Ayat
Terjemahan Per Kata
وَإِذَا
dan apabila
تُتۡلَىٰ
dibacakan
عَلَيۡهِمۡ
atas mereka
ءَايَٰتُنَا
ayat-ayat Kami
بَيِّنَٰتٖ
nyata/terang
تَعۡرِفُ
kamu melihat
فِي
dalam/pada
وُجُوهِ
muka
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
ٱلۡمُنكَرَۖ
keingkaran
يَكَادُونَ
hampir-hampir mereka
يَسۡطُونَ
mereka akan menyerang
بِٱلَّذِينَ
kepada orang-orang yang
يَتۡلُونَ
(mereka) membacakan
عَلَيۡهِمۡ
atas mereka
ءَايَٰتِنَاۗ
ayat-ayat Kami
قُلۡ
katakanlah
أَفَأُنَبِّئُكُم
apakah akan kuterangkan padamu
بِشَرّٖ
dengan yang lebih buruk
مِّن
dari
ذَٰلِكُمُۚ
yang demikian itu
ٱلنَّارُ
api/neraka
وَعَدَهَا
telah mengancamkannya
ٱللَّهُ
Allah
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْۖ
kafir/ingkar
وَبِئۡسَ
dengan seburuk-buruk
ٱلۡمَصِيرُ
tempat kembali
وَإِذَا
dan apabila
تُتۡلَىٰ
dibacakan
عَلَيۡهِمۡ
atas mereka
ءَايَٰتُنَا
ayat-ayat Kami
بَيِّنَٰتٖ
nyata/terang
تَعۡرِفُ
kamu melihat
فِي
dalam/pada
وُجُوهِ
muka
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
ٱلۡمُنكَرَۖ
keingkaran
يَكَادُونَ
hampir-hampir mereka
يَسۡطُونَ
mereka akan menyerang
بِٱلَّذِينَ
kepada orang-orang yang
يَتۡلُونَ
(mereka) membacakan
عَلَيۡهِمۡ
atas mereka
ءَايَٰتِنَاۗ
ayat-ayat Kami
قُلۡ
katakanlah
أَفَأُنَبِّئُكُم
apakah akan kuterangkan padamu
بِشَرّٖ
dengan yang lebih buruk
مِّن
dari
ذَٰلِكُمُۚ
yang demikian itu
ٱلنَّارُ
api/neraka
وَعَدَهَا
telah mengancamkannya
ٱللَّهُ
Allah
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْۖ
kafir/ingkar
وَبِئۡسَ
dengan seburuk-buruk
ٱلۡمَصِيرُ
tempat kembali
Terjemahan
Apabila ayat-ayat Kami yang terang dibacakan di hadapan mereka, engkau akan mengetahui (tanda-tanda) keingkaran pada wajah orang-orang yang kufur itu. Mereka hampir menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah akan aku kabarkan kepadamu (sesuatu) yang lebih buruk daripada itu?” (Itulah) neraka yang telah diancamkan Allah kepada orang-orang yang kufur. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.
Tafsir
(Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami) dari Al-Qur'an (yang terang) jelas keadaannya (niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu) keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami, yaitu sebagai pengaruh dari kebencian mereka terhadapnya, kelihatan muka mereka sangat masam. (Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka) akan menimpakan kekerasan terhadap mereka. (Katakanlah! "Apakah akan aku kabarkan kepada kalian yang lebih buruk daripada itu?) perkara yang lebih kalian tidak sukai daripada Al-Qur'an yang dibacakan kepada kalian ini (Yaitu neraka". Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir) bahwasanya tempat kembali mereka adalah neraka. (Dan seburuk-buruk tempat kembali) itu adalah neraka.
Tafsir Surat Al-Hajj: 71-72
Dan mereka menyembah selain dari Allah, apa yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu, dan apa yang mereka sendiri tiada mempunyai pengetahuan terhadapnya. Dan bagi orang-orang yang zalim, sekali-kali tidak ada seorang penolong pun. Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka.
