Ayat
Terjemahan Per Kata
وَقَالَ
dan berkata
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُوٓاْ
kafir/ingkar
إِنۡ
ini
هَٰذَآ
tidak lain
إِلَّآ
kecuali/hanyalah
إِفۡكٌ
kebohongan
ٱفۡتَرَىٰهُ
(Muhammad) ada-adakannya
وَأَعَانَهُۥ
dan membantunya/menolongnya
عَلَيۡهِ
atasnya/kepadanya
قَوۡمٌ
kaum
ءَاخَرُونَۖ
yang lain
فَقَدۡ
maka sesungguhnya
جَآءُو
mereka datang/berbuat
ظُلۡمٗا
kezaliman
وَزُورٗا
dan dusta
وَقَالَ
dan berkata
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُوٓاْ
kafir/ingkar
إِنۡ
ini
هَٰذَآ
tidak lain
إِلَّآ
kecuali/hanyalah
إِفۡكٌ
kebohongan
ٱفۡتَرَىٰهُ
(Muhammad) ada-adakannya
وَأَعَانَهُۥ
dan membantunya/menolongnya
عَلَيۡهِ
atasnya/kepadanya
قَوۡمٌ
kaum
ءَاخَرُونَۖ
yang lain
فَقَدۡ
maka sesungguhnya
جَآءُو
mereka datang/berbuat
ظُلۡمٗا
kezaliman
وَزُورٗا
dan dusta
Terjemahan
Orang-orang kafir berkata, “(Al-Qur’an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh dia (Nabi Muhammad) dengan dibantu oleh orang-orang lain,” Sungguh, mereka telah berbuat zalim dan dusta yang besar.
Tafsir
(Dan orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya ini) Al-Qur'an ini (tidak lain hanyalah kebohongan-kebohongan) yakni kedustaan (yang diada-adakan olehnya) oleh Muhammad sendiri (dan dia dibantu oleh kaum yang lain) yakni oleh sebagian dari orang-orang ahli kitab. Allah berfirman: (Maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kelaliman dan dusta yang besar") yakni kekafiran dan kedustaan.
Tafsir Surat Al-Furqan: 4-6
Dan orang-orang kafir berkata, "Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad, dan dia dibantu oleh kaum yang lain, maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar. Dan mereka berkata, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang. Katakanlah, "Al-Qur'an itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Allah ﷻ berfirman, menceritakan tentang kurangnya akal orang-orang yang bodoh dari kalangan orang-orang kafir sehubungan dengan pendapat mereka tentang Al-Qur'an. Seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Al-Qur'an ini tiada lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad. (Al-Furqan: 4) Maksudnya, kebohongan yang dibuat-buat oleh Muhammad. dan dibantu oleh kaum yang lain. (Al-Furqan: 4) Yaitu dia dalam menghimpunnya meminta bantuan kepada kaum yang lain. Maka Allah menjawab mereka melalui firman-Nya: maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar. (Al-Furqan: 4) Artinya, sungguh mereka telah membuat-buat perkataan yang batil.
Mereka mengetahui bahwa perkataannya itu batil, dan mereka menyadari akan kedustaan tuduhan yang mereka lancarkan itu. Dan mereka berkata, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan.(Al-Furqan: 5) Yakni kitab-kitab orang-orang terdahulu, lalu dia meminta agar dibuat salinan untuknya. "Maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang." (Al-Furqan: 5) Yaitu setiap pagi dan sore. Ucapan mereka ini diketahui kebatilannya oleh semua orang karena ngaco, dusta, dan buat-buatan serta tidak ada buktinya.
Karena sesungguhnya telah diketahui secara mutawatir dan pasti bahwa Muhammad Rasulullah ﷺ tidak pernah belajar menulis, baik di permulaan usianya maupun di akhirnya. Dia tumbuh di tengah-tengah mereka yang melancarkan tuduhan tersebut, sejak kelahirannya hingga Allah mengangkatnya sebagai utusan-Nya, yang memakan waktu empat puluh tahun. Mereka secara pasti mengetahui seluk-beluknya, kejujurannya, kebersihan dirinya, kebajikannya, sifat amanahnya, jauh dari dusta dan perbuatan lacur serta akhlak-akhlak yang rendah lainnya. Hingga mereka memberinya julukan Al-Amin sejak kecil sampai Allah mengangkatnya sebagai utusan, sebab mereka mengetahui kejujuran dan kebajikannya.
