Ayat
Terjemahan Per Kata
ٱللَّهُ
Allah
يَصۡطَفِي
memilih
مِنَ
dari
ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ
Malaikat
رُسُلٗا
utusan-utusan
وَمِنَ
dan dari
ٱلنَّاسِۚ
manusia
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
سَمِيعُۢ
Maha Mendengar
بَصِيرٞ
Maha Melihat
ٱللَّهُ
Allah
يَصۡطَفِي
memilih
مِنَ
dari
ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ
Malaikat
رُسُلٗا
utusan-utusan
وَمِنَ
dan dari
ٱلنَّاسِۚ
manusia
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
سَمِيعُۢ
Maha Mendengar
بَصِيرٞ
Maha Melihat
Terjemahan
Allah memilih para utusan dari malaikat dan manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Tafsir
(Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia) sebagai rasul-rasul-Nya. Ayat ini diturunkan ketika orang-orang musyrik mengatakan, sebagaimana yang telah disitir oleh firman-Nya, "Mengapa Al-Qur'an itu diturunkan kepadanya di antara kita?" (Q.S. Shad, 8) (sesungguhnya Allah Maha Mendengar) ucapan-ucapan mereka (lagi Maha Melihat) utusan yang telah diangkat-Nya, seperti malaikat Jibril, malaikat Mikail, Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad dan Rasul-rasul lainnya, semoga selawat dan salam Allah curahkan kepada mereka semuanya.
Tafsir Surat Al-Hajj: 75-76
Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Allah mengetahui apa yang di hadapan dan di belakang mereka. Dan hanya kepada Allah dikembalikan semua urusan. Allah ﷻ menyebutkan bahwa Dia memilih rasul-rasul-Nya dari kalangan malaikat menurut apa yang dikehendaki-Nya untuk menyampaikan syariat dan takdir-Nya (kepada para rasul), juga dari kalangan manusia untuk menyampaikan risalah itu (kepada umat manusia). sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat, (Al-Hajj: 75) Yakni Maha Mendengar semua perkataan hamba-hamba-Nya, lagi Maha Melihat mereka dan Maha Mengetahui siapa yang paling berhak untuk menerima tugas ini di antara mereka, sama dengan pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. (Al-An'am: 124) Adapun firman Allah ﷻ: Allah mengetahui apa yang di hadapan dan di belakang mereka.
Dan bahwa kepada Allah dikembalikan semua urusan (Al-Hajj-76) Maksudnya, Dia mengetahui apa yang bakal dilakukan oleh rasul-rasul-Nya terhadap risalah yang dibebankan-Nya kepada mereka; tiada sesuatu pun dari urusan mereka yang tersembunyi oleh-Nya. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: (Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. (Al-Jin: 26) sampai dengan firman-Nya: dan Dia menghitung segala sesuatu satu per satu. (Al-Jin: 28) Allah ﷻ Maha Mengawasi mereka lagi Maha Menyaksikan semua ucapan yang dikatakan mengenai mereka, lagi Maha Memelihara mereka dan menolong mereka.
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. (Al-Maidah: 67), hingga akhir ayat.
Allah memilih para utusan-Nya dari malaikat untuk menyampaikan wahyu kepada para nabi dan rasul, dan juga memilih dari manusia, sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad, karena kasih sayang-Nya kepada manusia untuk menjelaskan kepada mereka bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan tidak layak beribadah kecuali kepada-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar semua pembi-caraan makhluk, baik yang terucap maupun yang tersimpan dalam hati; Maha Melihat seluruh ciptaan-Nya, baik yang di langit maupun di perut bumi. 76. Allah tidak hanya Maha Mendengar dan Maha Melihat, tetapi Dia juga mengetahui apa yang di hadapan mereka, yang belum terjadi, karena pengetahuan Allah tidak terikat oleh ruang dan waktu, dan mengetahui pula apa yang di belakang mereka, yang sudah terjadi di masa silam. Oleh karena itu, manusia harus meyakini dengan penuh keinsafan Bahwa hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan, karena sesungguhnya Allah yang mengurus seluruh alam dan seluruh manusia akan kembali menghadap Allah di akhirat.
Diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah pernah berkata, "Apakah pernah diturunkan wahyu atasnya di antara kita?" Maka Allah menurunkan ayat ini.