Katakanlah, "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka? Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. Allah ﷻ berfirman, menceritakan tentang keadaan orang-orang musyrik, yaitu kebodohan dan kekafiran mereka yang mendorong mereka menyembah selain Allah; juga apa yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu, yakni tidak menurunkan hujah dan bukti mengenai perbuatan mereka itu.
Seperti pengertian yang ada dalam firman-Nya: Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. (Al-Muminun: 117) Karena itulah dalam ayat ini disebutkan oleh firman-Nya: apa yang Allah tidak menurunkan keterangan tentang itu, dan apa yang mereka sendiri tiada mempunyai pengetahuan terhadapnya. (Al-Hajj: 71) Yakni tiada pengetahuan bagi mereka tentang apa yang mereka buat-buat dan mereka reka-reka, lalu mereka sembah itu.
Sesungguhnya hal tersebut hanyalah merupakan suatu perkara yang mereka terima dari bapak-bapak mereka dan para pendahulu mereka, tanpa dalil dan tanpa bukti. Sumber utamanya berasal dari godaan setan yang dibisikkan kepada mereka; setan telah menghiasinya bagi mereka, yang membuat mereka memandang baik hal tersebut. Karena itulah dalam firman selanjutnya Allah mengancam mereka melalui firman-Nya: Dan bagi orang-orang yang zalim sekali-kali tidak ada seorang penolong pun. (Al-Hajj: 71) Maksudnya, tiada seorang pun yang dapat menolong mereka dari azab dan pembalasan Allah yang ditimpakan kepada mereka.
Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan oleh firman-Nya: Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang. (Al-Hajj: 72) Yaitu apabila disebutkan kepada mereka ayat-ayat Al-Qur'an, hujah-hujah, dan dalil-dalil yang jelas yang menunjukkan bahwa Allah itu Esa, dan bahwa tiada Tuhan selain Dia, dan bahwa rasul-rasul-Nya yang mulia adalah benar dan hak. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. (Al-Hajj: 72) Artinya, hampir saja mereka menghajar orang-orang yang mendebat mereka dengan dalil-dalil yang sahih dari Al-Qur'an, lalu tangan mereka memukulinya dan lisan mereka meyakitinya dengan kata-kata yang buruk.
Katakanlah (hai Muhammad), "Apakah akan aku kabarkan kepada kalian yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka? Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. (Al-Hajj: 72) Yakni neraka yang azab dan siksaannya jauh lebih keras, lebih berat, lebih pedih, dan lebih besar daripada apa yang kalian lakukan terhadap kekasih-kekasih Allah yang beriman sewaktu di dunia. Azab di akhirat sebagai balasan dari perbuatan kalian itu pun jauh lebih besar daripada apa yang pernah kalian timpakan kepada kaum mukmin, jika memang menurut dugaan kalian bahwa kalian dapat menimpakannya kepada mereka.
Firman Allah ﷻ: Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. (Al-Hajj: 72) Maksudnya, neraka adalah seburuk-buruk tempat berbaring, tempat tinggal, tempat kembali, dan tempat bermukim. Sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (Al-Furqan: 66)"
Orang-orang kafir tidak hanya menyembah tuhan selain Allah, tetapi juga apabila dibacakan di hadapan mereka, oleh Nabi atau para sahabat, ayat-ayat Kami yang berisi ajaran tauhid, ibadah, dan akhlak yang terang, karena rasional atau masuk akal, niscaya engkau akan melihat tanda-tanda keingkaran pada wajah orang-orang yang kafir itu terhadap ajaran tauhid, ibadah, dan akhlak. Kemarahan mereka kepada orang yang membacakan ayat itu demikian dahsyat. Hampir-hampir mereka menyerang para mubalig, orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka sehingga mengancam keselamatan mereka. Katakanlah, wahai Muhammad kepada orang-orang kafir itu, 'Apakah kamu bersedia mendengarkan, akan aku kabarkan kepada kamu sesuatu yang lebih buruk dari itu, yaitu neraka'' Allah telah menjadikan neraka ancaman yang membahayakan kepada orang-orang kafir. Dan neraka itu seburuk-buruk tempat kembali di akhirat. 73. Allah menjelaskan bagaimana kualitas tuhan-tuhan selain Allah yang disembah oleh orang-orang kafir. Wahai manusia! Perhatikanlah dengan cermat, telah dibuat suatu perumpamaan yang harus dijadikan renungan oleh kamu. Maka dengarkanlah dengan saksama! Sesungguhnya semua tuhan selain Allah yang kamu seru dalam ritual kamu tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, yang menunjukkan ketidakpantasan tuhan-tuhan selain Allah itu dijadikan tuhan, walaupun mereka bersatu dalam sebuah tim untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tuhan-tuhan selain Allah itu tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu, karena patung-patung yang disembah itu benda mati. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah, karena keduanya sama-sama makhluk Allah yang tidak mampu menciptakan apapun baik makhluk hidup maupun benda mati.