Tetapi setelah Allah memuliakannya dengan mengangkatnya sebagai seorang rasul, maka mulailah mereka melancarkan permusuhan terhadapnya dan melemparinya dengan tuduhan-tuduhan tersebut, yang diketahui oleh setiap orang yang berakal, bahwa beliau bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka. Mereka sendiri bingung dalam melancarkan tuduhannya, terkadang mereka dengan tuduhan dustanya menjulukinya sebagai seorang penyihir, terkadang mengatakannya sebagai seorang penyair, adakalanya mengatakannya sebagai seorang yang gila, adakalanya pula mengatakannya sebagai pendusta.
Allah ﷻ telah berfirman: Lihatlah bagaimana mereka membuatperumpamaan-perumpamaan terhadapmu; karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar). (Al-Isra: 48) Allah menjawab keingkaran dan kedustaan mereka melalui firman-Nya: Katakanlah, "Al-Qur'an ini diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. (Al-Furqan: 6), hingga akhir ayat. Yakni Al-Qur'an yang mengandung kisah-kisah orang-orang terdahulu dan terkemudian dengan pemberitaan yang hak dan benar serta sesuai dengan kejadiannya yang di masa lalu maupun di masa mendatang, diturunkan oleh: (Allah) yang mengetahui rahasia. (Al-Furqan: 6) Yakni Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi, dan mengetahui semua rahasia (hal-hal yang tersembunyi) sebagaimana pengetahuan Allah terhadap hal-hal yang nyata.
Firman Allah ﷻ: Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Furqan: 6) Allah menyeru mereka untuk bertobat dan kembali kepada-Nya seraya memberitahukan kepada mereka bahwa rahmat Allah Mahaluas dan maafNya Mahabesar. Selain dari itu orang yang bertobat kepada-Nya, Dia menerima tobatnya. Sekalipun mereka mendustakan rasul, melancarkan tuduhan-tuduhan yang bohong kepadanya, durhaka, kafir, dan ingkar serta segala ucapan mereka yang tidak layak terhadap Rasul dan Al-Qur'an, Allah masih tetap menyeru mereka untuk bertobat dan menghentikan perbuatan-perbuatan yang biasa mereka lakukan sebelumnya, dan Allah menyeru mereka untuk masuk Islam dan menempuh jalan petunjuk.
Seperti yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam firman-Nya: Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga, "padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertobat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Maidah: 73-74) Dan firman Allah ﷻ: Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan, kemudian mereka tidak bertobat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. (Al-Buruj: 10) Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa perhatikanlah kemuliaan dan kedermawanan Allah ini, padahal mereka membunuh kekasih-kekasih-Nya, tetapi Dia masih menyeru mereka untuk bertobat dan beroleh rahmat."
Tidak hanya menolak keesaan Allah, kaum kafir juga melecehkan Al-Qur'an. Dan orang-orang kafir berkata dengan nada menghina, 'Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan secara sengaja oleh Muhammad, dan dalam menciptakannya dia dibantu oleh orang-orang lain yang memiliki kemampuan untuk itu. ' Menanggapi tuduhan ini Allah menegaskan, 'Sungguh, mereka telah berbuat zalim dan dusta yang besar, yang menjauhkan mereka dari kebenaran. "5. Dan mereka juga berkata, 'Al-Qur'an itu hanya dongeng-dongeng orang-orang terdahulu, yang diminta agar dituliskan secara sungguh-sungguh, lalu dibacakanlah dongeng itu kepada Nabi Muhammad setiap pagi dan petang, yakni secara terus-menerus.
Orang-orang kafir mengatakan bahwa Al-Qur'an itu bukanlah kitab yang diturunkan Allah. Al-Qur'an itu hanyalah suatu kebohongan yang dibuat-buat oleh Muhammad dan dalam membuat Al-Qur'an itu dia dibantu oleh sekelompok ahli kitab yang telah beriman. Muhammad menurut mereka, selalu menemui kelompok ahli kitab itu dan mereka mengajarkan kepadanya kisah-kisah tentang umat-umat yang terdahulu kemudian Muhammad menyusun kisah-kisah itu dalam bahasa Arab yang baik susunan redaksinya.