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia telah memilih beberapa orang di antara para malaikat, untuk menjadi perantara antara Dia dengan para Rasul yang diutusnya, untuk menyampaikan wahyu, seperti malaikat jibril. Demikian pula Allah telah memilih beberapa orang rasul yang akan menyampaikan agama-Nya kepada manusia. Hak memilih para rasul adalah hak Allah, tidak seorang pun yang berwenang menetapkannya selain dari Dia. Allah Maha Mendengar semua yang diucapkan oleh hamba-hamba-Nya, melihat keadaan dan mengetahui kadar kemampuan mereka, sehingga Dia dapat menetapkan dan memilih siapa yang patut menjadi rasul atau nabi di antara mereka.
Hadis Nabi saw, beliau bersabda:
Sesungguhnya Allah telah memilih Musa sebagai Kalimullah dan Ibrahim sebagai Khalilullah. (Riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak dari Ibnu 'Abbas).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 71
“Dan barang yang tidak ada ilmu mereka terhadapnya." Tiap-tiap ditanya orang yang menyembah atau memuja kepada .yang selain Allah itu, apa sebab berhala itu, atau pohon rindang itu, atau keria itu, atau lembu itu. atau kuburan si anu itu disembahnya. tidaklah seorang juga yang dapat memberi keterangan yang pasti dan ilmiah apa sebab itu dia sembah. Tidak ada pengetahuan yang dapat dipegang yang mereka kemukakan. Umumnya hanya dangeng atau memperbodoh diri sendiri atau diperbodoh oleh jurukunci. Atau mereka jawab kalau ditanyai bahwa sudah begitu diriapati diperbuat oleh nenek-moyang dahulukala. Kami hanya tinggal meniru saja."Dan tidaklah ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun." (ujung ayat 71).
Tafsir dari ujung ayat ini boleh jadi dua. Pertama ialah bahwa menyembah kepada yang selain Allah tidaklah berdasar atas ilmu dan kebenaran. Sebab itu maka orang yang melakukannya adalah orang yang zalim, orang yang menganiaya. Karena dia memperkosa kebenaran itu. Maka orang yang berfikir sihal tidak seorang pun yang dapat menolong, membela dan memperhatikan kezaliman itu.
Kedua orang yang menyembah kepada yang selain Allah itu adalah berbuat dosa yang sangat besar, yang tidak dapat diampuni. Tidak seorang pun yang akan dapat membela dan membenarkan penyembah-penyembah kepada yang selain Allah itu.
Ayat 72
“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, memberikan keterangan." (pangkal ayat 72). Bahwa menyembah kepada yang selain Allah itu adalah dosa yang paling besar, dengan keterangan-keterangan yang cukup, “Engkau ketahui poda wajah-wajah orang-orang yang kafir itu keingkaran." Artinya dapat saja engkau ketahui pada wajah mereka bahwa mereka tidak senang."Hampir saja mereka menyerbu orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka." Karena mereka sangat marah Mereka tidak mau disinggung kebiasaan mereka menyembah-nyembah yang selain Allah. Karena mereka tidak mempunyai kepandaian untuk membalas, atau karena memang tidak ada alasan yang masuk akal atas perbuatan mereka, mereka pun marah. Mereka mau saja main pukul atau sampai kepada menganiaya dan membunuh
.
kamu yang lebih buruk dari itu?" Dan kalau aku katakan apakah kamu akan marah juga? “Api neraka! Yang telah dijanjikan Allah untuk orang-orang yang tidak mau percaya."
Khabar ini sangat buruk bagimu. Api neraka tidak akan dapat kamu tolak atau kamu elakkan semata-mata dengan marah."Dan itu adalah seburuk-bunde tempat kembali." (ujung ayat 72).
Lebih baik dari waktu hidup di dunia sekarang Inilah seburuk-buruk tempat kembali itg kamu jauhi! Dan itulah sebabnya maka hal itu dIsampaikan sekarang. Tanda belas-kasihan Tuhan kepadamu.
