Ayat
Terjemahan Per Kata
أَلَمۡ
tidaklah
تَعۡلَمۡ
kamu mengetahui
أَنَّ
bahwasanya
ٱللَّهَ
Allah
يَعۡلَمُ
Dia mengetahui
مَا
apa
فِي
di
ٱلسَّمَآءِ
langit
وَٱلۡأَرۡضِۚ
dan bumi
إِنَّ
sesungguhnya
ذَٰلِكَ
demikian itu
فِي
di dalam
كِتَٰبٍۚ
kitab
إِنَّ
sesungguhnya
ذَٰلِكَ
demikian itu
عَلَى
atas/bagi
ٱللَّهِ
Allah
يَسِيرٞ
mudah
أَلَمۡ
tidaklah
تَعۡلَمۡ
kamu mengetahui
أَنَّ
bahwasanya
ٱللَّهَ
Allah
يَعۡلَمُ
Dia mengetahui
مَا
apa
فِي
di
ٱلسَّمَآءِ
langit
وَٱلۡأَرۡضِۚ
dan bumi
إِنَّ
sesungguhnya
ذَٰلِكَ
demikian itu
فِي
di dalam
كِتَٰبٍۚ
kitab
إِنَّ
sesungguhnya
ذَٰلِكَ
demikian itu
عَلَى
atas/bagi
ٱللَّهِ
Allah
يَسِيرٞ
mudah
Terjemahan
Tidakkah engkau tahu bahwa Allah mengetahui apa yang di langit dan di bumi? Sesungguhnya hal itu sudah terdapat dalam Kitab (Lauh Mahfuz). Sesungguhnya yang demikian sangat mudah bagi Allah.
Tafsir
(Apakah kamu tidak mengetahui) Istifham di sini bermakna Taqrir, maksudnya bukankah kamu telah mengetahui (bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi; bahwasanya yang demikian itu) apa yang telah disebutkan tadi (terdapat dalam Kitab?) yang dimaksud adalah Lohmahfuz. (Sesungguhnya yang demikian itu) pengetahuan apa yang telah disebutkan tadi (amat mudah bagi Allah.).
Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi, bahwa yang demikian itu, terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuz)? Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. Allah ﷻ.memberitahukan tentang Pengetahuannya Yang Maha-sempurna tentang makhluk-Nya, bahwa Dia meliputi semua yang ada di langit dan di bumi. Tiada sesuatu pun sebesar semut kecil yang ada di langit dan bumi, serta tiada yang lebih kecil atau lebih besar daripada itu luput dari pengetahuan-Nya.
Dan sesungguhnya Allah mengetahui semua makhluk sebelum kejadiannya. Hal tersebut telah dicatat-Nya pada kitabNya yang terpelihara, seperti yang telah disebutkan di dalam kitab Sahih Muslim melalui Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Sesungguhnya Allah telah merencanakan penciptaan seluruh makhluk sebelum menciptakan langit dan bumi dalam jarak masa lima puluh ribu tahun, sedangkan Arasy-Nya berada di atas air. Di dalam kitab-kitab sunan telah disebutkan melalui hadis sejumlah sahabat, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Mula-mula yang diciptakan oleh Allah ialah Qalam. Allah berfirman kepadanya, "Tulislah!" Qalam berkata, "Apa yang harus hamba tulis? Allah berfirman, "Tulislah segala sesuatu yang akan terjadi.
Maka Qalam menulis semua yang akan terjadi sampai hari kiamat. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah telah menceritakan kepada kami Ibnu Bukair, telah menceritakan kepadaku Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepadaku Ata ibnu Dinar, telah menceritakan kepadaku Sa'id ibnu Jubair yang mengatakan, Ibnu Abbas pernah berkata bahwa Allah menciptakan Lauh Mahfuz yang lebarnya sama dengan jarak perjalanan seratus tahun.
