Ayat

Terjemahan Per Kata
وَعَلَيۡهَا
dan diatasnya
وَعَلَى
dan di atas
ٱلۡفُلۡكِ
perahu
تُحۡمَلُونَ
kamu dibawa/diangkut
وَعَلَيۡهَا
dan diatasnya
وَعَلَى
dan di atas
ٱلۡفُلۡكِ
perahu
تُحۡمَلُونَ
kamu dibawa/diangkut
Terjemahan

Di atasnya (hewan-hewan ternak) dan di atas kapal-kapal kamu diangkut.
Tafsir

(Dan di atas punggung-punggung ternak itu) khususnya unta (dan juga di atas bahtera) yaitu perahu-perahu dan kapal-kapal (kalian diangkut).
Tafsir Surat Al-Mu'minun: 18-22
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran: lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. Lalu dengan air itu Kami tumbuhkan untuk kalian kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kalian makan, dan pohon kayu yang keluar dari Tursina (pohon Zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pelezat makanan bagi orang-orang yang makan.
Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kalian, Kami memberi minum kalian dari air susu yang ada dalam perutnya; dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kalian, dan sebagian darinya kalian makan, dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu kalian diangkut. Allah ﷻ menyebutkan tentang nikmat-nikmat-Nya yang telah Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya. Nikmat-nikmat tersebut tiada terbilang dan tidak terhitung, antara lain ialah menurunkan hujan dari langit dengan takaran tertentu sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu banyak yang akibatnya dapat merusak tanah dan bangunan, dan tidak terlalu sedikit yang akibatnya tidak mencukupi buat tanam-tanaman dan pohon-pohon yang berbuah, melainkan menurut suatu ukuran sesuai dengan kebutuhannya, baik untuk pengairan, untuk minum maupun untuk manfaat lainnya.
Tanah-tanah yang memerlukan air itu banyak karena banyak tanamannya, tetapi tanah-tanah tersebut tidak dapat menampung air hujan karena terdiri atas padang pasir. Maka air didatangkan kepadanya dari negeri lain, seperti yang terjadi di negeri Mesir. Menurut kisahnya, tanah mesir dahulunya adalah tanah yang tandus. Allah mengalirkan kepadanya Sungai Nil yang membawa lumpur merah yang hanyut bersama alirannya dari negeri Habsyah di musim penghujannya.
Maka air datang dengan membawa tanah merah dan menyirami negeri Mesir, sedangkan tanah merah itu menetap di negeri Mesir pada kedua.tepinya, sehingga tanah mesir menjadi subur dan dapat ditanami oleh penduduknya, karena sesungguhnya sebagian besar tanah Mesir terdiri atas pasir. Mahasuci Allah Yang Mahalembut, Mahawaspada, Maha Penyayang lagi Maha Pemaaf. Firman Allah ﷻ: lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi. (Al Muminun: 18) Artinya, Kami jadikan air itu bila telah diturunkan dari awan menetap di bumi dan Kami jadikan bumi dapat menerimanya dan menyerapnya sehingga semua bebijian dan bibit-bibit yang ada padanya dapat beroleh makanan dari air itu.
Firman Allah ﷻ: dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (Al Muminun: 18) Yakni seandainya Kami menghendaki bahwa langit tidak menurunkan hujan, tentulah Kami dapat melakukannya. Seandainya Kami bermaksud menimpakan musibah, tentulah Kami dapat melakukannya, yaitu dengan memalingkan air hujan dari kalian dan mengarahkannya ke tempat-tempat yang tandus, hutan belantara, dan tempat-tempat lainnya yang tak berpenghuni. Dan seandainya Kami menghendaki, tentulah Kami dapat mengubah rasanya menjadi asin sehingga tidak dapat diminum dan tidak dapat dijadikan pengairan, dan Kami dapat melakukannya.
Seandainya Kami menghendaki tidak sekali-kali air hujan di turunkan ke bumi melainkan menggenang di permukaannya, tentulah Kami dapat melakukannya. Dan seandainya Kami menghendakinya tidak sekali-kali turun ke bumi melainkan masuk ke dalam perut bumi sampai jarak yang tidak terjangkau oleh kalian sehingga kalian tidak dapat memanfaatkannya, tentulah Kami dapat melakukannya. Tetapi berkat kelembutan dan rahmat Allah, Dia menurunkan air hujan dari langit berupa air yang tawar, menyegarkan, dan mudah diminum.
Lalu Dia menempatkannya di bumi dan mengalirkannya menjadi sumber-sumber air yang pada akhirnya terbentuklah mata air-mata air dan sungai-sungai yang mengalir, sehingga dapat dijadikan sebagai pengairan tanam-tanaman dan pohon-pohonan yang berbuah. Dari air itu kalian minum, demikian pula hewan ternak serta hewan peliharaan kalian; kalian mandi, bersuci, dan membersihkan diri dengan air tersebut. Akhirnya segala puji bagi Allah atas semua karunia-Nya.
