Ayat
Terjemahan Per Kata
لَّهُمۡ
bagi mereka
فِيهَا
di dalamnya
مَا
apa yang
يَشَآءُونَ
mereka kehendaki
خَٰلِدِينَۚ
mereka kekal
كَانَ
adalah
عَلَىٰ
atas
رَبِّكَ
Tuhanmu
وَعۡدٗا
janji
مَّسۡـُٔولٗا
ditanya/dimohonkan
لَّهُمۡ
bagi mereka
فِيهَا
di dalamnya
مَا
apa yang
يَشَآءُونَ
mereka kehendaki
خَٰلِدِينَۚ
mereka kekal
كَانَ
adalah
عَلَىٰ
atas
رَبِّكَ
Tuhanmu
وَعۡدٗا
janji
مَّسۡـُٔولٗا
ditanya/dimohonkan
Terjemahan
Bagi mereka segala yang mereka kehendaki ada di dalamnya (surga). Mereka kekal (di dalamnya). Itulah janji Tuhanmu yang pantas dimohonkan (kepada-Nya).
Tafsir
(Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedangkan mereka kekal) lafal Khaalidiina menjadi Hal yang bersifat Lazimah atau harus (adalah) janji mereka seperti yang telah disebutkan tadi (janji dari Rabbmu yang patut dimohonkan kepada-Nya) artinya orang yang telah dijanjikan kepadanya hal itu patut untuk memohon kepada-Nya, sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya yang lain, yaitu, "Ya Rabb kami! Berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau." (Q.S. Ali Imran, 194) atau hal itu dimintakan oleh para Malaikat buat mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya yang lain, yaitu, "Ya Rabb kami! Masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan-kepada mereka." (Q.S. Al Mukmin, 8).
Tafsir Surat Al-Furqan: 15-16
Katakanlah, "Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa? Dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka. Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedangkan mereka kekal (di dalamnya). (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya). Allah ﷻ berfirman, "Hai Muhammad, kisah yang telah Aku paparkan kepadamu menyangkut keadaan orang-orang yang celaka, yaitu orang-orang yang diseret ke dalam neraka Jahanam dengan muka di bawah, maka neraka menyambut kedatangan mereka dengan suara gemuruh dan gelegaknya yang dahsyat.
Dan mereka dicampakkan ke tempat yang paling sempit dalam keadaan terbelenggu, sehingga mereka tidak dapat bergerak dan tidak dapat pertolongan serta tidak dapat terlepas dari azab yang mereka alami. Maka apakah azab seperti itu lebih baik, ataukah surga kekal yang telah dijanjikan Oleh Allah buat hamba-hamba-Nya yang bertakwa adalah lebih baik? Surga itu telah dijanjikan oleh Allah buat mereka dan dijadikan oleh-Nya sebagai balasan serta tempat kembali mereka atas ketaatan mereka selama di dunia." Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki. (Al-Furqan: 16) Yakni semua kesenangan, berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan pemandangan-pemandangan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik di hati seorang pun.
Selain dari itu mereka tinggal kekal di dalamnya untuk selama-lamanya, tanpa terputus, tanpa habis-habisnya, dan tanpa sirna; mereka sama sekali tidak mau pindah darinya. Ini merupakan janji Allah ﷻ yang memberikan kemurahan dan kebaikanNya kepada mereka. Karena itu, disebutkanlah oleh firman-Nya: (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan. (kepada-Nya). (Al-Furqan: 16) Yakni sebagai suatu janji yang harus dan pasti terjadi. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Abu Ja'far ibnu Jarir dari salah seorang ulama ahli bahasa Arab. Yaitu bahwa makna firman-Nya: sebagai janji yang pasti (terjadi). (Al-Furqan: 16) Makna yang dimaksud adalah janji yang pasti.
Ibnu Juraij dari 'Ata dari Ibnu Abbas menyebutkan bahwa makna firman-Nya: (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya). (Al-Furqan: 16) Yakni hendaklah mereka memohon kepada-Nya apa yang telah dijan ikan-Nya itu dan meminta supaya dikabulkan. Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi sehubungan dengan makna firman-Nya: (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya). (Al-Furqan: 16) Sesungguhnya para malaikat memohonkan hal tersebut bagi mereka, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka. (Al-Mumin: 8) Abu Hazim mengatakan bahwa apabila hari kiamat telah terjadi, orang-orang mukmin berkata, "Wahai Tuhan kami, kami telah beramal sesuai dengan perintahMu kepada kami, maka tunaikanlah bagi kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami." Yang demikian itu adalah firman Allah ﷻ: janji yang patut dimohonkan (kepada-Nya). (Al-Furqan: 16) Keadaan yang diceritakan dalam surat ini menyangkut kisah neraka dan menyinggung keadaan ahli surga.
Sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah dalam surat As-Saffat yang menceritakan keadaan ahli surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya, yaitu firman-Nya: (Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai cobaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya dia adalah sebuah pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala, mayangnya seperti kepala setan-setan.
Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka jahim. Karena sesungguhnya mereka mendapati bapak-bapak mereka dalam keadaan sesat. Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang tua-orang tua mereka. (As-Saffat: 62-70)"
Bagi orang-orang yang bertakwa itu segala yang mereka kehendaki ada di dalam surga tersebut. Di sana tersedia kenikmatan abadi dan berbagai kelezatan. Mereka kekal di dalamnya dan mereka pun enggan ber-anjak darinya. Itulah janji pasti dari Tuhanmu yang pantas dimohonkan kepada-Nya. 17. Setelah menjelaskan kesudahan yang sangat kontras bagi kaum kafir dan kaum mukmin, pada ayat ini Allah menjelaskan kesudahan sesembahan kaum kafir. Dan ingatlah pula pada hari ketika Allah mengumpulkan kaum musyrik bersama apa yang mereka sembah selain Allah, baik malaikat, jin, manusia, maupun makhluk tak bernyawa seperti berhala, lalu Dia berfirman kepada sesembahan itu, 'Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu dengan paksaan dan tipu daya kamu, atau mereka sendirikah yang sesat dan menyimpang dari jalan yang benar''
Di dalam surga itu mereka diberi apa yang mereka minta dan mereka inginkan berupa pakaian, makanan dan minuman serta segala kenikmatan yang tak dapat dibayangkan oleh manusia di dunia ini. Selain dari itu mereka selalu berada dalam keridaan Ilahi dan inilah suatu nikmat rohani yang tidak ada taranya, karena keridaan Ilahi itulah yang menimbulkan rasa tenteram dan bahagia di dalam hati sanubari setiap hamba Allah sebagaimana tersebut dalan firman-Nya.
Allah berfirman, "Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung." (al-Ma`idah/5: 119)
Demikianlah janji Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa dan janji Allah itu pasti terlaksana.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Di ayat 14 dijelaskan lagi, berkali-kali pun mereka meraung dan memekik, meminta ampun, tidak ada lagi faedahnya. Hutang mesti dibayar, dosa mesti diganjar. Kalau tidak ada yang demikian, manatah lagi keadilan?
Ini mesti terjadi, tak dapat tidak!
Apabila ayat-ayat ini dibaca dalam asli Arabnya, terasalah betapa dahsyatnya neraka itu. Terbayang semua yang ngeri dan menakutkan. Kita dengar dengan penuh takut dan ngeri apabila sebuah gunung mulai meletus. Kedengaran gemuruhnya dalam perut bumi. Kita lihat betapa ngeri seketika lahar mengalir, penuh belerang dan panas membakar, melanda segala bangunan, menghanyutkan segala yang bertemu di jalan. Kita dengarkan dengan penuh kengerian jerit berputusasa apabila terjadi air bah besar dan harijir hebat di tengah malam. Seni pekik dan menakutkan. Ngeri kita melihat seorang ibu hamil menggendang anaknya, mencoba melangkah meraba-raba tanah dengan kakinya, tetapi tak berdaya, dia pun hanyut terus memekik terus, sambil hilang pekiknya dan pekik anaknya ditelan harijir.
Satu kali kita melihat di rimba Panti Air hangat menggelak dalam hutan, seberitar-seberitar muncul dari bawah sebagai kepala hantu, kedengaran gemuruhnya, ngeri dan menakutkan.
Itu semua belum apa-apa jika dibandingkan dengan neraka.
Ayat 15
Maka timbullah pertanyaan Tuhan, dIsampaikan olah lidah utusanNya pada ayat berikutnya (ayat 15). Apakah itu yang baik? Ataukah Syurga Khuldi? Syurga yang kekal? Mengapa hanya takut kepada siksa Tuhan, dan tidak ingat betapa sangat dermawannya Tuhan memberi nikmatnya kepada hambanya dengan tanpa perhitungan?
