Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلَوۡلَا
dan kalau tidak
فَضۡلُ
karunia
ٱللَّهِ
Allah
عَلَيۡكُمۡ
atas kalian
وَرَحۡمَتُهُۥ
dan rahmat-Nya
وَأَنَّ
dan bahwasanya
ٱللَّهَ
Allah
رَءُوفٞ
Maha Penyantun
رَّحِيمٞ
Maha Penyayang
وَلَوۡلَا
dan kalau tidak
فَضۡلُ
karunia
ٱللَّهِ
Allah
عَلَيۡكُمۡ
atas kalian
وَرَحۡمَتُهُۥ
dan rahmat-Nya
وَأَنَّ
dan bahwasanya
ٱللَّهَ
Allah
رَءُوفٞ
Maha Penyantun
رَّحِيمٞ
Maha Penyayang
Terjemahan
Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu dan (bukan karena) Allah Maha Penyantun lagi Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).
Tafsir
(Dan sekiranya tidaklah karena karunia Allah kepada kalian) hai orang-orang yang menuduh (dan rahmat-Nya, dan Allah Maha Penyantun lagi Maha Penyayang) kepada kalian, niscaya Dia akan menyegerakan hukuman-Nya kepada kalian.
Tafsir Surat An-Nur: 20-21
Dan sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kalian semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kalian akan ditimpa azab yang besar). Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kalian bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Firman Allah ﷻ: Dan sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kalian semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang. (An-Nur: 20) Yakni tentulah akan terjadi hal yang lain. Tetapi Allah ﷻ Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya lagi Maha Penyayang kepada mereka, maka Dia menerima tobat orang yang mau bertobat kepada-Nya dari masalah berita bohong ini, dan menyucikan orang yang disucikan dari mereka melalui hukuman had yang ditegakkan terhadapnya.
Kemudian Allah ﷻ berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. (An-Nur: 21) Yaitu jalan-jalan setan, sepak terjangnya, serta apa yang dianjurkan olehnya. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. (An-Nur: 21) Di dalam ungkapan ayat ini terkandung makna yang membuat pendengarnya menjauhi hal yang dilarangnya dan bersikap waspada terhadap setan, suatu ungkapan yang sarat isi dan indah. Ali ibnu Abu Talhah mengatakan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: langkah-langkah setan. (An-Nur: 21) Bahwa makna yang dimaksud ialah amal perbuatan setan.
Ikrimah mengatakan artinya ialah bisikan setan. Menurut Qatadah, setiap perbuatan maksiat termasuk langkah-langkah setan. Sedangkan Abu Mijlaz mengatakan bahwa nazar dalam kedurhakaan termasuk langkah-langkah setan. Masruq mengatakan bahwa seorang lelaki bertanya kepada Ibnu Mas'ud, "Sesungguhnya aku telah mengharamkan diriku memakan makanan." Lalu lelaki itu menyebutkan jenis makanan yang diharamkan atas dirinya itu. Maka Ibnu Mas'ud berkata, "Itu termasuk perbuatan yang dibisikkan oleh setan.
Maka bayar kifaratlah untuk sumpahmu itu, lalu makanlah." Asy-Sya'bi mengatakan sehubungan dengan pengertian ayat ini, bahwa ada seorang lelaki bernazar akan menyembelih anak laki-lakinya. Maka Asy-Sya'bi berkata, "Itu termasuk bisikan setan," lalu Asy-Sya'bi memberinya fatwa agar menyembelih seekor kambing domba (sebagai kifaratnya). Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Hassan ibnu Abdullah Al-Masri, telah menceritakan kepada kami As-Sirri ibnu Yahya, dari Sulaiman At-Taimi, dari Abu Rafi' yang menceritakan bahwa ibunya pernah marah kepada istrinya, sesekali mengatakan wanita Yahudi, dan kesempatan lain mengatakannya wanita Nasrani; dan ibunya mengatakan, "Semua budak miliknya dimerdekakan jika kamu tidak menceraikan istrimu." Maka aku (Abu Rafi') datang kepada Abdullah ibnu Umar melaporkan hal tersebut, lalu Ibnu Umar menjawab, "Hal itu termasuk bisikan (godaan) setan." Hal yang sama telah dikatakan oleh Zainab binti Ummu Salamah, yang pada masanya ia adalah seorang wanita yang paling mendalam pengetahuan agamanya di Madinah.