Firman Allah ﷻ: Lalu dengan air itu Kami tumbuhkan untuk kalian kebun-kebun kurma dan anggur. (Al Muminun: 19) Maksudnya, Kami keluarkan bagi kalian melalui air hujan yang Kami turunkan dari langit ke kebun-kebun dan taman-taman. yang berpemandangan indah. (An-Naml: 60) Yaitu sangat indah dipandang mata. Firman Allah ﷻ: kurma dan anggur. (Al Muminun: 19) Yakni di dalam kebun-kebun itu terdapat pohon kurma dan pohon anggur. Hal ini berdasarkan kondisi geografi yang adadi negeri Hijaz, dan tidak ada bedanya pula dengan yang terjadi di kawasan lainnya; semua buah-buahan yang ada pada mereka termasuk sebagian dan nikmat Allah yang membuat mereka tidak mampu mensyukurinya dengan syukur yang sebenar-benarnya.
Firman Allah ﷻ: di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh buah-buahan yang banyak. (Al Muminun: 19) Yaitu dari semua buah-buahannya. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dia menumbuhkan bagi kalian dengan air hujan itu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. (An-Nahl: 11) Adapun firman Allah ﷻ: dan sebagian buah-buahan itu kalian makan. (Al Muminun: 19) Seakan-akan kalimat ini di-ataf-kan kepada sesuatu yang diperkirakan keberadaannya.
Bentuk lengkapnya seakan-akan dikatakan, Kalian dapat memandang keindahan dan kemasakannya dan sebagiannya kalian makan." Firman Allah ﷻ: dan pohon kayu yang keluar dari Tursina (pohon zaitun). (Al Muminun: 20) Yang dimaksud adalah pohon zaitun, sedangkan tur artinya bukit. Sebagian ulama mengatakan, sesungguhnya bukit dinamakan tur bila padanya terdapat pohon-pohonan; tetapi jika tidak ada pohon-pohonan, maka disebut bukit atau gunung, bukan tur. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
Tursina alias Tur Sinin adalah nama bukit yang padanya Musa diajak bicara langsung oleh Allah ﷻ begitu pula semua bukit yang ada di sekitarnya yang padanya terdapat pohon zaitun. Firman Allah ﷻ: yang menghasilkan minyak. (Al Muminun: 20) Sebagian ulama mengatakan bahwa huruf ba yang ada dalan lafaz ayat ini adalah zaidah, bentuk aslinya ialah tanbutudduhna (tanpa memakai ba). Seperti halnya yang terdapat di dalam ucapan orang-orang Arab, "Alqa Fulanun Biyadihi," artinya si Fulan memukulkan tangannya, yakni yadahu (tanpa memakai ba). Sedangkan menurut pendapat ulama yang mengatakan bahwa ia mengandung fi'il yang tidak disebutkan, maka bentuk lengkapnya ialah yang menghasilkan minyak atau yang dapat menghasilkan minyak.
Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: dan pelezat makanan bagi orang-orang yang makan. (Al Muminun: 20) Yakni dapat dijadikan lauk pauk, menurut Qatadah. Dengan kata lain, buah zaitun itu mengandung manfaat; darinya dapat dihasilkan minyak dan juga dapat dijadikan pelezat makanan. Seperti yang dikatakan oleh Imam Ahmad, bahwa: -: telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Isa, dari Ata Asy-Syami dari Abu Usaid yang nama aslinya Malik ibnu Rabi'ah As-Sa'idi Al-Ansari r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Makanlah minyak zaitun dan jadikanlah sebagai minyak, karena sesungguhnya buah zaitun itu berasal dari pohon yang diberkati.
Abdur Rahman ibnu Humaid mengatakan di dalam kitab musnad dan kitab tafsirnya: ". telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya, dari Umar, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Jadikanlah zaitun sebagai lauk pauk dan berminyaklah dengannya, karena sesungguhnya buah zaitun itu berasal dari pohon yang diberkati. Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah telah meriwayatkannya melalui berbagai jalur dari Abdur Razzaq. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini tidak dikenal melainkan hanya melaluinya, sedangkan dia (Mudtarib) dalam periwayatannya adakalanya menyebut Umar dalam sanadnya, adakalanya tidak menyebutkannya.
