Ayat
Terjemahan Per Kata
قَٰلَ
(Allah) berfirman
كَمۡ
berapa
لَبِثۡتُمۡ
kamu tinggal
فِي
di
ٱلۡأَرۡضِ
bumi
عَدَدَ
bilangan
سِنِينَ
tahun
قَٰلَ
(Allah) berfirman
كَمۡ
berapa
لَبِثۡتُمۡ
kamu tinggal
فِي
di
ٱلۡأَرۡضِ
bumi
عَدَدَ
bilangan
سِنِينَ
tahun
Terjemahan
Dia (Allah) berfirman, “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”
Tafsir
(Berfirmanlah) Allah ﷻ kepada mereka melalui lisan malaikat Malik. Menurut qiraat yang lain dibaca Qul, yakni katakanlah kepada mereka, ("Berapa lamakah kalian tinggal di bumi) di dunia dan di dalam kuburan kalian (yakni berapa tahunkah bilangannya?") lafal 'Adada Siniina berkedudukan menjadi Tamyiz.
Tafsir Surat Al-Mu'minun: 112-116
Allah bertanya, "Berapa tahunkah lamanya kalian tinggal di bumi?" Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung. Allah berfirman, "Kalian tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kalian sesungguhnya mengetahui. Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arasy yang mulia.
Allah ﷻ berfirman, mengingatkan kepada mereka tentang apa yang tekah mereka sia-siakan dalam usia mereka yang pendek itu selama di dunia, bahwa mereka tidak mau taat kepada Allah ﷻ dan tidak mau menyembah-Nya semata. Seandainya mereka bersabar dalam mengerjakan perintah tersebut selama di dunia yang waktunya relatif pendek itu, tentulah mereka memperoleh keberuntungan sama dengan apa yang diperoleh oleh kekasih-kekasih Allah ﷻ yang bertakwa. Allah ﷻberfirman kepada mereka: Berapa tahunkah lamanya kalian tinggal di bumi? (Al Muminun: 112) Maksudnya, berapa lama kalian tinggal di dunia? Mereka menjawab, "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.(Al-Muminun: 113) Yakni orang-orang yang pandai menghitung. Allah berfirman, "Kalian tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja. (Al Muminun: 114) Yaitu dalam waktu yang relatif pendek.
"Kalau kalian sesungguhnya mengetahui. (Al Muminun: 114) Yakni kalau kalian mengetahui, tentulah kalian tidak akan memilih dunia yang fana dengan meninggalkan akhirat yang kekal, tentulah kalian tidak akan memperlakukan diri kalian dengan perlakuan seburuk ini, dan tentulah kalian tidak berhak mendapat murka Allah dalam waktu yang relatif pendek itu. Dan seandainya kalian bersabar dalam menjalani ketaatan kepada Allah dan menyembah-Nya seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang beriman, tentulah kalian akan beruntung memperoleh keberhasilan yang sama seperti mereka.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Wazir, telah menceritakan kepada kami Al-Walid, telah menceritakan kepada kami Safwan, dari Aifa' ibnu Abdul Kala'i, bahwa ia pernah mendengar Aifa' berkhotbah di hadapan orang banyak, yang antara lain ia mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: "Sesungguhnya Allah setelah memasukkan ahli surga ke dalam surga dan ahli neraka ke dalam neraka, berfirmanlah Dia, 'Hai ahli surga, berapa tahunkah kalian tinggal di bumi?' Mereka menjawab, 'Kami tinggal selama sehari atau setengah hari.' (Allah berfirman), 'Alangkah baiknya apa yang kalian pertukarkan dalam waktu sehari atau setengah hari itu dengan rahmat, rida dan surga-Ku.
