Ayat
Terjemahan Per Kata
وَيُبَيِّنُ
dan menjelaskan
ٱللَّهُ
Allah
لَكُمُ
bagi kalian
ٱلۡأٓيَٰتِۚ
ayat-ayat
وَٱللَّهُ
dan Allah
عَلِيمٌ
Maha Mengetahui
حَكِيمٌ
Maha Bijaksana
وَيُبَيِّنُ
dan menjelaskan
ٱللَّهُ
Allah
لَكُمُ
bagi kalian
ٱلۡأٓيَٰتِۚ
ayat-ayat
وَٱللَّهُ
dan Allah
عَلِيمٌ
Maha Mengetahui
حَكِيمٌ
Maha Bijaksana
Terjemahan
Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya) kepadamu. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.
Tafsir
(Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian) mengenai perintah dan larangan. (Dan Allah Maha Mengetahui) tentang apa yang Dia perintahkan dan apa yang Dia larang (lagi Maha Bijaksana) dalam hal ini.
Tafsir Surat An-Nur: 16-18
Dan mengapa kalian tidak berkata di waktu mendengar berita bohong itu, "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Mahasuci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar. Allah memperingatkan kalian agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kalian orang-orang yang beriman, dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. Hal ini merupakan pelajaran lainnya sesudah pelajaran yang pertama, yang intinya menganjurkan agar berbaik prasangka.
Dengan kata lain, apabila disebutkan suatu hal yang tidak pantas menyangkut diri orang-orang baik, maka tindakan yang paling baik ialah janganlah mempunyai prasangka terhadap mereka kecuali prasangka yang baik. Janganlah pula mempunyai perasaan lain dalam dirinya; dan bila dalam dirinya terpaut sesuatu dari kecurigaan tersebut, maka janganlah ia membicarakannya, melainkan hanya simpanlah di dalam hati saja.
Karena sesungguhnya Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Sesungguhnya Allah ﷻ memaaf umatku terhadap apa yang dibisikkan oleh hatinya, selagi ia tidak membicarakannya atau mengerjakannya. Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini di dalam kitab Sahihain. Firman Allah ﷻ: Dan mengapa kalian tidak berkata di waktu mendengar berita bohong itu, "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. (An-Nur: 16) Yakni tidaklah pantas bagi kita mempercakapkan hal ini, tidak pantas pula menceritakannya kepada orang lain. Mahasuci Engkau Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar. (An-Nur: 16) Yaitu Mahasuci Allah, bila dikatakan hal ini terhadap istri Rasul-Nya yang paling dicintainya. Kemudian Allah ﷻ berfirman: Allah memperingatkan kalian agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya. (An-Nur: 17) Artinya, Allah melarang kalian seraya mengancam agar kalian jangan melakukan hal yang semisal di masa mendatang.
Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:' jika kalian orang-orang yang beriman. (An-Nur: 17) Yakni jika kalian benar-benar orang-orang yang beriman kepada Allah dan syariat-Nya serta memuliakan Rasul-Nya. Adapun mengenai orang yang dicap sebagai orang kafir, maka ada ketentuan hukum lain terhadapnya. Firman Allah ﷻ: dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian. (An-Nur: 18) Yaitu Dia menjelaskan kepada kalian hukum-hukum syariat dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalam takdir.
Dan
Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (An-Nur: 18) Artinya, Maha Mengetahui segala sesuatu yang bermaslahat bagi hamba-hamba-Nya, lagi Mahabijaksana dalam menetapkan syariat dan takdirNya."