Ayat 73
“Wahai orang-orang yang beriman! Diperbuat suatu perumpamaan, dengarkantah dia." (pangkal ayat 73). Orang yang beriman dapat mempertebal dan memperdalam imannya apabila dia mendengar perumpamaan itu. Dan suatu perumpamaan bagi orang yang berakal adalah mempercepat memahamkan sesuatu: “Sesungguhnya orang-orang yang menyeru kepada yang selain Allah itu, “ sebagaimana yang telah disebutkan di ayat 71, di atas tadi, menyembah berhala atau benda lain karena ilmu tidak ada: “Sekali-kali tidaklah sanggup membuat seekor lalat pun." Lalat atau langau yang begitu kecil tidaklah sanggup berhala itu memperbuatnya. Yang mereka berhalakan itu ialah orang-orang yang mereka anggap gagah, berkuasa, ditakuti dan diaegani di kala dia hidup, tidak juga dia sanggupi membuat seekor lalat."Walaupun mereka telah berkumpul untuk itu." Walaupun diadakan suatu mu'tamar dari sarjana-sarjana ilmu serangga dari seluruh dunia untuk memusyawaratkan membuat seekor lalat dan memberinya nyawa, mu'tamar itu akan gagal, karena tidak ada yang bIsa. Sedang lalat hanya satu macam di antara macam-macam serangga kecil.
“Dan Jika dirampas sesuatu dari mereka oleh lalat itu." Baik makannya dihinggapi lalat yang membawa penyakit, atau kesihalan mereka dirusakkan oleh lalat: “Tiada pula mereka akan dapat merebutnya daripadanyaInilah suatu wahyu Tuhan yang telah dapat dibuktikan oleh hasil penyelidikan ilmu pengetahuan moden. Di ayat ini hanya disebut lalat. Namun di samping lalat ada lagi bahaya nyamuk. Nyamuk malaria, nyamuk penyakit tidur. Pada lalat dan pada nyamuk “menumpang" hasil-hasil penyakit yang lebih halus lagi, sehingga benar-benar di zaman sekarang ahli-ahli kesihalan sedunia mengadakan pertemuan untuk mengumpulkan segala pengetahuan dan pengalaman, untuk mengurangi bahaya lalat, nyamuk, agas dan kuman-kuman yang menumpang padanya."Amat lemah yang menuntut dan yang dituntut." (ujung ayat 73). Kata Ibnu Abbas: “Yang menuntut ialah berhala, yang dituntut lalat." Kata as-Suddi: “Yang menuntut ialah si penyembah berhala ttu sendiri, yang dituntut ialah berhala yang disembahnya itu." Si penyembah berhala pun dituntut (mathlub) juga. Sebagai dalam kedua Hadist Qudsi tadi. Mereka telah berani membuat bermacam berhala. Dari kayu, dari batu dan sebagainya. Sanggupkah mereka membuat lalat dan nyamuk? Sanggupkah mereka memberi nyawa? Sepatutnya berhala itulah yang menyembah kepada mereka, sebab mereka yang membuat berhala. Bukan mereka yang menyembah berhala. Tetapi semuanya lemah, yang menuntut lemah, yang dituntut lemah. Semua lemah, karena semua dari berlikir yang tidak beres.
Ayat 74
“Tidaklah mereka menilai Allah sebenar-benar penilaian." (pangkal ayat 74). Orang-orang yang menyembah kepada yang selain Allah itu percaya juga bahwa Allah ADA. Tetapi mereka tidak mau mengerti atau salah mengerti tentang Allah. Kadang-kadang ada di kalangan mereka menyembah berhala, katanya karena berhala itulah yang akan menyampaikan keinginannya kepada Allah. Katanya Allah ttu serupa dengan seorang raja besar; kita tidak dapat langsung saja datang menghadap, kalau tidak pakai perantaraan.
Yang lebih disayangkan lagi ialah kesalahan penilaian mereka tentang arti Wali Allah. Tuhan bersabda:
“Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut atas mereka dan tidak ada dukacita. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka adalah bertakwa." (Yunus: 61-62)
Dengan ayat ini Allah membuka pintu selebar-lebarnya bagi semua orang untuk menjadi wali Allah. Syarat yang mesti dipenuhi hanya dua saja, pertama iman kedua takwa. “Sesungguhnya Allah adalah Maha Kuat Maha Perkasa." (ujung ayat 74)
Ayat 75
“Allah telah memilih dari malaikat akan Rasul-rasul." (pangkal ayat 75). Maksudnya ialah bahwa di antara malaikat yang banyak itu ada yang dipilih Tuhan menjadi Rasul, artinya menjadi utusan-Nya. “Dan dari manusia". Di samping malaikat-malaikat terpilih, demikian pula dari kalangan manusia. Tuhan memilih orang yang akan jadi utusan-Nya.
“Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar Maha Melihat." (ujung ayat 75).
Ayat 76
“Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka." (pangkal ayat 76). Tuhan mengetahui apa yang membentang di hadapan manusia. “Dan apa yang di belakang mereka." Yaitu sejarah kemanusiaan sejak permulaan bumi ini didiami manusia.
"Dan kepada Allahlah akan dikembalikan segala urusan." (ujung ayat 76).
Pedoman Perjuangan Mu'min
Sesudah Allah menerangkan bahwa mempersekutukan yang lain dengan Allah tidak ada dasarnya dari Tuhan dan tidak ada alasannya yang ilmiah, sehingga membuat lalat mereka tidak akan sanggup, apatah lagi yang lain, dan dikatakan bahwa semua terjadi karena tidak menilai Tuhan menurut yang sewajarnya, sekarang Tuhan memberi peringatan kepada orang yang beriman supaya memperteguh imannya dan mendekatkan diri terus kepada Allah.
Ayat 77
“Wahai orang-orang yang beriman! Rukulah kamu dan sujudlah kamu dan sembahlah Tuhan kamu." (pangkal ayat 77). Maksud ketiga sembahyang. Karena di antara ibadat teguh hendaklah sembahyang, supaya serpbahyang bertambah khusyu' hendaklah iman. Iman adalah ketundukan akal. Sembahyang adalah memperdalam perasaan. Ruku' dan sujud itu adalah melatih rasa tunduk. Menyembah Tuhan ialah dengan tunduk akan segala perintah dan menghentikan apa yang dilarang."Dan perbuatlah kebajikan." Sembahyang sebagai ibadat guna menghubungkan diri dengan Tuhan. Berbuat kebajikan ialah meneguhkan hubungan dengan sesama manusia oengan menghubungkan silaturrahmi dan menegakkah budipekerti yang mulia."Supaya kamu mendapat kemenangan." (ujung ayat 77). Kemenangan yang dicapai dengan teguh beribadat kepada Allah yang berpangkal dengan ruku' dan sujud, tegasnya dengan sembahyang yang diimbangkan dengan kesukaan berbuat kebajikan, adalah dunia akhirat. Di dunia hati lapang, fikiran tidak tertumbuk, ilham Tuhan datang, pergaulan luas. Di akhirat ialah syurga yang dijanjikan Tuhan.
, Sampai di ujung ayat 77 ini sunnatullah melakukan sujud jika membacanya. Dengan ini terdapat 2 kali sujud di Surat al-Haj. Pertama di ujung ayat 18.
Ayat 78
“Dan berjiharilah kamu pada jalan Allah, sebenar-berianya jihari." (pangkal ayat 78). Berkata al-Qurthubi dalam Tafsirnya: “Setengah ahli tafsir berkata:
“Yaitu berjihari memerangi kafir," setengahnya lagi menafsirkan: “Ini adalah iayarat menyuruh kerja keras melaksanakan segala yang diperintah Allah, menghentikan segala larangannya." Artinya berjiharilah terhadap dirimu sendiri supaya hanya kepada Allah saja taat dan kekanglah nafsu bila hawanya telah mendorong, dan berjihari pulalah menentang syaitan yang mencoba memasukkan waswasnya. Berjiharilah membenciung orang zalim dari kezalimannya, dan orang yang kafir di dalam kamu menolak kekafirannya.
Terhadap diri sendiri kita melakukan jihari, Nabi bersabda menurut Hadist yang dirawikan Ibnu Syuraih:
“Orang yang mujahid ialah yang berjihari terhadap diri sendiri karena Allah Azzawalla."
Pernah pula ditanyakan orang kepada Rasulullah s.a.w.: Apakah jihari yang paling utama?
Beliau menjawab:
“Kata-kata yang benar di hadapan penguasa yang zalim."
Renungkanlah dan perhatikan pertalian ayat di atas (77) dengan pangkal ayat ini. Orang Mu'min diauruh meneguhkan ibadat, ruku* dan sujud dan sembahyang dan berbuat baik, ialah supaya jiwa kuat menghadapi jihari ini. Karena orang yang lemah jiwa tidaklah akan kuat menghadapi jihari yang berat itu.
