Ayat
Terjemahan Per Kata
وَأَقۡسَمُواْ
dan mereka bersumpah
بِٱللَّهِ
dengan Allah
جَهۡدَ
sungguh-sungguh
أَيۡمَٰنِهِمۡ
sumpah mereka
لَئِنۡ
sungguh jika
أَمَرۡتَهُمۡ
kamu menyuruh mereka
لَيَخۡرُجُنَّۖ
pasti mereka keluar/pergi
قُل
katakanlah
لَّا
jangan
تُقۡسِمُواْۖ
kamu bersumpah
طَاعَةٞ
ketaatan
مَّعۡرُوفَةٌۚ
kebaikan/lebih baik
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
خَبِيرُۢ
Maha Mengetahui
بِمَا
dengan/terhadap apa
تَعۡمَلُونَ
kamu kerjakan
وَأَقۡسَمُواْ
dan mereka bersumpah
بِٱللَّهِ
dengan Allah
جَهۡدَ
sungguh-sungguh
أَيۡمَٰنِهِمۡ
sumpah mereka
لَئِنۡ
sungguh jika
أَمَرۡتَهُمۡ
kamu menyuruh mereka
لَيَخۡرُجُنَّۖ
pasti mereka keluar/pergi
قُل
katakanlah
لَّا
jangan
تُقۡسِمُواْۖ
kamu bersumpah
طَاعَةٞ
ketaatan
مَّعۡرُوفَةٌۚ
kebaikan/lebih baik
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
خَبِيرُۢ
Maha Mengetahui
بِمَا
dengan/terhadap apa
تَعۡمَلُونَ
kamu kerjakan
Terjemahan
Mereka bersumpah atas (nama) Allah dengan sungguh-sungguh bahwa jika engkau menyuruh mereka (berperang), pastilah mereka akan berangkat. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Janganlah kamu bersumpah (karena yang diminta) adalah ketaatan yang baik. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Tafsir
(Dan mereka bersumpah dengan nama Allah sekuat-kuat sumpah) dengan sekuatnya (jika kalian suruh mereka) untuk pergi berjihad (pastilah mereka akan pergi. Katakanlah!) kepada mereka ("Janganlah kalian bersumpah, karena ketaatan yang diminta ialah ketaatan yang sebenarnya) maksudnya taat yang sebenarnya kepada Nabi adalah lebih baik daripada sumpah kalian yang tidak kalian tunaikan. (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan") berupa ketaatan kalian secara lisan, padahal kalian bertentangan dalam prakteknya.
Tafsir Surat An-Nur: 53-54
Dan mereka bersumpah dengan nama Allah sekuat-kuat sumpah, jika kamu suruh mereka berperang, pastilah mereka akan pergi. Katakanlah, "Janganlah kalian bersumpah, (karena ketaatan yang diminta ialah) ketaatan yang sudah dikenal. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. Katakanlah, "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kalian berpaling, maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepada kalian.
Dan jika kalian taat kepadanya, niscaya kalian mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." Allah ﷻ menceritakan keadaan orang-orang munafik yang pada mulanya bersumpah kepada Rasulullah ﷺ bahwa jika Rasul memerintahkan kepada mereka untuk berangkat perang, niscaya mereka akan berangkat. Allah ﷻ berfirman: Katakanlah, "Janganlah kalian bersumpah, (karena ketaatan yang diminta ialah) ketaatan yang sudah dikenal. (An-Nur: 53) Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah ketaatan yang kalian dituntut untuk melakukannya sudah dikenal. Dengan kata lain, ketaatan kalian itu telah diketahui sesungguhnya hanyalah ucapan belaka yang tidak dibarengi dengan perbuatan. Manakala kalian bersumpah, berarti kalian dusta. Seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: Mereka akan bersumpah kepada kalian agar kalian rida. (At-Taubah: 96), hingga akhir ayat.