Allah mengarahkan ayat ini kepada pihak-pihak yang merasa senang dengan tersebarnya isu negatif tersebut. Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji, yaitu berita bohong itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, maka mereka akan mendapat azab yang pedih di dunia dengan hukuman yang tepat, dan demikian pula akan mendapat siksa yang pedih di akhirat apabila mereka tidak bertobat. Dan Allah mengetahui segala sesuatu, termasuk niat buruk para penyebar kebohongan itu, sedang kamu tidak mengetahui secara pasti motif mereka. -.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menjelaskan di dalam kitab-Nya secara terperinci mengenai syariat-Nya, akhlak dan adab yang baik, perbuatan dan kelakuan yang diridai-Nya. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Tidak ada sesuatu yang tersembunyi bagi-Nya bagaimana pun kecilnya, Allah membalas dengan baik amal orang yang berbuat baik, dan membalas dengan siksa orang-orang yang berbuat jahat, Allah Mahabijaksana mengatur kepentingan hamba-hamba-Nya membebankan di atas pundak mereka hal-hal yang mendatangkan kebahagiaan kepada mereka di dunia dan di akhirat.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
“Hendaklah berbaik sangka terhadap sesama Islam."
Ayat 13
“Mengapa dalam hal ini mereka tidak mengemukakan empat orang saksi? Kalau mereka tidak mengemukakan saksi-saksi itu maka di sisi Allah adalah mereka pembohong belaka." (ayat 13).
Di sini nampaklah bahwa tidak boleh murah-murah menjatuhkan tuduhan. Tuduhan yang tidak beralasan hanyalah membawa kekacauan dan fitnah. Mu'min sejati tidaklah sudi menjadi tukang fitnah.
Di sisi Allah adalah mereka pembohong belaka. Tetapi di sisi'si munafik, bohong itulah yang mereka benarkan dan yang benar, itulah yang mereka bohongkan. Sekarang engkau hendak menuruti pendirian Allah atau menuruti pendirian orang-orang munafik?
Ayat 14
“Dan kalau tidaklah anugerah Tuhan dan rahmatNya kepada kamu di dunia dan di akhirat niscaya azhab siksa besarlah yang akan ditimpakan Tuhan kepadamu karena penyebaran berita bohong itu." (ayat 14).
Dapatlah dirasakan sendiri di dalam zaman moden ini apa intIsari ayat ini. Dalam satu masyarakat yang teratur, keamanan dan ketenteraman umum wajib dijaga. Dan di samping itu kehormatan Kepala Negara wajib pula dipelihara dan dibela. Adalah suatu dosa besar, suatu perbuatan yang amat merusak apabila maruah Rasulullah, Nabi dan Rasul, Pahlawan dan Pemimpin, pemberituk Agama dan masyarakat Agama, diganggu ketenteramannya dengan membuat tiiduhan demikian rendah terhadap kepada isterinya. Adalah suatu perbuatan yang sangat rendah dan mengacau ketenteraman umum jika kehormatan diri seorang pejuang besar, Abu Bakar, dijadikan permainan mulut dengan mem-perkatakan buruk bagi anak perempuannya yang'dengan penuh rasa cinta dan hormat telah diserahkannya menjadi isteri Rasulullah. Adalah suatu dosa besar menuduh buruk kepada perempuan suci, dan lebih besar lagi dosa itu jika dihartapkan kepada isteri Nabi dan anak pejuang besar Islam. Tetapi kurnia Tuhan masih ada, rahmatNya masih meliputi alam, sebab itu baru pengalaman
pertama. Dan dengan Wahyu-wahyu yang demikian keras, dapatlah menjadi pengajaran buat seterusnya.
Bagi kita di zaman moden hal ini pun menjadi perbandingan pula. Kita menegakkan demokrasi, kebebasan menyatakan perasaan dan fikiran. Tetapi demokrasi yang menjama'n keselamatan dunia adalah demokrasi yang timbul dari budi luhur. Hasad, dengki, berici dan dendam yang ada dalam batin yang kotor, bIsa juga memakai alasan “demokrasi" untuk melepaskan hawanafsu bericinya menyinggung kehormatan seseorang. Maka penguasa pun berhak membungkem demokrasi yang diartikan dengan salah itu.
