Ayat
Terjemahan Per Kata
يَٰٓأَيُّهَا
wahai
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُواْ
beriman
لَا
jangan
تَتَّبِعُواْ
kamu mengikuti
خُطُوَٰتِ
langkah-langkah
ٱلشَّيۡطَٰنِۚ
syaitan
وَمَن
dan barangsiapa
يَتَّبِعۡ
mengikuti
خُطُوَٰتِ
langkah-langkah
ٱلشَّيۡطَٰنِ
syaitan
فَإِنَّهُۥ
maka sesungguhnya ia
يَأۡمُرُ
ia menyuruh
بِٱلۡفَحۡشَآءِ
dengan perbuatan keji
وَٱلۡمُنكَرِۚ
dan mungkar
وَلَوۡلَا
dan kalau tidak
فَضۡلُ
karunia
ٱللَّهِ
Allah
عَلَيۡكُمۡ
atas kalian
وَرَحۡمَتُهُۥ
dan rahmat-Nya
مَا
tidak
زَكَىٰ
bersih
مِنكُم
diantara kamu
مِّنۡ
dari
أَحَدٍ
seseorang
أَبَدٗا
selama-lamanya
وَلَٰكِنَّ
akan tetapi
ٱللَّهَ
Allah
يُزَكِّي
membersihkan/mensucikan
مَن
siapa
يَشَآءُۗ
Dia kehendaki
وَٱللَّهُ
dan Allah
سَمِيعٌ
Maha Mendengar
عَلِيمٞ
Maha Mengetahui
يَٰٓأَيُّهَا
wahai
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُواْ
beriman
لَا
jangan
تَتَّبِعُواْ
kamu mengikuti
خُطُوَٰتِ
langkah-langkah
ٱلشَّيۡطَٰنِۚ
syaitan
وَمَن
dan barangsiapa
يَتَّبِعۡ
mengikuti
خُطُوَٰتِ
langkah-langkah
ٱلشَّيۡطَٰنِ
syaitan
فَإِنَّهُۥ
maka sesungguhnya ia
يَأۡمُرُ
ia menyuruh
بِٱلۡفَحۡشَآءِ
dengan perbuatan keji
وَٱلۡمُنكَرِۚ
dan mungkar
وَلَوۡلَا
dan kalau tidak
فَضۡلُ
karunia
ٱللَّهِ
Allah
عَلَيۡكُمۡ
atas kalian
وَرَحۡمَتُهُۥ
dan rahmat-Nya
مَا
tidak
زَكَىٰ
bersih
مِنكُم
diantara kamu
مِّنۡ
dari
أَحَدٍ
seseorang
أَبَدٗا
selama-lamanya
وَلَٰكِنَّ
akan tetapi
ٱللَّهَ
Allah
يُزَكِّي
membersihkan/mensucikan
مَن
siapa
يَشَآءُۗ
Dia kehendaki
وَٱللَّهُ
dan Allah
سَمِيعٌ
Maha Mendengar
عَلِيمٞ
Maha Mengetahui
Terjemahan
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan! Siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh (manusia mengerjakan perbuatan) yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya. Akan tetapi, Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Tafsir
(Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan) mengikuti godaan-godaannya. (Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu) yakni yang diikutinya itu (selalu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji) yakni perbuatan yang buruk (dan yang mungkar) menurut syariat, yaitu jika perbuatan itu diikuti (Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kalian bersih) hai orang-orang yang menuduh, disebabkan berita bohong yang kalian katakan itu (selama-lamanya) tidak akan menjadi baik dan tidak akan menjadi bersih dari dosa ini hanya dengan bertobat daripadanya (tetapi Allah membersihkan) menyucikan (siapa yang dikehendaki-Nya) dari dosa, yaitu dengan menerima tobatnya. (Dan Allah Maha Mendengar) tentang apa yang telah kalian katakan (lagi Maha Mengetahui) tentang apa yang kalian maksud.