Diriwayatkan bahwa ayat-ayat ini turun mengenai Nadr bin al-Haris dan orang-orang yang membantu Muhammad ialah Addas budak Khuwatih bin Abdul Uzza, Yasar budak al-A`la bin al-Khadrami dan Abu Fukaihah ar-Rumi. Semula mereka adalah penganut agama Yahudi yang pandai membaca Taurat dan banyak bercerita tentang kisah umat terdahulu. Kemudian mereka masuk Islam dan banyak berhubungan dengan Nabi Muhammad. Oleh sebab itulah Nadr bin Haris berani mengadakan tuduhantuduhan palsu itu. Maka Allah menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa orang-orang yang membuat tuduhan palsu itu telah berbuat zalim dan berdusta. Jelaslah bahwa tuduhan itu dibuat-buat karena Al-Qur'an sendiri dengan ayat-ayatnya telah menantang orang-orang Arab untuk membuat satu surah yang sama fasahah dan balagahnya dengan suatu surah dari Al-Qur'an. Kalau mereka tidak berhasil pastilah Al-Qur'an itu bukan bikinan Muhammad tetapi benar-benar wahyu dari Allah. Hal itu tersebut dalam firman-Nya:
Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (al-Baqarah/2: 23)
Karena tidak ada seorang pun di antara mereka yang dapat menjawab tantangan itu walaupun mereka telah berusaha dengan sekuat tenaga, maka benarlah bahwa Al-Qur'an itu bukan buatan manusia melainkan wahyu dari Allah. Tetapi karena tidak ada jalan bagi mereka untuk menentang Al-Qur'an, mereka mencari berbagai alasan untuk mendustakannya dan mereka membuat berita-berita seperti tersebut di atas.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Di dalam ayat ini dijelaskan oleh Tuhan bahwa hambanya yang dikasihi-Nya itu tidaklah bertindak atas kehendak sendiri menyebarkan peringatan kepada isi alam. Dia hanya semata-mata pelaksana yang diperintah dan dititahkan Tuhan buat menyampaikan.
Hamba yang terpilih itu membawa perintah, yaitu al-Furqan, nama yang lain daripada al-Qur'an. Jika al-Qur'an berarti bacaan, al-Furqan berarti pembeda pemIsah! Artinya, apabila orang telah menerima al-Furqan itu memahamkan dan mengamalkan, niscaya dapatlah dia membedakan di antara yang baik dengan yang batil, yang salah dengan yang benar. Al-Qur'an bukan semata diriengar, tetapi dibaca dan difahamkan, dimasukkan ke dalam hati. Apabila dia -telah lekat di dalam hati, dia akan meninggalkan kesan, yaitu cahaya (nur) petunjuk, sehingga dia tidak perlu kepada petunjuk lain lagi.
Saiyidiria Umar bin Khalhab setelah memeluk agama Islam dan me-mahami isi al-Qur'an, dapatlah dia membedakan yang benar dengan yang salah, yang hak dengan yang batil, sehingga berkali-kali telah terjadi, dia memberikan pertimbangan kepada Rasulullah dalam beberapa perkara, yang kemudian pendapatnya itu sesuai dengan wahyu yang turun. Oleh sebab itu dia diberi oleh Nabi s.a.w. gelar “al-Faniq" adalah lanjutan daripada “al-Furqan", sama rumpun artinya, yaitu kesanggupan membedakan buruk dan baiknya sesuatu. Tegasnya, moga-moga dengan berpedoman kepada “al-Furqan" seseorang akan dapat mencapai “al-Faruq".
Apatah lagi yang membawa al-Furqan itu ialah ‘Abdihl, Hambanya sendiri.
Segala kita makhluk ini pada hakikatnya ialah hamba Tuhan, tidak ada yang terlepas. Tetapi ada orang yang sadar akan perhambaannya dan ada pula yang tidak sadar. Orang yang sadar bahwa dirinya itu adalah hamba dari Ilahi, sanggup memikul perintah berat dipikul, ringan dijinjing. Ditempuhnya segala kesulitan dan diatasinya segala rintangan karena mengharap ridha daripada Tuhan tempat dia memperhambakan diri itu. Orang-orang yang seperti Inilah yang diberi kehormatan oleh Tuhan, lalu dipanggilkan dianya “HambaKu".
Apabila kita perhatikan dengan seksama, tidaklah selalu Tuhan me-manggilkan utusanNya itu dengan panggilan ‘Abdun (hamba). Gelar itu hanya dipanggilkan sekali-sekali, yaitu di saat memikul tugas yang berat dan penting.
Apabila kita baca dengan seksama dan mendalam, maka dalam kata ‘abdun itu tersimpan perlindungan dan jaminan Tuhan atas RasulNya, Iqra' dan Mi'raj ke alam Malaikat, menjemput syariat sembahyang, panggilan Abdihi itulah yang diberikan kepadanya. Dan apabila disebutkan tugasnya sebagai pembawa titah dan wahyu, sebagai tersebut di surat yang kita bicarakan sekarang, atau sebagai disebutkan dalam Surat al-Kahfi ayat 1, bahwa dia membawa Kitab (al-Qur'an) yang isinya tidak berbelit-belit, juga disebut panggilan sebagai “Abdun". Dengan kata itu dia mendapat kehormatan tertinggi. Satu jiwa yang besar tidaklah mau tunduk kepada siapa pun di dalam alam ini. Sebab segala isi alam ini hanyalah makhluk sebagai kita juga.