dari panasnya api itu dengan menjadikannya berasa dingin dan keselamatan baginya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman. Dan berkata Ibrahim, "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini. (Al-'Ankabut: 24-25) Ibrahim a.s.
berkata kepada kaumnya dengan nada mengecam dan mencela mereka karena perbuatan mereka yang buruk, yaitu menyembah berhala-berhala. Bahwa sesungguhnya kalian melakukan penyembahan terhadap berhala-berhala itu hanyalah untuk mengikat sebagian dari kalian dengan sebagian yang lain dalam ikatan persahabatan dan kasih sayang di dunia ini. Pengertian ini berdasarkan pendapat ulama yang membaca nasab lafaz mawaddah, bahwa lafaz mawaddatan berkedudukan sebagai maf'ul lah.
Sedangkan menurut bacaan rafa', maka maknanya adalah seperti berikut; Bahwa sesungguhnya kalian melakukan penyembahan terhadap berhala-berhala itu hanyalah untuk memperoleh kasih sayang di antara sesama kalian di dunia ini. kemudian di hari kiamat. (Al-'Ankabut: 25) Keadaan tersebut berbalik, persahabatan dan kasih sayang menjadi permusuhan dan kebencian. Kemudian: sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain). (Al-'Ankabut; 25) Yakni saling mengingkari apa yang pernah dilakukan di antara kalian. dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain). (Al-'Ankabut: 25) Yaitu para pengikut melaknati para pemimpinnya.
Begitu pula sebaliknya, orang-orang yang diikuti melaknati para pengikutnya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka) mengutuk kawannya (yang menyesatkannya). (Al-A'raf: 38) Dan firman Allah ﷻ: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (Az-Zukhruf: 67) Dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: kemudian di hari kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka. (Al-'Ankabut: 25), hingga akhir ayat. Artinya, tempat kembali dan berpulangnya kalian sesudah menjalani peristiwa hari kiamat ialah ke neraka, dan kalian tidak mempunyai seorang penolong pun yang menolong kalian, dan tiada seorang pun yang dapat menyelamatkan kalian dari azab Allah.
Demikianlah nasib yang akan dialami oleh orang-orang kafir. Adapun keadaan orang-orang mukmin berbeda dan kebalikan dari apa yang dialami oleh orang-orang kafir. [] -: -: Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail Al-Ahmasi, telah menceritakan kepada kami Abu Asim As-Saqafi, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi' ibnu Ismail ibnu Amr ibnu Said ibnu Ja'dah ibnu Hubairah Al-Makhzumi, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Ummu Hani' (saudara perempuan sahabat Ali ibnu Abu Talib) yang telah menceritakan bahwa Nabi ﷺ pernah bersabda kepadanya: Aku akan menceritakan kepadamu bahwa Allah ﷻ kelak di hari kiamat akan mengumpulkan semua manusia dari yang pertama hingga yang terakhir di suatu tanah lapang yang luas.
Maka siapakah yang mengetahui di mana kedua golongan itu berada? Ummu Hani' menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Kemudian berserulah penyeru dari bawah 'Arasy, "Hai ahli tauhid, maka mereka bermunculan menurut Abu Asim mereka mengangkat kepalanya masing-masing. Kemudian berseru lagi, "Hai ahli tauhid!" Kemudian berseru lagi, "Hai ahli tauhid, sesungguhnya Allah telah memaafkan kalian. Maka manusia semua bangkit, sedangkan sebagian dari mereka memegang sebagian yang lain karena masalah kezaliman semasa di dunianya. Kemudian berseru lagi, "Hai ahli tauhid, hendaklah sebagian dari kalian memaaf sebagian yang lain, dan Allah-lah yang akan menanggung pahalanya."
-.
Setelah selamat, Ibrahim mendatangi kaumnya lagi dengan sikap mengecam dan mencela tuhan-tuhan yang mereka sembah. "Sebenarnya kamu menyembah berhala-berhala itu tidak lain adalah untuk memelihara kasih sayang antara sesamamu. Kamu merasa mesra dan semakin akrab karena menyembah kepadanya. Padahal tidak ada sedikit pun alasan yang dapat membenarkan penyembahan itu," kata Ibrahim memberi pengajaran kepada kaumnya. Sebaliknya di hari Kiamat kelak hubungan kasih sayang itu akan berubah menjadi suasana saling tuduh menuduh dan saling membenci, bahkan saling mengutuk, baik antara sesama teman akrab, maupun antara yang mengikuti (rakyat) dengan yang diikuti (pemimpin). Hanya satu yang tidak mungkin lagi mereka harapkan yakni pertolongan dari Allah. Hal tersebut tidak akan terjadi pada orang-orang yang beriman dan bertakwa.