Dan Firman Allah ﷻ: Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai. (Al-Mujadilah: 16), hingga akhir ayat. Watak mereka adalah pendusta, sehingga dalam keadaan mempunyai alternatif lain pun mereka masih berdusta. Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain: Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara Ahli Kitab, "Sesungguhnya jika kalian diusir, niscaya kami pun akan keluar bersama kalian; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun untuk (menyusahkan) kalian; dan jika kalian diperangi, pasti kami akan membantu kalian.
Dan Allah menyaksikan bahwa sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tiada akan menolongnya; sesungguhnya jika mereka menolongnya, niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan. (Al-Hasyr: 11-12) Menurut pendapat yang lain, makna firman-Nya: (karena ketaatan yang diminta ialah) ketaatan yang sudah dikenal. (An-Nur: 53) Maksudnya, ketaatan yang kalian dituntut untuk melakukannya ialah ketaatan yang sudah dikenal, tanpa memakai sumpah dan segala macam janji.
Taatlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang mukmin, tanpa memakai sumpah segala. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. (An-Nur: 53) Yakni Dia Maha Mengetahui kalian, siapa yang taat dan siapa yang durhaka di antara kalian. Sumpah dan menampakkan ketaatan sekalipun di batin memendam hal yang bertentangan; walaupun hal ini tidak diketahui oleh makhluk, tetapi Allah ﷻ mengetahui rahasia dan yang tersembunyi. Tiada suatu kepalsuan pun yang tersembunyi bagi Allah, bahkan Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan di dalam hati hamba-hamba-Nya, sekalipun mereka menampakkan hal yang berbeda dengannya.
Kemudian Allah ﷻ berfirman: Katakanlah, "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. (An-Nur: 54) Artinya, ikutilah petunjuk Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya. Firman Allah ﷻ: dan jika kalian berpaling. (An-Nur: 54) Yakni jika kalian berpaling dan meninggalkan apa yang disampaikan oleh rasul kepada kalian. maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya. (An-Nur: 54) Yaitu menyampaikan risalah dan menunaikan amanat. dan kewajiban kalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepada kalian. (An-Nur: 54) Yakni menerima hal tersebut, menghormatinya, dan mengerjakan apa yang telah digariskan olehnya. Dan jika kalian taat kepadanya, niscaya kalian mendapat petunjuk. (An-Nur: 54) Demikian itu karena rasul menyeru kalian kepada jalan yang lurus, yaitu: jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. (Asy-Syura: 53), hingga akhir ayat.
Adapun firman Allah ﷻ: Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (An-Nur: 54) Sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedangkan Kamilah yang menghisab amalan mereka. (Ar-Ra'd: 40) Dan firman Allah ﷻ yang mengatakan: Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. (Al-Ghasyiyah: 21-22) Wahb ibnu Munabbih mengatakan bahwa Allah ﷻ menurunkan wahyu kepada salah seorang nabi bangsa Bani Israil yang dikenal dengan nama Sya'ya, "Berdirilah kamu di kalangan Bani Israil, karena sesungguhnya Aku akan membuat lisanmu menyampaikan wahyu-Ku." Maka nabi itu berdiri dan berkata, "Hai langit, dengarlah.
Hai bumi, dengarlah, karena sesungguhnya Allah hendak memutuskan suatu perkara dan mengatur suatu urasan penting, Dialah yang akan melaksanakannya. Dia bermaksud memindahkan kampung ke daerah yang tak berpenghuni, dan kota ke daerah pedalaman, dan sungai-sungai ke padang sahara, dan nikmatnya sampai kepada orang-orang fakir, dan kerajaan di tangan para pengembala. Dia bermaksud mengutus seorang nabi yang ummi dari kalangan orang-orang ummi.
Nabi tersebut tidak kasar, tidak keras, tidak pula bersuara keras di pasar-pasar. Seandainya dia melewati lentera, tentulah lentera itu tidak padam karena ketenangannya. Dan seandainya dia berjalan di atas ranting-ranting yang kering, tidak terdengar suara dari bawah kedua telapak kakinya. (Allah berfirman), 'Aku mengutusnya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dia tidak pernah berkata dusta. Melalui dia Aku buka mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang terkunci.
