Ayat
Terjemahan Per Kata
لَّا
jangan
تَدۡعُواْ
kamu mengharapkan
ٱلۡيَوۡمَ
hari ini
ثُبُورٗا
kebinasaan
وَٰحِدٗا
satu/sekali
وَٱدۡعُواْ
dan harapkanlah
ثُبُورٗا
kebinasaan
كَثِيرٗا
yang banyak
لَّا
jangan
تَدۡعُواْ
kamu mengharapkan
ٱلۡيَوۡمَ
hari ini
ثُبُورٗا
kebinasaan
وَٰحِدٗا
satu/sekali
وَٱدۡعُواْ
dan harapkanlah
ثُبُورٗا
kebinasaan
كَثِيرٗا
yang banyak
Terjemahan
(Akan dikatakan kepada mereka,) “Janganlah kamu pada hari ini mengharapkan satu kebinasaan saja, tetapi harapkanlah kebinasaan yang banyak.”
Tafsir
("Janganlah kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak") sesuai dengan azab yang menimpa kalian ini.
Tafsir Surat Al-Furqan: 7-14
Dan mereka berkata, "Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia? Atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil)nya? Dan orang-orang yang zalim itu berkata, "Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir. Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu). Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik daripada yang demikian, (yaitu) surga-surgayang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana.
Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat. Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. (Akan dikatakan kepada mereka), "Jangan kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak." Allah ﷻ menceritakan tentang kebandelan, keingkaran, dan pendustaan yang dilakukan oleh orang-orang kafir terhadap perkara hak.
Mereka melakukan demikian tanpa hujah dan tanpa dalil, melainkan hanya beralasan dengan ucapan mereka, seperti yang disitir oleh firman berikut: Mengapa rasul ini memakan makanan. (Al-Furqan: 7) Yakni seperti kami makan, dan berhajat seperti kami berhajat. dan berjalan di pasar-pasar? (Al-Furqan: 7) Yaitu mondar-mandir ke pasar karena mencari mata pencaharian dan berdagang. Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia? (Al-Furqan: 7) Mereka mengatakan bahwa mengapa tidak diturunkan kepadanya malaikat dari sisi Allah, lalu malaikat itu menjadi saksi atas kebenaran yang diakuinya? Makna ini sama dengan apa yang terdapat di dalam firman-Nya yang menceritakan ucapan Fir'aun: Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya? (Az-Zukhruf: 53) Demikian pula mereka mengatakan hal yang sama seperti apa yang dikatakan oleh Fir'aun, hati mereka serupa dalam hal kekafirannya.
Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya yang mengisahkan ucapan mereka: atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan. (Al-Furqan: 8) Yaitu pengetahuan mengenai perbendaharaan harta, lalu ia berinfak darinya. atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil)nya. (Al-Furqan: 8) Yakni kebun itu berjalan bersamanya ke mana pun ia pergi. Semuanya itu amatlah mudah bagi Allah untuk merealisasikannya. Tetapi karena ada hikmah yang hanya diketahui oleh-Nya, maka hal tersebut tidak direalisasikannya. Hanya Dialah yang mempunyai alasan paling tepat dalam meninggalkan hal tersebut.
Dan orang-orang yang zalim itu berkata, "Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir. (Al-Furqan: 8) Adapun firman Allah ﷻ: Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka. (Al-Furqan: 9) Yakni tuduhan-tuduhan dusta yang mereka lancarkan terhadap dirimu, antara lain mereka mengatakan bahwa kamu adalah seorang tukang sihir, orang yang terkena sihir, orang gila, pendusta, atau penyair. Semuanya itu merupakan perkataan yang batil yang sama sekali tidak ada buktinya.
