Ayat
Terjemahan Per Kata
قُلۡ
katakanlah
أَذَٰلِكَ
apakah yang demikian itu
خَيۡرٌ
lebih baik
أَمۡ
atau
جَنَّةُ
surga
ٱلۡخُلۡدِ
kekal
ٱلَّتِي
yang
وُعِدَ
dijanjikan
ٱلۡمُتَّقُونَۚ
orang-orang dan bertakwa
كَانَتۡ
adalah
لَهُمۡ
bagi mereka
جَزَآءٗ
balasan
وَمَصِيرٗا
dan tempat kembali
قُلۡ
katakanlah
أَذَٰلِكَ
apakah yang demikian itu
خَيۡرٌ
lebih baik
أَمۡ
atau
جَنَّةُ
surga
ٱلۡخُلۡدِ
kekal
ٱلَّتِي
yang
وُعِدَ
dijanjikan
ٱلۡمُتَّقُونَۚ
orang-orang dan bertakwa
كَانَتۡ
adalah
لَهُمۡ
bagi mereka
جَزَآءٗ
balasan
وَمَصِيرٗا
dan tempat kembali
Terjemahan
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah (azab) seperti itu yang baik atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa sebagai balasan dan tempat kembali bagi mereka?”
Tafsir
(Katakanlah! "Apa yang demikian itukah) hal yang telah disebutkan itukah, yaitu ancaman dan gambaran tentang neraka (yang baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan) (kepada orang-orang yang bertakwa?" Surga itu untuk mereka) menurut ilmu Allah (sebagai balasan) sebagai pahala (dan tempat kembali) tempat menetap yang abadi.
Tafsir Surat Al-Furqan: 15-16
Katakanlah, "Apa (azab) yang demikian itukah yang baik, atau surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa? Dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka. Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedangkan mereka kekal (di dalamnya). (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya). Allah ﷻ berfirman, "Hai Muhammad, kisah yang telah Aku paparkan kepadamu menyangkut keadaan orang-orang yang celaka, yaitu orang-orang yang diseret ke dalam neraka Jahanam dengan muka di bawah, maka neraka menyambut kedatangan mereka dengan suara gemuruh dan gelegaknya yang dahsyat.
Dan mereka dicampakkan ke tempat yang paling sempit dalam keadaan terbelenggu, sehingga mereka tidak dapat bergerak dan tidak dapat pertolongan serta tidak dapat terlepas dari azab yang mereka alami. Maka apakah azab seperti itu lebih baik, ataukah surga kekal yang telah dijanjikan Oleh Allah buat hamba-hamba-Nya yang bertakwa adalah lebih baik? Surga itu telah dijanjikan oleh Allah buat mereka dan dijadikan oleh-Nya sebagai balasan serta tempat kembali mereka atas ketaatan mereka selama di dunia." Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki. (Al-Furqan: 16) Yakni semua kesenangan, berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan pemandangan-pemandangan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik di hati seorang pun.
Selain dari itu mereka tinggal kekal di dalamnya untuk selama-lamanya, tanpa terputus, tanpa habis-habisnya, dan tanpa sirna; mereka sama sekali tidak mau pindah darinya. Ini merupakan janji Allah ﷻ yang memberikan kemurahan dan kebaikanNya kepada mereka. Karena itu, disebutkanlah oleh firman-Nya: (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan. (kepada-Nya). (Al-Furqan: 16) Yakni sebagai suatu janji yang harus dan pasti terjadi. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Abu Ja'far ibnu Jarir dari salah seorang ulama ahli bahasa Arab. Yaitu bahwa makna firman-Nya: sebagai janji yang pasti (terjadi). (Al-Furqan: 16) Makna yang dimaksud adalah janji yang pasti.
Ibnu Juraij dari 'Ata dari Ibnu Abbas menyebutkan bahwa makna firman-Nya: (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya). (Al-Furqan: 16) Yakni hendaklah mereka memohon kepada-Nya apa yang telah dijan ikan-Nya itu dan meminta supaya dikabulkan. Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi sehubungan dengan makna firman-Nya: (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya). (Al-Furqan: 16) Sesungguhnya para malaikat memohonkan hal tersebut bagi mereka, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka. (Al-Mumin: 8) Abu Hazim mengatakan bahwa apabila hari kiamat telah terjadi, orang-orang mukmin berkata, "Wahai Tuhan kami, kami telah beramal sesuai dengan perintahMu kepada kami, maka tunaikanlah bagi kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami." Yang demikian itu adalah firman Allah ﷻ: janji yang patut dimohonkan (kepada-Nya). (Al-Furqan: 16) Keadaan yang diceritakan dalam surat ini menyangkut kisah neraka dan menyinggung keadaan ahli surga.
Sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah dalam surat As-Saffat yang menceritakan keadaan ahli surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya, yaitu firman-Nya: (Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai cobaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya dia adalah sebuah pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala, mayangnya seperti kepala setan-setan.
Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. Kemudian sesudah makan buah zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka jahim. Karena sesungguhnya mereka mendapati bapak-bapak mereka dalam keadaan sesat. Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang tua-orang tua mereka. (As-Saffat: 62-70)"
Usai menguraikan kebinasaan yang menanti para pendurhaka, Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan pesan kepada mereka. 'Katakanlah kepada para pendurhaka, 'Apakah azab seperti itu yang baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan oleh Allah Yang Maha Menepati janji kepada orang-orang yang bertakwa dengan sesungguhnya takwa'" Surga itu Allah janjikan sebagai balasan dan tempat kembali yang baik dan nyaman bagi mereka''16. Bagi orang-orang yang bertakwa itu segala yang mereka kehendaki ada di dalam surga tersebut. Di sana tersedia kenikmatan abadi dan berbagai kelezatan. Mereka kekal di dalamnya dan mereka pun enggan ber-anjak darinya. Itulah janji pasti dari Tuhanmu yang pantas dimohonkan kepada-Nya.
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar mengatakan kepada orang-orang kafir itu, apakah siksaan yang demikian hebat dan dahsyat itu lebih baik dari surga yang penuh nikmat dan rahmat yang disediakan bagi orang-orang mukmin yang bertakwa. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Surga itu dijadikan untuk mereka karena beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta taat dan patuh menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Di ayat 14 dijelaskan lagi, berkali-kali pun mereka meraung dan memekik, meminta ampun, tidak ada lagi faedahnya. Hutang mesti dibayar, dosa mesti diganjar. Kalau tidak ada yang demikian, manatah lagi keadilan?
Ini mesti terjadi, tak dapat tidak!
Apabila ayat-ayat ini dibaca dalam asli Arabnya, terasalah betapa dahsyatnya neraka itu. Terbayang semua yang ngeri dan menakutkan. Kita dengar dengan penuh takut dan ngeri apabila sebuah gunung mulai meletus. Kedengaran gemuruhnya dalam perut bumi. Kita lihat betapa ngeri seketika lahar mengalir, penuh belerang dan panas membakar, melanda segala bangunan, menghanyutkan segala yang bertemu di jalan. Kita dengarkan dengan penuh kengerian jerit berputusasa apabila terjadi air bah besar dan harijir hebat di tengah malam. Seni pekik dan menakutkan. Ngeri kita melihat seorang ibu hamil menggendang anaknya, mencoba melangkah meraba-raba tanah dengan kakinya, tetapi tak berdaya, dia pun hanyut terus memekik terus, sambil hilang pekiknya dan pekik anaknya ditelan harijir.
Satu kali kita melihat di rimba Panti Air hangat menggelak dalam hutan, seberitar-seberitar muncul dari bawah sebagai kepala hantu, kedengaran gemuruhnya, ngeri dan menakutkan.
Itu semua belum apa-apa jika dibandingkan dengan neraka.
Ayat 15
Maka timbullah pertanyaan Tuhan, dIsampaikan olah lidah utusanNya pada ayat berikutnya (ayat 15). Apakah itu yang baik? Ataukah Syurga Khuldi? Syurga yang kekal? Mengapa hanya takut kepada siksa Tuhan, dan tidak ingat betapa sangat dermawannya Tuhan memberi nikmatnya kepada hambanya dengan tanpa perhitungan?
Percaya kepadaNya, tidak diperserikatkan Dia dengan yang lain, maka pintu rahmatNya terbuka sekali. Segala dosa dapat diampuni, karena manusia payah mensucikan dirinya dari kesalahan, asal saja yang satu itu, yaitu mengesakan Allah, tidak memperserikatkanNya, dipegang teguh, tak dilepaskan.
