Ayat
Terjemahan Per Kata
وَرَبُّكَ
dan Tuhanmu
يَخۡلُقُ
Dia menciptakan
مَا
apa
يَشَآءُ
yang Dia kehendaki
وَيَخۡتَارُۗ
dan Dia memilih
مَا
tidak
كَانَ
ada
لَهُمُ
bagi mereka
ٱلۡخِيَرَةُۚ
pilihan
سُبۡحَٰنَ
Maha Suci
ٱللَّهِ
Allah
وَتَعَٰلَىٰ
dan Maha Tinggi
عَمَّا
dari apa
يُشۡرِكُونَ
mereka persekutukan
وَرَبُّكَ
dan Tuhanmu
يَخۡلُقُ
Dia menciptakan
مَا
apa
يَشَآءُ
yang Dia kehendaki
وَيَخۡتَارُۗ
dan Dia memilih
مَا
tidak
كَانَ
ada
لَهُمُ
bagi mereka
ٱلۡخِيَرَةُۚ
pilihan
سُبۡحَٰنَ
Maha Suci
ٱللَّهِ
Allah
وَتَعَٰلَىٰ
dan Maha Tinggi
عَمَّا
dari apa
يُشۡرِكُونَ
mereka persekutukan
Terjemahan
Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Mahasuci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
Tafsir
(Dan Rabbmu menciptakan apa saja yang dikehendaki-Nya dan memilih) apa yang dikehendaki-Nya. (Sekali-kali tidak ada bagi mereka) yakni bagi orang-orang musyrik (pilihan) maksudnya mereka tidak mempunyai pilihan apa-apa. (Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan) dari kemusyrikan mereka.
Tafsir Surat Al-Qasas: 68-70
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. Allah ﷻ memberitahukan bahwa hanya Dia sematalah yang mampu mencipta dan memilih, dan bahwa tiada seorang pun yang menentangNya dalam hal tersebut, serta tiada yang meminta pertanggungjawaban terhadap-Nya.
Firman Allah ﷻ: Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. (Al-Qashash: 68) Yakni Dia memilih apa yang dikehendaki-Nya. Maka apa yang dikehendaki-Nya pasti ada, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya pasti tiada. Semua perkara yang baik dan yang buruk berada di tangan kekuasaan-Nya dan bersumber dari-Nya. Firman Allah ﷻ: Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. (Al-Qashash: 68) Menurut pendapat yang paling sahih di antara dua pendapat, huruf ma dalam ayat ini bermakna nafi, sama pengertiannya dengan huruf ma yang terdapat di dalam firman-Nya: Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. (Al-Ahzab: 36) Akan tetapi, Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa huruf ma dalam ayat ini adalah ma mausul yang bermakna al-lazi, sehingga maknanya adalah seperti berikut: Dan Dia memilih apa yang mengandung kebaikan bagi mereka.
Dengan alasan inilah sebagian dari golongan Mu'tazilah mengatakan wajib menjaga hal yang lebih baik. Pendapat yang benar adalah yang mengatakan bahwa huruf ma ini adalah ma nafiyah, sebagaimana yang telah dinukil oleh Ibnu Abu Hatim melalui Ibnu Abbas dan lain-lainnya, karena sesungguhnya kedudukan ayat ini sedang menjelaskan tentang monopoli Allah ﷻ dalam menciptakan makhluk, menentukan ukurannya dan memilihnya, dan bahwa tiada tandingan bagi-Nya dalam hal tersebut. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (Al-Qashash: 68) Maksudnya, yang dipersekutukan oleh mereka dengan Allah adalah berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang tidak dapat menciptakan dan tidak pula dapat memilih sesuatu apa pun.
Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan: Dan Tuhanmu mengetahui apa yang disembunyikan (dalam) dada mereka dan apa yang mereka nyatakan. (Al-Qashash: 69) Yakni mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati sanubari dan semua rahasia yang berada di dalamnya, sebagaimana Dia mengetahui segala sesuatu yang dinyatakan oleh semua makhluk-Nya. Allah ﷻ telah berfirman dalam ayat lain: Sama saja (bagi Tuhan), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari. (Ar-Ra'd: 10) Firman Allah ﷻ: Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. (Al-Qashash: 70) Artinya, hanya Dia sematalah yang menjadi Tuhan yang berhak disembah, tiada yang harus disembah selain Dia, sebagaimana tiada Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya dan yang memilihnya selain Dia.
Bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat. (Al-Qashash: 70) Yakni Dialah yang terpuji dalam semua yang dilakukan-Nya, berkat keadilan dan hikmah (kebijaksanaan)-Nya. dan bagi-Nyalah segala penentuan. (Al-Qashash: 70) Maksudnya, tiada akibat bagi perbuatan-Nya karena keperkasaan, kemenangan, hikmah, dan rahmat-Nya. dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Al-Qashash: 70) Yaitu kalian semua akan dikembalikan kepada-Nya kelak di hari kiamat, lalu Dia memberikan balasan kepada setiap orang sesuai dengan amal baik dan buruknya, tiada sesuatu pun dari amal perbuatan mereka yang tersembunyi bagi-Nya.
Begitulah yang akan dialami orang-orang musyrik di akhirat kelak. Semuanya kembali kepada hikmah dan kebijaksanaan Allah dalam segala hal, termasuk menjadikan hati yang terbuka untuk menerima hidayah dan hati yang tertutup. Dan Tuhan Pemeliharamu menciptakan apa dan siapa yang Dia kehendaki untuk diciptakan, dan memilih apa dan siapa yang Dia kehendaki untuk menerima anugerah dan mengemban amanat dari-Nya. Sekali-kali bagi mereka yang diciptakan, baik manusia maupun selainnya, tidak ada pilihan lain kecuali menerima ketetapan-Nya, suka atau tidak suka. Mahasuci Allah dari segala sifat dan tindakan yang buruk atau salah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan dengan mengangkat berhala-berhala sebagai sembahan selain Allah. Apa pun yang dialami oleh manusia, senang atau sedih, bukan mereka yang memilihnya, tetapi Allah yang memilihnya, sehingga harus diterima dengan lapang dada. Manusia hanya diminta untuk berusaha semaksimal mungkin dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. 69. Dan, di samping itu, Tuhan Pemeliharamu wahai Rasul, mengetahui apa yang disembunyikan dalam dada mereka berupa permusuhan terhadapmu, dan apa yang mereka nyatakan secara lisan, berupa celaan-celaan kepadamu dan protes terhadap pemilihan dirimu sebagai penyampai pesan-pesan suci.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah yang menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dia satu-satunya yang berwenang memilih dan menentukan sesuatu hal, baik yang tampak maupun yang tidak, sebagaimana firman-Nya:
Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. (al-Mulk/67: 14)
Dan firman-Nya:
Dan tidakkah mereka tahu bahwa Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan? (al-Baqarah/2: 77)
Allah Maha Mengetahui semua makhluk-Nya, mengetahui hal ihwal, watak, dan karakternya. Kemudian Dia memilih dari hamba-hamba-Nya, siapa di antara mereka yang berhak dan wajar menerima hidayah dan diangkat menjadi rasul yang mampu melaksanakan tugasnya. Firman Allah:
Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. (al-An'am/6: 124)
Bila Allah telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih sesuai keinginannya. Ia harus menerima dan menaati apa yang telah ditetapkan Allah. Firman Allah:
Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. (al-Ahzab/33: 36)
Ayat ini diakhiri dengan satu penjelasan bahwa Allah Mahasuci dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan. Tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi pilihan-Nya dan membatalkan ketentuan-Nya. Bagaimanapun keinginan dan kegigihan Nabi Muhammad memberi petunjuk untuk mengislamkan pamannya, Abu thalib, dan bagaimanapun kehendak dan kesungguhan penduduk Mekah supaya diutus seorang rasul dari kalangan mereka, semuanya itu gagal dan tidak terlaksana. Hanya pilihan dan ketentuan Allah yang berlaku dan menjadi kenyataan.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Berita Sesudah Kiamat
Sesudah habis bahagian pertama menjelaskan kesulitan fikiran, kekacauan hidup semasa di dunia karena tidak ada petunjuk, maka pada ayat selanjutnya ini, Allah mewahyukan tentang apa yang akan dihadapi oleh orang yang kafir itu setelah datang hari kiamat kelak.
Ayat 62
“Dan (ingatlah) akan hari yang Dia" -(yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala) -"akan menyeru mereka." (pangkal ayat 62). Dalam pangkal ayat ini dijelaskan bahwa pada hari kiamat itu kelak mereka itu semuanya akan dipanggil, akan diseru oleh Tuhan, yaitu setelah mereka dihadirkan dengan paksa, kata setengah ahli tafsir dihadirkan dengan diseret, ditarik dari kakinya. Tegasnya ialah dihadirkan sebagai orang yang bersalah."Seraya Dia berkata: “Mana dia sekutu-sekutuKu yang pernah kamu dakwakan itu?" (ujung ayat 62).
