Ayat
Terjemahan Per Kata
أَلَمۡ
apakah tidak
تَرَ
kamu lihat
أَنَّ
bahwasanya
ٱللَّهَ
Allah
أَنزَلَ
Dia menurunkan
مِنَ
dari
ٱلسَّمَآءِ
langit
مَآءٗ
air
فَتُصۡبِحُ
maka menjadilah
ٱلۡأَرۡضُ
bumi
مُخۡضَرَّةًۚ
menghijau
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
لَطِيفٌ
Maha Halus
خَبِيرٞ
Maha Mengetahui
أَلَمۡ
apakah tidak
تَرَ
kamu lihat
أَنَّ
bahwasanya
ٱللَّهَ
Allah
أَنزَلَ
Dia menurunkan
مِنَ
dari
ٱلسَّمَآءِ
langit
مَآءٗ
air
فَتُصۡبِحُ
maka menjadilah
ٱلۡأَرۡضُ
bumi
مُخۡضَرَّةًۚ
menghijau
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
لَطِيفٌ
Maha Halus
خَبِيرٞ
Maha Mengetahui
Terjemahan
Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menurunkan air (hujan) dari langit sehingga bumi menghijau? Sesungguhnya Allah Mahalembut lagi Mahateliti.
Tafsir
(Apakah kamu tiada melihat) tidak mengetahui (bahwasanya Allah menurunkan air dari langit) yakni hujan (lalu jadilah bumi itu hijau?) disebabkan adanya tumbuh-tumbuhan sesudah itu, hal ini merupakan bukti bagi kekuasaan Allah. (Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Lembut) terhadap hamba-hamba-Nya, karena itu Dia menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan air hujan itu (lagi Maha Waspada) terhadap apa yang ada dalam hati mereka, di kala hujan datang terlambat.
Tafsir Surat Al-Hajj: 63-66
Apakah kamu tidak melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau? Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui. Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa lagi Maha Terpuji. Apakah kamu tiada melihat bahwa Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya.
Dan dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi); sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat mengingkari nikmat. Hal ini pun menunjukkan kekuasaan-Nya dan kebesaran pengaruh-Nya, yaitu bahwa Dia mengirimkan angin, lalu menggerakkan awan, dan awan itu menurunkan hujan ke bumi yang tandus, tiada bertanaman, lagi kering.
kemudian apabila telah Kami turunkan air atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah. (Al-Hajj: 5) Firman Allah ﷻ: lalu jadilah bumi itu hijau. (Al-Hajj: 63) Huruf fa dalam ayat ini menunjukkan makna ta'gib atau urutan, dan pengertian urijtan itu bersifat nisbi yang disesuaikan dengan proses tahapannya secara alamiah. Sama pengertiannya dengan apa yang terdapat di dalam firman-Nya: Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging. (Al-Muminun: 14), hingga akhir ayat.
Di dalam sebuah hadis yang termaktub di dalam kitab Sahihain disebutkan bahwa di antara dua fase itu terdapat jarak masa empat puluh hari. Sekalipun demikian, ia diungkapkan dengan memakai fa ta'qib, begitu pula pengertiannya dalam ayat surat ini, yaitu firman-Nya: lalu jadilah bumi itu hijau. (Al-Hajj: 63) Yakni menjadi hijau sesudah kering dan tandus. Sebagian ahli Hijaz mengatakan bahwa setiap selesai hujan, tanah mereka menjadi hijau; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Firman Allah ﷻ: Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui. (Al-Hajj: 63) Artinya, tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi pengetahuan-Nya. Karena itu, Dia memberikan kepada tiap-tiap daerah air yang diperlukannya sehingga daerah itu dapat menumbuhkan tetumbuhannya. Pengertian ayat ini sama dengan firman-Nya: (Luqman berkata), "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui. (Luqman: 16) Dan firman Allah ﷻ: agar mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi. (An-Naml: 25) dan tiada sehelai daun pun.
yang gugur, melainkan Dia mengetahuinya (pula); dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Al-An'am: 59) Dan firman Allah ﷻ: Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. (Yunus: 61) Karena itulah maka Umayyah ibnu Abu Silt atau Zaid ibnu Amr ibnu Nufail mengatakan dalam qasidahnya seperti berikut: ....... Katakanlah olehmu berdua (Musa dan Harun) kepadanya (Fir'aun), "Siapakah yang menumbuhkan biji-bijian di bumi, sehingga dari biji-bijian itu tumbuh sayur-mayur yang subur.