Dan aku mendatangi Asim ibnu Umar, maka ia mengatakan hal yang sama. Kemudian Allah ﷻ berfirman: Seandainya tidaklah karena Karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kalian bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya. (An-Nur: 21) Seandainya Allah tidak memberikan petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya untuk bertobat, kembali kepada-Nya, dan membersihkan dirinya dari keburukan, kekotoran, dan semua akhlak yang rendah, yang masing-masing orang disesuaikan dengan keadaannya, tentulah tidak akan ada seorang pun yang bersih dan tidak (pula) beroleh kebaikan.
tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. (An-Nur: 21) dari kalangan makhluk-Nya dan menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya, lalu menjerumuskannya ke dalam kesesatan yang membinasakan dirinya. Firman Allah ﷻ: Dan Allah Maha Mendengar. (An-Nur: 21) semua ucapan hamba-hamba-Nya. lagi Maha Mengetahui. (An-Nur: 21) siapa di antara mereka yang berhak memperoleh petunjuk dan siapa yang berhak beroleh kesesatan."
Dan kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar akibat kedurhakaan kamu, tetapi bencana itu tidak segera Allah jatuhkan karena Dia memberi kamu kesempatan untuk bertobat. Sungguh, Allah Maha Penyantun dengan menangguhkan siksa-Nya, Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman, utamanya di akhirat. 21. Tuduhan kepada 'Aisyah, seperti yang telah dibantah pada ayat-ayat sebelumnya, adalah ulah setan. Karena itu, ayat ini melarang kaum mukmin mengikuti langkah-langkah setan. Wahai orang-orang yang beriman, bentengi dirimu dengan keimanan dan janganlah kamu memaksakan diri menentang fitrah kamu dengan mengikuti langkah-langkah setan yang membisikkan kejahatan, di antaranya menyebarkan berita bohong. Barang siapa mengikuti langkah-langkah setan dengan penuh kesadaran, bukan karena lalai atau tidak tahu, maka dia telah berbuat keji dan mungkar karena sesungguhnya setan menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji, yaitu ucapan dan perbuatan yang tidak sejalan dengan tuntunan agama dan akal sehat, seperti zina dan tuduhan berzina, dan perbuatan mungkar, yaitu perbuatan buruk yang dicela oleh adat istiadat dan bertentangan dengan nilai-nilai agama. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, di antaranya menunjukkan kepadamu jalan tobat, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih dari perbuatan keji dan mungkar itu selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki dari dosa-dosa itu. Dan Allah Maha Mendengar permohonan siapa pun, Maha Mengetahui isi hati dan ketulusannya.
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa larangan-Nya terhadap penyebaran pornografi dan perzinaan adalah karena kasih sayang-Nya terhadap umat manusia. Allah memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada mereka penyebar berita bohong, yang masih memberi kepada mereka hidup dengan segala kelengkapannya. Dan sekiranya Dia tidak Maha Penyantun dan Maha Penyayang, tentulah mereka itu sudah hancur binasa. Tetapi Dia senantiasa berbuat kepada hamba-Nya mana yang mendatangkan maslahat kepada mereka, sekalipun mereka itu telah melakukan pelanggaran-pelanggaran dan dosa serta maksiat kepada-Nya. Berkat larangan itulah dunia masih selamat sampai sekarang, karena sebagian besar manusia terutama kaum Muslimin mematuhinya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ancaman Terhadap Penyebar Berita Dusta
Di dalam ayat 19 sudah diriyatakan bahwa menyebut-nyebut khabar bohong dan dusta dalam kalangan orang-orang yang beriman bukanlah pekertinya orang yang beriman sejati. Seorang Mu'min tidaklah mempunyai masa terluang buat menyebarkan khabar berita keji. Sedangkan jika benar berita itu lagi, diauruh menutupnya, apalagi jika hanya semacam propokasi belaka untuk menambah kekacauan. Tukang siarkan berita bohong akan disiksa Tuhan di dunia dan di akhirat. Di dunia ialah hilangnya nilai perkhabaran, sehingga karena sekali lancung keujian, orang yang berakal budi tidak percaya lagi kepada berita yang datang di belakang, walaupun benar. Masyarakat yang demikian menjadi tersiksa sebab percaya-mempercayai tidak ada lagi. Masyarakat yang adil dan makmur ialah masyarakat yang percaya-mempercayai. Jika hanya khabar berita bohong yang tersiar dalam masyarakat, maka keamanan jiwa raga dan perasaan tak ada lagi. Betapa pun besanya kekayaan benda, tidaklah lagi memberikan keamanan. Apabila orang luar masuk ke dalam masyarakat yang demikian, jiwanya rasa tertekan, dan apabila dia keluar kembali dadanya terasa lapang. Lantas Tuhan Allah menerangkan pula ancaman azhab siksa di akhirat, dalam neraka jahannam bagi orang-orang yang berbuat demikian. Neraka jahannam adalah tempat bagi orang yang tidak menegakkan maksud-maksud yang mulia dalam kehidupan dunia ini. Di akhir ayat Tuhan menyatakan hak mutlakNya yang tertinggi, pengetahuan sejati hanya ada di tanganNya, dan manusia tidak tahu apa-apa.
Kemudian di ayat 20 Tuhan menyatakan lagi, bahwa kurnia dan rahmat Allah jualah lain tidak, yang dapat melepaskan manusia ini dari kesulitan