Pertanyaan Tuhan sebagai demikian saja sudah menjadi cemeti pukulan bagi mereka. Sebab sekutu-sekutu itu sejak semula hakikatnya tidak ada, “Sekutu-sekutu" itu semasa di dunia dahulu adalah bikinan si penyembah itu belaka. Dia adalah berhala daripada kayu dan batu, kuburan dari tanah ter-longgok, kayu dan pohon besar, puncak gunung dan berbagai macam yang lain. Kalau dia manusia, sebahagian besar di antara mereka dituhankan setelah dia mati. Sebab itu setelah hari kiamat mereka itu jelas manusia biasa yang wajib mempertanggungjawabkan perbuatannya masa di dunia.
Ayat 63
“Menjawablah orang-orang yang telah pasti atas mereka hukuman itu." (pangkal ayat 63). Yang pasti atas mereka hukuman ialah orang-orang yang telah jelas langkahnya yang salah di atas dunia, sebab itu sudah pasti akan mendapat azab siksaan di akhirat."Ya Tuhan kami! Mereka inilah orang-orang yang telah kami sesatkan itu; kami telah mengesatkan mereka sebagaimana kami sendiri telah sesat."Di sinilah mengaku terus-terang, tidak dapat mengelak lagi orang-orang yang selama ini menjadi tukang tipu menyesatkan orang lain, karena merasa sepi sesat sendirian. Dan mereka berkata lagi: “Kami mengatakan berlepas diri dari mereka kepada Engkau." Dengan berkata demikian mereka hendak melepaskan tanggungjawab, bahwa mereka tidaklah bermaksud mengemukakan diri buat disembah: “Mereka sekali-kali tidaklah mengembah kami." (ujung ayat 63).
Tegasnya mereka berkata: “Ya Tuhan! Kami tidaklah memaksa mereka supaya menyembah kami. Tidaklah kami berkuasa memutar balik hati mereka. Tetapi mereka sendirilah yang salah, mengapa mereka mau. Mereka mudah saja ditipu mulut manis, sebagai kami pun dahulunya tersesat atas kehendak kami sendiri. Oleh sebab itu sekarang ini kami berlepas diri dari tanggungjawab itu semua. Bukanlah kami yang mereka sembah. Bahkan kami pun tidaklah ingin supaya disembah. Yang mereka sembah itu ialah berhala, patung bikinan mereka sendiri.
Ayat 64
“Dan dikatakan kepada mereka:" (yaitu orang-orang yang telah pergi menyembah berhala-berhala yang mereka sekutukan dengan Allah itu), “Panggillah sekutu-sekutumu itu!" (pangkal ayat 64).
Kalau memang berhala yang kamu sembah itu ada pengaruhnya, di waktu sekarang inilah yang sangat perlu mereka datang menolong kalian. Mana mereka, suruhlah kemari buat menolong kalian!
Mungkin yang setengah sudah mengerti bahwa bagaimanapun mereka menyeru memanggil tidaklah akan ada sahutan. Namun yang setengahnya lagi dicobanya juga: “Lalu mereka mengertinya, maka sekutu-sekutunga itu tidaklah mengambut seruan mereka itu." Memang begitulah yang pasti kejadian, karena memang sekutu itu tidak ada. Perintah Tuhan menyuruh panggil itu hanya semata-mata rangkaian dari siksaan atas perbuatan yang salah sejak semula. Sejak dari dunia Rasul-rasul telah memperingatkan bahwa sekutu-sekutu itu tidak ada samasekali."Dan mereka lihatlah azab!" Yang jelas kelihatan hanyalah azab siksa Ilahi yang telah lama disediakan dan sejak dahulu telah diperingatkan. Dalam perintah menyuruh panggil sekutu, dalam dicoba memanggil rupanya tidak ada, dalam pemanggilan dan penghadiran dengan keras dan mengecutkan sejak semula, dalam itu semua sudah ada azab. Dan akan ada lagi azab seterusnya.
Di saat begitulah tiba keluhan dan sesalan, sesal kemudian yang tidak ada gunanya. Sesal itu timbul dalam ingatan sabda Tuhan: “Wahai, kiranya mereka dahulu menerima petunjuk." (ujung ayat 64). Yaitu sekiranya mereka dahulu, semasa masih di dunia mau menerima petunjuk dan bimbingan yang dengan susah payah telah disampaikan oleh Rasul Tuhan, tidaklah mereka akan bernasib sejelek itu di hari kiamat.