Allah menerangkan bahwa kepercayaan orang-orang musyrik itu salah, baik ditinjau dari segi wahyu, akal pikiran, maupun dari sikap orang-orang musyrik itu sendiri di kala mereka mendengar ayat-ayat Allah.
1. Orang-orang musyrik Mekah menyembah selain Allah, dengan menyembah berhala-berhala yang mereka buat sendiri. Kepercayaan mereka itu tidak berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, padahal suatu kepercayaan yang benar adalah kepercayaan yang berdasarkan wahyu dari Allah. Kepercayaan mereka itu hanyalah berdasarkan adat kebiasaan nenek moyang mereka dahulu, kemudian mereka mengikuti dan mempercayainya.
2. Mereka menyembah selain Allah, hal itu tidak berdasarkan pemikiran yang benar, dan tidak berdasarkan ilmu pengetahuan. Mereka membuat sendiri berhala-berhala yang mereka sembah itu. Oleh karena itu mereka tidak akan mendapat seorang penolong pun yang akan menolong mereka untuk menegakkan pendapat dan pikiran mereka, atau yang akan menolakkan azab dari mereka di akhirat kelak.
3. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, maka tampaklah pada air muka mereka tanda-tanda keangkuhan, kesombongan dan kekerasan hati, serta ucapan marah yang timbul di hati mereka. Manakala dibacakan ayat-ayat Al-Qur'an kepada mereka, mereka ingin menyerang dan memukul orang-orang yang sedang membaca ayat itu. Seandainya mereka ingin mencari kebenaran, tentulah mereka mendengarkan ayat-ayat yang dibacakan itu, kemudian mereka merenungkan dan memikirkannya, dan kalau ada sesuatu yang tidak berkenan di hati mereka tentulah mereka menanyakan atau mencari alasan-alasan yang kuat untuk mematahkan kebenaran ayat-ayat Allah.
Kemudian Allah mengancam mereka bahwa kebencian dan kemarahan mereka karena mendengar ayat-ayat Allah itu sebenarnya adalah lebih kecil dari kepedihan azab yang akan mereka rasakan nanti di hari Kiamat.
Allah menegaskan ancaman-Nya kepada orang-orang musyrik itu dengan memerintahkan nabi Muhammad ﷺ agar mengatakan kepada mereka, "Hai orang-orang musyrik, apakah kamu hendak mendengarkan berita yang lebih besar dan lebih jahat lagi dari kemarahan hatimu kepada orang-orang yang membaca ayat-ayat Allah, sehingga hampir saja kamu menyerang dan memukul mereka?"
Kemudian pertanyaan di atas langsung dijawab, bahwa berita besar dan lebih buruk dari kemarahannya itu ialah azab neraka yang telah dijanjikan kepada orang-orang kafir sebagai balasan dari perbuatan mereka itu waktu hidup di dunia. Neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali yang disediakan bagi orang-orang musyrik.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 71
“Dan barang yang tidak ada ilmu mereka terhadapnya." Tiap-tiap ditanya orang yang menyembah atau memuja kepada .yang selain Allah itu, apa sebab berhala itu, atau pohon rindang itu, atau keria itu, atau lembu itu. atau kuburan si anu itu disembahnya. tidaklah seorang juga yang dapat memberi keterangan yang pasti dan ilmiah apa sebab itu dia sembah. Tidak ada pengetahuan yang dapat dipegang yang mereka kemukakan. Umumnya hanya dangeng atau memperbodoh diri sendiri atau diperbodoh oleh jurukunci. Atau mereka jawab kalau ditanyai bahwa sudah begitu diriapati diperbuat oleh nenek-moyang dahulukala. Kami hanya tinggal meniru saja."Dan tidaklah ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun." (ujung ayat 71).