Dan sayur-mayur itu mengeluarkan biji-bijian yang menjadi bibitnya pada bagian atasnya. Yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang berpikir. Adapun firman Allah ﷻ: Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. (Al-Hajj: 64) Artinya, segala sesuatu ini adalah milik-Nya; Dia Mahakaya dari selain-Nya, dan segala sesuatu berhajat kepada-Nya, menjadi hamba-Nya. Firman Allah ﷻ: Apakah kamu tiada melihat bahwa Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi. (Al-Hajj: 65) Yakni semua yang bernyawa dan semua yang tidak bernyawa, serta semua tanaman dan buah-buahan.
Seperti halnya yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan Dia menundukkan untuk kalian apa yang ada di langit dan di bumi semuanya, (sebagai suatu rahmat) dari-Nya. (Al-Jatsiyah: 13) Yaitu dari kebaikan, kemurahan, dan karunia-Nya. Firman Allah ﷻ: dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. (Al-Hajj: 65) Yakni ditundukkan oleh-Nya dan dijalankan oleh-Nya di laut. Perahu-perahu dan bahtera-bahtera itu dapat berlayar membelah ombak, sehingga mereka dapat memuatkan padanya segala barang dagangan dan barang-barang lainnya menurut kemauan mereka, dari suatu negeri ke negeri lain dan dari suatu pulau ke pulau yang lain.
Kemudian dari negeri dan pulau yang didatanginya, mereka dapat membawa segala sesuatu yang diperlukan oleh mereka atau oleh orang lain yang dipesankan kepada mereka. Dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? (Al-Hajj: 65) Yaitu kalau Dia menghendaki, tentulah Dia memerintahkan kepada langit untuk menjatuhkan bintang-bintang yang ada padanya, lalu jatuh ke bumi dan membinasakan penduduknya. Tetapi berkat kelembutan, rahmat, dan kekuasaan-Nya, Dia menahan benda-benda langit jatuh ke bumi, kecuali dengan seizin-Nya.
Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (Al-Hajj: 65) padahal mereka berbuat aniaya. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia, sekalipun mereka zalim; dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksa-Nya. (Ar-Ra'd: 6) Adapun firman Allah ﷻ: Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat mengingkari nikmat. (Al-Hajj: 66) Sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kalian dikembalikan? (Al-Baqarah: 28) Katakanlah, 'Allah-lah yang menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. (Al-Jatsiyah: 26) Dan firman Allah ﷻ yang mengatakan: Mereka menjawab, "Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula)." (Al-Mumin: 11) Makna yang dimaksud oleh ayat ini ialah 'mengapa kalian menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah dan menyembah selain-Nya bersama Dia, padahal Allah sendirilah yang menciptakan, yang memberi rezeki, dan yang mengatur.' Firman Allah ﷻ: Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kalian. (Al-Hajj: 66) Yaitu menciptakan kalian, padahal sebelumnya kalian bukanlah merupakan sesuatu yang disebut-sebut; kemudian Dia menjadikan kalian.