“Dia telah memilih kamu." Ini adalah ucapan penghargaan tertinggi Tuhan kepada orang yang beriman, karena hanya mereka yang sanggup berjihari terus-menerus, hilang atau terbilang, menang atau syahid. Sesungguhnya deowkian."Dan tidaklah Dia menjadikan untuk kamu dalam agama ini suatu kesempitan." Sembahyang yang wajib hanya lima kali sehari semalam. Puasa hanya sebulan dalam setahun. Berzakat hanya kalau cukup niabah. Naik haji yang wajib hanya sekali seumur hidup. Bila sakit tidak kuat berdiri sembahyang, boleh duduk. Tidak kuat duduk, boleh tidur. Tidak ada air buat wudhu', boleh tayammum. Karena sakit atau musafir boleh mengganti puasa di hari
lain. Meskipun memulai puasa Ramatihan bergantung kepada terlihatnya awal bulan (hilal) tidak juga semua orang wajib pergi melihat bulan;
“Hari raya Fithrah di hari kamu bersama fithrah. Hari raya Adhha di hari kamu bersama berkurhari ."
Pendeknya tak ada yang sempit! Cuma yang bersalah, melanggar aturan agamalah yang sempit hidupnya."Agama nenek kamu Ibrahim." Meskipun Nabi Ibrahim nenek-moyang dari bangsa Arab saja, namun seluruh umat Muhammad telah laksana juga anak dari Ibrahim, anak Ruhaniah penyambut ajarannya."Dialah yang telah menamai kamu Muslimin sejak sebelum ini." Setengah ahli tafsir mengatakan maksud ayat ialah bahwa Nabi Ibrahim itulah yang telah memberi nama Muslimin atau umat yang mengaku percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Alasannya karena tersebutlah permohonan Ibrahim dalam Surat 2 al-Baqarah ayat 128. Tetapi penafsiran lain menyatakan bahwa yang menamai umat yang percaya kepada Allah yang satu dengan Muslimin ialah Allah sendiri, di dalam kitab-kitab yang telah terdahulu dari al-Qur'an. Ini adalah tafsir dari Ibnu Abbas. Demikian juga kata Mujahid, ‘Atha', as-Suddi, adh-Dhahhak, Muqatil, dan Qatadah."Dan pada ini," yaitu pada al-Qur'an disebutlah bahwa agama yang benar di sisi Allah hanya Islam (Surat 3 Aali ‘Imran, ayat 19). Selain Islam tidak diterima (Aali ‘Imran, 85)."Supaya Rasul menjadi saksi atas kamu. * Artinya bahwa Rasul menjadi saksi bahwa segala yang diperintah Tuhan kepada kamu telah beliau sampaikan."Dan kamu pun jadi saksi-saksi pula atas manusia." Karena kamu dipandang sebagai manusia paling baik yang dikeluarkan di antara manusia (Aali ‘Imran, 110) sebab kamulah yang berani amar ma'ruf nahi munkar, sebab beriman kepada Allah. Oleh sebab itu, “Maka dirikanlah sembahyangagar tetap teguh hubungan dengan Tuhan."Dan berikanlah zakat," supaya tertolong yang susah dan miakin dan langsung terus berjihari."Dan berpegang teguhlah pada Allah, “ Sebab tidak ada lain; “Dialah Pelindungmu." Hingga terjamin keselamatanmu."Dialah yang sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong." (ujung ayat 78).
Berpegang teguhlah kepadaNya, memohonlah pertolongan kepada Allah dan bertawakkallah, mohonlah perlindungan. Karena dialah yang sebenar-benar pemimpin dan pelindungmu. Dialah yang semulia-mulia dan sebaik-baik pelindung dan semulia-mulia dan sebaik-baik penolong, ketika kamu menghadapi kesusahan atau ketika berhadapan dengan musuh.
Berkatalah Wuhaib bin al-Ward, bahwa ada sebuah Hadist Qudsi:
“Wahai anak Adam! Ingatlah kepadaKu apabila engkau sedang marah, supaya Aku ingat pula engkau apabila Aku marah. Maka tidaklah Aku patahkan engkau bersama orang yang Aku patahkan. Dan apab/ia engkau dianiaya orang maka sabarlah engkau! Dan terimalah dengan rela pertolonganKu. Karena pertolongan dari Aku adalah lebih baik bagi engkau daripada pertolongan engkau atas dirimu sendiri." (Riwayat Ibnu Abi Hatim)