Ayat
Terjemahan Per Kata
قُلۡ
katakanlah
أَطِيعُواْ
taatlah kamu
ٱللَّهَ
Allah
وَأَطِيعُواْ
dan taatlah kamu
ٱلرَّسُولَۖ
Rasul
فَإِن
maka jika
تَوَلَّوۡاْ
kamu berpaling
فَإِنَّمَا
maka sesungguhnya/hanyalah
عَلَيۡهِ
atasnya (Rasul)
مَا
apa
حُمِّلَ
yang dibebankan
وَعَلَيۡكُم
dan atas kamu
مَّا
apa
حُمِّلۡتُمۡۖ
yang dibebankan atasmu
وَإِن
dan jika
تُطِيعُوهُ
kamu mentaatinya
تَهۡتَدُواْۚ
kamu mendapat petunjuk
وَمَا
dan tidaklah
عَلَى
atas
ٱلرَّسُولِ
Rasul
إِلَّا
kecuali
ٱلۡبَلَٰغُ
penyampaian
ٱلۡمُبِينُ
nyata/terang
قُلۡ
katakanlah
أَطِيعُواْ
taatlah kamu
ٱللَّهَ
Allah
وَأَطِيعُواْ
dan taatlah kamu
ٱلرَّسُولَۖ
Rasul
فَإِن
maka jika
تَوَلَّوۡاْ
kamu berpaling
فَإِنَّمَا
maka sesungguhnya/hanyalah
عَلَيۡهِ
atasnya (Rasul)
مَا
apa
حُمِّلَ
yang dibebankan
وَعَلَيۡكُم
dan atas kamu
مَّا
apa
حُمِّلۡتُمۡۖ
yang dibebankan atasmu
وَإِن
dan jika
تُطِيعُوهُ
kamu mentaatinya
تَهۡتَدُواْۚ
kamu mendapat petunjuk
وَمَا
dan tidaklah
عَلَى
atas
ٱلرَّسُولِ
Rasul
إِلَّا
kecuali
ٱلۡبَلَٰغُ
penyampaian
ٱلۡمُبِينُ
nyata/terang
Terjemahan
Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling, sesungguhnya kewajiban Rasul (Nabi Muhammad) hanyalah apa yang dibebankan kepadanya dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan jelas.”
Tafsir
(Katakanlah! "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dan jika kalian berpaling) dari taat kepadanya. Lafal Tawallau asalnya adalah Tatawallau; maksudnya pembicaraan ini ditujukan kepada mereka (maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya) yaitu menyampaikan risalah (dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepada kalian) yakni untuk taat kepadanya (dan jika kalian taat kepadanya, niscaya kalian mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan amanat Allah dengan terang") yaitu secara jelas dan gamblang.
Tafsir Surat An-Nur: 53-54
Dan mereka bersumpah dengan nama Allah sekuat-kuat sumpah, jika kamu suruh mereka berperang, pastilah mereka akan pergi. Katakanlah, "Janganlah kalian bersumpah, (karena ketaatan yang diminta ialah) ketaatan yang sudah dikenal. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. Katakanlah, "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kalian berpaling, maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepada kalian.
Dan jika kalian taat kepadanya, niscaya kalian mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." Allah ﷻ menceritakan keadaan orang-orang munafik yang pada mulanya bersumpah kepada Rasulullah ﷺ bahwa jika Rasul memerintahkan kepada mereka untuk berangkat perang, niscaya mereka akan berangkat. Allah ﷻ berfirman: Katakanlah, "Janganlah kalian bersumpah, (karena ketaatan yang diminta ialah) ketaatan yang sudah dikenal. (An-Nur: 53) Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah ketaatan yang kalian dituntut untuk melakukannya sudah dikenal. Dengan kata lain, ketaatan kalian itu telah diketahui sesungguhnya hanyalah ucapan belaka yang tidak dibarengi dengan perbuatan. Manakala kalian bersumpah, berarti kalian dusta. Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: Mereka akan bersumpah kepada kalian agar kalian rida. (At-Taubah: 96), hingga akhir ayat.