Allah berfirman:
Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa. (az-Zukhruf/43: 67)
.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 25
“Dan dia dikatakan."Lain tidak, yang kamu ambil selain dari Allah jadi berhala itu “ (pangkal ayat 25). Yang kamu sembah dan puja, tempat kamu memohon dan berlindung; “Hanyalah kasih-sayang di antara kamu pada hidup di dunia ini." Tidak datang dari pertimbangan akal yang masak, melainkan karena tengyang-menengyang. Yang satu hendak menunjukkan ketaatannya kepada yang lain, berhuru-huru, berbondong-bondong. Yang satu mengambil muka kepada yang lain, bahwa dia tidak pernah ketinggalan. Meskipun sudah ada di antara mereka yang tidak masuk di akalnya lagi kebenaran menyembah berhala itu, tetapi menjaga jangan putus hubungan dengan teman sekampung sehalaman yang lain, dia pun masih terus juga menyembah berhala.
Hal seperti ini selalu terjadi pada jamaah yang tidak ada perhatian kepada akidah itu sendiri. Bagi orang-orang semacam ini soal akidah adalah soal “masa bodoh". Yang penting ialah menjaga persatuan, jangan ada ribut-ribut, jangan ada pertengkaran. Mana yang kaya pergi mengambil dengan menghantarkan beberapa perhiasan atau hadiah ke tempat berhala, sehingga dia terpuji oleh orang banyak, meskipun dalam hatinya tidak ada kepercayaan kepada berhala itu."Kemudian itu di hari kiamat akan mengkafirkan setengah kamu kepada liang setengah. “ Artinya, setelah datang hari pemeriksaan Tuhan di hari kiamat mulailah yang satu menyalahkan yang lain. Si pengikut menuduh pemimpin penipu, karena mereka itulah yang mengajak dia sampai tersesat menyembah berhala. Yang menjadi penganjur menuduh pula kepada yang mengikut, karena mereka hanya mengikut saja, tidak mau berkata terus-terang dan tidak mau menegur mana yang salah; “Dan mengutuk yang setengah kamu kepada yang setengah." Dan mengutuk karena merasa telah tertipu dan lebih mengutuk lagi setelah dia merasakan azab siksaan Tuhan. Kalau bukan karena si fulan tidaklah saya akan begini."Dan tempat kembali kamu ialah neraka Karena memang itulah tempat yang pantas, dan balasan yang adil bagi orang-orang yang menolak kebenaran yang telah disampaikan sejak semula; “Dan tidak ada bagi kamu seorang pun yang akan menolong." (ujung ayat 25). Sebab tidak ada di tempat yang penuh keadilan itu orang yang ingat hendak menolong orang yang salah. Dan lagi manusia pada waktu telah berhadapan langsung dengan Tuhan sendiri. Tidak ada orang yang akan menolong. Karena orang yang dianggap dapat menolong itu dalam perkara pula dengan Tuhan.
Itulah peringatan yang diberikan Ibrahim kepada kaumnya, sebagai rentetan dari peringatan-peringatannya yang lain.
Ayat 26
“Maka berimanlah Luth kepadanya." (pangkal ayat 26). Ada tersebut bahwa ayah dari Nabi Luth adalah saudara dari Nabi Ibrahim. Sebab itu Luth masih keluarga terdekat kepada beliau. Dialah salah seorang pengikut Ibrahim dan yang setia memeyang ajaran Tauhid yang dibawakan ibrahim itu. Kemudian dia pun diangkat Tuhan pula menjadi Nabi dan RasulNya: “Dan dia berkata: “Sesungguhnya aku akan hijrah kepada Tuhanku."
Luth sebagai pengikut Ibrahim telah menyatakan tekadnya yang bulat. Bahwa meskipun dia hidup di tengah-tengah bangsanya yang masih menyembah berhala, namun dia tidaklah termasuk dalam jamaah mereka. Dia tidaklah menyembah berhala karena menjaga “persatuan", menjaga “jangan ribut-ribut", demi keamanan! Sejak dia memahami ajaran Ibrahim itu diambilnya tekad berpisah dari kaumnya dan hijrah kepada Allah, pindah hati walaupun masih hidup jasmani di tengah mereka.
Qatadah meriwayatkan tidak berapa lama sesudah ujian pembakaran itu, Ibrahim pindah dari Kutsi dekat Kaufah ke Syam. Dan Luth ikut dalam pindah (hijrah) itu.
