Ayat
Terjemahan Per Kata
ٱلَّذِي
yang
لَهُۥ
bagi/kepunyaan-Nya
مُلۡكُ
kerajaan
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَٱلۡأَرۡضِ
dan bumi
وَلَمۡ
dan tidak
يَتَّخِذۡ
Dia mengambil
وَلَدٗا
anak
وَلَمۡ
dan tidak
يَكُن
adalah
لَّهُۥ
bagiNya
شَرِيكٞ
sekutu
فِي
dalam
ٱلۡمُلۡكِ
kerajaan/kekuasaan
وَخَلَقَ
dan Dia menciptakan
كُلَّ
segala/tiap-tiap
شَيۡءٖ
sesuatu
فَقَدَّرَهُۥ
maka Dia menentukannya
تَقۡدِيرٗا
ketentuan/kadar/ukuran
ٱلَّذِي
yang
لَهُۥ
bagi/kepunyaan-Nya
مُلۡكُ
kerajaan
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَٱلۡأَرۡضِ
dan bumi
وَلَمۡ
dan tidak
يَتَّخِذۡ
Dia mengambil
وَلَدٗا
anak
وَلَمۡ
dan tidak
يَكُن
adalah
لَّهُۥ
bagiNya
شَرِيكٞ
sekutu
فِي
dalam
ٱلۡمُلۡكِ
kerajaan/kekuasaan
وَخَلَقَ
dan Dia menciptakan
كُلَّ
segala/tiap-tiap
شَيۡءٖ
sesuatu
فَقَدَّرَهُۥ
maka Dia menentukannya
تَقۡدِيرٗا
ketentuan/kadar/ukuran
Terjemahan
(Yaitu Zat) yang milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi, (Dia) tidak mempunyai anak, dan tidak ada satu sekutu pun dalam kekuasaan(-Nya). Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.
Tafsir
(Yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan Dia telah menciptakan segala sesuatu) karena hanya Dialah yang mampu menciptakan kesemuanya itu (dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya) secara tepat dan sempurna.
Tafsir Surat Al-Furqan: 1-2
Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-(Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. Allah ﷻ berfirman, memuji diri-Nya sendiri Yang Mahamulia atas apa yang telah diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya, yaitu Al-Qur'an yang mulia, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya, sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah, dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal saleh. (Al-Kahfi: 1-2), hingga akhir ayat.
Dan dalam surat ini Allah ﷻ berfirman: Mahasuci Allah. (Al-Furqan: 1) Lafaz tabaraka adalah wazan tafa'ala dari lafaz al-barakah, yakni keberkahan yang tetap, kokoh, lagi kekal. yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qufan). (Al-Furqan: 1) Nazzala adalah kata kerja yang menunjukkan pengertian menurunkan secara berulang-ulang dan banyak. Sama dengan pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. (An-Nisa: 4) Kalau Al-Qur'an disebutkan dengan nazzala yang menunjukkan makna turun secara berulang-ulang dengan ulangan yang banyak, sedangkan kitab-kitab terdahulu disebutkan dengan nazala.
Karena kitab-kitab terdahulu diturunkan sekaligus, sedangkan Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur, terpisah-pisah, dan terinci ayat demi ayat, hukum demi hukum dan surat demi surat. Hal ini lebih berkesan dan lebih mendapat perhatian yang sangat dari orang yang Al-Qur'an diturunkan kepadanya. Seperti yang disebutkan oleh firman Allah ﷻ dalam pertengahan surat ini, yaitu: Berkatalah orang-orang yang kafir, Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya kelompok demi kelompok.
Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datang kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya. (Al-Furqan: 32-33) Karena itulah Allah menemakan Al-Qur'an dalam ayat ini dengan Al-Furqan, sebab Al-Qur'an membedakan antara perkara yang hak dan yang batil, membedakan antara jalan petunjuk dan jalan kesesatan, dan membedakan antara jalan yang menyimpang dan jalan yang lurus, serta membedakan antara yang halal dan yang haram.