Sekarang tinggallah di dalam surga untuk selama-lamanya. Kemudian Allah berfirman, 'Hai ahli neraka, berapa tahunkah kalian tinggal di bumi? Mereka menjawab 'Kami tinggal hanya satu atau setengah hari.' Allah berfirman, 'Alangkah buruknya apa yang kalian pertukarkan dalam waktu sehari atau setengah hari itu dengan neraka dan murka-Ku. Sekarang tinggallah kalian di dalam neraka untuk selama-lamanya'.
Firman Allah ﷻ: Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main? (Al Muminun: 115) Yakni apakah kalian menduga bahwa kalian diciptakan dengan main-main, tanpa tujuan, tanpa berkehendak, dan tanpa hikmah dari Kami? Menurut pendapat lain agar kalian hidup main-main dan berbuat sia-sia seperti Aku menciptakan binatang ternak, tiada pahala dan tiada siksaan. Sesungguhnya Kami ciptakan kalian tiada lain hanyalah untuk beribadah dan mengerjakan perintah-perintah Allah ﷻ dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? (Al Muminun: 115) Maksudnya, kalian tidak akan dikembalikan ke kampung akhirat.
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain melalui firman-Nya: Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban) ? (Al-Qiyamah: 36) Yaitu terlupakan dan dibiarkan saja. Firman Allah ﷻ: Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya. (Al Muminun: 116) Yakni Mahasuci Allah dari menciptakamnakhluk dengan sia-sia, karena sesungguhnya Dia adalah raja yang sebenarnya, Mahasuci Dia dari melakukan perbuatan tersebut. tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) Arasy yang mulia. (Al Muminun: 116) Disebutkan 'Arasy karena 'Arasy merupakan atap bagi semua makhluk; dan disebutkan bahwa sifat 'Arasy itu mulia, yakni indah pemandangannya lagi megah bentuknya.
Seperti pengertian yang ada dalam firman-Nya: lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Luqman: 10) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Sulaiman (seorang syekh dari Irak), telah menceritakan kepada kami Syu'aib ibnu Safwan, dari seorang lelaki dari kalangan keluarga Sa'id ibnul 'As yang mengatakan bahwa akhir khotbah yang diutarakan oleh Khalifah Umar ibnu Abdul Aziz ialah pada pertamanya disebutkan puji dan sanjungan kepada Allah ﷻ, lalu berkatalah ia, "Ama Ba'du.
Hai manusia, sesungguhnya kalian diciptakan bukan dengan main-main, dan kalian tidak akan dibiarkan tersia-sia. Sesungguhnya kalian akan dikembalikan di negeri akhirat, lalu Allah akan turun untuk memutuskan perkara di antara kalian dan memutuskan hukum-Nya. Maka alangkah kecewa dan celakalah seseorang hamba yang dikeluarkan oleh Allah dari rahmat-Nya dan diharamkan memasuki surga-Nyayang hiasnya seluas langit dan bumi.
Tidakkah kalian ketahui, bahwa tiada seorang pun yang aman dari azab Allah di hari esok kecuali orang-orang yang selalu ingat akan hari kembali dan takut kepadanya, serta menukar yang fana dengan yang kekal, yang sedikit dengan yang banyak, dan yang takut dengan yang aman." Umar ibnu Abdul Aziz melanjutkan khotbahnya, "Tidakkah kalian perhatikan bahwa sesungguhnya kalian berasal dari (air mani yang dikeluarkan dari) tulang sulbi orang-orang yang telah binasa (mati), dan kelak sesudah kalian terdapat orang-orang yang menjadi penerus kalian, sedangkan kalian kembali kepada Tuhan Yang Maha Pencipta, Pewaris yang terbaik.
Kemudian setiap pagi dan petang kalian mengantarkan orang-orang yang menghadap kepada Allah ﷻ karena telah menemui ajalnya, lalu kalian menguburkannya ke dalam tanah yang berbeda dengan tempat sebelumnya, sedangkan semua kekasihnya telah dia tinggalkan dan kini tempatnya menyatu dengan tanah. Di hadapannya terbentang hisab perhitungan amal perbuatannya; kini nasibnya tergantung kepada amal perbuatannya, dia tidak memerlukan lagi apa yang ditinggalkannya dan sangat memerlukan amal perbuatan untuk menghadapi masa mendatangnya. Karena itu bertakwalah kepada Allah, hai hamba-hamba Allah, sebelum usia habis dan maut datang merenggut nyawa." Kemudian Umar ibnu Abdul Aziz mengusap matanya dengan ujung kain sorbannya.