Ini pun salah satu tingkat dari Jihad! “Sesungguhnya Dia adalah Maha Perkasa, Maha Bijaksana “ (ujung ayat 26). Tuhan Allah itu Maha Perkasa, mempunyai peraturan yang sangat keras. Barangsiapa yang melanggarnya akan mendapat hukuman yang berat. Tetapi Tuhan itu di samping Perkasa, adalah pula Maha Bijaksana! Karena dialah Tuhan menjatuhkan hukum dengan semena-mena saja kepada hambaNya, kalau terlebih dahulu tidak diberinya peringatan, bimbingan, tuntunan dan pimpinan. Sampai dikirimnya Rasul-rasul, disertainya dengan kitab-kitab yang berisi peraturan bagi keselamatan dan kebahagiaan manusia.
Dengan perkataan Luth demikian itu mendapatlah Ibrahim seorang pengikut yang setia, yang kemudiannya ditunjuk Allah Ta'ala pula menjadi Rasul.
Ayat 27
“Dan Kami kurniakan kepadanya Ishak dan Ya'kub" (pangkal ayat 27), Tanda kasih-sayang Tuhan kepadanya, tanda penghargaan atas Jihadnya yang seberat itu, di hari tuanya, sesudah dikurniai anak pertama Ismail, Allah kurnia-kan pula anak kedua Ishak, dari isteri yang tua yang tadinya dianggap mandul. Dan kebahagiaan itu lebih memuncak lagi karena masih di masa hidupnya juga Ishak itu telah diberi putera pula oleh Tuhan, yaitu Ya'kub."Dan Kami jadikan pada keturunannya nubuwwat dan al-Kitab." Dari keturunan Ya'kub itu, yang nama kecilnya Israil, daripada duabelas puteranya laki-laki berkembanglah Bani Israil. Dan Bani Israil itulah terdapat banyak Nabi-nabi. Sejak dari Yusuf, sampai kepada Musa, Harun, Yusya', Daniel, Daud, Sulaiman, Zakariya,, Yahya, Isa Almasih dan lain-lain. Dan dari puteranya yang sulung Ismail yang menurunkan bangsa Arab, hanya seorang dibangkitkan Rasul, yaitu Rasul penutup, Muhammad s.a.w. Tetapi kedatangannya adalah sebagai permohonan dari Ibrahim untuk anak-cucunya yang hidup di keliling Ka'bah yang didirikannya atas perintah Tuhan di Makkah, dan akan menyebarkan ajaran Ibrahim ini kepada seluruh dunia.
Al-Kitab yaitu perintah-perintah' suci dari Tuhan, yang berupa wahyu diturunkan pula kepada anak-cucu Ibrahim tadi. Taurat kepada Musa, Injil kepada Isa Almasih, Zabur dan jama'nya'Zubur kepada beberapa Nabi, yang terkenal kepada Nabi Daud dengan nama Mazmur atau Mazamir. Dan penutupnya ialah al-Qur'anul Karim kepada Nabi kita Muhammad s.a.w."Dan Kami berikan upahnya di dunia." Kemegahan dunia yang dapat dicapai orang pada zamannya, semua telah dicapai oleh Ibrahim. Mempunyai rumah yang besar, binatang ternak yang banyak, dua isteri yang cantik dan setia, dua anak laki-laki yang ternama, pujian dan nama baik, ke mana saja dihormati dan dicintai orang. Tinggal bekas jasanya di Syam, di Mesir dan di Hejaz (Makkah). Ibnu Abbas, Mujahid dan Qatadah menambahkan: “Disertai dengan ketaatan kepada Allah dari segala seginya." Sampai pula Tuhan menyangkatnya menjadi Imam dari dua kelompok besar keturunannya, Bani Ismail dan Bani Israil-dan diberi pula gelar kemuliaan: “Khalil Allah"."Dan sesungguhnya dia di akhirat adalah termasuk orang shalih." (ujung ayat 27).
Inilah suatu rahmat yang berturut-turut sampai hari tua, karena kesanggupan berjuang dan berjihad sejak di masa muda. Keteguhan hatinya memasuki api nyala, dan tidak minta tolong walaupun kepada Jibril, hanya langsung kepada Allah saja, menyebabkan sampai ke akhirat dia pun mendapat tempat yang utama di sisi Allah.
Ayat 28
“Dan Luth (pula) seketika dia berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu benar-benar telah berbuat kerja yang amaf keji." (pangkal ayat 28).
