Ayat
Terjemahan Per Kata
وَأَنزَلۡنَا
dan Kami turunkan
مِنَ
dari
ٱلسَّمَآءِ
langit
مَآءَۢ
air
بِقَدَرٖ
dengan kadar/menurut ukuran
فَأَسۡكَنَّـٰهُ
lalu Kami tempatkan/simpan
فِي
di
ٱلۡأَرۡضِۖ
bumi
وَإِنَّا
dan sesungguhnya Kami
عَلَىٰ
atas
ذَهَابِ
menghilangkannya
بِهِۦ
dengannya
لَقَٰدِرُونَ
sungguh berkuasa
وَأَنزَلۡنَا
dan Kami turunkan
مِنَ
dari
ٱلسَّمَآءِ
langit
مَآءَۢ
air
بِقَدَرٖ
dengan kadar/menurut ukuran
فَأَسۡكَنَّـٰهُ
lalu Kami tempatkan/simpan
فِي
di
ٱلۡأَرۡضِۖ
bumi
وَإِنَّا
dan sesungguhnya Kami
عَلَىٰ
atas
ذَهَابِ
menghilangkannya
بِهِۦ
dengannya
لَقَٰدِرُونَ
sungguh berkuasa
Terjemahan
Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran. Lalu, Kami jadikan air itu menetap di bumi dan sesungguhnya Kami Mahakuasa melenyapkannya.
Tafsir
(Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran) berdasarkan kecukupan mereka (lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya) jika demikian mereka pasti akan mati bersama dengan hewan ternak mereka karena kehausan.
Tafsir Surat Al-Mu'minun: 18-22
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran: lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. Lalu dengan air itu Kami tumbuhkan untuk kalian kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kalian makan, dan pohon kayu yang keluar dari Tursina (pohon Zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pelezat makanan bagi orang-orang yang makan.
Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kalian, Kami memberi minum kalian dari air susu yang ada dalam perutnya; dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kalian, dan sebagian darinya kalian makan, dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu kalian diangkut. Allah ﷻ menyebutkan tentang nikmat-nikmat-Nya yang telah Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya. Nikmat-nikmat tersebut tiada terbilang dan tidak terhitung, antara lain ialah menurunkan hujan dari langit dengan takaran tertentu sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu banyak yang akibatnya dapat merusak tanah dan bangunan, dan tidak terlalu sedikit yang akibatnya tidak mencukupi buat tanam-tanaman dan pohon-pohon yang berbuah, melainkan menurut suatu ukuran sesuai dengan kebutuhannya, baik untuk pengairan, untuk minum maupun untuk manfaat lainnya.
Tanah-tanah yang memerlukan air itu banyak karena banyak tanamannya, tetapi tanah-tanah tersebut tidak dapat menampung air hujan karena terdiri atas padang pasir. Maka air didatangkan kepadanya dari negeri lain, seperti yang terjadi di negeri Mesir. Menurut kisahnya, tanah mesir dahulunya adalah tanah yang tandus. Allah mengalirkan kepadanya Sungai Nil yang membawa lumpur merah yang hanyut bersama alirannya dari negeri Habsyah di musim penghujannya.
Maka air datang dengan membawa tanah merah dan menyirami negeri Mesir, sedangkan tanah merah itu menetap di negeri Mesir pada kedua.tepinya, sehingga tanah mesir menjadi subur dan dapat ditanami oleh penduduknya, karena sesungguhnya sebagian besar tanah Mesir terdiri atas pasir. Mahasuci Allah Yang Mahalembut, Mahawaspada, Maha Penyayang lagi Maha Pemaaf. Firman Allah ﷻ: lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi. (Al Muminun: 18) Artinya, Kami jadikan air itu bila telah diturunkan dari awan menetap di bumi dan Kami jadikan bumi dapat menerimanya dan menyerapnya sehingga semua bebijian dan bibit-bibit yang ada padanya dapat beroleh makanan dari air itu.