Abul Qasim At-Tabrani mengatakan telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad ibnu Hambal, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, telah menceritakan kepadaku As-Sa'b ibnu Hakim ibnu Syarik ibnu Namilah, dari ayahnya, dari kakeknya yang menceritakan bahwa ia bertamu kepada Umar ibnul Khattab r.a. di malam 'Asyura. Maka Umar menjamunya dengan masakan kepala unta yang sudah dingin dan juga minyak zaitun. Lalu Umar berkata, "Inilah minyak yang diberkati yang telah disebutkan di dalam firman Allah kepada Nabi-Nya." Firman Allah.ﷻ: Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kalian, Kami memberi minum kalian dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kalian, dan sebagian dari kalian makan, dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu kalian diangkut. (Al Muminun: 21-22) Allah ﷻ menyebutkan berbagai manfaat yang Dia jadikan pada binatang ternak buat manusia, bahwa mereka dapat minum dari air susunya yang dikeluarkan di antara tahi dan darah, mereka dapat makan dari dagingnya, dapat memakai pakaian dari bulunya, serta menaiki punggungnya dan membawa muatannya ke atas punggungnya menuju negeri yang jauh dari tempat tinggal mereka.
Hal ini disebutkan pula dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan ia memikul beban-beban kalian ke suatu negeri yang kalian tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhan kalian benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, (An-Nahl: 7) Dan firman Allah ﷻ yang mengatakan: Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya? Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka, maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan. Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur. (Yasin: 71-73)"
21-22. Dan di samping air serta kebun-kebun yang tumbuh dengannya, sesungguhnya pada hewan-hewan ternak terdapat suatu pelajaran bagimu. Kami juga memberi minum kamu dari air susu yang penuh nutrisi yang ada dalam perutnya, dan padanya, yakni pada binatang-binatang ternak itu, juga terdapat banyak manfaat untukmu, seperti daging, kulit, bulu, dan tenaganya. Semua itu dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Dan sebagian darinya kamu makan sebagai makanan yang lezat dan bergizi. Dan di atasnya, yakni hewan-hewan ternak itu, dan juga di atas kapal-kapal kamu diangkut atas izin Allah menuju tempat-tempat yang dituju. 23. Penyebutan kapal pada akhir ayat sebelumnya disambungkan de-ngan uraian tentang kisah Nabi Nuh. Dan sungguh ada pelajaran pen-ting yang dapat kamu petik dari kisah para nabi. Kami telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, 'Wahai kaumku! Sembahlah Allah, karena tidak ada tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Maka, mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya, yakni menghindarkan diri dari siksa-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya yang kusampaikan kepadamu''.
Di atas punggung binatang ternak itu, terutama unta, dapat dijadikan sarana untuk mengangkut manusia atau barang ke tempat yang sangat jauh melalui padang pasir yang sulit untuk dilalui oleh kendaraan lain, di samping dapat mempergunakan kapal-kapal sebagai kendaraan di laut.
Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui. (an-Nahl/16: 8).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 22
“Dan di atas binatang-binatang itu, dan di atas bahtera, kamu semuanya dapat diangkut." (ayat 22). Senafas dengan menyebut binatang temak yang bIsa mengangkut manusia dari satu tempat ke tempat lain disebutkan pula bahwa kapal, perahu, biduk, pencalang, sekunar, juga rakit dan sampan-sampan dapat dipergunakan pengangkut manusia, sebagai binatang-binatang temak tadi pula.
Mengapa dari kebun, ke binatang temak terus kepada kapal belayar di lautan? Apakah ini tidak mengacaukan?
Tidak! Sebab yang mulai dibicarakan ialah air yang turun dari langit, soal air ialah soal hidup. Di dalam ayat yang lain Tuhan menegaskan hubungan air dengan seluruh hidup.
‘Dan Kami jadikan dari air segala yang hidup." (al-Anbiya': 30)
Lihatlah! Betapa “mesin Tuhan" berjalan dan berputar terus sebagai air guna mengairi bumi ini. Itulah yang disebut dalam ayat 17 tadi. Bi Qadarin. Dengan jangka tertentu.
Air ialah bagian daripada bumi sendiri. Bumi terbagi atas seperempat daratan dan tiga perempat diliputi air. Matahari menyebarkan ppnas pada lautan, dan kepanasan laut menimbulkan uap air, lalu naik ke udara. Kadang-kadang dengan secara lebih keras angin berputar ke atas lautan, lalu dicucut-nya air laut itu naik ke atas. Kelihatan laksana belalai gajah dan kedengaran itu naik dengan dahsyatnya. Kemudian ia berkumpul menjadi mega yang tebat dan jatuh di tempat lain.
Mega berkumpul ke tempat yang ketinggian. Udara dingin yang ada di puncak bukit dan gunung, memudahkan mega itu berkumpul ke sana. Setelah cukup beratnya, dia pun turun menjadi hujan. Hujan itu mengalir sejak dari bukit dan gunung yang tinggi, menjadi sungai-sungai dan batang air. Air mempunyai berat sendiri, berat air memenuhi tempat yang cekung,-mengisi mana yang luhak, dia mengalir terus. Bila ada tanam-tanaman dan kayu-kayuan, maka kayu-kayuan itu pun dapat menahan air yang akan mengalir terus itu, sehingga dia berdiam, mengendap atau bertahan dalam bumi, menjadi cadangan untuk persediaan hidup.