kemudian mematikan kalian, kemudian menghidupkan kalian (lagi). (Al-Hajj: 66) Yakni di hari kiamat kelak. sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat mengingkari nikmat. (Al-Hajj: 66) Kafir di sini berarti ingkar akan nikmat Allah ﷻ"
Tidakkah engkau memperhatikan fenomena alam semesta, termasuk siklus air yang terjadi dalam kehidupan kita, bahwa Allah menurunkan air hujan dari langit, kemudian sebagian air itu tersimpan pada pepohonan sehingga bumi menjadi hijau' Sungguh, Allah Mahahalus, kasih sayang-Nya dengan menyediakan oksigen dan protein nabati yang diperlukan seluruh makhluk hidup, Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk yang paling dibutuhkan mereka. 64. Oleh karena itu, Allah benar-benar Tuhan Yang Mengelola dan Maha Berkuasa atas jagat raya. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi sehingga tidak satu pun peristiwa yang terjadi di keduanya di luar kekuasaan-Nya. Dan Allah benar-benar Mahakaya, karena Dia pemilik mutlak langit dan bumi dengan segala isinya, Maha Terpuji, karena Dia sangat lembut kepada makhluk-Nya dan sangat teratur ciptaan-Nya.
Dalam ayat ini Allah menyebutkan tanda-tanda kebesaran-Nya yang juga merupakan nikmat yang telah dilimpahkan kepada manusia, yaitu apakah manusia tidak melihat dan memperhatikan bahwa Allah mengedarkan awan, lalu dari awan itu turunlah hujan di atas bumi, air hujan itu menyuburkan bumi, maka timbullah beraneka macam tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang indah bentuknya, seakan-akan bumi menghiasi dirinya dengan tumbuhnya tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang beraneka warna. Di antara yang tumbuh itu ada yang dapat dimakan manusia, sehingga terpelihara kelangsungan hidupnya, ada yang dapat dijadikan bahan-bahan pakaian, bahan kecantikan, dan beraneka keperluan manusia yang lain.
Sesungguhnya Allah Mahaluas ilmu-Nya, karena pengetahuan-Nya meliputi seluruh makhluk-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya, sejak dari yang kecil sampai kepada yang besar, sejak dari yang mudah sampai kepada yang sulit dan rumit yang kadang-kadang tidak diketahui oleh manusia. Karena itu Allah mengatur, menjaga kelangsungan hidup dan kelangsungan adanya makhluk-Nya itu. Maka ditetapkan hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan untuk mengatur makhluk-Nya.
Tentang pengetahuan Allah terhadap makhluk-Nya, diterangkan dalam firman-Nya:
Tidak lengah sedikit pun dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah baik di bumi atau pun di langit. Tidak ada sesuatu yang lebih kecil dan yang lebih besar dari itu, melainkan semua tercatat dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Yunus/10: 61).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Nikmat-nikmat Ilahi
Ayat 63
“Apakah tidak kamu lihat?" (pangkal ayat 63). Yaitu perintah berupa pertanyaan. Artinya ialah “cobalah kamu perhatikan!" “Bahwasanya Allah menurunkan air dari langityaitu yang berupa hujan turun dari'tempat yang tinggi, “Maka Jadilah bumi itu menghijau," sebagai kenyataan dari kesuburan. Sebab dengan air itulah Tuhan menghidupkan bumi yang nyaria mati karena kering. Dan kita pun selalu dapat memperhatikan betapa menghijau bumi sehabis hujan."Sesungguhnya Allah adalah Maha Halus." Yaitu halus segala apa yang Dia ciptakan. Menghijaunya bumi, artinya tumbuh-tumbuhan sesudah hujan semalam, padahal sebelum hujan turun kelihatan muram saja, benar-benar menunjukkan halusnya penciptaan Tuhan. Bahkan melihat wama ke-, hijauan sehabis itu pun perasaan kita jadi halus."Maha Teliti. * (ujung ayat 63). Ketelitian Tuhan dapatlah kita lihat di mana-mana, walaupun di biji kacang yang kecil mIsalnya. Perhatikanlah betapa telitinya penciptaan Tuhan atas kacang. Dia dibungkus di luar dengan kulit yang keras. Sesudah terkupas kulit luar yang keras itu kita bertemu yang dinamai kulit ari yang halus, pembungkus isi kacang. Bila kita perhatikan pula isi kacang yang dibungkus oleh bungkus halus itu kedapatanlah bahwa dia adalah dua helai daun yang kalau dia ditanamkan akan menjadi dua helai daun yang pertama dari bibit kacang. Di tengah di antara kedua daun itu sudah ada pula yang akan jadi pucuknya.