Tafsir Surat An-Nur: 20-21
Dan sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kalian semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kalian akan ditimpa azab yang besar). Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kalian bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Firman Allah ﷻ: Dan sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kalian semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang. (An-Nur: 20) Yakni tentulah akan terjadi hal yang lain. Tetapi Allah ﷻ Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya lagi Maha Penyayang kepada mereka, maka Dia menerima tobat orang yang mau bertobat kepada-Nya dari masalah berita bohong ini, dan menyucikan orang yang disucikan dari mereka melalui hukuman had yang ditegakkan terhadapnya.
Kemudian Allah ﷻ berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. (An-Nur: 21) Yaitu jalan-jalan setan, sepak terjangnya, serta apa yang dianjurkan olehnya. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. (An-Nur: 21) Di dalam ungkapan ayat ini terkandung makna yang membuat pendengarnya menjauhi hal yang dilarangnya dan bersikap waspada terhadap setan, suatu ungkapan yang sarat isi dan indah. Ali ibnu Abu Talhah mengatakan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: langkah-langkah setan. (An-Nur: 21) Bahwa makna yang dimaksud ialah amal perbuatan setan.
Ikrimah mengatakan artinya ialah bisikan setan. Menurut Qatadah, setiap perbuatan maksiat termasuk langkah-langkah setan. Sedangkan Abu Mijlaz mengatakan bahwa nazar dalam kedurhakaan termasuk langkah-langkah setan. Masruq mengatakan bahwa seorang lelaki bertanya kepada Ibnu Mas'ud, "Sesungguhnya aku telah mengharamkan diriku memakan makanan." Lalu lelaki itu menyebutkan jenis makanan yang diharamkan atas dirinya itu. Maka Ibnu Mas'ud berkata, "Itu termasuk perbuatan yang dibisikkan oleh setan.
Maka bayar kifaratlah untuk sumpahmu itu, lalu makanlah." Asy-Sya'bi mengatakan sehubungan dengan pengertian ayat ini, bahwa ada seorang lelaki bernazar akan menyembelih anak laki-lakinya. Maka Asy-Sya'bi berkata, "Itu termasuk bisikan setan," lalu Asy-Sya'bi memberinya fatwa agar menyembelih seekor kambing domba (sebagai kifaratnya). Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Hassan ibnu Abdullah Al-Masri, telah menceritakan kepada kami As-Sirri ibnu Yahya, dari Sulaiman At-Taimi, dari Abu Rafi' yang menceritakan bahwa ibunya pernah marah kepada istrinya, sesekali mengatakan wanita Yahudi, dan kesempatan lain mengatakannya wanita Nasrani; dan ibunya mengatakan, "Semua budak miliknya dimerdekakan jika kamu tidak menceraikan istrimu." Maka aku (Abu Rafi') datang kepada Abdullah ibnu Umar melaporkan hal tersebut, lalu Ibnu Umar menjawab, "Hal itu termasuk bisikan (godaan) setan." Hal yang sama telah dikatakan oleh Zainab binti Ummu Salamah, yang pada masanya ia adalah seorang wanita yang paling mendalam pengetahuan agamanya di Madinah.
Dan aku mendatangi Asim ibnu Umar, maka ia mengatakan hal yang sama. Kemudian Allah ﷻ berfirman: Seandainya tidaklah karena Karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kalian bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya. (An-Nur: 21) Seandainya Allah tidak memberikan petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya untuk bertobat, kembali kepada-Nya, dan membersihkan dirinya dari keburukan, kekotoran, dan semua akhlak yang rendah, yang masing-masing orang disesuaikan dengan keadaannya, tentulah tidak akan ada seorang pun yang bersih dan tidak (pula) beroleh kebaikan.
tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. (An-Nur: 21) dari kalangan makhluk-Nya dan menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya, lalu menjerumuskannya ke dalam kesesatan yang membinasakan dirinya. Firman Allah ﷻ: Dan Allah Maha Mendengar. (An-Nur: 21) semua ucapan hamba-hamba-Nya. lagi Maha Mengetahui. (An-Nur: 21) siapa di antara mereka yang berhak memperoleh petunjuk dan siapa yang berhak beroleh kesesatan."