Dan Firman Allah ﷻ: Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai. (Al-Mujadilah: 16), hingga akhir ayat. Watak mereka adalah pendusta, sehingga dalam keadaan mempunyai alternatif lain pun mereka masih berdusta. Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain: Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara Ahli Kitab, "Sesungguhnya jika kalian diusir, niscaya kami pun akan keluar bersama kalian; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun untuk (menyusahkan) kalian; dan jika kalian diperangi, pasti kami akan membantu kalian.
Dan Allah menyaksikan bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tiada akan menolongnya; sesungguhnya jika mereka menolongnya, niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan. (Al-Hasyr: 11-12) Menurut pendapat yang lain, makna firman-Nya: (karena ketaatan yang diminta ialah) ketaatan yang sudah dikenal. (An-Nur: 53) Maksudnya, ketaatan yang kalian dituntut untuk melakukannya ialah ketaatan yang sudah dikenal, tanpa memakai sumpah dan segala macam janji.
Taatlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang mukmin, tanpa memakai sumpah segala. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. (An-Nur: 53) Yakni Dia Maha Mengetahui kalian, siapa yang taat dan siapa yang durhaka di antara kalian. Sumpah dan menampakkan ketaatan sekalipun di batin memendam hal yang bertentangan; walaupun hal ini tidak diketahui oleh makhluk, tetapi Allah ﷻ mengetahui rahasia dan yang tersembunyi. Tiada suatu kepalsuan pun yang tersembunyi bagi Allah, bahkan Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan di dalam hati hamba-hamba-Nya, sekalipun mereka menampakkan hal yang berbeda dengannya.
Kemudian Allah ﷻ berfirman: Katakanlah, "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. (An-Nur: 54) Artinya, ikutilah petunjuk Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. Firman Allah ﷻ: dan jika kalian berpaling. (An-Nur: 54) Yakni jika kalian berpaling dan meninggalkan apa yang disampaikan oleh rasul kepada kalian. maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya. (An-Nur: 54) Yaitu menyampaikan risalah dan menunaikan amanat. dan kewajiban kalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepada kalian. (An-Nur: 54) Yakni menerima hal tersebut, menghormatinya, dan mengerjakan apa yang telah digariskan olehnya. Dan jika kalian taat kepadanya, niscaya kalian mendapat petunjuk. (An-Nur: 54) Demikian itu karena rasul menyeru kalian kepada jalan yang lurus, yaitu: jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. (Asy-Syura: 53), hingga akhir ayat.
Adapun firman Allah ﷻ: Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (An-Nur: 54) Sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedangkan Kamilah yang menghisab amalan mereka. (Ar-Ra'd: 40) Dan firman Allah ﷻ yang mengatakan: Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. (Al-Ghasyiyah: 21-22) Wahb ibnu Munabbih mengatakan bahwa Allah ﷻ menurunkan wahyu kepada salah seorang nabi bangsa Bani Israil yang dikenal dengan nama Sya'ya, "Berdirilah kamu di kalangan Bani Israil, karena sesungguhnya Aku akan membuat lisanmu menyampaikan wahyu-Ku." Maka nabi itu berdiri dan berkata, "Hai langit, dengarlah.
Hai bumi, dengarlah, karena sesungguhnya Allah hendak memutuskan suatu perkara dan mengatur suatu urasan penting, Dialah yang akan melaksanakannya. Dia bermaksud memindahkan kampung ke daerah yang tak berpenghuni, dan kota ke daerah pedalaman, dan sungai-sungai ke padang sahara, dan nikmatnya sampai kepada orang-orang fakir, dan kerajaan di tangan para pengembala. Dia bermaksud mengutus seorang nabi yang ummi dari kalangan orang-orang ummi.