Tafsir dari ujung ayat ini boleh jadi dua. Pertama ialah bahwa menyembah kepada yang selain Allah tidaklah berdasar atas ilmu dan kebenaran. Sebab itu maka orang yang melakukannya adalah orang yang zalim, orang yang menganiaya. Karena dia memperkosa kebenaran itu. Maka orang yang berfikir sihal tidak seorang pun yang dapat menolong, membela dan memperhatikan kezaliman itu.
Kedua orang yang menyembah kepada yang selain Allah itu adalah berbuat dosa yang sangat besar, yang tidak dapat diampuni. Tidak seorang pun yang akan dapat membela dan membenarkan penyembah-penyembah kepada yang selain Allah itu.
Ayat 72
“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, memberikan keterangan." (pangkal ayat 72). Bahwa menyembah kepada yang selain Allah itu adalah dosa yang paling besar, dengan keterangan-keterangan yang cukup, “Engkau ketahui poda wajah-wajah orang-orang yang kafir itu keingkaran." Artinya dapat saja engkau ketahui pada wajah mereka bahwa mereka tidak senang."Hampir saja mereka menyerbu orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka." Karena mereka sangat marah Mereka tidak mau disinggung kebiasaan mereka menyembah-nyembah yang selain Allah. Karena mereka tidak mempunyai kepandaian untuk membalas, atau karena memang tidak ada alasan yang masuk akal atas perbuatan mereka, mereka pun marah. Mereka mau saja main pukul atau sampai kepada menganiaya dan membunuh
.
kamu yang lebih buruk dari itu?" Dan kalau aku katakan apakah kamu akan marah juga? “Api neraka! Yang telah dijanjikan Allah untuk orang-orang yang tidak mau percaya."
Khabar ini sangat buruk bagimu. Api neraka tidak akan dapat kamu tolak atau kamu elakkan semata-mata dengan marah."Dan itu adalah seburuk-bunde tempat kembali." (ujung ayat 72).
Lebih baik dari waktu hidup di dunia sekarang Inilah seburuk-buruk tempat kembali itg kamu jauhi! Dan itulah sebabnya maka hal itu dIsampaikan sekarang. Tanda belas-kasihan Tuhan kepadamu.
Ayat 73
“Wahai orang-orang yang beriman! Diperbuat suatu perumpamaan, dengarkantah dia." (pangkal ayat 73). Orang yang beriman dapat mempertebal dan memperdalam imannya apabila dia mendengar perumpamaan itu. Dan suatu perumpamaan bagi orang yang berakal adalah mempercepat memahamkan sesuatu: “Sesungguhnya orang-orang yang menyeru kepada yang selain Allah itu, “ sebagaimana yang telah disebutkan di ayat 71, di atas tadi, menyembah berhala atau benda lain karena ilmu tidak ada: “Sekali-kali tidaklah sanggup membuat seekor lalat pun." Lalat atau langau yang begitu kecil tidaklah sanggup berhala itu memperbuatnya. Yang mereka berhalakan itu ialah orang-orang yang mereka anggap gagah, berkuasa, ditakuti dan diaegani di kala dia hidup, tidak juga dia sanggupi membuat seekor lalat."Walaupun mereka telah berkumpul untuk itu." Walaupun diadakan suatu mu'tamar dari sarjana-sarjana ilmu serangga dari seluruh dunia untuk memusyawaratkan membuat seekor lalat dan memberinya nyawa, mu'tamar itu akan gagal, karena tidak ada yang bIsa. Sedang lalat hanya satu macam di antara macam-macam serangga kecil.