Tuduhan kepada 'Aisyah, seperti yang telah dibantah pada ayat-ayat sebelumnya, adalah ulah setan. Karena itu, ayat ini melarang kaum mukmin mengikuti langkah-langkah setan. Wahai orang-orang yang beriman, bentengi dirimu dengan keimanan dan janganlah kamu memaksakan diri menentang fitrah kamu dengan mengikuti langkah-langkah setan yang membisikkan kejahatan, di antaranya menyebarkan berita bohong. Barang siapa mengikuti langkah-langkah setan dengan penuh kesadaran, bukan karena lalai atau tidak tahu, maka dia telah berbuat keji dan mungkar karena sesungguhnya setan menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji, yaitu ucapan dan perbuatan yang tidak sejalan dengan tuntunan agama dan akal sehat, seperti zina dan tuduhan berzina, dan perbuatan mungkar, yaitu perbuatan buruk yang dicela oleh adat istiadat dan bertentangan dengan nilai-nilai agama. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, di antaranya menunjukkan kepadamu jalan tobat, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih dari perbuatan keji dan mungkar itu selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki dari dosa-dosa itu. Dan Allah Maha Mendengar permohonan siapa pun, Maha Mengetahui isi hati dan ketulusannya. 22. Salah satu bentuk godaan setan adalah mencarikan dalih agar seseorang enggan membantu orang lain. Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam kesalehan beragama serta keutamaan akhlak yang luhur dan kelapangan rezeki di antara kamu, wahai orang-orang yang beriman, bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kerabat-nya, orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah hanya karena orang-orang itu pernah berbuat kesalahan kepadanya atau membuat pribadinya tersinggung. Sebaiknya mereka berbesar hati dengan tetap mengulurkan bantuan, dan hendaklah mereka memaafkan orang yang pernah melukai hatinya, dan berlapang dada sehingga dapat membuka lembaran baru dalam hubungan mereka. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampuni kesalahan dan kekurangan kamu' Tentu kamu suka. Karena itu, maafkanlah mereka agar Allah memaafkan dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun sehingga akan menghapus dosa kamu, Maha Penyayang dengan mencurahkan nikmat lebih banyak lagi kepada kamu.
Pada ayat ini Allah memperingatkan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya, agar mereka itu jangan menuruti ajakan setan, mengikuti jejak dan langkahnya, seperti suka dan senang menyebarluaskan aib dan perbuatan keji di antara orang-orang yang beriman. Barangsiapa yang senang mengikuti langkah-langkah setan, pasti ia akan terjerumus ke lembah kehinaan, berbuat yang keji dan mungkar, karena setan itu memang suka berbuat yang demikian. Oleh karena itu jangan sekali-kali mau mencoba-coba mengikuti jejak dan langkahnya. Sekiranya Allah tidak memberikan karunia dan rahmat kepada hamba-Nya dan yang selalu membukakan kesempatan sebesar-besarnya untuk bertobat dari maksiat yang telah diperbuat mereka, tentunya mereka tidak akan bersih dari dosa-dosa mereka yang mengakibatkan kekecewaan dan kesengsaraan, bahkan akan disegerakan azab yang menyiksa mereka itu di dunia ini, sebagaimana firman Allah:
Dan Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya Dia tidak akan ada yang ditinggalkan-Nya (di bumi) dari makhluk yang melata sekalipun, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan. (an- Nahl/16: 61)
Allah Yang mempunyai kekuasaan yang tertinggi, bagaimana pun juga, Dia tetap akan membersihkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dari hamba-Nya, dengan menerima tobat mereka seperti halnya Hassan, Mistah bin Utsatsah dan lainnya. Mereka itu telah dibersihkan dari penyakit nifak, sekalipun mereka itu telah berperang secara aktif di dalam penyebaran berita bohong yang dikenal dengan "haditsul-ifki", Allah Maha Mendengar segala apa yang diucapkan yang sifatnya menuduh dan ketentuan kebersihan yang dituduh, Maha Mengetahui apa yang terkandung dan tersembunyi di dalam hati mereka yang senang menyebarkan berita-berita keji yang memalukan orang lain.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Pada ayat 21 dijelaskan lagi perjuangan hidup-di dunia ini. Bahwasanya Tuhan ingin agar kita manusia menempuh jalan yang baik dan lurus.