Firman Allah ﷻ: dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (Al Muminun: 18) Yakni seandainya Kami menghendaki bahwa langit tidak menurunkan hujan, tentulah Kami dapat melakukannya. Seandainya Kami bermaksud menimpakan musibah, tentulah Kami dapat melakukannya, yaitu dengan memalingkan air hujan dari kalian dan mengarahkannya ke tempat-tempat yang tandus, hutan belantara, dan tempat-tempat lainnya yang tak berpenghuni. Dan seandainya Kami menghendaki, tentulah Kami dapat mengubah rasanya menjadi asin sehingga tidak dapat diminum dan tidak dapat dijadikan pengairan, dan Kami dapat melakukannya.
Seandainya Kami menghendaki tidak sekali-kali air hujan di turunkan ke bumi melainkan menggenang di permukaannya, tentulah Kami dapat melakukannya. Dan seandainya Kami menghendakinya tidak sekali-kali turun ke bumi melainkan masuk ke dalam perut bumi sampai jarak yang tidak terjangkau oleh kalian sehingga kalian tidak dapat memanfaatkannya, tentulah Kami dapat melakukannya. Tetapi berkat kelembutan dan rahmat Allah, Dia menurunkan air hujan dari langit berupa air yang tawar, menyegarkan, dan mudah diminum.
Lalu Dia menempatkannya di bumi dan mengalirkannya menjadi sumber-sumber air yang pada akhirnya terbentuklah mata air-mata air dan sungai-sungai yang mengalir, sehingga dapat dijadikan sebagai pengairan tanam-tanaman dan pohon-pohonan yang berbuah. Dari air itu kalian minum, demikian pula hewan ternak serta hewan peliharaan kalian; kalian mandi, bersuci, dan membersihkan diri dengan air tersebut. Akhirnya segala puji bagi Allah atas semua karunia-Nya.
Firman Allah ﷻ: Lalu dengan air itu Kami tumbuhkan untuk kalian kebun-kebun kurma dan anggur. (Al Muminun: 19) Maksudnya, Kami keluarkan bagi kalian melalui air hujan yang Kami turunkan dari langit ke kebun-kebun dan taman-taman. yang berpemandangan indah. (An-Naml: 60) Yaitu sangat indah dipandang mata. Firman Allah ﷻ: kurma dan anggur. (Al Muminun: 19) Yakni di dalam kebun-kebun itu terdapat pohon kurma dan pohon anggur. Hal ini berdasarkan kondisi geografi yang adadi negeri Hijaz, dan tidak ada bedanya pula dengan yang terjadi di kawasan lainnya; semua buah-buahan yang ada pada mereka termasuk sebagian dan nikmat Allah yang membuat mereka tidak mampu mensyukurinya dengan syukur yang sebenar-benarnya.
Firman Allah ﷻ: di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh buah-buahan yang banyak. (Al Muminun: 19) Yaitu dari semua buah-buahannya. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dia menumbuhkan bagi kalian dengan air hujan itu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. (An-Nahl: 11) Adapun firman Allah ﷻ: dan sebagian buah-buahan itu kalian makan. (Al Muminun: 19) Seakan-akan kalimat ini di-ataf-kan kepada sesuatu yang diperkirakan keberadaannya.
Bentuk lengkapnya seakan-akan dikatakan, Kalian dapat memandang keindahan dan kemasakannya dan sebagiannya kalian makan." Firman Allah ﷻ: dan pohon kayu yang keluar dari Tursina (pohon zaitun). (Al Muminun: 20) Yang dimaksud adalah pohon zaitun, sedangkan tur artinya bukit. Sebagian ulama mengatakan, sesungguhnya bukit dinamakan tur bila padanya terdapat pohon-pohonan; tetapi jika tidak ada pohon-pohonan, maka disebut bukit atau gunung, bukan tur. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui.