Dan aku bimbing dia ke setiap perbuatan yang baik. Aku anugerahkan kepadanya semua akhlak yang mulia, dan Aku jadikan sakinah (ketenangan) sebagai pakaiannya, kebaikan sebagai perlambangnya, takwa sebagai isi hatinya, hikmah sebagai lisannya, kejujuran dan kesetiaan sebagai wataknya, suka memberi maaf dan berbuat kebajikan adalah akhlaknya. Kebenaran adalah syariatnya, keadilan adalah sepak terjangnya, hidayah adalah imamnya, Islam adalah agamanya. Namanya adalah Ahmad; Aku memberi petunjuk (manusia) dari kesesatan melalui dia, dan Aku memberikan pengajaran (kepada manusia) melalui dia (sehingga mereka terbebas dari) kejahilan (kebodohan), dan Aku angkat (harkat manusia) sesudah tenggelam di dalam kerendahan, dan Aku menjadikan (mereka) terkenal melaluinya sesudah tak dikenal.
Dan Aku jadikan (mereka) melaluinya menjadi banyak sesudah sedikit. Dan Aku jadikan (mereka) berkecukupan melaluinya sesudah hidup dalam serba kekurangan. Dan Aku jadikan (mereka) bersatu melaluinya sesudah berpecah belah. Dan Aku jadikan hidup rukun di antara umat yang berbeda-beda, hati yang bertentangan dan kecenderungan yang beraneka ragam (melaluinya). Dan Aku selamatkan melaluinya beberapa golongan besar manusia dari kebinasaan. Dan Aku jadikan umatnya sebagai umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk umat manusia, memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, mengesakan Tuhan, beriman, ikhlas, dan percaya dengan apa yang disampaikan oleh rasul-rasul'." Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim."
Menyambung kembali penyebutan sifat-sifat orang munafik, Allah menyatakan sebagai berikut, Dan selain sikap orang munafik yang menolak hukum darimu, wahai Nabi Muhammad, mereka juga bersumpah dengan nama Allah dengan sumpah sungguh-sungguh bahwa jika engkau suruh mereka untuk berperang, pastilah mereka akan pergi. Demikian sumpah mereka. Untuk merespons sumpah mereka, katakanlah wahai Nabi, "Janganlah kamu bersumpah palsu karena yang diminta oleh Allah dari kamu adalah ketaatan yang baik dan tulus, bukan ketaatan di mulut saja. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan, baik pekerjaan lahir maupun batin. "54. Setelah itu Allah mengingatkan orang-orang mukmin agar tidak teperdaya oleh ulah orang-orang munafik. 'Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, "Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul dalam semua perintah dan larangan mereka dengan ketaatan yang tulus. Jika kamu berpaling maka kamu akan tersesat dan merugi, karena sesungguhnya kewajiban Rasul itu hanyalah apa yang dibebankan kepadanya, yaitu menyampaikan risalah Allah, dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu, yaitu menerima dengan tulus tuntunan Rasul tersebut. Jika kamu taat kepadanya dan melaksanakan tuntunannya, niscaya kamu mendapat petunjuk menuju kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan amanat Allah dengan jelas melalui ucapan, pembenaran, dan keteladanannya. '.