Lalu Allah berfirman kepada Qalam sebelum Dia menciptakan makhluk, sedangkan Dia di atas 'Arasy-Nya, "Tulislah!" Qalam bertanya, "Apakah yang harus hamba tulis?" Allah berfirman, "Pengetahuan-Ku tentang makhluk-Ku sampai hari kiamat." Maka Qalam mencatat semua yang akan terjadi menurut ilmu Allah sampai hari kiamat. Yang demikian itu adalah firman Allah ﷻ kepada Nabi-Nya: Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi. (Al-Hajj: 70) Hal ini merupakan sebagian dari kesempurnaan pengetahuan-Nya, bahwa Allah ﷻ mengetahui segala sesuatu sebelum kejadiannya; Dia telah merencanakannya dan telah mencatatnya pula.
Tiada sesuatu pun yang dilakukan oleh hamba-hamba-Nya, melainkan Dia telah mengetahuinya sebelum kejadiannya dalam keadaan persis seperti apa yang dilakukan oleh mereka di kemudian hari. Dia mengetahui bahwa orang ini taat dengan kerelaannya sendiri, dan orang itu durhaka dengan kesukaannya sendiri.Semuanya itu dicatat oleh Allah di sisi-Nya, dan Dia mengetahui segala sesuatu dengan pengetahuan yang meliputinya, yang hal ini amatlah mudah dan gampang bagi-Nya.
Karena itulah maka Allah ﷻ Berfirman bahwa yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuz). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (Al-Hajj: 70)"
Tidakkah engkau, Muhammad, tahu dengan ilmu yakin bahwa Allah mengetahui apa yang di langit, seperti malaikat dan benda-benda langit, dan seluruh makhluk Allah yang berada di bumi, baik yang kasat mata maupun tersembunyi bagi manusia' Sungguh, yang demikian itu bahwa Allah mengetahui secara detil dan terperinci semua ciptaan-Nya di la-ngit maupun di bumi, sudah terdapat dalam sebuah Kitab induk yang tersimpan di Lauh Mahfuzh Sesungguhnya yang demikian itu, tercatatnya data seluruh ciptaan Allah pada sebuah buku induk, sangat mudah bagi Allah, karena Allah Tuhan Yang Memelihara seluruh alam. 71. Dan mereka, orang-orang kafir itu, menyembah tuhan selain Allah dengan bangga, tanpa merasa bersalah, tanpa dasar yang jelas tentang itu, baik yang bersumber dari akal sehat, nurani, apa lagi dari wahyu; dan mereka pun menyembah tuhan selain Allah, tidak mempunyai pengetahuan yang menjadi dasar penyembahan itu. Allah menegaskan, bagi orang-orang yang zalim, yakni orang-orang yang menyembah tuhan selain Allah, akan kekal di dalam neraka. Tidak ada seorang penolong pun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab yang pedih itu.
Ayat ini menegaskan kepada Nabi Muhammad saw, tentang keluasan ilmu Allah. Sekalipun Nabi Muhammad yang dituju tetapi dalam ayat ini termasuk di dalamnya seluruh umatnya. Seakan-akan Allah mengatakan kepadanya, "Apakah engkau tidak mengetahui hai Muhammad, bahwa ilmu Allah itu amat luas, meliputi segala apa yang ada di langit dan segala apa yang ada di bumi, tidak ada sesuatu pun yang luput dari ilmu-Nya itu, walaupun barang itu sebesar zarroh (atom) atau lebih kecil lagi dari atom itu, bahkan Dia mengetahui segala yang terbetik di dalam hati manusia."
Semua ilmu Allah itu tertulis di Lauh Mahfuz, ialah suatu kitab yang di dalamnya disebutkan segala yang ada dan kitab itu telah ada dan lengkap, mempunyai catatan sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Menurut Abu Muslim al-Ashfah?ni, yang dimaksud dengan kitab dalam ayat ini ialah pemeliharaan sesuatu dan pencatatannya yang sempurna. Tidak ada sesuatu yang tidak tercatat di dalamnya. Hal inilah yang merupakan ilmu Allah.