Ayat 15
“Seketika kamu sambut berita itu dengan lidahmu, dan kamu katakan dengan mulutmu, perkara pang seberiampa tidak kamu ketahui duduknpa. dan kamu sangka bahwa itu perkara kecil, padahal di sisi Allah dia perkara besar. “ * (ayat 15).
Ayat ini mengandung bahan yang amat kaya untuk mengetahui apa yang dinamai “Ilmu Jiwa Masyarakat" atau “Mass Psychologies Tukang propokasi menyebarkan khabar-khabar bohong, di zaman perang dahulu dinamai “Radio Dengkul". Tidak tentu dari mana pangkalnya dan apa ujungnya. DIsambut dengan lidah saja, sambut-menyambut, lidah ke lidah, dan diberi nafas buat “menceknya" kata orang sekarang. Kadang-kadang timbullah kebingungan dan panik. Orang-orang yang hendak dirugikan dengan menyebarkan berita itu kadang-kadang tidak diberi kesempatan berfikir, sehingga dia sendiri pun kadang-kadang jadi ragu akan kebenaran pendiriannya. Orang-orang yang lemah jiwa, yang hidupnya tidak mempunyai pegangan mudah terjebak kepada propokasi yang demikian. Tetapi orang-orang yang masih sadar, karena teguh persandarannya kepada Tuhan, hanya seberitar dapat dibingungkan oleh berita itu. Di sini nampaklah kebesaran peribadi Aiayah. Dia yakin bahwa dia tidak salah. Demi seketika ayat turun membersihkannya dari tuduhan yang niata itu, ibunya menyuruhnya berdiri untuk mengucapkan terimakasih kepada Nabi, namun dia tidak berkocak. Dia berkata dengan tegas: “Tidak, anakanda tidak hendak berdiri mengucapkan terimakasih kepada Rasulullah, tetapi anakanda hendak menyampaikan puji-puja langsung kepada Allah, sebab Allahlah yang membersihkan anakanda dari tuduhan."
Memanglah dia berhak mendapat julukan “Ummul Mu'minin's ibu dari sekalian orang yang percaya.
Adapun si lemah yang tidak berpendirian, bIsalah diombang-ambingkan oleh berita itu. menjadi keinginan yang amat buruk, bila bertemu satu sama lain, mempercakapkan keburukan orang lain. Karena tabiat (instink) ingin tahu pada manusia, ingin pula mengemukakan berita ganjil, sehingga menjadi “rahasia umum". DIsangka perkara mudah, padahal perkara besar.
Ayat 16
Sesudah itu maka di ayat berikut (ayat 16) sekait lagi Tuhan memberikan pedoman hidup bagi orang beriman.
Ayat 16
*Mengapa ketika kamu menerima berita itu tidak kamu katakan saja: “Tiada sepatutnpa bagi kami akan turut memperkatakan hal itu. Amat Suci Engkau Tuhan, ini adalah suatu kebohongan besar “ (ayat 16).
lidak sepatutnya bagi kami, artinya bagi orang yang beriman terbawa rendang ke dalam kancah kerendahan budi. Hidup Muslimin mempunyai pegangan teguh, mempunyai apa yang di zaman moden disebut “kode" dan “etik".
• Orang yang beriman, lidahnya berbicara dengan penuh tanggungjawab. Dia mempunyai kepercayaan bahwa pendengaran, penglihatan dan hati sanubari, semuanya akan bertanggungjawab di hadapan Tuhan. Semua perbuatan dan perkataannya tercatat oleh kedua Malaikat, Raqib dan ‘Atid.
Memang berat menegakkan budi dalam dunia ini dan berat behari menjadi orang Islam. Pagar budi, membatasi kita jangan berlaku curang dalam hidup. Jika si munafik, tidak ada yang mengontrolnya buat membikin hasutan dan fitnahan, namun kita dijaga dan dipelihara oleh ayat-ayat Tuhan agar jangan berbuat begitu.