Ayat 65
“Dia ingatlah (lagi) akan hari, yang Dia akan menyeru mereka, seraya berkata: “Apakah sambutanmu terhadap orang-orang yang diutus itu?" (ayat 65).
Ini pun salah satu rentetan pertanyaan Tuhan yang wajib dijawab. Yaitu bagaimana sikapmu seketika Allah mengutus Rasul-rasulnya dan mereka menyampaikan seruan Allah kepada kamu? Rasul-rasul itu memberikan peringatan bahaya besar bagi yang menolak seruan itu dan bahagia besar bagi yang menyambutnya dengan baik lalu melaksanakannya.
Apabila pertanyaan seperti itu datang, apakah akan jawaban bagi orang yang tidak mau percaya tadi?
Ayat 66
“Maka gelaplah bagi mereka segala alasan di hari itu." (pangkal ayat 66). Apa yang akan dijawabkan? Padahal mereka telah tahu bahwa Utusan Tuhan itu telah datang dan seruan (da'wah) itu telah disampaikan. Alasan apa yang akan dikemukakan padahal Allah telah mengetahui segala isi hati, segala perasaan yang buruk yang disembunyikan. Allah telah tahu memang, bahwa mereka ingkar dan kufur akan seruan Rasul itu. Jika Tuhan bertanya kepada mereka di waktu itu, lain tidak ialah dalam rangka tekanan sebagai azab juga. Karena di hari ini telah terbukti belaka apa yang dikatakan oleh Rasul itu dahulu di dunia. Semua pertanyaan tidak dapat mereka jawab, karena segala alasan atau berita telah tertutup: “Karena itu tidaklah mereka tanpa-bertanpa lagi di antara satu dengan yang lain." (ujung ayat 66). Sebab semua sudah sama kebingungan dan ketakutan. Mulut tidak terbetik lagi untuk bertanya dan untuk menjawab. Sedang sesama sendiri sudah tertutup mulut, apatah lagi terhadap kepada Tuhan.
Ayat 67
“Adapun barangsiapa yang bertaubat dan beriman dan beramal yang sha/ih maka mudah-mudahan dia termasuk dalam golongan orang yang menang" (ayat 67).
Ayat 67 ini adalah membukakan pengharapan. Bagaimanapun besar kesalahan yang telah diperbuat, asal masih di atas dunia ini juga, apabila telah taubat, maka dosa itu akan diampuni.
Banyaklah ayat di dalam al-Qur'an menganjurkan taubat. Demikian juga di dalam Hadis dan Hadis Qudsi. Di dalam Surat al-Furqan (Surat 25) ayat 68, 69, 70 dan 71 disebutkan bahwa walaupun berbuat tiga dosa besar yang termasuk “Sab'il mubiqat" (tujuh dosa besar) yang sangat berat, yaitu mempersekutukan yang lain dengan Allah, membunuh manusia tidak dengan benar (keputusan hakim dan dalam perang) dan berzina, semuanya dapat diampuni Tuhan asal bertaubat. Dan taubat itu wajib dibuktikan dengan Iman, dan Iman wajib dibuktikan dengan amalan yang shalih, perbuatan yang baik, maka dosa-dosa besar itu akan diampuni Tuhan. Dalam ayat 67 yang tengah kita tafsirkan int Tuhan memberikan harapan dengan kalimat: “Maka mudah-mudahan dia termasuk dalam golongan orang yang menang."
Mudah-mudahan adalah terjemah dari kalimat … (‘asaa).
Berkata ahli-ahli tafsir:
“Kata-kata ‘asaa (mudah-mudahan) kalau datang dari Allah, artinya ialah pasti."
Imam an-Nawawi di dalam kitab beliau “Ripadhush-Shalihin"menulis syarat taubat tiga perkara: (1) Segera hentikan maksiat itu seketika itu juga, (2) Sangat menyesal atas perbuatan maksiat yang telah terlanjur, (3) Berazam bulat tidak akan berbuat begitu lagi untuk selama-lamanya.
Kekuasaan Mutlak Tuhan
Ayat 68
“Dan Tuhan engkau menciptakan apa yang Dia kehendaki dan Yang Memilih “ (pangkal ayat 68). Pangkal ayat jni dan seterusnya mengingatkan kembali kekuasaan mutlak Tuhan buat mencipta dan buat memilih apa yang Dia sukai. Makhluk tidak boleh dan tidak akan sanggup mencampuri urusan Tuhan. Setinggi-tinggj kebolehan makhluk hanya berdoa, memohon kepada
Tuhan, moga-moga Tuhan dengan hikmatNya yang tertinggi mengabulkan apa yang dimohonkan oleh makhlukNya.
