Ayat
Terjemahan Per Kata
لِّكُلِّ
bagi tiap-tiap
أُمَّةٖ
ummat
جَعَلۡنَا
Kami telah menjadikan
مَنسَكًا
cara beribadat/syareat
هُمۡ
mereka
نَاسِكُوهُۖ
mensyareatkan/melakukannya
فَلَا
maka janganlah
يُنَٰزِعُنَّكَ
mereka membantah kamu
فِي
dalam
ٱلۡأَمۡرِۚ
urusan
وَٱدۡعُ
dan serulah
إِلَىٰ
kepada
رَبِّكَۖ
Tuhanmu
إِنَّكَ
sesungguhnya kamu
لَعَلَىٰ
benar-benar di atas
هُدٗى
petunjuk/jalan
مُّسۡتَقِيمٖ
yang lurus
لِّكُلِّ
bagi tiap-tiap
أُمَّةٖ
ummat
جَعَلۡنَا
Kami telah menjadikan
مَنسَكًا
cara beribadat/syareat
هُمۡ
mereka
نَاسِكُوهُۖ
mensyareatkan/melakukannya
فَلَا
maka janganlah
يُنَٰزِعُنَّكَ
mereka membantah kamu
فِي
dalam
ٱلۡأَمۡرِۚ
urusan
وَٱدۡعُ
dan serulah
إِلَىٰ
kepada
رَبِّكَۖ
Tuhanmu
إِنَّكَ
sesungguhnya kamu
لَعَلَىٰ
benar-benar di atas
هُدٗى
petunjuk/jalan
مُّسۡتَقِيمٖ
yang lurus
Terjemahan
Bagi setiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang (harus) mereka amalkan. Mereka sekali-kali tidak boleh membantahmu (Nabi Muhammad) dalam urusan (syariat) itu dan serulah (mereka) kepada Tuhanmu. Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) benar-benar berada di atas petunjuk yang lurus.
Tafsir
(Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan manasik tertentu) dapat dibaca Mansakan dan Minsakan artinya syariat (yang mereka lakukan) yakni mereka amalkan (maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu) makna yang dimaksud adalah, janganlah kamu membantah mereka (dalam urusan ini) masalah penyembelihan, karena mereka mengatakan, bahwa apa yang dimatikan oleh Allah yakni bangkai lebih berhak untuk kalian makan daripada apa yang kalian sembelih (dan serulah manusia kepada Rabbmu) agama-Nya. (Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada petunjuk) agama (yang lurus).
Tafsir Surat Al-Hajj: 67-69
Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah mereka sekali-kali membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah, "Allah lebih mengetahui tentang apa yang kalian kerjakan. Allah akan mengadili di antara kalian pada hari kiamat tentang apa yang kalian dahulu selalu berselisih padanya.
Allah ﷻ memberitahukan bahwa Dia telah menetapkan syariat tertentu bagi tiap-tiap umat. Ibnu Jarir mengatakan, bagi umat tiap-tiap nabi ditetapkan syariat tertentu. Ibnu Jarir mengatakan bahwa asal kata mansak menurut istilah bahasa artinya tempat yang biasa didatangi oleh manusia yang ia selalu bolak-balik kepadanya, adakalanya untuk tujuan baik atau tujuan buruk. Karena itulah manasik haji dinamakan dengan memakai kata ini, mengingat banyak manusia yang berdatangan kepadanya dan bermukim padanya. Jika makna ayat ini seperti yang dikatakan oleh Ibnu Jarir yaitu bahwa bagi umat tiap-tiap nabi Kami ditetapkan syariat tertentu berarti makna yang dimaksud oleh firman-Nya: maka janganlah mereka sekali-kali membantah kamu dalam urusan (syariat) ini. (Al-Hajj: 67 ditujukan kepada orang-orang musyrik.
Dan jika makna yang dimaksud ialah bagi tiap-tiap umat Kami tetapkan syariat tertentu dengan ketetapan secara takdir, berarti maknanya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. (Al-Baqarah: 148) Karena itulah dalam ayat ini disebutkan oleh firman-Nya: yang mereka lakukan. (Al-Hajj: 67) Damir hum yang ada dalam ayat ini kembali kepada mereka yang mempunyai syariat-syariat dan tuntunan-tuntunan lain. Dengan kata lain, mereka melakukan hal itu hanyalah berdasarkan takdir Allah dan kehendak-Nya.
