Ayat
Terjemahan Per Kata
لَا
jangan
تَحۡسَبَنَّ
kamu mengira
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
مُعۡجِزِينَ
mereka dapat melemahkan
فِي
di
ٱلۡأَرۡضِۚ
bumi
وَمَأۡوَىٰهُمُ
dan tempat kembali mereka
ٱلنَّارُۖ
api/neraka
وَلَبِئۡسَ
dan sungguh amat buruk
ٱلۡمَصِيرُ
tempat kembali
لَا
jangan
تَحۡسَبَنَّ
kamu mengira
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
مُعۡجِزِينَ
mereka dapat melemahkan
فِي
di
ٱلۡأَرۡضِۚ
bumi
وَمَأۡوَىٰهُمُ
dan tempat kembali mereka
ٱلنَّارُۖ
api/neraka
وَلَبِئۡسَ
dan sungguh amat buruk
ٱلۡمَصِيرُ
tempat kembali
Terjemahan
Janganlah engkau mengira bahwa orang-orang yang kufur itu dapat melemahkan Allah di bumi (sehingga dapat menghindar dari siksa-Nya). Tempat kembali mereka (di akhirat) adalah neraka. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.
Tafsir
(Janganlah kamu kira) dapat dibaca Tahsabanna dan Yahsabanna, yang menjadi Fa'il atau subyeknya adalah Rasulullah (bahwa orang-orang yang kafir itu dapat melemahkan) Kami (di bumi ini) yakni selamat dari azab Kami (sedangkan tempat tinggal mereka) yaitu tempat mereka kembali (adalah neraka. Dan sungguh sejelek-jelek tempat kembali adalah neraka) maksudnya tempat kembali yang paling buruk.
Tafsir Surat An-Nur: 56-57
Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kalian diberi rahmat. Janganlah kamu kira bahwa orang-orang yang kafir itu dapat melemahkan (Allah dari mengazab mereka) di bumi ini, sedangkan tempat kembali mereka (di akhirat) adalah neraka. Dan sungguh amat jeleklah tempat kembali itu. Allah ﷻ memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mengerjakan salat, yaitu menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; dan membayar zakat, yaitu berbuat kebaj ikan kepada makhluk, yakni mereka yang lemah dan yang fakir. Dan hendaknya dalam mengerjakan hal tersebut mereka taat kepada Rasulullah ﷺ, yakni mengikutinya dalam semua apa yang dia perintahkan kepada mereka dan meninggalkan apa yang mereka dilarang melakukannya, mudah-mudahan dengan demikian Allah akan merahmati mereka.
Tidak diragukan lagi bahwa orang yang mengerjakan hal ini pasti dirahmati oleh Allah ﷻ Seperti yang disebutkan oleh Allah ﷻ melalui firman-Nya: Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. (At-Taubah: 71) Adapun firman Allah ﷻ: Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang kafir itu. (An-Nur: 57) Hai Muhammad, janganlah kamu kira orang-orang kafir yang menentang dan mendustakanmu itu, dapat melemahkan (Allah dari mengazab mereka) di bumi ini. (An-Nur: 57) Yakni mereka tidak dapat melemahkan Allah, bahkan Allah berkuasa atas mereka dan kelak Dia akan mengazab mereka atas perbuatannya itu dengan azab yang amat keras. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya: sedangkan tempat kembali mereka. (An-Nur: 57) Maksudnya, di negeri akhirat nanti. adalah neraka.
Dan sungguh amat jeleklah tempat kembali itu. (An-Nur: 57) Yaitu seburuk-buruk tempat kembali adalah tempat kembalinya orang-orang kafir, dan tempat kembali mereka adalah seburuk-buruk tempat menetap dan tempat tinggal.
Janganlah engkau mengira bahwa orang-orang yang kafir itu dapat melemahkan Allah di bumi, sehingga mereka dapat menghindar dari siksa dan ketetapan-Nya. Ketahuilah bahwa hal itu mustahil terjadi, sedang tempat kembali mereka di akhirat nanti adalah neraka. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. 58. Kembali berbicara tentang etika dalam pergaulan, Allah menegaskan, 'Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya yang kamu miliki, baik laki-laki maupun perempuan yang telah atau hampir balig, dan orang-orang yaitu anak-anak yang sudah paham tentang aurat meskipun belum balig di antara kamu, hendaklah mereka semua meminta izin kepada kamu pada tiga kali atau tiga kesempatan dalam satu hari, yaitu sebelum salat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian luarmu di tengah hari untuk sekadar berbaring atau beristirahat, dan setelah salat Isya hingga sepanjang malam karena ketika itu kamu bersiap atau sedang tidur. Itulah tiga waktu yang biasa kamu gunakan untuk mengganti pakaian sehingga kemungkinan aurat terlihat bagi kamu. Tidak ada dosa bagi kamu dan tidak pula bagi mereka bila masuk tanpa meminta izin selain dari tiga waktu itu; mereka sering keluar masuk melayani kamu, sebagian kamu ada keperluan atas sebagian yang lain, dan interaksi semacam ini tidak mudah dihindari. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang bermanfaat bagi hamba-Nya, Mahabijaksana dalam ketentuan dan bimbingan-Nya.