Setelah berhijrah dari kampung halamannya berSama Rasul yang diikutinya dan paman yang dikasihinya Nabi Ibrahim, Luth pun diutus Tuhan pula menjadi Rasul ke negeri Sadum. Di situlah dia hidup terpisah dari Ibrahim dan mempunyai'tugas sendiri. Negeri Sadum (orang Barat menyebutnya Sodom) terletak di pinggi Laut Mati yang kadang-kadang disebut kemudiannya dengan Danau Luth. Luth hidup di sana dan sampai kawin dengan perempuan di sana.
Rupanya timbullah satu penyakit yang amat keji dalam pergaulan anak negeri Sadum itu. Penyakit yang menurut keterangan al-Qur'an belum pernah terjadi dalam kalangan ummat manusia sebelumnya. Yaitu orang laki-laki lebih menyukai bersetubuh dengan sesama laki-laki. Melihat penyakit ini sudah meluas, sehingga laki-laki tidak merasa malu lagi mencari laki-laki muda buat pasangan hidupnya. Di waktu itulah Luth sebagai Rasul Allah memberi peringatan kepada kaum itu. Bahwa penyakit keji ini harus dihentikan; “Yang belum pemah mendahului kamu dengan dia, seorang pun dari ummat manusia." (ujung ayat 28). Sungguhlah perbuatan ini amat hina dan menjatuhkan martabat perikemanusiaan. Padahal Allah menentukan hidup itu berpasang-pasangan, berlaki-laki dan perempuan, berjantan berbetina, supaya dengan pertemuan keduanya datanglah keturunan. Sehingga hidup manusia itu bersambung-sambung sampai akhir zaman.
Ayat 29
“Adakah patut kamu mendatangi laki-laki," (pangkal ayat 29), seperti mendatangi perempuan? Kamu bergaul sejenis sebagai laki-bini. Terbuang manimu dengan percuma, yang sedianya akan jadi manusia penerus hidup."Dan kamu menyamun di jalan," mengyanggu orang yang lalu-lintas, sehingga keamanan tidak ada lagi. Menyamun, merampas dan merampok di tengah jalan yang akan dilalui manusia kamu jadikan mata pencarian."Dan kamu perbuat kemungkaran di tempat-tempat pertemuan kamu." Artinya di tempat-tempat pertemuan mereka, bersenda-guraulah mereka dengan berbuat berbagai ragam kemungkaran; ada yang meminum minuman keras, ada yang menyediakan tempat bersetubuh dengan sesama laki-laki, keluarlah kata-kata kotor dan perbuatan-perbuatan yang tiada layak. Inilah rupanya permulaan dari kelab-kelab malam yang diadakan orang di zaman sekarang ini di kota-kota besar di Eropa, Amenka dan sudah menjalar juga ke tanah Asia kita ini. Sehingga masyarakat mereka itu sudah menjadi suatu masyarakat yang cabul dan lucah. Dan oleh karena laki-laki lebih disukai daripada perempuan, kekejian itu jadi berlipat-ganda.
“Maka tidaklah ada jawaban kaumnya melainkan bahwa mereka berkata: “Datangkanlah kepada kami azab Allah itu." Artinya mereka menantang karena mereka tidak percaya bahwa Allah akan berbuat demikian terhadap mereka. Tidak akan ada perubahan dalam alam dan tidak akan ada bahaya. Kita jalan terus dalam kejahatan kita. Persis sebagaimana yang kita dengar dari cemuh orang zaman moden dan pergaulannya yang bebas lepas terhadap seruan-seruan yang berbau keagamaan dan budi luhur. Datanglah azab Allah! “Jika sungguh engkau dari orang-orang yang benar" (ujung ayat 29). Yang berarti, kalau Luth tidak sanggup mendatangkan azab itu sekarang juga, terbukti bahwa Luth adalah pembohong. Kalau Nabi bukan seorang yang telah terlatih sabar dan tabah, tantangan ini sungguh-sungguh menyakitkan hati. Tetapi Luth tidaklah tergoncang hatinya karena tantangan yang sangat kasar itu.
Ayat 30
"Dia berkata: “Ya Tuhanku! Tolonglah aku atas kaum yang berbuat kebinasaan itu." (ayat 30).
Dengan jalan demikian, yaitu menambah keyakinan dan iman kepada Tuhan, bahwa pertolonganNya pasti datang di saat yang amat diperlukan itu, dengan demikian Luth menghadapi orang-orang yang memusuhi kebenaran itu.