Tursina alias Tur Sinin adalah nama bukit yang padanya Musa diajak bicara langsung oleh Allah ﷻ begitu pula semua bukit yang ada di sekitarnya yang padanya terdapat pohon zaitun. Firman Allah ﷻ: yang menghasilkan minyak. (Al Muminun: 20) Sebagian ulama mengatakan bahwa huruf ba yang ada dalan lafaz ayat ini adalah zaidah, bentuk aslinya ialah tanbutudduhna (tanpa memakai ba). Seperti halnya yang terdapat di dalam ucapan orang-orang Arab, "Alqa Fulanun Biyadihi," artinya si Fulan memukulkan tangannya, yakni yadahu (tanpa memakai ba). Sedangkan menurut pendapat ulama yang mengatakan bahwa ia mengandung fi'il yang tidak disebutkan, maka bentuk lengkapnya ialah yang menghasilkan minyak atau yang dapat menghasilkan minyak.
Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: dan pelezat makanan bagi orang-orang yang makan. (Al Muminun: 20) Yakni dapat dijadikan lauk pauk, menurut Qatadah. Dengan kata lain, buah zaitun itu mengandung manfaat; darinya dapat dihasilkan minyak dan juga dapat dijadikan pelezat makanan. Seperti yang dikatakan oleh Imam Ahmad, bahwa: -: telah menceritakan kepada kami Waki', telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Isa, dari Ata Asy-Syami dari Abu Usaid yang nama aslinya Malik ibnu Rabi'ah As-Sa'idi Al-Ansari r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Makanlah minyak zaitun dan jadikanlah sebagai minyak, karena sesungguhnya buah zaitun itu berasal dari pohon yang diberkati.
Abdur Rahman ibnu Humaid mengatakan di dalam kitab musnad dan kitab tafsirnya: ". telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya, dari Umar, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Jadikanlah zaitun sebagai lauk pauk dan berminyaklah dengannya, karena sesungguhnya buah zaitun itu berasal dari pohon yang diberkati. Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah telah meriwayatkannya melalui berbagai jalur dari Abdur Razzaq. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini tidak dikenal melainkan hanya melaluinya, sedangkan dia (Mudtarib) dalam periwayatannya adakalanya menyebut Umar dalam sanadnya, adakalanya tidak menyebutkannya.
Abul Qasim At-Tabrani mengatakan telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad ibnu Hambal, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, telah menceritakan kepadaku As-Sa'b ibnu Hakim ibnu Syarik ibnu Namilah, dari ayahnya, dari kakeknya yang menceritakan bahwa ia bertamu kepada Umar ibnul Khattab r.a. di malam 'Asyura. Maka Umar menjamunya dengan masakan kepala unta yang sudah dingin dan juga minyak zaitun. Lalu Umar berkata, "Inilah minyak yang diberkati yang telah disebutkan di dalam firman Allah kepada Nabi-Nya." Firman Allah.ﷻ: Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kalian, Kami memberi minum kalian dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kalian, dan sebagian dari kalian makan, dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu kalian diangkut. (Al Muminun: 21-22) Allah ﷻ menyebutkan berbagai manfaat yang Dia jadikan pada binatang ternak buat manusia, bahwa mereka dapat minum dari air susunya yang dikeluarkan di antara tahi dan darah, mereka dapat makan dari dagingnya, dapat memakai pakaian dari bulunya, serta menaiki punggungnya dan membawa muatannya ke atas punggungnya menuju negeri yang jauh dari tempat tinggal mereka.
Hal ini disebutkan pula dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan ia memikul beban-beban kalian ke suatu negeri yang kalian tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhan kalian benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, (An-Nahl: 7) Dan firman Allah ﷻ yang mengatakan: Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya? Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka, maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan. Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur. (Yasin: 71-73)"
Dan di antara bentuk pemeliharaan Kami adalah bahwa Kami turunkan air tawar dalam berbagai bentuk, dari yang cair hingga butir-an es, dari langit dengan suatu ukuran bagi makhluk ciptaan Kami; lalu untuk memudahkan pemanfaatannya Kami jadikan air itu menetap dan tersimpan di bumi, dan pasti Kami berkuasa pula untuk melenyapkannya, namun Kami tidak melakukannya karena rahmat Kami kepada para makhluk. 19. Kami jadikan air itu tersimpan di bumi, lalu dengan air itu Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur serta kebun-kebun yang lain; di sana, yakni dalam kebun-kebun tersebut, kamu memperoleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kamu makan, dan menjadi salah satu jenis makanan yang baik dan menyehatkan.