Pada ayat ini Allah menegaskan kepada Nabi Muhammad bahwa orang-orang kafir itu tidak akan dapat menghindarkan diri dari siksa Allah bila Allah menghendaki kebinasaan mereka atau keruntuhan kekuasaan mereka. Oleh sebab itu janganlah terlalu memperhitungkan kekuatan mereka selama kaum Muslimin tetap memelihara kondisi mereka dengan ketiga syarat yang dikemukakan pada ayat 56. Mereka pasti menemui akibat dari kedurhakaan dan keingkaran mereka baik di dunia maupun di akhirat. Di akhirat mereka akan ditempatkan dalam neraka Jahanam dan itu seburuk-buruk tempat kembali.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Janji Ilahi Dan Pengharapan
Ayat 55 ini adalah inti tujuan perjuangan hidup. Dan Inilah janji dan pengharapan, yang telah dikemukankan Tuhan bagi setiap Mu'min dalanv perjuangan menegakkan kebenaran dan keyakinan di permukaan bumi ini.
Dan pokok pendirian mesti dipegang teguh dan sekali-kali jangan dilepaskan, baik keduanya atau salah satu di antara keduanya. Pertama ialah iman, atau kepercayaan. Kedua amal shalih, perbuatan baik, bukti dan bakti.
Kalau iman tidak ada haluan pekerjaan tidaklah tentu arahnya entah berakibat baik ataukah berakibat buruk. Iman sebagai telah berkali-kali diterangkan adalah pelita yang memberi cahaya dalam hati, menyinar cahaya itu keluar dan dapatlah petunjuk, sehingga nyatalah apa yang akan dikerjakan. Oleh sebab itu iman dengan sendirinya menimbulkan amal yang shalih.
Banyak pula amalan yang shalih dikerjakan, tetapi jika tidak timbul daripada iman, bercampur-aduklah di antara yang hak dengan yang batil. Tetapi kalau keduanya telah berpadu satu, amat shalih timbul dari iman dan iman menimbulkan amal, terdapatlah kekuatan peribadi, baik orang seorang ataupun pada masyarakat Mu'min itu. Maka kepada orang-orang seperti ini, atau masyarakat seperti Inilah Tuhan menjanjikan bahwa mereka akan diberi warIsan kekuasaan di permukaan bumi ini. Kendali bumi ini akan diserahkan ke tangan mereka, sebagaimana dahulu pun warIsan yang demikian telah pernah pula diberikan kepada umat yang terdahulu dari mereka.
Dengan sendirinya, apabila kekuatan iman amal shalih itu telah padu satu dan telah menimbulkan hasil nyata dalam masyarakat, maka agama yang dipeluk pun menjadi kokoh dan teguh, berurat ke bumi, bercabang ke langit, tidak dapat diusik dan diganggu orang lagi. Sebab dialah agama yang diridhai Allah.
Kalau sekiranya selama ini dada rasa berdebar, cemas ditimpa oleh takut, rasa-rasa akan ditimpa oleh bahaya juga, rasa-rasa agama ini akan diancam orang juga, sehingga keamanan dalam hati tak pernah ada, namun apabila janji warIsan itu telah dikabulkan Tuhan, rasa ketakutan itu akan hilang dengan sendirinya dan keamanan tercapai, sebagai ganti dari ketakutan.
Ayat Inilah sumber inspirasi buat bangkit.
Maka untuk menguatkan peribadi menghadapi segala kesulitan dan penderitaan mencapai tujuan itu, hendaklah selalu jiwa dikuatkan, sehingga tahan kena badai dan iman serta amal shalih itu tidak luntur. Cara memperkuat jiwa itu dijelaskan pada ayat 56:
“Dirikanlah sembahyang dan keluarkanlah zakat dan taatlah, turutilah Rasul Utusan Allah itu. Moga-moga dengan jalan demikian kamu akan di-Uimpahi rahmat."