Nabi tersebut tidak kasar, tidak keras, tidak pula bersuara keras di pasar-pasar. Seandainya dia melewati lentera, tentulah lentera itu tidak padam karena ketenangannya. Dan seandainya dia berjalan di atas ranting-ranting yang kering, tidak terdengar suara dari bawah kedua telapak kakinya. (Allah berfirman), 'Aku mengutusnya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dia tidak pernah berkata dusta. Melalui dia Aku buka mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang terkunci.
Dan aku bimbing dia ke setiap perbuatan yang baik. Aku anugerahkan kepadanya semua akhlak yang mulia, dan Aku jadikan sakinah (ketenangan) sebagai pakaiannya, kebaikan sebagai perlambangnya, takwa sebagai isi hatinya, hikmah sebagai lisannya, kejujuran dan kesetiaan sebagai wataknya, suka memberi maaf dan berbuat kebajikan adalah akhlaknya. Kebenaran adalah syariatnya, keadilan adalah sepak terjangnya, hidayah adalah imamnya, Islam adalah agamanya. Namanya adalah Ahmad; Aku memberi petunjuk (manusia) dari kesesatan melalui dia, dan Aku memberikan pengajaran (kepada manusia) melalui dia (sehingga mereka terbebas dari) kejahilan (kebodohan), dan Aku angkat (harkat manusia) sesudah tenggelam di dalam kerendahan, dan Aku menjadikan (mereka) terkenal melaluinya sesudah tak dikenal.
Dan Aku jadikan (mereka) melaluinya menjadi banyak sesudah sedikit. Dan Aku jadikan (mereka) berkecukupan melaluinya sesudah hidup dalam serba kekurangan. Dan Aku jadikan (mereka) bersatu melaluinya sesudah berpecah belah. Dan Aku jadikan hidup rukun di antara umat yang berbeda-beda, hati yang bertentangan dan kecenderungan yang beraneka ragam (melaluinya). Dan Aku selamatkan melaluinya beberapa golongan besar manusia dari kebinasaan. Dan Aku jadikan umatnya sebagai umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk umat manusia, memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, mengesakan Tuhan, beriman, ikhlas, dan percaya dengan apa yang disampaikan oleh rasul-rasul'." Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim."
Setelah itu Allah mengingatkan orang-orang mukmin agar tidak teperdaya oleh ulah orang-orang munafik. 'Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dalam semua perintah dan larangan mereka dengan ketaatan yang tulus. Jika kamu berpaling maka kamu akan tersesat dan merugi, karena sesungguhnya kewajiban Rasul itu hanyalah apa yang dibebankan kepadanya, yaitu menyampaikan risalah Allah, dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu, yaitu menerima dengan tulus tuntunan Rasul tersebut. Jika kamu taat kepadanya dan melaksanakan tuntunannya, niscaya kamu mendapat petunjuk menuju kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan amanat Allah dengan jelas melalui ucapan, pembenaran, dan keteladanannya. '55. Allah menjanjikan hidayah bagi mereka yang taat kepada-Nya dan Rasul-Nya. Melalui ayat ini Allah menegaskan janji lainnya bagi yang beriman dan beramal salih. Allah telah menjanjikan secara pasti kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang membuktikan ke-imanannya dengan mengerjakan kebajikan, yaitu semua aktivitas yang bermanfaat sesuai tuntunan agama, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi seperti kuasa raja atas kerajaannya, seba-gaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah keadaan mereka setelah berada dalam ketakutan yang mencekam menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun, baik secara nyata atau tersembunyi. Tetapi, barang siapa tetap kafir setelah janji yang pasti itu maka mereka itulah orang-orang yang fasik dan keluar dari koridor agama.