Jalan lurus menuju keridhaan Tuhan itu senantiasa terganggu. Sebab syaitan pun mempunyai jalan sendiri dan merayu insan supaya menuruti jalan itu. Supaya martabat insan jatuh ke bawah. Apabila martabatnya telah jatuh, kekejian dan kemungkaranlah yang menjadi kesukaannya. Bertambah lurus jalan yang ditempuh, bertambah besar godaan syaitan agar manusia me-' ninggalkan jalan yang lurus itu, lalu menuruti ajakannya. Maka terjadilah peperangan yang hebat dalam hati sanubari manusia, antara kehendak baik dan nafsu jahat. Siapa yang diharapkan memberikan perlindungan? Tidak ada yang lain, melainkan Tuhan Allah sendiri. Lantaran itu tetapkanlah tujuan hidup, dirikanlah Allah dalam hati, sebab hanya Allah saja yang sanggup membersihkan peribadi kita daripada kekotorannya. Tuhan mengatakan bahwa Dia akan memberikan kebersihan kepada barangsiapa yang dikehendakiNya. Per-kuatlah budi dan perindahlah ibadat dan hubungan dengan Tuhan, supaya kita termasuk dalam daftar orang yang dikehendaki Tuhan akan dibersihkanNya itu. Kehidupan di dunia bukanlah semata-mata menunggu ketentuan Tuhan, melainkan sebaliknya. Tuhan pun akan menilik usaha kita sendiri buat mem-perbaiki diri. Segala seruan kita dirienganya, segala perbuatan kita diketahui-Nya.
Ayat 22 memberi ingat kepada orang-orang yang beriman supaya jangan meninggalkan sikap yang adil karena kemurkaan kepada seseorang. Niscaya sebagai manusia; tersinggunglah sangat hati Abu Bakar setelah diketahuinya bahwa di antara orang-orang yang turut terlibat di dalam memfitnah puterinya v ialah orang yang selama ini diharitunya hidupnya karena miakinnya, dan dari kalangan keluarganya sendiri. Hiba hati beliau melihat perbuatan yang tiada patut itu. Belanja hidup mereka sejak pindah ke Madinah beliau yang menanggung, datang dari kantong beliau sendiri. Karena perasaan yang tersinggung itu beliau bersumpah tidak lagi akan memberi belanja mereka, perbantuan yang diberikan selama ini hendak dihentikannya buat selamanya. Maka datanglah ayat ini memberi teguran kepada Abu Bakar.
“Janganlah orang yang mampu dan berkecukupan bersumpah tidak akan membantu kerabatnya, atau orang-orang yang miakin yang selama ini ditanggungnya, atau orang Muhajirin, berpindah ke Madinah karena turut menjunjung tinggi perjuangan menegakkan agama Allah."
Memang mereka telah bersalah turut menyebarkan khalar berita bohong. Tetapi sebagai orang yang beriman yang luas dada, hendaklah dikenangkan kembali siapa yang menyebabkan mereka bersalah.
Bukankah mereka hanya terbawa-bawa oleh gelombang orang banyak? Pada saat-saat yang pertimbangan akal sendiri terhenti karena ombak gelombang khabar beracun? Satu kesalahan, tidaklah boleh dihukum dengan dua hukuman. Dan suatu hukuman janganlah bermaksud membinasakan, melainkan bermaksud mendiriik. Beberapa orang di antara mereka telah menerima hukumannya, dipukul dengan 80 kali cemeti.
Hukuman'itu telah berkesan banyak sekali dalam jiwa mereka. Berbuat jahat bukanlah garis yang asal dalam jiwa mereka. Buktinya ialah bahwa mereka telah turut berjuang, turut meninggalkan kampung halaman Makkah, dan berpindah ke Madinah dan telah turut dalam segala perjuangan menegakkan agama Allah dan turut menderita. Banyak orang yang terlanjur berbuat salah, tetapi kemudian mereka menyesal dan taubat. Mereka dapat lagi berbuat baik sehingga kesalahan yang terlanjur itu dapat ditimbuni oleh kebaikan yang -dibina di belakang. SIsa umur dapat dipergunakan buat memperbaiki diri. Agama Islam memberi kesempatan kepada sekalian insan tidak mengajarkan
rasa dendam kepada orang yang pernah bersalah.