Dengan sembahyang, iman tadi diperkuat. Dengan sembahyang, perasaan yang halus dan cinta yang kudus, kepada Ilahi dijadikan imbangan bagi akal yang selalu menerawang. Sembahyang memperkuat peribadi, sembahyang menjadi waktu iatirahal untuk mencari kekuatan yang baru. Dengan sembahyang, petunjuk pun datang. Sehingga yang gelap terang kembali, karena pelita telah ada dalam hati.
Apatah lagi dengan sembahyang berjamaah, maka masyarakat selalu rapat. Sebab di ayat yang lain (Surat asy-Sura, ayat 38) dijelaskan benar bagaimana hubungan sembahyang itu dengan kemasyarakatan, dengan musyawarah mengurus urusan-urusan bersama.
“Dan orang-orang yang memperkenankan panggilan Tuhannya, bagi mendirikan sembahyang, dan segala urusan mereka, mereka musyawaratkan di antara mereka, dan rezeki yang Kami berikan mereka nafkahkan pula “
Sembahyang bukan tempat lari, melainkan untuk mencari kekuatan menghadapi tugas, peneguh iman dan memperkuat hubungan (Human Relation).
Sesudah mengerjakan sembahyang hendaklah diiringi dengan membayar zakat.
Kalau dengan sembahyang memperteguhkan iman, maka zakat adalah untuk memperteguh amal shalih. Zakat bukanlah semata-mata suatu amal sukarela, tetapi suatu kewajiban keagamaan, yang tidak sah keIslaman kalau tidak dengan dia, yakni apabila harta yang dizakatkan itu telah cukup ntshab (bilangan) dan sampai tahunnya. Dengan sebab zakat, seorang Muslim menjadi orang masyarakat, bukan semata-mata beramal untuk diri sendiri. Dengan zakat yang kaya membela yang miakin. Dengan zakat penyakit bakhil dapat diubah dari diri sendiri. Kebakhilan adalah penghalang besar bagi menegakkan suatu cita-cita.
Kemudian itu hendaklah taat kepada pimpinan Rasul. Sebagaimana dalam ketentaraan, hendaklah taat kepada pimpinan tertinggi, hendaklah tunduk kepada satu komandan, demikianlah juga beramal dalam Islam militan sifatnya. Sembahyang lima waktu sehari semalam dengan berjamaah dan bershaf, adalah bibit pertama dari disiplin. Sembahyang berjamaah mempunyai imam. Seorang Mu'min tidak boleh takbir sebelum takbir imam, tidak boleh sujud sebelum sujud imam, dan tidak boleh mengangkat kepala dahulu dari imam. Dan kemudian dari itu, sehabis sembahyang hendaklah setiap orang berusaha mencari kehidupan dan yang mampu memberikan pembagian hasil pencariannya itu untuk yang lemah dan melarat.
Sebagian pula daripada hasil hartabenda zakat itu hendaklah digunakan untuk memerdekakan budak dan sebagian lagi untuk Sabilillah, baik untuk Sabilillah berperang, atau untuk Sabilillah Da'wah. Dan segala tindak-tanduk hidup hendaklah diaelaraskan dengan tuntunan yang diberikan oleh Rasulullah, Utusan Allah. Jangan mempunyai atau membuat peratarun sendiri, yang berlainan dengan tuntunan Rasul. Jangan hendak lebih cerdik dari Rasul.
Teknik bIsa berubah dari suatu zaman ke lain zaman, Islam pun mengakui pengaruh ruang dan waktu, (Tathbiqui umuri biz zamani wal makani), dan Rasulullah pun menyuruh kita mempergunakan akal dan ijtihad buat menempuh segala kesulitan, karena seorang pejuang harus mengerti perubahan cuaca dan medan pertempuran, tetapi pokok ajaran Rasul yaitu bahwa kedatangan beliau adalah membawa rahmat bagi seluruh alam, tidaklah boleh berubah selama-lamanya.
Di ayat 56 itu sudah jelas, cita-cita untuk menyambut warIsan, melaksanakan kehendak Ilahi di atas dunia ini, yang timbul dari iman dan amal shalih hendaklah beredar atas sumbu keperibadian yang diperteguh dengan sembahyang, zakat dan taat menurut Rasul. Kalau ini ditegakkan maka rahmat yang dicita-citakan itu pasti tercapai.
Rahmat apakah itu?