Abraham Lincoln,-meninggalkan pesan kata hikmat yang dalam: “Suatu kedustaan bIsa laku dalam satu masa untuk satu golongan. Tetapi satu kebohongan tidak bIsa laku untuk segala masa dan untuk segala golongan."
Kemudian itu Tuhan bersabda:
Ayat 17
“Tuhan memberi pengajaran bagi kamu, supaya jangan mengulangi lagi perbuatan seperti itu buat selama selamanya. Kaldu betul kamu mengakui beriman." (ayat 17).
Cukuplah hal yang sekali ini buat menjadi pengalaman bagi kamu. Janganlah terulang lagi yang kedua kali dan yang seterusnya. Karena perbuatan begini tidak mungkin timbul dari orang yang beriman, kalau tidak karena bodoh dan tololnya. Orang yang beriman tidaklah akan telap oleh propokasi. Penyiar khabar niata tidak mungkin orang yang beriman. Penyiar khabar dusta sudah pasti orang yang munafik atau busuk hati, karena maksud yang tertentu, dan yang sanggup menerimanya hanyalah orang yang goyang imannya. Kamu senantiasa wajib waspada, karena kesatuan imanmu tidak mungkin dirusakkan dari luar, tetapi hendak diruntuhkan dari dalam. Kaum munafikin tidak senang hati melihat gemilang jaya Nabi Muhammad dengan perjuangannya. Segala persekongkolan hendak menentang Nabi telah mereka coba. Semuanya gagal. Jalan satu-satunya buat melepaskan sakit hati ialah mengganggu perasaannya, menuduh isterinya berbuat serong. Sekarang ayat-ayat ini adalah Kurnia ilahi dan RahmatNya, cara kasanya ialah bahwa “Tuhan turun tangan" membersihkan nama Aiayah.'
Lalu Tuhan bersabda selanjutnya:
Ayat 18
“Dan telah dijelaskan oleh Tuhan ayat-ayatNya kepada kamu! Dan Tuhan Allah adalah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana." (ayat 18).
Tersimpullah sudah apa yang telah dIsabdakan Tuhan di permulaan Wahyu, bahwa hal ini meskipun ditimbulkan “musuh dalam selimut" dengan maksud buruk, akibatnya adalah baik. Nama Aiayah bersih, suci gemilang, yang bahkan Aiayah sendiri pun tadiriya tidak menyangka akan mendapat ke-
normatan dari Tuhan sebesar itu, sampai dia berkata yang artinya: “Belumlah tarafnya hamba mendapat kehormatan setinggi itu."
Dan seterusnya pun Aiayah menjadi peribadi yang besar, sehingga di atas haribaannyalah beberapa tahun di belakang itu. Rasulullah s.a.w. menghembuskan nafasnya yang penghabIsan, meninggalkan dunia yang fana ini. Di dalam bilik kediamannyalah Nabi dan kedua sahabat pembelanya, Abu Bakar dan Umar dikuburkan. Dan sebelum Umar dikuburkan di bilik itu Aiayah yang masih tetap pberdiam di dekat kubur suami dan ayahnya kerapkali dengan kutang sehelai saja di dalamnya, karena tidak ada orang lain. Tetapi setelah Umar bin Khalhab luka ditikam orang, dan merasa dirinya akan mati, mengirim puteranya Abdullah bin Umar, kepada Aiayah memohon diizinkan berkubur di dekat kedua sahabatnya, di unjuran saja pun jadi. Sampai beliau berpesan kepada Abdullah bin Umar: “Jika Aiayah izinkan, senanglah hatiku berkubur di sana, di dekat kedua orang kekasihku. Tetapi jika dia tidak berkenan, hantarkan aku ke Padang Baqi'."
Aiayah memberi izin.
Dan setelah Umar berkubur di sana, sampai Aiayah meninggal pula 65 tahun kemudian, diriiridirignya baik-baik di antara pusara itu dengan bangku tidunya, dan jika dia masuk ke pusara itu, dipakainya pakaian yang lengkap, ditutupnya rambutnya rapat-rapat.