Lalu Allah menurunkan dari langit air hujan dengan kadar yang diperlukan, tidak terlalu lebat sehingga menimbulkan bencana banjir dan tidak terlalu sedikit sehingga cukup untuk mengairi kebun-kebun yang memerlukannya. Ada pula tanah-tanah yang memerlukan banyak air, akan tetapi tidak tahan menerima hujan yang lebat, maka air yang diperlukan itu didatangkan dari negeri lain melalui sungai-sungai yang besar seperti sungai Nil di Mesir yang bersumber di tengah-tengah benua Afrika. Di samping membawa air yang diperlukan, juga membawa lumpur yang sangat bermanfaat untuk menambah kesuburan. Air dapat tersimpan baik sebagai sungai-sungai, danau-danau dan bahkan sebagian tersimpan dalam bumi sebagai air tanah dangkal maupun air tanah dalam atau sering disebut sebagai groundwater.
Sebagian dari air itu dijadikan Allah menetap dalam bumi untuk mengisi sumur-sumur dan parit-parit yang berfungsi dalam bidang irigasi, dan karena air dalam bumi itu bersentuhan pula dengan lapisan-lapisan logam dan zat kimia lainnya, air itu mengandung unsur-unsur kimiawi yang menambah kesuburan tanah, dan bila lewat di lereng gunung-gunung berapi dapat pula menjadi sumber-sumber air panas yang mengandung belerang, dan dapat dijadikan tempat pemandian air panas yang sangat berguna untuk menyembuhkan penyakit kulit dan sebagainya.
Semua sumber penggunaan air itu, jika dimanfaatkan dengan rasa syukur kehadirat Allah, niscaya akan dapat dinikmati, akan tetapi jika manusia serakah dan merusaknya, maka sesungguhnya Allah berkuasa pula untuk menghilangkannya, terutama bila tempat-tempat itu dipakai untuk perbuatan maksiat.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 18
“Dan Kami turunkan air dari langit dengan jangka tertentu; maka Kami endapkan dia dalam bumi. Dan Kami pun berkuasa menghabiskannya," (ayat 18).
Setelah pada ayat yang terdahulu Tuhan menyatakan bahwasanya alam yang begitu luas, terdiri dari tujuh jalan panjang, adalah Tuhan yang menjadikan semua. Sesungguhnya Tuhan mengatur perjalanan alam seluas ini, namun makhluk kecil-kecil macam kita ini, sampai kepada hama yang sangat halus sekalipun, tidaklah lepas dari penjagaan Tuhan.
Bagaimana caranya Tuhan memelihara makhluk kecil itu?
Yang pertama sekali makhluk kecil itu ialah bumi sendiri. Apalah arti bumi dibandingkan dengan beribu-ribu bintang di langit. Jika bumi dibandingkan kepada bermiliun bintang-bintang itu, dia hanya laksana sebutir pasir belaka. Di dalam bumi kecil itulah kita manusia ini hidup. Di dalam bumi kecil itu pula makhluk lain selain kita, sejak dari serangga merangkak sampai kepada binatang di hutan, sampai kepada lalat dan nyamuk, yang hinggap dan terbang, tak pernah dilengahkan oleh Tuhan.
Bumi kecil di antara bintang-bintang. Manusia kecil dibandingkaln dengan ikan paus di laut. Dalam nyamuk malaria yang kecil menumpang hama malaria yang hanya nampak jika dilihat dengan mikroskop.
Maka Tuhan turunkan hujan dari langit, yaitu tempat yang tinggi. Turunnya itu dengan jangka tertentu, tidak seturun-turunnya saja. Dijangkakan ruangnya dan waktunya. Dijangkakan pula kekuatan yang terkandung dalam air itu, lalu diendapkan ke bawah kulit bumi. Tetapi kadang-kadang tidak terendapkan (tersimpan) air itu ke bawah, melainkan londang-pondang sehingga bumi tempatnya singgah menjadi gundul, lalu menjadi padang pasir dan tidak dapat ditanami lagi, ainya terus mengalir dengan derasnya ke hilir, tidak ada yang menahan. Dengan adanya endapan air ke dalam tanah, bumi menjadi subur. Apabila tanah telah subur, tumbuhlah di sana apa yang dinamai hidup itu. Hiduplah tumbuh-tumbuhan karena adanya bunga tanah. Apabila tumbuh-, tumbuhan telah hidup, dapat pulalah binatang-binatang hidup pula di sana, sejak dari cacing dan ulat, jangkrik dan kumbang, sampai kepada burung-burung, binatang berkaki empat dan manusia sendiri.