Setiap orang yang mempunyai pemahaman dan akal yang sedikitpun akan mengetahui kedustaan dan buat-buatan mereka itu dalam hal tersebut. Karena itu, disebutkan oleh firman-Nya: lalu sesatlah mereka. (Al-Furqan: 9) Yaitu sesat dari jalan petunjuk. mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu). (Al-Furqan: 9) Demikian itu karena setiap orang yang keluar dari jalan yang hak dan petunjuk, maka sesungguhnya dia adalah orang yang sesat ke mana pun ia pergi; karena perkara hak adalah satu, metodanya menyatu, sebagian darinya membenarkan sebagian yang lain.
Kemudian Allah ﷻ berfirman, memberitahukan kepada Nabi-Nya bahwa jika Dia menghendaki, tentu Dia dapat mendatangkan hal yang lebih baik, lebih utama, dan lebih indah di dunia ini daripada apa yang mereka katakan. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik daripada yang demikian. (Al-Furqan: 10), hingga akhir ayat. Mujahid mengatakan bahwa hal tersebut direalisasikan di dunia. Yakni Allah jika menghendaki, tentu dapat merealisasikannya di dunia. Orang-orang Quraisy mengatakan bahwa setiap rumah yang terbuat dari batu dinamakan qasr (gedung), baik yang berbentuk kecil maupun besar. Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Habib ibnu Abu Sabit, dari Khaisamah, bahwa pernah dikatakan kepada Nabi ﷺ: "Jika kamu suka, Kami dapat memberikan kepadamu perbendaharaan-perbendaharaan bumi dan kunci-kuncinya dalam jumlah yang belum pernah Kami berikan kepada seorang nabi pun sebelummu.
Dan Kami tidak akan memberikannya kepada seorang pun sesudahmu, dan hal itu tidak akan mengurangi pahala yang ada di sisi Allah bagimu. Maka Nabi ﷺ berkata, "Himpunkanlah semuanya itu buatku di akhirat. Maka Allah ﷻ menurunkan firman-Nya sehubungan dengan hal ini, yaitu: Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik daripada yang demikian. (Al-Furqan: 10), hingga akhir ayat. Adapun firman Allah ﷻ: Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. (Al-Furqan: 11) Yakni sesungguhnya mereka mengatakan demikian karena tidak percaya dan ingkar, bukan berarti mereka menuntut hal tersebut agar mereka dapat menyaksikan kebenaran dan petunjuk dengan sebenar-benarnya. Bahkan mereka mendustakan adanya hari kiamat, yang hal ini mendorong mereka mengucapkan apa yang telah mereka ucapkan itu.
Dan Kami sediakan neraka yang menyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat. (Al-Furqan: 11) Yaitu azab yang menyakitkan lagi membakar dan tidak tertahankan, yakni neraka Jahanam. As-Sauri telah meriwayatkan dari Salamah ibnu Kahil, dari Sa'id ibnu Jubair sehubungan dengan makna Sa'ir, bahwa ia adalah nama sebuah lembah nanah di dalam neraka Jahanam. Firman Allah ﷻ: Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh. (Al-Furqan: 12) Maksudnya, bila neraka Jahanam melihat mereka di Padang Mahsyar.
Menurut As-Saddi, dari jarak seratus tahun. mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. (Al-Furqan: 12) Yakni karena merasa geram dan marah kepada mereka. Sama seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya: Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedangkan neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. (Al-Mulk: 7-8) Yaitu hampir saja sebagian dari neraka terpisah dengan sebagian yang lainnya karena kemarahannya yang sangat terhadap orang-orang yang kafir kepada Allah.
". "] Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Idris ibnu Hatim ibnul Ahnaf Al-Wasiti, bahwa ia mendengar Muhammad ibnul Hasan Al-Wasiti meriwayatkan hadis ini dari As-bag ibnu Zaid, dari Khalid ibnu Kasir, dari Khalid ibnu Duraik berikut sanadnya, dari seorang lelaki dari kalangan sahabat Nabi ﷺ yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Barang siapa yang mengatakan dariku, padahal aku tidak mengatakannya; atau mendakwakan dirinya bukan kepada kedua orang tuanya; atau menisbatkan dirinya bukan kepada mawalinya (orang-orang yang telah memerdekakannya), maka hendaklah ia bersiap-siap untuk menempati tempat duduknya di neraka.