Maka jangan kamu terpengaruh oleh sikap mereka yang menentang kamu, jangan pula hal itu memalingkan kamu dari kebenaran yang kamu sampaikan. Maka dari itu, dalam firman selanjutnya disebutkan: dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus. (Al-Hajj: 67) Yakni jalan yang jelas lagi lurus menghantarkan kepada tujuan. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Dan jangan sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu. (Al-Qashash: 87) Adapun firman Allah ﷻ: Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah, "Allah lebih mengetahui tentang apa yang kalian kerjakan." (Al-Hajj: 68) Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah, "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu.
Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan." (Yunus: 41) Firman Allah ﷻ: Allah lebih mengetahui tentang apa yang kalian kerjakan. (Al-Hajj: 68) Di dalam makna ayat ini terkandung ancaman keras dan peringatan yang kuat, semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Dia lebih mengetahui apa-apa yang kalian percakapkan tentang Al-Qur'an itu. Cukuplah Dia menjadi saksi antaraku dan antaramu. (Al-Ahqaf: 8) Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan; Allah akan mengadili di antara kalian pada hari kiamat tentang apa yang kalian dahulu selalu berselisih padanya. (Al-Hajj: 69) Ayat ini semakna dengan firman-Nya: Maka karena itu, serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka, dan katakanlah, "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah. (Asy-Syura: 15), hingga akhir ayat."
Bagi setiap umat, seperti Yahudi dan Nasrani, telah Kami tetapkan melalui para utusan Allah cara beribadah yang harus mereka amalkan guna mendekatkan diri kepada-Nya. Maka tidak sepantasnya mereka, kaum Yahudi dan Nasrani, berbantahan dengan engkau, Muhammad, dalam urusan cara beribadah kepada Allah ini; dan serulah kaum Yahudi dan Nasrani itu kepada Tuhanmu untuk beriman kepada Al-Qur'an. Sungguh, engkau Muhammad, berada di jalan yang lurus, baik dalam bidang akidah, ibadah (syariah), maupun akhlak. 68. Dan jika mereka, kaum Yahudi dan Nasrani, membantah engkau, Muhammad, ketika engkau mengajarkan tauhid yang lurus, ibadah yang sempurna, dan akhlak yang mulia; maka katakanlah kepada ahli kitab, Yahudi dan Nasrani yang membantah kamu itu, 'Allah lebih tahu tentang apa yang kamu kerjakan,' karena Allah benar-benar mengetahui yang tampak maupun yang tersembunyi.
Allah telah mengutus para rasul kepada tiap-tiap umat sampai kepada masa Nabi Muhammad ﷺ Tiap-tiap rasul membawa syariat yang berbeda dengan syariat rasul yang lain, sesuai dengan keadaan, tempat dan masa dimana umat itu berada sehingga syariat itu dapat mereka lakukan dengan baik dan sesuai dengan kesanggupan, kemanfaatan dan kebutuhan hidup mereka.
Kitab Taurat diturunkan kepada Musa as, yang akan disampaikan kepada Bani Israil. Bani Israil di waktu itu sedang terjangkit paham materialisme dan kehidupan yang materialistis. Hidupnya didasarkan kepada kebendaan. Baginya hidup ini adalah serba benda. Bani Israil tatkala ditinggalkan Nabi Musa yaitu dikala beliau naik ke bukit Tursina untuk menerima Taurat, mereka membuat patung anak sapi dari emas untuk disembah. Isi Taurat banyak memberi petunjuk kepada manusia tentang cara-cara membina diri dan umat agar terhindar dari paham materialisme dan kehidupan yang materialistis itu. Demikian pula Injil diturunkan kepada Nabi Isa as, banyak memberi petunjuk cara-cara pembinaan kejiwaan, rohani, sesuai pula dengan keadaan orang Yahudi di waktu itu.
Pada akhirnya Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ Syariat yang dikandung Al-Qur'an itu adalah syariat untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Di dalam Al-Qur'an banyak ayat-ayat yang memberi petunjuk kepada manusia agar mereka di samping memikirkan kehidupan rohani juga memikirkan kehidupan duniawi, kehidupan duniawi merupakan persiapan kehidupan akhirat.