Ayat 19
“Maka Kami timbulkan di dalamnya kebun-kebun untuk: kamu, dari korma dan anggur-anggur." (pangkal ayat 19). Dan kecerdikan akal manusia dapatlah
nya, manusia bertebaran mencari makan, seleranya dapat membedakan yang mania, yang pahit, yang asam dan yang pedas. Kian lama manusia kian dapat menyusun mana buah-buahan dan kayu-kayuan itu yang sesuai dengan seleranya, sehingga dibuatnyalah kebun-kebun dan diatunya kebun-kebun itu dengan baik-baik, maka tumbuhlah kebun korma atau kebun anggur. Sedang anggur itu berbagai macam pula ragamnya, ada yang hijau, yang putih dan yang merah. Di samping itu tumbuh pulalah buah-buahan yang lain.
“Dan yntufc kamu pula buah-buahan bermacam-macam banyaknya." Di bukit-bukit sekeliling Jazirah Arab tumbuhlah anggur, korma, zaitun, tin dan buah-buahan yang lain. Betapa pula di bagian dunia yang lain? Negeri kita ini dserah khaluliatiwa berbagai macam pula ragam buah-buahan. Yang tak ada di Jazirah Arab, ada di negeri kita, sebagai juga yang ada di Jazirah Arab tidak ada pada kita. Kita punya durian, rambutan, pepaya, pIsang dengan segala macam ragamnya, kedandang, sawo, manggia, duku dan langat, dan lain-lain se-bagainya.
Perlainan ragam buah-buahan karena perubahan iklim bumi, ditentukan pula oleh Qadar atau ukuran air yang diturunkan Tuhan seketika hujan itu turun dan ukuran iklim dserah, sebagai tersebut dalam ayat 18 tadi, “Dan dari-padanyalah kamu makan." (ujung ayat 19). Yakni semua ini dicipta Allah untuk menjadi makanan kamu.
Ayat 20
“Dan pohon kayu yang keluar dari bukit Thursina, tumbuh dengan minyak dan.bumbu campuran untuk orang-orang makan." (ayat 20).
Di antaranya ialah semacam kayu yang tumbuh di bukit-bukit Thursina, ataupun di bukit-bukit lain yang sama tanah dan udaranya dengan yang di gunung Thursina itu, seperti pegunungan-pegunungan sekitar Palestina, tanah Syam, bukit-bukit Liharion, kayu itu bernama kayu Zaitun. Minyak zaitun terkenal karena dapat dipergunakan untuk menyalakan lampu atau untuk mengilatkan papan pendiridirig rumah ataupun untuk campuran bumbu makanan.
Ayat 21
‘Dan sesungguhnya pada binatang-binatang temak adalah sesuatu yang patut kamu ambil ibarat; Kami beri minum kamu daripada apa yang keluar dari dalam perutnya, dan ada pula yang manfaatnya banyak sekali untuk kamu, daripadanya pula kamu semua makan." (ayat 21). Dari air hujan yang turun dengan jangka tertentu itu hiduplah pula binatang-binatang temak: kambing, unta, sapi, kerbau, domba dan biri-biri. Dagingnya dapat kita makan, air susunya dapat kita minum, bulunya dapat dijadikan pakaian, kulitnya dapat dIsamak dan dijadikan sepatu, sandal atau keperluan-keperluan lain. Dan kita pun dapat diangkat dan diangkut di atas punggung binatang-binatang temak itu. Yang penting dijadikan kendaraan ialah kuda, baghal, keledai dan unta. Kita dapat dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain. Kuda dapat dijadikan alat terpenting dalam peperangan (pasukan kavaleri).