Menurut riwayat lain disebutkan: hendaklah ia bersiap-siap menduduki tempat duduknya di antara kedua mata neraka Jahanam. Ketika ditanyakan, "Wahai Rasulullah, apakah neraka Jahanam mempunyai kedua mata?" Rasulullah ﷺ bersabda menjawabnya: Bukankah kalian telah mendengar Allah ﷻ pernah berfirman, "Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh. (Al-Furqan: 12), hingga akhir ayat. Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Khaddasy, dari Muhammad ibnu Yazid Al-Wasiti dengan sanad yang sama. Ibnu Abu Hatim telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Ayyasy, dari Ais ibnu Salim, dari Abu Wa-il yang menceritakan bahwa kami berangkat bersama Abdullah ibnu Mas'ud dengan ditemani oleh Ar-Rabi ibnu Khaisam.
Lalu mereka melewati sebuah tempat pandai besi, maka Abdullah berhenti melihat besi yang sedang dipanggang di dalam api. Ar-Rabi ibnu Khaisam melihatnya pula. Maka tiba-tiba tubuh Ar-Rabi' terhuyung-huyung dan jatuh. Kemudian Abdullah melewati tempat pembakaran air panas untuk mandi sauna di pinggir Sungai Furat. Ketika Abdullah melihat api menyala dengan hebatnya di dalam tempat pembakaran itu, lalu ia membaca firman-Nya: Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. (Al-Furqan: 12) Maka Ar-Rabi' jatuh pingsan, lalu mereka menggotongnya pulang ke rumah keluarganya.
Abdullah mengikatnya ke punggung kendaraannya, ternyata ia tidak sadar juga sesampainya di rumah. Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Raja', telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Yahya, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa sesungguhnya seorang hamba diseret ke dalam neraka, maka neraka bergelegak sekali gelegak seperti suara geraman begal keledai saat melihat gandum (makanannya).
Kemudian neraka itu menggelegar sekali gelegar, dengan suara yang membuat tidak ada seorang pun yang mendengarnya melainkan merasa takut. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim berikut sanadnya secara ringkas. Imam Abu Ja'far ibnu Jarir telah meriwayatkannya pula. Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ibrahim Ad-Dauraqi, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Yahya, dari Mujahid berikut sanadnya sampai kepada Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa sesungguhnya bila seorang hamba diseret ke dalam neraka, maka neraka surut dan sebagian darinya terpisah dari sebagian yang lain.
Maka Tuhan Yang Maha Pemurah bertanya kepada neraka, "Mengapa kamu?" Neraka menjawab, "Sesungguhnya dia meminta perlindungan kepada-Mu dariku." Maka Allah berfirman, "Lepaskanlah hamba-Ku." Sesungguhnya ada seorang lelaki yang diseret ke dalam neraka, maka ia berkata, "Wahai Tuhanku, bukan seperti ini yang aku dugakan kepada-Mu." Allah berfirman, "Lalu apakah prasangkaanmu terhadap-Ku?" Dia menjawab, "Engkau luaskan rahmat-Mu buatku." Maka Allah berfirman (kepada neraka), "Lepaskanlah hamba-Ku." Dan sesungguhnya ada seorang lelaki yang diseret ke dalam neraka, maka neraka bergelegak terhadapnya sebagaimana begal menggeram ketika melihat gandum, lalu neraka menggelegar sekali gelegar yang membuat tiada seorang pun yang mendengarnya melainkan ketakutan.