Ia menangis, dan orang-orang yang ada di sekitarnya ikut menangis pula. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Nasir Al-Khaulani, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Ibnu Lahi'ah, dari Abu Hubairah, dari Hasan ibnu Abdullah, bahwa seorang lelaki yang sedang sakit dijumpai oleh Abdullah ibnu Mas'ud yang sedang berlalu di dekatnya.
Maka Abdullah ibnu Mas'ud membacakan ayat berikut di dekat telinganya, yaitu firman Allah ﷻ: Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya. (Al Muminun: 115-L16), hingga akhir surat. Maka orang tersebut sembuh dengan seketika. Lalu Ibnu Mas'ud menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah ﷺ Maka beliau ﷺ bertanya, "Apakah yang engkau bacakan pada telinganya?" Ibnu Mas'ud menceritakan ayat-ayat yang dibacanya. Lalu Rasulullah ﷺ bersabda: ". Demi Tuhan Yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, seandainya seorang lelaki membacakannya dengan penuh keyakinan terhadap sebuah bukit, niscaya bukit itu akan lenyap. Abu Na'im telah meriwayatkan melalui jalur Khalid ibnu Nizar, dari Sufyan ibnu Uyaynah, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Muhammad ibnu Ibrahim ibnul Haris, dari ayahnya yang menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ mengutus kami dalam suatu sariyyah (pasukan khusus) dan memerintahkan kami untuk membaca ayat berikut bila berada di petang dan pagi hari, yaitu firman-Nya: Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? (Al-Muminun: 115) Kami selalu membacanya, maka kami berhasil menang dan memperoleh ganimah serta dalam keadaan selamat.
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Wahb Al-Allaf Al-Wasiti, telah menceritakan kepada kami Abul Musayyab Salim ibnu Salam, telah menceritakan kepada kami Bakr ibnu Hubaisy, dari Nahsyal ibnu Sa'id, dari Ad-Dahhak ibnu Muzahim, dari Abdullah ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Untuk keselamatan bagi umatku dari tenggelam bila mereka naik perahu (kapal laut) ialah (bacaan berikut), "Dengan menyebut nama Allah, Raja yang sebenarnya. Dan mereka tidak menghargai Allah dengan penghargaan yang semestinya.
Bumi ini seluruhnya kelak di hari kiamat berada dalam genggaman kekuasaan-Nya dan langit digulung dengan tangan kekuasaan-Nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (terhadap-Nya). Dengan menyebut asma Allah Yang telah memperjalankan-nya (bahtera) dan yang melabuhkannya, sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha penyayang."