Diperbuat satu kebajikan, diberi pahala sepuluh. Alangkah royalnya memberi? Diberikan sedekah kepada fakir dan miakin, atau dikurharikan hartabenda untuk jalan Allah, maka diberi pahala 700 kali lipat? Bayangkanlah di fikiran, seorang nyonya rumah memberikan uang 100 rupiah kepada seorang miakin, tiba-tiba di akhirat kelak dia menerima balasan 700 kali 100?
Seorang yang beriman mengajak orang yang masih belum beragama supaya memeluk agama (siam, orang itu pun masuk Islam. Tiba di akhirat dia menerima pahala “Khcrirun minad dunya wama fiha". Lebih baik daripada suatu dunia bersama segala isinya. Hanya kerja kecil, mensyahartatkan orang, namun pahalanya besar berjuta ganda dari yang dikerjakan?
Diperbuat amal kebajikan, sepuluh pahalanya. Diperbuat satu kesalahan, hanya satu dosanya.
Berijtihad bersungguh-sungguh memecahkan satu soal, lalu terdapat hasil yang benar, mendapat dua pahala. Pahala berijtihad dan pahala benar hasil ijtihad. Berijtihad pula bersungguh-sungguh memecahkan suatu soal, lalu salah hasil usaha itu, berpahala juga walaupun hanya satu, yaitu pahala ijtihad. Dan tidak berdosa kalau hasil itu salah, karena tidaklah salah yang diaengaja.
Siapa Tuhari lain yang seroyal ini. Siapa Tuhan lain yang sekasih ini?
Penuh hidup selama ini dengan dosa, lalu insaf dan taubat, segala dosa tadi dihabiskan Tuhan dan diberi kesempatan membangun hidup baru! Begitu pemurah Tuhan, masih jugakah hati kita membatu?
Azhab siksa neraka yang mengerikan itu, tidak dapat dielakkan lagi nanti, ‘ kalau kiamat telah datang. Lebih baik sekarang saja menjauhinya, dan tidak sukar. Percaya keesaan Tuhan dengan mempergunakan akal yang mumi. Beribadat kepada Allah dan mengasihi sesama. manusia. Berbuat jasa untuk pakaian hidup yang sekarang dan hidup yang sesudah mati. Memang ngeri orang yang durjana dan fasik meringkuk dalam neraka. Tetapi apakah tidak mena'jubkan bagi seseorang manusia yang tadiriya tersesat atau kehilangan jalan, lalu memilih jalan baik, dosanya diampuni, dia diberi nur dari kehidupan dan dia kekal di syurga di belakang hari, padahal yang dikerjakan di dunia tidak lebih daripada apa yang dikerjakan oleh manusia.
Dalam syurga, terdapat apa yang dikehendaki dan diinginkan, dan .kekal pula. Hal itu bukanlah main-main dan senda-gurau, tetapi kata yang benar, janji yang tidak akan dimungkiri-Dan itulah yang selalu diminta, dimohonkan dan diharapkan oleh hati kecil manusia.
Sebagai umat yang telah dari bermula menyatakan percaya kepada Tuhan, dan percaya pula kepada Rasul yang diutusNya, percaya bahwa neraka itu benar dan syurga itu benar. Di samping azhab siksanya yang kejam keras kepada yang tidak mengikuti kebenaran, kemurahannya berlimpah tidak berjangka kepada orang yang taat. Dan di dalam hati sanubari kita sendiri, dalam lubuk jiwa kita adalah sesuatu yang hidup, yaitu percaya dan yakin.
Ada sesuatu yang hidup yaitu kepercayaan akan kebaikan. Kita mengakui bahwa pada kita ada desakan-desakan nafsu yang merayu kita keluar dari garis, tetapi dasar baik masih tetap ada pada pihak kita untuk menuruti dan menjalani garis yang telah ditunjukkan oleh Nabi. Kita tidaklah semata-mata jahat. Apatah lagi ajaran Islam mengakui kebersihan manusia dan fikirannya. Manusia tidak dilahirkan dalam dosa, tetapi dalam suci. Sebab itu pada seorang Muslim tidak ada rafia putusasa akan berbuat baik.