Sanad asar ini sahih. Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Mansur, dari Mujahid, dari Ubaid ibnu Umair sehubungan dengan makna firman-Nya: mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. (Al-Furqan: 12) Sesungguhnya neraka Jahanam itu menggelegar sekali gelegar, lalu tiada seorang malaikat terdekat pun, dan tiada pula seorang nabi yang menjadi rasul pun melainkan jatuh tersungkur dengan muka di bawah (karena ketakutan), semua persendian tulangnya bergetar sehingga Ibrahim a.s.
sendiri terduduk bersideku di atas kedua lututnya seraya berkata, "Wahai Tuhanku, aku tidak memohon kepadamu hari ini kecuali untuk keselamatan diriku." Firman Allah ﷻ: Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu. (Al-Furqan: 13) Qatadah telah meriwayatkan dari Abu Ayyub, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa semisal dengan lubang klem untuk mata tombak, yakni kerena sempitnya tempat itu.
Abdullah ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku Nafi' ibnu Yazid, dari Yahya ibnu Usaid yang me-rafa'-kan hadis ini hingga sampai kepada Rasulullah ﷺ, bahwa beliau ﷺ pernah ditanya mengenai makna firman-Nya: Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu. (Al-Furqan: 13) Maka Rasulullah ﷺ bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, sesungguhnya mereka dipaksakan masuk ke dalam neraka, sebagaimana pasak dipaksakan masuk ke dalam tembok. Menurut Abu Saleh, makna firman-Nya, "Muqarranin, artinya dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. (Al-Furqan: 13) Yakni kebinasaan, penyesalan, dan kekecewaan. (Akan dikatakan kepada mereka), "Janganlah kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan di hari ini. (Al-Furqan: 14), hingga akhir ayat.
". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Ali ibnu Yazid, dari Anas ibnu Malik, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Orang yang mula-mula diberi pakaian api ialah iblis, maka iblis meletakkan pakaian itu pada kedua alisnya dan ia menyeret pakaian itu di belakangnya, sedangkan keturunannya berada sesudahnya, seraya berseru, "Binasalah aku." Dan mereka diseru, "Alangkah binasanya mereka (iblis dan keturunannya)," hingga berhentilah mereka di neraka. Maka iblis berkata, "Binasalah aku." Mereka berkata, "Alangkah binasanya mereka." Lalu dikatakan kepada mereka (iblis dan keturunannya), "Janganlah kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan pada hari ini, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak.
Akan tetapi, tiada seorang pun dari kalangan Sittah yang mengetengahkan hadis ini. Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dari Ahmad ibnu Sinan, dari Affan dengan sanad yang sama. Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Hammad ibnu Salamah dengan sanad yang sama. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Janganlah kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan pada hari ini. (Al-Furqan: 14), hingga akhir ayat.
Yakni janganlah kalian pada hari ini mengharapkan satu kecelakaan melainkan harapkanlah kecelakaan yang banyak. Ad-Dahhak mengatakan bahwa as-subur artinya kebinasaan. Pendapat yang kuat mengatakan bahwa subur pengertiannya mencakup kebinasaan, kecelakaan, kerugian, dan kehancuran. Seperti yang dikatakan oleh Musa kepada Fir'aun: dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir'aun, seorang yang akan binasa. (Al-Isra: 102) Yakni binasa. Abdullah ibnuz Zaba'ri telah mengatakan dalam salah satu bait syair gubahannya: ... Jika aku mengikuti setan dalam kesesatannya, dan orang yang mengikuti setan pastilah akan binasa."