Pada ayat ini Allah kembali menerangkan tingkah laku orang-orang munafik yaitu mereka dengan mudah mengucapkan janji-janji yang muluk-muluk dan diperkuat dengan sumpah, tetapi tidak pernah mereka tepati. Mereka bersumpah dengan menyebut nama Allah bahwa bila mereka diminta untuk ikut berperang bersama orang-orang mukmin mereka pasti akan ikut dan tidak akan menolak, bagaimana pun keadaan dan situasi mereka dan tidak akan memikirkan apa yang akan terjadi dalam peperangan itu, seakan-akan mereka yakin benar bahwa perintah berperang itu adalah untuk kepentingan bersama dan untuk menegakkan agama Allah. Tetapi Allah mengetahui apa yang tersimpan dalam hati mereka, bahwa mereka bila benar-benar diajak untuk berperang melawan musuh, mereka akan mencari dalih dan alasan agar mereka tidak ikut pergi dan tinggal saja di Medinah. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ agar melarang mereka bersumpah, karena sumpah seperti itu berat resikonya. Mereka tidak perlu bersumpah karena Allah sudah mengetahui bahwa ketaatan dan kepatuhan mereka hanya di mulut saja dan tidak timbul dari hati nurani yang bersih. Senada dengan ayat ini Allah berfirman:
Mereka akan bersumpah kepadamu, agar kamu bersedia menerima mereka. Tetapi sekalipun kamu menerima mereka, Allah tidak akan rida kepada orang-orang yang fasik. (at-Taubah/9: 96)
Dan firman-Nya:
Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu; namun mereka bukanlah dari golonganmu, tetapi mereka orang-orang yang sangat takut (kepadamu). (at-Taubah/9: 56)
Oleh karena itu Allah mengingatkan mereka terhadap sumpah palsu yang mereka ucapkan itu dan mengancam akan menimpakan balasan yang setimpal atas perbuatan mereka yang jahat itu, dan menjelaskan bahwa Dia mengetahui segala tingkah laku mereka dan niat jahat mereka serta tipu daya yang mereka atur untuk menipu kaum Muslimin.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Di ayat 53 diterangkan pula bahwa ada orang yang berani bersumpah, “Demi Allah", bahwa dia bersedia akan patuh melaksanakan perintah Rasul. Kalau Rasul menyuruh keluar, mereka bersumpah bersedia hendak keluar. Dalam ayat ini Tuhan menyuruh peringatkan kepada mereka, tidak perlu bersumpah. Laksanakan sajalah perintah itu. Karena betapa pun besaf sumpah yang kamu ambil, namun Tuhan lebih tahu rahasia yang tersimpan dalam hati sanubarimu.
Alangkah jauhnya “teropong" yang terkandung dalam ayat ini. Dijelaskan betapa pun tinggi dan besar sumpah, yang penting ialah kebersihan peribadi juga. Cobalah renungkan ayat ini dan bandingkan dengan perkembangan masyarakat. Bukankah setiap orang yang akan diberi jabatan tinggi diaumpah terlebih dahulu, bahkan di negeri kita ini diadakan pula tradisi, bahwa setiap orang yang tengah diaumpah itu, di belakangnya berdiri seorang “haji" mengangkat sebuah kitab suci “al-Qur'an", yaitu tradisi yang diwarisi dari Belanda dan diteruskan oleh pemerintah kita, dan sekali-kali tidak ada dari Nabi Muhammad s.a.w. ataupun daripada para sahabatnya. Mereka telah bersumpah dengan mengangkat al-Qur'an, namun yang curang ada juga. Telah mengucap “Demi Allah", namun yang korupsi masih ada. Karena semata sumpah tidaklah akan dapat mengubah peribadi yang kosong dari iman.
Sumpah Inilah agaknya yang menjemukan Kemal Attaturk seketika dia memulai perubahan di Turki. Setiap pegawai diangkat, diaumpah “Demi Allah" itu sudah hilang wibawa kalimatnya. Atau Demi Allah telah dijadikan tameng belaka daripada peribadi yang bobrok.
Ayat 53 mengatakan dengan tegas: “Tak usah bersumpah, laksanakan saja perintah. Itulah yang lebih baik."
Karena Tuhan Maha Tahu apa jua yang kamu kerjakan.
Maka seorang Mu'min tidaklah banyak sumpah, karena dia jujur dan percaya kepada dirinya, yang ya tetap ya, yang tidak tetap tidak.
Dia percaya kepada dirinya, sebab dia percaya kepada TuhanNya.
Di ayat 54 ditegaskan kembali pendirian seorang Mu'min sejati, seorang yang bukan munafik, yaitu supaya taat kepada Allah dan Rasul.