Firman Allah ﷻ: kepada hamba-Nya. (Al-Furqan: 1) Kata sifat ini mengandung makna pujian dan sanjungan karena di-mudafi-kan kepada predikat kehambaan yang berarti hamba Allah, sebagaimana hal ini disebutkan pula dalam salah satu keadaannya yang paling mulia, yaitu saat ia di-Isra-kan, melalui firman-Nya: Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam. (Al-Isra: 1) Sebagaimana disebutkan pula pujian ini di saat ia sedang berdoa melalui firman-Nya: Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu desak mendesak mengerumuninya. (Al-Jin: 19) Sebagaimana disebutkan pula predikat ini saat wahyu diturunkan kepadanya dan malaikat turun menemuinya, melalui firman-Nya: Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Al-Furqan: 1) Adapun firman Allah ﷻ: agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Al-Furqan: 1) Yakni sesungguhnya dia (Nabi ﷺ) dikhususkan oleh Allah untuk menerima Kitab yang mufassal, mulia, menjelaskan, lagi muhkam.
Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji. (Fushshilat: 42) Yaitu Kitab yang dijadikan sebagai Furqan yang besar; tiada lain hal ini agar ia mengemban risalah secara khusus ditujukan kepada orang-orang yang bernaung di bawah pohon-pohon yang hijau dan orang-orang yang hidup di padang sahara (yakni semua bangsa), sebagaimana yang disebutkan oleh salah satu dari sabdanya yang mengatakan: Aku diutus kepada bangsa yang berkulit merah dan berkulit hitam.
Dan sabda lainnya yang mengatakan: Sesungguhnya aku dianugerahi lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang pun dari kalangan para nabi sebelumku. Yang antara lain disebutkan: Dahulu seorang nabi diutus hanya kepada kaumnya saja, sedangkan aku diutus kepada seluruh umat manusia. Sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain melalui firman-Nya: Katakanlah, "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua. (Al-A'raf: 158), hingga akhir ayat. Yakni Tuhan yang mengutusku adalah Allah Yang memiliki langit dan bumi, yang berfirman kepada sesuatu, "Jadilah," maka terjadilah dia, Dialah Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan.
Seperti yang disebutkan dalam ayat ini melalui Firman-Nya: yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaannya). (Al-Furqan: 2) Allah ﷻ membersihkan diri-Nya dari beranak dan sekutu. Kemudian dalam firman berikutnya disebutkan: Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (Al-Furqan: 2) Yakni segala sesuatu selain Dia adalah makhluk lagi dimiliki, sedangkan Dialah Yang Menciptakan segala sesuatu, Yang Menguasai, Yang Memiliki dan Tuhannya, segala sesuatu berada di bawah kekuasaan-Nya, diatur oleh-Nya, tunduk kepada-Nya dan kepada takdir-Nya."
Allah yang menurunkan 'Furq'n' itu adalah Dia yang memiliki ke-rajaan langit dan bumi. Kekuasaan-Nya begitu sempurna dan kemampuan-Nya tidak berbatas dalam mengurus keduanya. Dia tidak mempunyai anak karena Dia tidak membutuhkannya, dan tidak pula ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya karena Dia Mahakuasa sehingga tidak memerlukan bantuan, dan Dia menciptakan segala sesuatu lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat, teliti, dan penuh hikmah. 3. Tanda-tanda kekuasaan Allah begitu nyata, sehingga keengganan kaum kafir untuk bertauhid amat mengherankan. Dan mereka mengambil tuhan-tuhan selain Allah untuk disembah, padahal tuhan-tuhan itu tidak dapat menciptakan apa pun, bahkan tuhan-tuhan itu sendiri diciptakan dan juga sangat lemah sehingga tidak kuasa untuk menolak bahaya terhadap dirinya sendiri dan tidak pula dapat mendatangkan manfaat, serta tidak kuasa mematikan apa pun, menghidupkan apa pun, dan tidak dapat pula membangkitkan sesuatu yang telah mati.
Pada ayat ini Allah memuji diri-Nya dengan menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad ﷺ yang disebutnya "hamba-Nya" untuk menjadi peringatan bagi alam semesta (manusia dan jin). Dengan pujian terhadap diri-Nya karena Dia menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad dapatlah dipahami bahwa Al-Qur'an itu adalah suatu kitab yang amat penting dan amat tinggi nilainya di sisi Allah, karena Al-Qur'an itu adalah petunjuk dan pedoman hidup bagi makhluk-Nya yang dimuliakan-Nya yaitu manusia, sedangkan ciptaan-ciptaan lainnya baik di langit maupun di bumi adalah untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pada ayat ini Allah tidak menyebut Al-Qur'an tetapi al-Furqan karena Al-Qur'an itu adalah pembeda yang hak dan yang batil antara petunjuk dan kesesatan. Al-Qur'an diturunkan untuk seluruh umat manusia di masa Nabi Muhammad dan masa sesudahnya sampai hari Kiamat, karena nabi-nabi sebelum Muhammad ﷺ hanya diutus untuk kaumnya sedang Nabi Muhammad diutus untuk manusia di segala masa dan di semua tempat.