13-14. Dan apabila mereka, yakni orang-orang kafir itu, dilemparkan dengan kasar dan hina ke tempat yang sempit di neraka dengan dibelenggu tangan dan lehernya, mereka di sana berteriak mengharapkan datangnya kebinasaan yang akan mengakhiri pedihnya siksa yang mereka terima. Ketika itu dikatakan kepada mereka, 'Janganlah kamu berteriak meng-harapkan pada hari ini satu kebinasaan saja, melainkan harapkanlah kebi-nasaan yang banyak dan berulang-ulang. Berharaplah demikian karena tiap kali binasa, kamu akan dihidupkan kembali untuk merasakan kebinasaan yang lain lagi. ' Pada akhirnya, harapan akan datangnya kebinasaan yang benar-benar mengakhiri azab mereka di neraka tidak akan pernah mereka peroleh. 15. Usai menguraikan kebinasaan yang menanti para pendurhaka, Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyampaikan pesan kepada mereka. 'Katakanlah kepada para pendurhaka, 'Apakah azab seperti itu yang baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan oleh Allah Yang Maha Menepati janji kepada orang-orang yang bertakwa dengan sesungguhnya takwa'" Surga itu Allah janjikan sebagai balasan dan tempat kembali yang baik dan nyaman bagi mereka''.
Di waktu itu diucapkan kepada mereka agar tidak mengucapkan kata itu (celaka aku) sekali saja. Ucapkanlah kata itu berkali-kali karena yang mereka lihat dan alami itu baru satu macam dari siksa yang akan ditimpakan kepadanya. Banyak lagi macam siksaan yang akan mereka derita. Oleh sebab itu berteriak-teriaklah berkali-kali, memang mereka akan ditimpa siksaan yang dahsyat dan hebat.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Di ayat 14 dijelaskan lagi, berkali-kali pun mereka meraung dan memekik, meminta ampun, tidak ada lagi faedahnya. Hutang mesti dibayar, dosa mesti diganjar. Kalau tidak ada yang demikian, manatah lagi keadilan?
Ini mesti terjadi, tak dapat tidak!
Apabila ayat-ayat ini dibaca dalam asli Arabnya, terasalah betapa dahsyatnya neraka itu. Terbayang semua yang ngeri dan menakutkan. Kita dengar dengan penuh takut dan ngeri apabila sebuah gunung mulai meletus. Kedengaran gemuruhnya dalam perut bumi. Kita lihat betapa ngeri seketika lahar mengalir, penuh belerang dan panas membakar, melanda segala bangunan, menghanyutkan segala yang bertemu di jalan. Kita dengarkan dengan penuh kengerian jerit berputusasa apabila terjadi air bah besar dan harijir hebat di tengah malam. Seni pekik dan menakutkan. Ngeri kita melihat seorang ibu hamil menggendang anaknya, mencoba melangkah meraba-raba tanah dengan kakinya, tetapi tak berdaya, dia pun hanyut terus memekik terus, sambil hilang pekiknya dan pekik anaknya ditelan harijir.
Satu kali kita melihat di rimba Panti Air hangat menggelak dalam hutan, seberitar-seberitar muncul dari bawah sebagai kepala hantu, kedengaran gemuruhnya, ngeri dan menakutkan.
Itu semua belum apa-apa jika dibandingkan dengan neraka.
Ayat 15
Maka timbullah pertanyaan Tuhan, dIsampaikan olah lidah utusanNya pada ayat berikutnya (ayat 15). Apakah itu yang baik? Ataukah Syurga Khuldi? Syurga yang kekal? Mengapa hanya takut kepada siksa Tuhan, dan tidak ingat betapa sangat dermawannya Tuhan memberi nikmatnya kepada hambanya dengan tanpa perhitungan?
Percaya kepadaNya, tidak diperserikatkan Dia dengan yang lain, maka pintu rahmatNya terbuka sekali. Segala dosa dapat diampuni, karena manusia payah mensucikan dirinya dari kesalahan, asal saja yang satu itu, yaitu mengesakan Allah, tidak memperserikatkanNya, dipegang teguh, tak dilepaskan.
Diperbuat satu kebajikan, diberi pahala sepuluh. Alangkah royalnya memberi? Diberikan sedekah kepada fakir dan miakin, atau dikurharikan hartabenda untuk jalan Allah, maka diberi pahala 700 kali lipat? Bayangkanlah di fikiran, seorang nyonya rumah memberikan uang 100 rupiah kepada seorang miakin, tiba-tiba di akhirat kelak dia menerima balasan 700 kali 100?