Demikianlah ketetapan Allah yang berlaku bagi seluruh umat manusia sejak dahulu sampai sekarang. Maka seharusnya orang-orang kafir itu tidak menentang seruan Nabi Muhammad yang disampaikan kepada mereka. Karena itu Allah memperingatkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya agar jangan terpengaruh oleh tantangan dan pembangkangan orang-orang kafir. Tetaplah melakukan dakwah, menyeru mereka dengan hikmat dan kebijaksanaan, mengajak mereka kepada ketauhidan, yang menunjukkan kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 67
“Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat yang mereka akan melaluinya." (pangkal ayat 67). Umat yang dimaksud di sini ialah umat Nabi-nabi. Berubah zaman, berubah umat, berubah Nabi, berubah pula syariat. Di ayat ini dikatakan “mansakan". Manaakan yang bergabung dengan ( nusuk, berarti upacara ibadat. Pokok akidah wajib mengakui Allah itu Esa, tidak yang bersekutu dengan dia dan kepercayaan kepada Hari Akhirat adalah satu dan sama di antara sekalian Nabi. Tetapi cara-cara melakukan ibadat dan beberapa hukum mu'amalat berubah-ubah. Sebab keadaan umat zaman sebelum Muhammad masih terpisah-pisah, baik ruang
“Maka sekali-kali janganlah mereka membantah engkau dalam hal ini," Yang akan membantah itu tentu saja orang musyrikin yang berada di negeri Makkah di masa ayat turun atau pemberici-pemberici Islam di dunia ini di segala waktu. Seumpama orang Yahudi akan membantah mengapa syariat Muhammad menetapkan Jum'at jadi hari besar, bukan hari Sabtu. Orang Nasrani pun akan membantah, mengapa tidak hari Ahari?"Dan serulah kepada Tuhan entjfcau." Tegasnya lanjutkan terus mengadakan da'wah menyeru manusia supaya kembali kepada jalan Allah yang Maha Besar. Dengan tidak pilih kaum dan tidak pilih bangsa. Bahkan serulah semua. Karena syariat yang diturunkan kepada umat engkau itulah yang berkenan di sisi Tuhan."Sesungguhnya engkau adalah di atas petunjuk yang /urus." (ujung ayat 67).
Maksud ayat ialah agar engkau, ya Rasul, tetap dalam langkahmu maju ke muka, jangan bimbang dan tertegun karena haritahan-haritahan itu, karena syariat yang engkau bawa ini adalah benar dan jalan yang engkau tempuh adalah petunjuk yang lurus.
Selain dari menjaga syariat dan akidah itu, kaum Muslimin pengikut Muhammad hendaklah pula awas dan hati-hati jangan sampai karena ke-kurangan pengetahuan, lalu meniru-niru upacara lain agama, padahal ber-tentangan dengan Islam yang mempunyai peraturan sendiri.
Ayat 68
“Dan jika mereka membantah engkau." (pangkal ayat 68). Dan jika mereka ajak engkau hendak berdebat, hendak bertengkar dengan engkau perkara akidah atau syariat, bukan lagi hendak mencari kebenaran, hanya semata-mata bersitegang urat leher karena mempertahankan adat kebiasaan nenek-moyang: “Maka katakanlah: Allah lebih mengetahui tentang apa gang kamu kerjakan itu." (ujung ayat 68). Tegasnya kita tidak usah bertengkar lagi. Amal ibadat yang kamu pertahankan itu lebih diketahui oleh Allah. Dia yang akan mempertimbangkan. Bukan aku.
Ayat 69
“Allah akan menjatuhkan keputusannga di antara kamu pada hari kiamat dari hal dpa-apa gang dahulu kamu perselisihkan." (ayat 69). Pada waktunya-lah kelak kamu akan tahu mana yang hak dan mana yang batil. Tidaklah guna kita bertengkar sekarang. Hanya menghabiskan waktu.
Ayat 70
“Tidakkah engkau tahu bahwa sesungguhnga Allah mengetahui apa gang di langit dan di bumi." (pangkal ayat 70). Kecil dan besar di langit dan di bumi tidak ada yang luput dari pengetahuan Allah. Termasuk juga keras kepala orang kafir mempertahankan yang salah."Sesungguhnya yang demikian itu ada dalam sebuah kitab." Artinya bahwa semua isi langit dan bumi adalah kepunyaan Allah belaka. Ada catatannya semua di sisi Allah. Kitab yang bernama “Luh Mahfuzh"."Sesungguhnya gang demikian bagi Allah adalah
dirampas sesuatu dari mereka oleh lalat itu. tiada pula mereka akan dapat merebutnya daripadanya. Amat lemah yang menuntut dan yang dituntut.