“Dan Jika dirampas sesuatu dari mereka oleh lalat itu." Baik makannya dihinggapi lalat yang membawa penyakit, atau kesihalan mereka dirusakkan oleh lalat: “Tiada pula mereka akan dapat merebutnya daripadanyaInilah suatu wahyu Tuhan yang telah dapat dibuktikan oleh hasil penyelidikan ilmu pengetahuan moden. Di ayat ini hanya disebut lalat. Namun di samping lalat ada lagi bahaya nyamuk. Nyamuk malaria, nyamuk penyakit tidur. Pada lalat dan pada nyamuk “menumpang" hasil-hasil penyakit yang lebih halus lagi, sehingga benar-benar di zaman sekarang ahli-ahli kesihalan sedunia mengadakan pertemuan untuk mengumpulkan segala pengetahuan dan pengalaman, untuk mengurangi bahaya lalat, nyamuk, agas dan kuman-kuman yang menumpang padanya."Amat lemah yang menuntut dan yang dituntut." (ujung ayat 73). Kata Ibnu Abbas: “Yang menuntut ialah berhala, yang dituntut lalat." Kata as-Suddi: “Yang menuntut ialah si penyembah berhala ttu sendiri, yang dituntut ialah berhala yang disembahnya itu." Si penyembah berhala pun dituntut (mathlub) juga. Sebagai dalam kedua Hadist Qudsi tadi. Mereka telah berani membuat bermacam berhala. Dari kayu, dari batu dan sebagainya. Sanggupkah mereka membuat lalat dan nyamuk? Sanggupkah mereka memberi nyawa? Sepatutnya berhala itulah yang menyembah kepada mereka, sebab mereka yang membuat berhala. Bukan mereka yang menyembah berhala. Tetapi semuanya lemah, yang menuntut lemah, yang dituntut lemah. Semua lemah, karena semua dari berlikir yang tidak beres.
Ayat 74
“Tidaklah mereka menilai Allah sebenar-benar penilaian." (pangkal ayat 74). Orang-orang yang menyembah kepada yang selain Allah itu percaya juga bahwa Allah ADA. Tetapi mereka tidak mau mengerti atau salah mengerti tentang Allah. Kadang-kadang ada di kalangan mereka menyembah berhala, katanya karena berhala itulah yang akan menyampaikan keinginannya kepada Allah. Katanya Allah ttu serupa dengan seorang raja besar; kita tidak dapat langsung saja datang menghadap, kalau tidak pakai perantaraan.
Yang lebih disayangkan lagi ialah kesalahan penilaian mereka tentang arti Wali Allah. Tuhan bersabda:
“Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut atas mereka dan tidak ada dukacita. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka adalah bertakwa." (Yunus: 61-62)
Dengan ayat ini Allah membuka pintu selebar-lebarnya bagi semua orang untuk menjadi wali Allah. Syarat yang mesti dipenuhi hanya dua saja, pertama iman kedua takwa. “Sesungguhnya Allah adalah Maha Kuat Maha Perkasa." (ujung ayat 74)
Ayat 75
“Allah telah memilih dari malaikat akan Rasul-rasul." (pangkal ayat 75). Maksudnya ialah bahwa di antara malaikat yang banyak itu ada yang dipilih Tuhan menjadi Rasul, artinya menjadi utusan-Nya. “Dan dari manusia". Di samping malaikat-malaikat terpilih, demikian pula dari kalangan manusia. Tuhan memilih orang yang akan jadi utusan-Nya.
“Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar Maha Melihat." (ujung ayat 75).
Ayat 76
“Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka." (pangkal ayat 76). Tuhan mengetahui apa yang membentang di hadapan manusia. “Dan apa yang di belakang mereka." Yaitu sejarah kemanusiaan sejak permulaan bumi ini didiami manusia.
"Dan kepada Allahlah akan dikembalikan segala urusan." (ujung ayat 76).