Setiap orang harus berusaha memperbaiki jalan hidupnya. Kalau rasa dendam telah dipergunakan kepada orang yang bersalah, seakan-akan mereka tidak diberi kesempatan lagi akan berbuat baik, maka pendendam itu tidak dengan dIsadari adalah kesalahan yang lebih besar lagi. Orang berbuat kesalahan satu kali lalu taubat, tetapi orang yang mendendam senantiasa berdosa selama dia masih berdendam.
Apakah yang lebih baik bagi seorang yang beriman? Yang lebih baik ialah memberi maaf. Mengulurkan tangan kepada yang bersalah dan menghabiskan yang lama dari ingatan. Dan sikap yang seperti ini sangatlah besar kesannya bagi jiwa sendiri. Sebab itu Tuhan bersabda di ujung ayat 22 itu:
“Tidakkah engkau suka jika Tuhan memberi ampun kepada kamu? Bukankah Tuhan itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang?"
Perhatikanlah ayat ini baik-baik. Terdapatlah di dalamnya ilmu pendiriikan yang amat mendalam, baik untuk orang yang memimpin kaumnya dalam ukuran kecil atau ukuran besar. Apabila seorang pemimpin lekas merasa tersinggung karena kehormatan dirinya diganggu dan tidak pandai menahan hati niscaya pimpinan akan lepas dari tangannya. Rasa cintanya akan bertukar dengan rasa" berici, jiwanya tidak naik melainkan menurun. Pandangan hidupnya yang tadiriya berpangkal tolak dari iman, dengan tidak dIsadarinya bertukar menjadi titik tolak dari kesyaitanan. Pemimpin adalah “pamong" menanai mendukung. Membawa naik bukan menganjurkan turun.
Mendengar ayat yang amat mendalam ini, tersebut dalam riwayat bahwa Saiyidiria Abu Bakar sadar akan kesalahan dan keterburu-nafsunya hendak menghentikan perbantuan yang biasa diberikannya kepada orang-orang yang ditolongnya itu. Sumpahnya dicabut kembali dengan membayar kaffarah, dan bantuan-bantuan yang diberikannya diteruskannya, sehingga kaum kerabatnya yang ditolongnya itu terpelihara kembali jiwanya. Hukuman yang demikianlah yang menambah keinsafan mereka dan memperdalam rasa kesadaran. Dan
pintu buat beramal yang shalih masih terbuka bagi mereka. Dan bagi Abu Bakar sendiri, penderitaan batin karena anaknya tertuduh itu, yang telah di-
salah satu pembina dari peribadi besar Saiyidiria Abu Bakar as-Shiddiq. Khatifah pertama dari Rasulullah s.a.w. Ujian-ujian perasaan yang berat apabila dapat diatasi akan menjadi jaminan atas kenaikan mutu peribadi.
Kemudian itu di ayat 23 dijelaskan Tuhan lagi bahwasanya orang-orang yang tuduh-menuduh perempuan-perempuan yang terberiteng jiwanya oleh budiriya, jujur dan memandang dunia dengan kejujuran pula, dipatrikan oleh iman yang tulus kepada Allah. Orang-orang yang menuduh wanita demikian, akan mendapat kutuk dari Allah di dunia dan di akhirat, ditambah pula dengan siksa. Ayat ini adalah penjelasan berulang-ulang atas beratnya hukuman menuduh-nuduh itu.
Di ayat 24 dijelaskan lagi bahwasanya lidah yang menyebarkan fitnah, tangan yang menjembatani mencari khabar buruk, kaki yang melangkah menyebar berita bohong, semuanya akan menjadi saksi atas perbuatan yang buruk itu di hadapan Allah. Dan di hari akhirat itu kelak demikian kata ayat yang ke25. Tuhan akan membayar kontan segala perbuatan yang dilakukan itu, akan mendapat balasan yang benar. Pada waktu itulah kelak mereka akan mengetahui Allah sebagai Kebenaran dan Allah sebagai Kenyataan.
lah dari orang-orang yang kotor, dan orang-orang yang kotor adalah untuk perkara-perkara yang kotor. Sedang perkara yang baik adalah dari orang baik-baik, dan orang baik-baik menimbulkan perkara yang baik pula. Adapun