Dalam ayat 18 itu Tuhan menjulurkan rahasia ilmuNya kepada hambanya, supaya mereka selidiki baik-baik. Tuhan mengatakan bahwa air itu turun dengan jangka tertentu, bIsa mengendap ke bawah dan bIsa pula mengalir terus tidak meninggalkan faedah. Manusia boleh mempelajari kadar kekuatan
air itu (waterkracht). Manusia bIsa mencari ilmu daripadanya, manusia boleh mengetahui bahwasanya kalau hutan-hutan dimusnahkan dan pohon-pohon ditebang, tidak akan ada lagi yang menahan air itu, maka akan terjadilah erosi.
Di dalam al-Qur'an sendiri diterangkan rusak binasanya “Sad Ma'arib". Yaitu benciungan yang diriirikan oleh bangsa Arab purbakala di negeri Saba'. Negeri menjadi subur, rakyat makmur karena persediaan cukup dari musim ke musim hujan, karena adanya benciungan itu. Kitab-kitab tafsir menerangkan bahwa karena kemakmuran negeri itu, perhubungan lalu-lintas Arab Selatan (Yaman) dan Utara (Syam) tidak putus-putusnya karena ramainya pemiagaan.
“Kita akan berhenti di suatu tempat perhentian yang ramai sebelum hari malam," kata kitab-kitab tafsir. Padahal sekarang yang kita dapati hanya padang pasir yang tandus dan kering belaka. Di antaranya ialah “Ar Rubul Khati" yang terkenal itu.
Apakah sebabnya? Sebabnya ialah setelah benciungan air Sad Ma'arib yang diriirikan nenek-moyang dengan segala tenaga, yang telah memberikan jaminan hidup kepada anak-cucu, sampai kepada turunan yang kemudian, hanya pandai menerima saja, tetapi tidak tahu memeliharanya, sehingga ber-ansur bubus (bobol) atau tiria (bocor).
Akhinya ketika suatu kali datang harijir besar, benciungan itu hancur sama-sekali dan penduduknya terpaksa pindah dari tempat yang semula subur itu, berserak-serak dibawa untung masing-masing. Sehingga menjadi pepatah Arab: “Cerai-berai porak-poranda laksana nasib orang Saba'."
Dari ayat ini terbayanglah betapa pentingnya mengetahui kadar tenaga air (waterkracht), karena dengan pengetahuan tenaga itu dapatlah pula diketahui bagaimana cara menyalurkannya dan membagi-bagikannya, bahkari akhinya dapat mendirikan pusat tenaga liatrik.
Betul di dalam ayat 17 Tuhan mengatakan bahwa Tuhan tidaklah melengahkan hambanya yang kecil, di samping Tuhan mengatur langit yang ketujuh jalannya, tetapi makhluk sendiri pun harus tahu diri. Terutama manusia, sebagai Khatifatullah ftI Ardhi (Khatifah Tuhan di atas bumi). Kalau sekiranya terjadi tanah longsor atau erosi, janganlah dikatakan bahwa Tuhan menyia-nyiakan hambanya, tetapi hamba tadi yang tidak mau mempergunakan akalnya buat mengelakkan longsor atau erosi itu. Kesulitan dalam alam dapat diatasi asal manusia mempergunakan akalnya.
Demikian pula hasil tanaman, peraturan kebun, menyelidik bibit, sehingga makanan, baik dari buah-buahan ataupun dari binatang, ataupun perbaikan kapal, sejak dari kapal layar, sampai kepada kapal api, sampai kepada kapal motor sekarang ini, dan seberitar lagi mungkin kapal yang dijalankan dengan tenaga atom, selalu diperbaiki mutunya, sehingga kehidupan kita di dalam dunia bertambah maju, dengan sendirinya adalah anjuran Tuhan sendiri, sebab Tuhan selalu bersabda:
“Apakah kamu telah mempergunakan akalmu?"
Dengan demikian bukanlah berarti bahwa kita hendak merampas kekuasaan dari Tuhan, lalu hendak menundukkan alam, melainkan memakai dengan sebaik-baiknya akal yang dianugerahkan Tuhan kepada diri kita, sebab Tuhanlah yang memerintahkannya. Di sini terdapat hubungan erat .antara alam cipta-an Tuhan dengan tenaga akal manusia. Air mengalir, manusia membuat sawah.. Lautan terberitang, manusia membuat kapal. Air mengalir dan laut terberitang adalah natuur. Sawah dan kapal adalah cultuur, itulah kebudayaan.