Pedoman Perjuangan Mu'min
Sesudah Allah menerangkan bahwa mempersekutukan yang lain dengan Allah tidak ada dasarnya dari Tuhan dan tidak ada alasannya yang ilmiah, sehingga membuat lalat mereka tidak akan sanggup, apatah lagi yang lain, dan dikatakan bahwa semua terjadi karena tidak menilai Tuhan menurut yang sewajarnya, sekarang Tuhan memberi peringatan kepada orang yang beriman supaya memperteguh imannya dan mendekatkan diri terus kepada Allah.
Ayat 77
“Wahai orang-orang yang beriman! Rukulah kamu dan sujudlah kamu dan sembahlah Tuhan kamu." (pangkal ayat 77). Maksud ketiga sembahyang. Karena di antara ibadat teguh hendaklah sembahyang, supaya serpbahyang bertambah khusyu' hendaklah iman. Iman adalah ketundukan akal. Sembahyang adalah memperdalam perasaan. Ruku' dan sujud itu adalah melatih rasa tunduk. Menyembah Tuhan ialah dengan tunduk akan segala perintah dan menghentikan apa yang dilarang."Dan perbuatlah kebajikan." Sembahyang sebagai ibadat guna menghubungkan diri dengan Tuhan. Berbuat kebajikan ialah meneguhkan hubungan dengan sesama manusia oengan menghubungkan silaturrahmi dan menegakkah budipekerti yang mulia."Supaya kamu mendapat kemenangan." (ujung ayat 77). Kemenangan yang dicapai dengan teguh beribadat kepada Allah yang berpangkal dengan ruku' dan sujud, tegasnya dengan sembahyang yang diimbangkan dengan kesukaan berbuat kebajikan, adalah dunia akhirat. Di dunia hati lapang, fikiran tidak tertumbuk, ilham Tuhan datang, pergaulan luas. Di akhirat ialah syurga yang dijanjikan Tuhan.
, Sampai di ujung ayat 77 ini sunnatullah melakukan sujud jika membacanya. Dengan ini terdapat 2 kali sujud di Surat al-Haj. Pertama di ujung ayat 18.
Ayat 78
“Dan berjiharilah kamu pada jalan Allah, sebenar-berianya jihari." (pangkal ayat 78). Berkata al-Qurthubi dalam Tafsirnya: “Setengah ahli tafsir berkata:
“Yaitu berjihari memerangi kafir," setengahnya lagi menafsirkan: “Ini adalah iayarat menyuruh kerja keras melaksanakan segala yang diperintah Allah, menghentikan segala larangannya." Artinya berjiharilah terhadap dirimu sendiri supaya hanya kepada Allah saja taat dan kekanglah nafsu bila hawanya telah mendorong, dan berjihari pulalah menentang syaitan yang mencoba memasukkan waswasnya. Berjiharilah membenciung orang zalim dari kezalimannya, dan orang yang kafir di dalam kamu menolak kekafirannya.
Terhadap diri sendiri kita melakukan jihari, Nabi bersabda menurut Hadist yang dirawikan Ibnu Syuraih:
“Orang yang mujahid ialah yang berjihari terhadap diri sendiri karena Allah Azzawalla."
Pernah pula ditanyakan orang kepada Rasulullah s.a.w.: Apakah jihari yang paling utama?
Beliau menjawab:
“Kata-kata yang benar di hadapan penguasa yang zalim."
Renungkanlah dan perhatikan pertalian ayat di atas (77) dengan pangkal ayat ini. Orang Mu'min diauruh meneguhkan ibadat, ruku* dan sujud dan sembahyang dan berbuat baik, ialah supaya jiwa kuat menghadapi jihari ini. Karena orang yang lemah jiwa tidaklah akan kuat menghadapi jihari yang berat itu.