Seorang yang beriman mengajak orang yang masih belum beragama supaya memeluk agama (siam, orang itu pun masuk Islam. Tiba di akhirat dia menerima pahala “Khcrirun minad dunya wama fiha". Lebih baik daripada suatu dunia bersama segala isinya. Hanya kerja kecil, mensyahartatkan orang, namun pahalanya besar berjuta ganda dari yang dikerjakan?
Diperbuat amal kebajikan, sepuluh pahalanya. Diperbuat satu kesalahan, hanya satu dosanya.
Berijtihad bersungguh-sungguh memecahkan satu soal, lalu terdapat hasil yang benar, mendapat dua pahala. Pahala berijtihad dan pahala benar hasil ijtihad. Berijtihad pula bersungguh-sungguh memecahkan suatu soal, lalu salah hasil usaha itu, berpahala juga walaupun hanya satu, yaitu pahala ijtihad. Dan tidak berdosa kalau hasil itu salah, karena tidaklah salah yang diaengaja.
Siapa Tuhari lain yang seroyal ini. Siapa Tuhan lain yang sekasih ini?
Penuh hidup selama ini dengan dosa, lalu insaf dan taubat, segala dosa tadi dihabiskan Tuhan dan diberi kesempatan membangun hidup baru! Begitu pemurah Tuhan, masih jugakah hati kita membatu?
Azhab siksa neraka yang mengerikan itu, tidak dapat dielakkan lagi nanti, ‘ kalau kiamat telah datang. Lebih baik sekarang saja menjauhinya, dan tidak sukar. Percaya keesaan Tuhan dengan mempergunakan akal yang mumi. Beribadat kepada Allah dan mengasihi sesama. manusia. Berbuat jasa untuk pakaian hidup yang sekarang dan hidup yang sesudah mati. Memang ngeri orang yang durjana dan fasik meringkuk dalam neraka. Tetapi apakah tidak mena'jubkan bagi seseorang manusia yang tadiriya tersesat atau kehilangan jalan, lalu memilih jalan baik, dosanya diampuni, dia diberi nur dari kehidupan dan dia kekal di syurga di belakang hari, padahal yang dikerjakan di dunia tidak lebih daripada apa yang dikerjakan oleh manusia.
Dalam syurga, terdapat apa yang dikehendaki dan diinginkan, dan .kekal pula. Hal itu bukanlah main-main dan senda-gurau, tetapi kata yang benar, janji yang tidak akan dimungkiri-Dan itulah yang selalu diminta, dimohonkan dan diharapkan oleh hati kecil manusia.
Sebagai umat yang telah dari bermula menyatakan percaya kepada Tuhan, dan percaya pula kepada Rasul yang diutusNya, percaya bahwa neraka itu benar dan syurga itu benar. Di samping azhab siksanya yang kejam keras kepada yang tidak mengikuti kebenaran, kemurahannya berlimpah tidak berjangka kepada orang yang taat. Dan di dalam hati sanubari kita sendiri, dalam lubuk jiwa kita adalah sesuatu yang hidup, yaitu percaya dan yakin.
Ada sesuatu yang hidup yaitu kepercayaan akan kebaikan. Kita mengakui bahwa pada kita ada desakan-desakan nafsu yang merayu kita keluar dari garis, tetapi dasar baik masih tetap ada pada pihak kita untuk menuruti dan menjalani garis yang telah ditunjukkan oleh Nabi. Kita tidaklah semata-mata jahat. Apatah lagi ajaran Islam mengakui kebersihan manusia dan fikirannya. Manusia tidak dilahirkan dalam dosa, tetapi dalam suci. Sebab itu pada seorang Muslim tidak ada rafia putusasa akan berbuat baik.