Percaya kepadaNya, tidak diperserikatkan Dia dengan yang lain, maka pintu rahmatNya terbuka sekali. Segala dosa dapat diampuni, karena manusia payah mensucikan dirinya dari kesalahan, asal saja yang satu itu, yaitu mengesakan Allah, tidak memperserikatkanNya, dipegang teguh, tak dilepaskan.
Diperbuat satu kebajikan, diberi pahala sepuluh. Alangkah royalnya memberi? Diberikan sedekah kepada fakir dan miakin, atau dikurharikan hartabenda untuk jalan Allah, maka diberi pahala 700 kali lipat? Bayangkanlah di fikiran, seorang nyonya rumah memberikan uang 100 rupiah kepada seorang miakin, tiba-tiba di akhirat kelak dia menerima balasan 700 kali 100?
Seorang yang beriman mengajak orang yang masih belum beragama supaya memeluk agama (siam, orang itu pun masuk Islam. Tiba di akhirat dia menerima pahala “Khcrirun minad dunya wama fiha". Lebih baik daripada suatu dunia bersama segala isinya. Hanya kerja kecil, mensyahartatkan orang, namun pahalanya besar berjuta ganda dari yang dikerjakan?
Diperbuat amal kebajikan, sepuluh pahalanya. Diperbuat satu kesalahan, hanya satu dosanya.
Berijtihad bersungguh-sungguh memecahkan satu soal, lalu terdapat hasil yang benar, mendapat dua pahala. Pahala berijtihad dan pahala benar hasil ijtihad. Berijtihad pula bersungguh-sungguh memecahkan suatu soal, lalu salah hasil usaha itu, berpahala juga walaupun hanya satu, yaitu pahala ijtihad. Dan tidak berdosa kalau hasil itu salah, karena tidaklah salah yang diaengaja.
Siapa Tuhari lain yang seroyal ini. Siapa Tuhan lain yang sekasih ini?
Penuh hidup selama ini dengan dosa, lalu insaf dan taubat, segala dosa tadi dihabiskan Tuhan dan diberi kesempatan membangun hidup baru! Begitu pemurah Tuhan, masih jugakah hati kita membatu?
Azhab siksa neraka yang mengerikan itu, tidak dapat dielakkan lagi nanti, ‘ kalau kiamat telah datang. Lebih baik sekarang saja menjauhinya, dan tidak sukar. Percaya keesaan Tuhan dengan mempergunakan akal yang mumi. Beribadat kepada Allah dan mengasihi sesama. manusia. Berbuat jasa untuk pakaian hidup yang sekarang dan hidup yang sesudah mati. Memang ngeri orang yang durjana dan fasik meringkuk dalam neraka. Tetapi apakah tidak mena'jubkan bagi seseorang manusia yang tadiriya tersesat atau kehilangan jalan, lalu memilih jalan baik, dosanya diampuni, dia diberi nur dari kehidupan dan dia kekal di syurga di belakang hari, padahal yang dikerjakan di dunia tidak lebih daripada apa yang dikerjakan oleh manusia.
Dalam syurga, terdapat apa yang dikehendaki dan diinginkan, dan .kekal pula. Hal itu bukanlah main-main dan senda-gurau, tetapi kata yang benar, janji yang tidak akan dimungkiri-Dan itulah yang selalu diminta, dimohonkan dan diharapkan oleh hati kecil manusia.
Sebagai umat yang telah dari bermula menyatakan percaya kepada Tuhan, dan percaya pula kepada Rasul yang diutusNya, percaya bahwa neraka itu benar dan syurga itu benar. Di samping azhab siksanya yang kejam keras kepada yang tidak mengikuti kebenaran, kemurahannya berlimpah tidak berjangka kepada orang yang taat. Dan di dalam hati sanubari kita sendiri, dalam lubuk jiwa kita adalah sesuatu yang hidup, yaitu percaya dan yakin.
Ada sesuatu yang hidup yaitu kepercayaan akan kebaikan. Kita mengakui bahwa pada kita ada desakan-desakan nafsu yang merayu kita keluar dari garis, tetapi dasar baik masih tetap ada pada pihak kita untuk menuruti dan menjalani garis yang telah ditunjukkan oleh Nabi. Kita tidaklah semata-mata jahat. Apatah lagi ajaran Islam mengakui kebersihan manusia dan fikirannya. Manusia tidak dilahirkan dalam dosa, tetapi dalam suci. Sebab itu pada seorang Muslim tidak ada rafia putusasa akan berbuat baik.