112-114. Melanjutkan pertanyaan bernada kecaman yang Allah tujukan kepada para pendurhaka, Dia berfirman, 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi'' Mereka menjawab, 'Kami tinggal di bumi hanya sehari atau setengah hari, Kami tidak tahu persis. " Allah melanjutkan, 'Maka tanyakanlah kepada mereka, yaitu para malaikat, yang menghitung dan mencatat umur manusia, atau tanyakan kepada manusia yang memahami perhitungan untuk membuktikan kebenaran Kami. ' Dia berfirman, 'Kamu tidak tinggal di bumi melainkan hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui. ' 112-114. Melanjutkan pertanyaan bernada kecaman yang Allah tujukan kepada para pendurhaka, Dia berfirman, 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi'' Mereka menjawab, 'Kami tinggal di bumi hanya sehari atau setengah hari, Kami tidak tahu persis. " Allah melanjutkan, 'Maka tanyakanlah kepada mereka, yaitu para malaikat, yang menghitung dan mencatat umur manusia, atau tanyakan kepada manusia yang memahami perhitungan untuk membuktikan kebenaran Kami. ' Dia berfirman, 'Kamu tidak tinggal di bumi melainkan hanya sebentar saja, jika kamu benar-benar mengetahui. '
Setelah permintaan penghuni neraka untuk dikembalikan ke dunia ditolak Allah dengan penegasan bahwa mereka akan tetap meringkuk di neraka dan supaya tidak meminta-minta kepada-Nya, mereka ditanya lagi berapa lama mereka hidup di bumi, sejak dilahirkan sampai meninggalkan dunia fana itu ke alam baka.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Hidup Di Dunia Hanya Sekejap
Setelah orang-orang yang berdosa itu ditempatkan dalam neraka jahan-nam, datanglah kepada mereka pertanyaan, yaitu dalam rangka siksaan juga berapa lamanya kamu tinggal di dunia dahulunya? Dengan penuh keinsafan
hanya sehari atau setengah hari saja. Tetapi orang-orang yang pandai menghitung, yaitu Malaikat-malaikat yang telah ditentukan, ataupun manusia yang dianugerahi Allah Ilmu Pengetahuan, lebih tahu berapa lama mereka hidup. Bukanlah sehari atau setengah hari, melainkan lebih pendek dari itu. Tuhan telah menjelaskan bahwa hidup yang telah mereka lalui itu seberianya lebih pendek dari satu hari.
Memang kalau kita fikirkan dan perhitungkan berapa lamanya kita hidup, rasanya hanya sehari atau setengah hari saja. Dan jika difikirkan dan diperhitungkan lebih mendalam, dari setengah hari pun kurang. Mungkin lebih tepat kalau dikatakan hanya sekejap mata sekilas zaman. Dalam kehidupan kita ini yang dirasakan lama hanyalah menempuh yang akan datang. Adapun yang telah dilalui, hanyalah seberitar saja rasanya. Kadang-kadang kehidupan orang seorang dapatlah disimpulkan kepada tiga kalimat saja: “Lahir, Menangia dan Mati."
Di kala kita masih kanak-kanak kehidupan belum masuk perhitungan, belum ada pengertian hidup ketika itu karena belum berisi. Dan jika pun agak panjang, mIsalkan sampai 100 tahun, maka apabila telah tua itu, hanya hitungan tahun yang berlaku, sedang isi yang baru tidak dapat dipenuhi lagi. Sehingga orang tua yang masih hidup dalam umur yang lanjut, sudah serupa ‘ dengan tidak ada lagi. Hidupnya hanya dengan kenangan kepada zaman lama. Itu pun kalau kenangan itu memang ada. Betapa kalau hidup tidak mempunyai kenangan?
Sejak usia mulai dewasa, mIsalnya meningkat 20 tahun, tenaga sedang kuat, nafsu sedang menggelora, dunia serasa dapat dilangkahi, gunung serasa dapat dipersunting. Padahal yang dapat dijangkau dengan tangan hanya sedikit sekali.
“Diri hanya satu, yang diingini 1,000 macam." Dalam memilih dan mencoba-coba, umur habis juga. Tiba-tiba dihitungkan hari, dibilangkan tahun, rupanya umur telah meningkat juga; uhari mulai bertabur, gigi mulai gugur, jengat mulai kendur, mata mulai' kabur. Sudah 30 tahun, 60 tahun. Seberitar saja rasanya, dan yang dapat dihasilkan hanya sedikit, dan tenaga pun habis. Maka beransur padamlah tenaga hidup itu, laksana lampu yang mulai habis minyaknya. Kalau usia bertambah panjang, maka tenaga persediaan yang dianugerahkan Ilahi selama dalam kandungan ibu yang telah diaukatkan berapa banyaknya yang harus dipakai, habislah semua sebelum waktunya karena diboroskan memakainya.