Melalui ayat ini Allah menetapkan dua syarat bagi orang-orang yang ingin memperoleh kekuasaan dan rasa aman, yaitu beriman dengan benar dan berbuat kebajikan. Bila kedua syarat itu terpenuhi dalam suatu masyarakat, pasti janji Allah itu akan menjadi nyata.
Kemudian Allah memerintahkan lagi kepada Nabi Muhammad untuk mengatakan kepada mereka untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya dengan sungguh-sungguh. Jangan selalu berpura-pura beriman, tetapi perbuatan dan tingkah laku mereka bertentangan dengan kata-kata yang mereka ucapkan. Ini adalah sebagai peringatan terakhir kepada mereka. Bila mereka tetap juga berpaling dari kebenaran dan melakukan hal-hal yang merugikan perjuangan kaum Muslimin maka katakanlah kepada mereka bahwa dosa perbuatan mereka itu akan dipikulkan di atas pundak mereka sendiri dan tidak akan membahayakan Nabi dan kaum Muslimin sedikit pun. Mereka akan mendapat kemurkaan Allah dan siksaan-Nya. Bila mereka benar-benar taat dan keluar dari kesesatan dengan menerima petunjuk Allah dan Rasul-Nya niscaya mereka akan termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Kewajiban Rasul hanya menyampaikan petunjuk dan nasihat. Menerima atau menolak adalah keputusan masing-masing, di luar tanggung jawab Rasul.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Di ayat 53 diterangkan pula bahwa ada orang yang berani bersumpah, “Demi Allah", bahwa dia bersedia akan patuh melaksanakan perintah Rasul. Kalau Rasul menyuruh keluar, mereka bersumpah bersedia hendak keluar. Dalam ayat ini Tuhan menyuruh peringatkan kepada mereka, tidak perlu bersumpah. Laksanakan sajalah perintah itu. Karena betapa pun besaf sumpah yang kamu ambil, namun Tuhan lebih tahu rahasia yang tersimpan dalam hati sanubarimu.
Alangkah jauhnya “teropong" yang terkandung dalam ayat ini. Dijelaskan betapa pun tinggi dan besar sumpah, yang penting ialah kebersihan peribadi juga. Cobalah renungkan ayat ini dan bandingkan dengan perkembangan masyarakat. Bukankah setiap orang yang akan diberi jabatan tinggi diaumpah terlebih dahulu, bahkan di negeri kita ini diadakan pula tradisi, bahwa setiap orang yang tengah diaumpah itu, di belakangnya berdiri seorang “haji" mengangkat sebuah kitab suci “al-Qur'an", yaitu tradisi yang diwarisi dari Belanda dan diteruskan oleh pemerintah kita, dan sekali-kali tidak ada dari Nabi Muhammad s.a.w. ataupun daripada para sahabatnya. Mereka telah bersumpah dengan mengangkat al-Qur'an, namun yang curang ada juga. Telah mengucap “Demi Allah", namun yang korupsi masih ada. Karena semata sumpah tidaklah akan dapat mengubah peribadi yang kosong dari iman.
Sumpah Inilah agaknya yang menjemukan Kemal Attaturk seketika dia memulai perubahan di Turki. Setiap pegawai diangkat, diaumpah “Demi Allah" itu sudah hilang wibawa kalimatnya. Atau Demi Allah telah dijadikan tameng belaka daripada peribadi yang bobrok.
Ayat 53 mengatakan dengan tegas: “Tak usah bersumpah, laksanakan saja perintah. Itulah yang lebih baik."
Karena Tuhan Maha Tahu apa jua yang kamu kerjakan.
Maka seorang Mu'min tidaklah banyak sumpah, karena dia jujur dan percaya kepada dirinya, yang ya tetap ya, yang tidak tetap tidak.
Dia percaya kepada dirinya, sebab dia percaya kepada TuhanNya.
Di ayat 54 ditegaskan kembali pendirian seorang Mu'min sejati, seorang yang bukan munafik, yaitu supaya taat kepada Allah dan Rasul.