Pengetahuan yang amat sempurna dan pencatatan yang lengkap tentang segala sesuatu serta penetapan hukum yang dijadikan bahan pengadilan di akhirat kelak tidaklah sukar bagi Allah untuk menetapkannya. Dia menetapkan sesuatu di akhirat nanti dengan seadil-adilnya, karena segala macam yang dijadikan bahan pertimbangan telah ada catatan-Nya, tidak ada yang kurang sedikit pun.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 67
“Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat yang mereka akan melaluinya." (pangkal ayat 67). Umat yang dimaksud di sini ialah umat Nabi-nabi. Berubah zaman, berubah umat, berubah Nabi, berubah pula syariat. Di ayat ini dikatakan “mansakan". Manaakan yang bergabung dengan ( nusuk, berarti upacara ibadat. Pokok akidah wajib mengakui Allah itu Esa, tidak yang bersekutu dengan dia dan kepercayaan kepada Hari Akhirat adalah satu dan sama di antara sekalian Nabi. Tetapi cara-cara melakukan ibadat dan beberapa hukum mu'amalat berubah-ubah. Sebab keadaan umat zaman sebelum Muhammad masih terpisah-pisah, baik ruang
“Maka sekali-kali janganlah mereka membantah engkau dalam hal ini," Yang akan membantah itu tentu saja orang musyrikin yang berada di negeri Makkah di masa ayat turun atau pemberici-pemberici Islam di dunia ini di segala waktu. Seumpama orang Yahudi akan membantah mengapa syariat Muhammad menetapkan Jum'at jadi hari besar, bukan hari Sabtu. Orang Nasrani pun akan membantah, mengapa tidak hari Ahari?"Dan serulah kepada Tuhan entjfcau." Tegasnya lanjutkan terus mengadakan da'wah menyeru manusia supaya kembali kepada jalan Allah yang Maha Besar. Dengan tidak pilih kaum dan tidak pilih bangsa. Bahkan serulah semua. Karena syariat yang diturunkan kepada umat engkau itulah yang berkenan di sisi Tuhan."Sesungguhnya engkau adalah di atas petunjuk yang /urus." (ujung ayat 67).
Maksud ayat ialah agar engkau, ya Rasul, tetap dalam langkahmu maju ke muka, jangan bimbang dan tertegun karena haritahan-haritahan itu, karena syariat yang engkau bawa ini adalah benar dan jalan yang engkau tempuh adalah petunjuk yang lurus.
Selain dari menjaga syariat dan akidah itu, kaum Muslimin pengikut Muhammad hendaklah pula awas dan hati-hati jangan sampai karena ke-kurangan pengetahuan, lalu meniru-niru upacara lain agama, padahal ber-tentangan dengan Islam yang mempunyai peraturan sendiri.
Ayat 68
“Dan jika mereka membantah engkau." (pangkal ayat 68). Dan jika mereka ajak engkau hendak berdebat, hendak bertengkar dengan engkau perkara akidah atau syariat, bukan lagi hendak mencari kebenaran, hanya semata-mata bersitegang urat leher karena mempertahankan adat kebiasaan nenek-moyang: “Maka katakanlah: Allah lebih mengetahui tentang apa gang kamu kerjakan itu." (ujung ayat 68). Tegasnya kita tidak usah bertengkar lagi. Amal ibadat yang kamu pertahankan itu lebih diketahui oleh Allah. Dia yang akan mempertimbangkan. Bukan aku.
Ayat 69
“Allah akan menjatuhkan keputusannga di antara kamu pada hari kiamat dari hal dpa-apa gang dahulu kamu perselisihkan." (ayat 69). Pada waktunya-lah kelak kamu akan tahu mana yang hak dan mana yang batil. Tidaklah guna kita bertengkar sekarang. Hanya menghabiskan waktu.
Ayat 70
“Tidakkah engkau tahu bahwa sesungguhnga Allah mengetahui apa gang di langit dan di bumi." (pangkal ayat 70). Kecil dan besar di langit dan di bumi tidak ada yang luput dari pengetahuan Allah. Termasuk juga keras kepala orang kafir mempertahankan yang salah."Sesungguhnya yang demikian itu ada dalam sebuah kitab." Artinya bahwa semua isi langit dan bumi adalah kepunyaan Allah belaka. Ada catatannya semua di sisi Allah. Kitab yang bernama “Luh Mahfuzh"."Sesungguhnya gang demikian bagi Allah adalah
dirampas sesuatu dari mereka oleh lalat itu. tiada pula mereka akan dapat merebutnya daripadanya. Amat lemah yang menuntut dan yang dituntut.