Rasa dendam hilang, karena semua orang berlomba mengerjakan ke-baikan. Rasa berici tidak berpengaruh, sebab yang kaya mencintai yang miakin dan yang kuat menuntun tangan yang lemah supaya dia terangkat naik, bukan menindasnya. Setiap orang merasai terjamin hak kemerdekaan dan kebebasannya, sebab kemerdekaan itu timbul dari dalam jiwanya sendiri.
Tidak Ada Tempatnya Takut Melainkan Allah
“Akan datang zaman itu, seorang perempuan berjalan kaki sendirian dari Hirak (dekat Iraq) menuju Makkah, tidak ada tempatnya takut melainkan Allah." (Hadist)
Kemudian pada ayat 57 diobatlah keraguan hati orang yang beriman, jika dia terpesona oleh kekuasaan, kemegahan dan keangkuhan orang yang kafir di atas bumi ini. Betapa pun gagah perkasanya orang yang kafir itu, namun mereka tidaklah dapat menguasai seluruh persoalan karena kekafiran itu tidaklah akan terluput daripada azhab siksa di atas bumi ini juga. .Tangannya yang mencencang, maka bahunya jua yang akan memikul. Hukum itu berlaku buat semua orang, karena kebenaran itu terang dan lurus jalannya, sedang kebatilan itu gelap dan berigkok-berigkok. Akal yang sihal dari ftkiran yang benar dapatlah merasai adanya Hukum Keadilan, yaitu yang bungkuk dimakan sarung, yang curang masuk jurang.
Makna kafir ialah menampik dan menolak, tidak mau menerima kebenaran, ingkar akan ajakan menuju jalan yang lurus.
Oleh sebab itu janganlah ayat ini dipandangkan semata-mata kepada orang “Kafir Kitabi". Sebab ada juga umat Islam sendiri, menerima pusaka agama dari ayah-bundanya, tetapi hukum agama yang dituntunkan oleh Rasul itu diadakannya “saringan". Maka yang sesuai dengan hawanafsunya diikutnya dan mana yang tidak atau yang berat ditinggalkannya.
Untuk memahami ayat ini perhatikanlah sejarah umat beragama sejak Wahyu diturunkan Tuhan.
Seluruh Anbiya' dan Mursalin membawa satu pokok perintah, yaitu mempercayai satu Tuhan dan mencintai sesama manusia. Datang umat Yahudi dengan bangga mengatakan bahwa merekalah “Bangsa yang dipilih Allah" dan iatimewa di atas dunia ini. Lalu mengumpul harta sebanyak-banyaknya, hingga tak tahu halal dan haram. Bunyi Kitab Taurat dipegang teguhnya, isi dan intIsarinya tidak diperdulikannya. Maka datang Nabi Isa menyadarkan mereka kembali, supaya kembali ke pokok ajaran yang asli tadi. Beliau katakan bahwa mengumpulkan harta tidaklah akan masuk ke dalam syurga, sebelum orang dapat memasukkan unta ke dalam liang jarum.
Kemudian Nabi Isa pun wafat. Maka datang pula umat di belakangnya yang karena sangat cintanya kepada Nabi Isa, dikatakannya bahwa Nabi Isa itu anak Tuhan, dan Tuhan itu adalah tiga, tetapi ialah satu. Dan pendeta-pendeta mempergunakan pengaruhnya yang besar, sehingga dia merasa berkuasa buat mengusir kucil orang dari dalam agama atau mengampuni dosa orang.
Maka datanglah Nabi Muhammad memberi peringatan supaya orang benar-benar mempergunakan akai. Tuhan Tiga-Satu, Satu-Tiga, adalah
kepercayaan yang tidak masuk akal. Dan Isa Almaslh sendiri pun tidak diauruh mengajarkan demikian. Dan pendeta-pendeta itu bukanlah Tuhan.
Sekarang dalam kalangan umat Muhammad sendiri pun tidak kurang terdapat penyakit yang terdapat pada umat yang terdahulu itu. Ada yang berkata bahwa umat yang paling tinggi di dunia ini hanyalah umat Islam, meskipun mereka tidak mengamalkan ajaran Islam dan tidak pernah menuruti langkah Rasul. Dan ada pula kaum Shufi yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad itu adalah penjelma Tuhan (Ibraza Haqiqatihil Muhammadiyah), malahan marah kalau ditegur kepercayaannya yang sesat itu. Bahkan ada pula ulama-ulama Islam yang berkata kepada muridnya, asal suka membayar azimat (jimat) yang diberikannya, niscaya akan terlepas daripada azhab api neraka.
“Akan kamu ikuti jejak umat yang terdahulu daripada kamu, jejak terompah di atas jejak terompah."