Sungguh teliti! Segala alam ini dijadikan tuhan dengan teliti.
Ayat 64
“KepunyaanNyalah apa yang di semua langit dan apa yang di bumi “ (pangkal ayat 64). Maka semua isi langit yang tujuh petala dan apa yang ada di muka bumi adalah Allah yang empunya. Allah yang menguasainya. Bagaimanapun luasnya langit, terhampar bumi, bercahaya sang surya, semua Allah yang punya: “Sesungguhnya Allah adalah Dia Maha Kaya." Semua Dia yang punya: “Maha Terpuji." (ujung ayat 64). Sebab segala alam yang dipunyainya itu diatunya seindah-indahnya, tidak ada yang cacat, tidak ada yang mengecewakan.
Ayat 65
“Apakah tidak kamu lihat bahwasanya Allah memudahkan bagi kamu apa yang di bumi." (pangkal ayat 65). Segala yang ada di muka bumi ini disediakan
lapIsan bumi: minyak tanah, emas, perak. Bahkan simpai kepada rumput-rumputan. Berapa pula banyaknya kekayaannya yang terpendam dalam lautan. Segala peralatan hidup, segala kekayaan pembangunan, semua cukup tersedia di muka bumi."Dan kapal belayar di lautan dengan perintahNya." Kadang-kadang ombak gelombang dan alun di lautan itu lebih besar dari kapal yang belayar itu. Kapal mulai belayar dengan mesin secara moden, secara otomatia! Namun semua menunggu perintah atau izin. Tuhan juga. Menilik pasang naik, pasang turun, peredaran angin dan cuaca. Seorang nakhoda yang mahir tidaklah belayar dengan tidak memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang ada."Dan Dia menahan langit jangan jatuh ke bumi melainkan dengan izinNya." Menahan langit jangan menimpa bumi artinya karena Tuhan mengatur keseimbangan alam, cakrawala ini. Ada bintang yang kelihatan di langit di waktu malam itu yang besanya 1000 kali besar bumi kita ini, bahkan ada yang satu kali besar bumi. Kalau keseimbangan alam tidak ada lagi dan kalau satu bintang yang 1000 kali besar bumi itu lepas dari garis keseimbangannya bukankah bumi akan hancur-lumur dibuatnya? Mengapa tidak terjadi? Ialah karena ada Tuhan yang mengatur. Alam cakrawala tidak akan terjadi demikian kalau Tuhan tidak mengizinkan."Sesungguhnya Allah terhadap manusia adalah sangat belas-kasihan." Belas-kasihan Allah itu dapat dilihat pada pemeliharaan Allah sejak manusia dalam kandungan rahim ibu sampai lahir ke dunia. Sehingga hidup di dunia tidak dibiarkan terlantar."Maha Penyayang." (ujung ayat 65). Begitu belas-kasihan Tuhan kepada manusia, begitu pula kasih-sayangnya, meskipun banyak di antara manusia itu yang masih saja mendurhaka.
Ayat 66
“Dan Dialah yang telah menghidupkan kamu." (pangkal ayat 66). Artinya daripada tidak ada kamu telah diadakan. Hingga hiduplah kamu sekarang di atas dunia ini dengan sadar akan adanya hidup itu. Kamu duduk, kamu tegak dan kamu berjalan, kamu berhenti."Kemudian itu Dia mematikan kamu." Sampai ajal, nyawa pun cerai dengan badan, badan kembali jadi tanah, sebab asal dari tanah."Kemudian Dia menghidupkan kamu (pula)." Hidup yang kedua kali ketika dibangkitkan kembali di hari kiamat."Sesungguhnya manusia adalah sangat mengingakari nikmat. (ujung ayat 66).