Dialah yang menjadikan segala sesuatu, mengetahui segala sesuatu lahirnya dan batinnya. Dari Dia asalnya dan kepadanya kembali. BagiNya pujian sekarang dan bagiNya pujian nanti. Manusia tidak ada kuasa, bahkan jin atau malaikat sekalipun tidak ada yang berkuasa, untuk menentukan sesuatu dan memilih sesuatu. “Tidak ada pilihan bagi mereka." Sungguh bagi seluruh makhluk tidak ada pilihan lain. Apa yang dipilihkan Tuhan buat kita, itulah yang kita terima. Sampai kepada bentuk rupa kita, bunyi suara kita, tinggi atau rendah badan kita, segala langkah yang kita langkahkan, nasib yang kita temui, kian terasa, kian diinsafi, adalah menurut ketentuan Allah belaka. Kita memang diberi akal dan ikhtiar, tetapi selalu terbukti bahwa kehendak Allah jua yang berlaku."Amat Sucilah Allah dan Amat Tinggi dari apa yang mereka persekutukan itu." (ujung ayat 68).
Ujung ayat inilah Tauhid Uluhiyah yang sejati. Oleh karena segala sesuatu, sejak dari yang sangat kecil sampai kepada yang sangat besar, adalah di bawah kekuasaan mutlak Allah, tidaklah pantas Dia kita persekutukan dengan yang lain. Karena “yang lain" itu tidak ada."Yang lain, selain Allah adalah makhluk Allah belaka."
Ayat 69
“Dan Tuhan engkau mengetahui apa yang disembunyikan oleh dada mereka." (pangkal ayat 69). Yang disembunyikan oleh dada ialah perasaan yang belum dikeluarkan, yang masih terkhatar dalam hati. Tuhan tahu itu! “Dan apa yang mereka nyatakan." (ujung ayat 69). Yaitu perasaan hati yang telah disampaikan sebagai ucapan, sehingga diketahui oleh orang lain. Kadang-kadang ada manusia yang berbeda apa yang diucapkannya daripada apa yang disimpannya dalam hatinya. Dia benci dikatakannya suka. Dia marah tetapi dia senyum seperti tidak marah. Dia jahat tetapi berlaku sebagai orang baik! Dengan Tuhan semuanya itu tidak dapat disembunyikan. Sampai kepada darah kita yang mengalir ganti-berganti dari seluruh badan dan berpusat kepada jantung kita, diketahui oleh Tuhan. Ayat ini mendidik kita supaya berlaku jujur dalam hidup kita. Oleh sebab itu maka Kalimat Tauhid disebut juga Kalimat Ikhlash.
Ayat 70
“Dan Dia adalah Allah!" (pangkal ayat 70). Yang berdiri sendiriNya: “Tidak ada Tuhan selain Dia." Karena arti dan maksud kalimat TUHAN ialah Maha Penguasa Tertinggi, yang disembah, yang dipuja, tempat berlindung; “Bagi-Nyalah segala puji-pujian pada yang pertama." Yaitu pada hidup yang pertama di dunia ini. Karena dari Dialah datang segala pertolongan, rezeki dan kesempatan yang diberikan dalam dunia ini; “Dan pada yang kemudian." Yaitu kehidupan akhirat yang kekal untuk selama-alamya; “Dan Dialah yang menentukan." Menentukan umur, menentukan rezeki, menentukan batas kesanggupan kita sebagai manusia, bahkan menentukan peraturan di dalam alam ini; tidak siapa pun yang sanggup merubahnya. Hukum keputusan semata-mata dari Dia; “Dan kepadaNyalah kamu semua akan dikembalikan." (ujung ayat 70).
Dari Dia kita datang. Dengan izin dan kehendakNya kita didatangkan ke dalam dunia ini, dan dengan jaminan daripadaNya kita sempat hidup di sini, dalam perjalanan hidup menempuh ke perhentian terakhir sementara, yaitu kubur. Dan tempat kembali terakhir tidak lain, melainkan kepadaNya jua. Di sana kita mempertanggungjawabkan segala tingkah-laku dan langkah yang kita lalui dalam hidup ini, sesudah diberinya kita dua pedoman. Pertama, akal budi, dan kedua petunjuk yang Dia berikan dengan perantaraan Rasul-rasul.