“Dia telah memilih kamu." Ini adalah ucapan penghargaan tertinggi Tuhan kepada orang yang beriman, karena hanya mereka yang sanggup berjihari terus-menerus, hilang atau terbilang, menang atau syahid. Sesungguhnya deowkian."Dan tidaklah Dia menjadikan untuk kamu dalam agama ini suatu kesempitan." Sembahyang yang wajib hanya lima kali sehari semalam. Puasa hanya sebulan dalam setahun. Berzakat hanya kalau cukup niabah. Naik haji yang wajib hanya sekali seumur hidup. Bila sakit tidak kuat berdiri sembahyang, boleh duduk. Tidak kuat duduk, boleh tidur. Tidak ada air buat wudhu', boleh tayammum. Karena sakit atau musafir boleh mengganti puasa di hari
lain. Meskipun memulai puasa Ramatihan bergantung kepada terlihatnya awal bulan (hilal) tidak juga semua orang wajib pergi melihat bulan;
“Hari raya Fithrah di hari kamu bersama fithrah. Hari raya Adhha di hari kamu bersama berkurhari ."
Pendeknya tak ada yang sempit! Cuma yang bersalah, melanggar aturan agamalah yang sempit hidupnya."Agama nenek kamu Ibrahim." Meskipun Nabi Ibrahim nenek-moyang dari bangsa Arab saja, namun seluruh umat Muhammad telah laksana juga anak dari Ibrahim, anak Ruhaniah penyambut ajarannya."Dialah yang telah menamai kamu Muslimin sejak sebelum ini." Setengah ahli tafsir mengatakan maksud ayat ialah bahwa Nabi Ibrahim itulah yang telah memberi nama Muslimin atau umat yang mengaku percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Alasannya karena tersebutlah permohonan Ibrahim dalam Surat 2 al-Baqarah ayat 128. Tetapi penafsiran lain menyatakan bahwa yang menamai umat yang percaya kepada Allah yang satu dengan Muslimin ialah Allah sendiri, di dalam kitab-kitab yang telah terdahulu dari al-Qur'an. Ini adalah tafsir dari Ibnu Abbas. Demikian juga kata Mujahid, ‘Atha', as-Suddi, adh-Dhahhak, Muqatil, dan Qatadah."Dan pada ini," yaitu pada al-Qur'an disebutlah bahwa agama yang benar di sisi Allah hanya Islam (Surat 3 Aali ‘Imran, ayat 19). Selain Islam tidak diterima (Aali ‘Imran, 85)."Supaya Rasul menjadi saksi atas kamu. * Artinya bahwa Rasul menjadi saksi bahwa segala yang diperintah Tuhan kepada kamu telah beliau sampaikan."Dan kamu pun jadi saksi-saksi pula atas manusia." Karena kamu dipandang sebagai manusia paling baik yang dikeluarkan di antara manusia (Aali ‘Imran, 110) sebab kamulah yang berani amar ma'ruf nahi munkar, sebab beriman kepada Allah. Oleh sebab itu, “Maka dirikanlah sembahyangagar tetap teguh hubungan dengan Tuhan."Dan berikanlah zakat," supaya tertolong yang susah dan miakin dan langsung terus berjihari."Dan berpegang teguhlah pada Allah, “ Sebab tidak ada lain; “Dialah Pelindungmu." Hingga terjamin keselamatanmu."Dialah yang sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong." (ujung ayat 78).
Berpegang teguhlah kepadaNya, memohonlah pertolongan kepada Allah dan bertawakkallah, mohonlah perlindungan. Karena dialah yang sebenar-benar pemimpin dan pelindungmu. Dialah yang semulia-mulia dan sebaik-baik pelindung dan semulia-mulia dan sebaik-baik penolong, ketika kamu menghadapi kesusahan atau ketika berhadapan dengan musuh.
Berkatalah Wuhaib bin al-Ward, bahwa ada sebuah Hadist Qudsi:
“Wahai anak Adam! Ingatlah kepadaKu apabila engkau sedang marah, supaya Aku ingat pula engkau apabila Aku marah. Maka tidaklah Aku patahkan engkau bersama orang yang Aku patahkan. Dan apab/ia engkau dianiaya orang maka sabarlah engkau! Dan terimalah dengan rela pertolonganKu. Karena pertolongan dari Aku adalah lebih baik bagi engkau daripada pertolongan engkau atas dirimu sendiri." (Riwayat Ibnu Abi Hatim)