Demikian pula Allah tidak menyebut nama Muhammad atau Rasul-Nya tetapi menyebut "hamba-Nya" karena hendak memuliakan-Nya dengan gelar itu. Manusia yang benar-benar memperhambakan dirinya kepada Allah mengaku keesaan dan kekuasaan-Nya, taat dan patuh menjalankan perintah-Nya selalu menjadikan petunjuk-Nya sebagai pedoman hidupnya, mencintai Allah secara hakiki lebih daripada apa pun di dunia ini, itulah hamba Allah yang hakiki, hamba Allah terkandung di dalam Surah al-Furqan ini. Di dalam ayat-ayat lain Allah menyebut Nabi Muhammad ﷺ dengan predikat "hamba-Nya" seperti firman-Nya:
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya. (al-Isra`/17: 1)
Dan firman-Nya:
Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (melaksanakan salat), mereka (jin-jin) itu berdesakan mengerumuninya. (al-Jin/72: 19)
Dan firman-Nya:
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok. (al-Kahf/18: 1)
Setelah Allah menyebutkan diri-Nya Yang menurunkan al-Furqan kepada hamba-Nya, barulah Dia mensifati diri-Nya bahwa Dialah pemilik langit dan bumi dan yang berkuasa atas keduanya, mengutus dan mengurusnya menurut hikmah kebijaksanaan-Nya sesuai dengan kepentingan dan kemaslahatan masing-masing ciptaan-Nya itu. Allah menyatakan pula bahwa Dia tidak mempunyai anak sebagaimana dituduhkan oleh kaum Nasrani, orang-orang Yahudi dan kaum musyrikin, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
Dan orang-orang Yahudi berkata, "Uzair putra Allah," dan orang-orang Nasrani berkata, "Al-Masih putra Allah." Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling? (at-Taubah/9: 30)
Dan firman-Nya:
Maka tanyakanlah (Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah), "Apakah anak-anak perempuan itu untuk Tuhanmu sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki?" atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan sedangkan mereka menyaksikan(nya)? Ingatlah, sesungguhnya di antara kebohongannya mereka benar-benar mengatakan, "Allah mempunyai anak." Dan sungguh, mereka benar-benar pendusta. Apakah Dia (Allah) memilih anak-anak perempuan daripada anak-anak laki-laki? (as-shaffat/37: 149-153)
Selanjutnya Allah menyatakan lagi bahwa Dia tidak bersekutu dengan lainnya dalam kekuasaan-Nya, hanya Dialah yang patut disembah dan kepada-Nya sajalah manusia harus memohonkan sesuatu, bukan seperti yang dilakukan oleh manusia-manusia yang telah sesat yang menyembah makhluk-Nya seperti menyembah manusia, berhala dan benda-benda lainnya. Kemudian Allah menyatakan pula bahwa Dialah Pencipta segala sesuatu sesuai dengan hikmah kebijaksanaan-Nya dan mengaturnya menurut kehendak dan Ilmu-Nya.
Ringkasnya segala sesuatu dalam alam ini baik di langit maupun di bumi adalah makhluk-Nya. Dialah Penciptanya tidak ada Pencipta selain Dia tidak ada sekutu bagi-Nya yang patut disembah, semua berada di bawah kekuasaan-Nya dan tunduk patuh kepada sunnah dan peraturan yang telah ditetapkan-Nya. Janganlah sekali-kali terbayang atau terlintas dalam pikiran manusia bahwa Dia mempunyai anak atau mempunyai sekutu.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Surat
AL-FURQAN
Surat 25: 77 ayat Diturunkan di MAKKAH
Dengan nama Allah Yang Maha Murah lagi Pengasih.
Al-Furqan Sebagai Peringatan
Di ayat yang pertama ditegaskan oleh Tuhan betapa besar berkat yang dilimpahkan kurniaNya kepada perikemanusiaan seluruhnya oleh karena telah diturunkan al-Furqan kepada hambanya, yaitu Nabi Muhammad s.a.w.
menciptakan sesuatu pun, malahan merekalah yang dl-ciptakan, dan tidak ada kekuasaan mereka terhadap diri mereka sendiri untuk mendatangkan bahaya ataupun manfaat, dan tidak mereka dapat menguasai maut, tidak pula dapati • menguasai hayat dan tidak pula menguasai kebangkitan kembali.