Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلَا
dan tidak
يَزَالُ
senantiasa
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
فِي
dalam
مِرۡيَةٖ
keraguan
مِّنۡهُ
daripadanya (Al-Qur'an)
حَتَّىٰ
sehingga
تَأۡتِيَهُمُ
datang kepada mereka
ٱلسَّاعَةُ
waktu/saat
بَغۡتَةً
dengan tiba-tiba
أَوۡ
atau
يَأۡتِيَهُمۡ
datang kepada mereka
عَذَابُ
azab
يَوۡمٍ
hari
عَقِيمٍ
tidak berubah/kiamat
وَلَا
dan tidak
يَزَالُ
senantiasa
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
فِي
dalam
مِرۡيَةٖ
keraguan
مِّنۡهُ
daripadanya (Al-Qur'an)
حَتَّىٰ
sehingga
تَأۡتِيَهُمُ
datang kepada mereka
ٱلسَّاعَةُ
waktu/saat
بَغۡتَةً
dengan tiba-tiba
أَوۡ
atau
يَأۡتِيَهُمۡ
datang kepada mereka
عَذَابُ
azab
يَوۡمٍ
hari
عَقِيمٍ
tidak berubah/kiamat
Terjemahan
Orang-orang yang kufur itu senantiasa dalam keraguan mengenai hal itu (Al-Qur’an), hingga saat (kematian) datang kepada mereka dengan tiba-tiba atau azab hari Kiamat datang kepada mereka.
Tafsir
(Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan) tidak percaya (terhadap Al-Qur'an) disebabkan apa-apa yang diembuskan oleh setan melalui lisan Nabi, kemudian hal itu dibatalkan (hingga datang kepada mereka saat ajalnya dengan tiba-tiba) saat kematian mereka, atau yang dimaksud adalah hari kiamat yang datang secara mendadak (atau datang kepada mereka azab hari kiamat) yaitu perang Badar, yang di dalam perang itu tiada kebaikan sedikit pun bagi orang-orang kafir; keadaan pada hari itu diserupakan bagaikan angin kering yang tidak membawa kebaikan sedikit pun. Atau makna yang dimaksud adalah azab hari kiamat, yaitu hari yang tidak ada malam hari lagi sesudahnya.
Tafsir Surat Al-Hajj: 55-57
Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al-Qur'an, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat. Kekuasaan di hari itu ada pada Allah. Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam surga yang penuh kenikmatan. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, maka bagi mereka azab yang menghinakan.
Allah ﷻ menceritakan perihal orang-orang kafir, bahwa mereka masih tetap berada dalam keraguannya terhadap Al-Qur'an ini. Demikianlah menurut Ibnu Juraij dan dipilih oleh Ibnu Jarir. Sa'id ibnu Jubair dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah terhadap godaan yang dimasukkan oleh setan (ke dalam telinga mereka). hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba. (Al Hajj: 55) Yang dimaksud dengan bagtatan ialah mendadak, menurut Mujahid. Sedangkan menurut Qatadah, artinya azab Allah yang menimpa suatu kaum (yang kafir) secara mengejutkan. Tidak sekali-kali Allah mengazab suatu kaum, melainkan saat mereka sedang mabuk dalam kemewahannya dan dalam keadaan teperdaya dengan kesenangannya.
Karena itu, janganlah kalian sampai teperdaya dengan nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kalian. Sesungguhnya tiada yang teperdaya oleh nikmat Allah kecuali hanyalah orang-orang yang fasik. Firman Allah ﷻ: atau datang kepada mereka azab hari kiamat. (Al-Hajj: 55) Mujahid mengatakan, Ubay ibnu Ka'b pernah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan azabuyaumin 'aqim (siksaan hari yang menyakitkan) ialah perang Badar. Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, dan Qatadah serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang; pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir.
Ikrimah dan Mujahid menurut suatu riwayat yang bersumber dari keduanya mengatakan bahwa hari itu adalah hari kiamat yang tiada malam harinya (yakni tiada istirahatnya). Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak dan Al-Hasan Al-Basri. Pendapat inilah yang benar, sekalipun Perang Badar termasuk di antara apa yang diancamkan oleh Allah kepada orang-orang musyrik itu. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: Kekuasaan di hari itu ada pada Allah.
Dia memberi keputusan di antara mereka. (Al-Hajj: 56) Sama halnya dengan pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: Yang menguasai hari pembalasan. (Al-Fatihah: 4) Dan firman Allah ﷻ: Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan adalah (hari itu) satu hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang kafir. (Al-Furqan: 26) Adapun firman Allah Swt: maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh. (Al-Hajj: 56) Yakni hati mereka beriman dan mereka membenarkan Allah dan RasulNya, serta mengamalkan apa yang telah mereka ketahui dan hati mereka selaras dengan ucapan dan amal perbuatannya.
berada di dalam surga yang penuh kenikmatan. (Al-Hajj: 56) Yakni bagi mereka kenikmatan yang abadi yang tidak pernah beralih. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami. (Al-Hajj: 57) Yakni hatinya kafir terhadap perkara yang hak, mengingkarinya, dan mendustakannya. Mereka menentang rasul-rasul dan merasa besar diri, tidak mau mengikuti mereka. maka bagi mereka azab yang menghinakan. (Al-Hajj: 57) Hal itu sebagai pembalasan dari sikap takabur dan keengganan mereka terhadap perkara yang hak.
Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (Al-Mumin: 60) Yaitu rendah dan hina.
Berbeda dengan orang-orang yang diberi ilmu, lalu beriman kepada Al-Qur'an dengan mantap, bahwa orang-orang kafir itu senantiasa ragu mengenai Al-Qur'an dengan keraguan yang terus-menerus hingga saat kematian datang kepada mereka dengan tiba-tiba, atau bahkan keraguan mereka itu terbawa hingga merasakan azab hari Kiamat yang datang kepada mereka dengan cepat. 56. Pada ayat ini ditegaskan, baik orang yang beriman kepada Al-Qur'an maupun yang kufur, pada hari Kiamat kehilangan kekuasaannya. Kekuasaan pada hari itu hanya ada pada Allah. Pada hari itu dengan keadilan-Nya, Dia memberi keputusan di antara mereka yang beriman dan yang kufur dengan seadil-adilnya. Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan selama hidupnya di dunia berada dalam surga-surga yang penuh kenikmatan yang kekal selama-lamanya.
Ayat ini menjelaskan sikap orang kafir terhadap Al-Qur'an, mereka tidak percaya terhadap Al-Qur'an, mekipun telah datang bukti-bukti kebenaran Al-Qur'an sebagai kalamullah bukan ciptaan Muhammad.
Dengan teguran Allah kepada Nabi yang tidak layak di atas, orang kafir tetap ragu dan tidak mau beriman kepada Allah sampai hari Kiamat atau sampai datang azab kepada mereka.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Kewajiban Utusan Allah
Ayat 49
“Katakanlah:" Wahai utusan Kami, kepada manusia tentang tugas dan kewajiban diutus Tuhan ke dunia: “Wahai manusia! Tidak lain, aku int adalah pemberi peringatan yang nyata kepada kamu." (ayat 49).
Dengan ayat ini telah dijelaskan bahwa Nabi Muhammad akan menyampaikan peringatan itu dengan nyata dan jelas. peringatan adalah memakai dua carat pertama basyiri, yaitu khabar-khabar yang menggembirakan bagi barangsiapa yang tunduk patuh, iman dan menyerah. Menerima apa saja yang dIsampaikan. oleh Allah dengan perantaraan NabiNya, kedua naziri artinya peringatan-peringatan yang mengandung ancaman. Bahwa barangsiapa yang menolak kebenaran, yang kafir, durhaka, menolak kebenaran dan. puncak segala dosa, yaitu mempersekutukan yang lain dengan Allah maka azhab siksaanlab yang akan diterimanya. Peringatan-peringatan ini adalah tegas dan jelas, sampai kepada keadaan dalam neraka, sampai kepada nama-nama tingkat neraka yang akan dimasuki.
Dalam rangka memberi peringatan itu datanglah ayat yang selanjutnya:
Ayat 50
“Maka orang-orang yang beriman dan mengamalkan yang shalih-shalih, untuk mereka adalah ampunan." (pangkal ayat 50). Ini adalah peringatan yang disebut basyir, yaitu berita yang menggembirakan. Pertama beriman, yaitu ada kepercayaan kepada Tuhan. Kedua iman itu dibuktikan oleh amal perbuatan yang shalih-shalih, perbuatan yang baik-baik. Sebab telah nyata bahwa kepercayaan yang baik menyebabkan timbutnya niat yang baik dan Mat yang baik menghasilkan perbuatan yang baik. Apabila seseorang berusaha memupuk imannya, niscaya akan bertambah banyak amalannya yang shalih. Bagi mereka adalah ampunan! Artinya jika terkhilaf, jika dia terlalai yang tidak sengaja sebagai manusia yang lemah, dia akan diberi ampunan oleh Tuhan. Karena imannya kepada Tuhan tidak pernah berubah-ubah dan siang-malam tidak lepas cita-citanya akan berbuat baik. Maka masuklah dafam iman iiap-tiap i'tiqad atau akidah dafam hati yang berkenaan dengan Tuhan, latu diikrarkan dengan lidah, sehingga dapat diketahui orang lain masuk golongan mana dia. Dan masuklah dafam lingkungan amal shalih memenuhi segala kewajiban dan meninggalkan segala yang dilarang. Maka selain daripada dapat ampunan salah dan alga yang bukan jadi sengaja dijanjikan Tuhan pula, “Dan rezeki yang mulia." (ujung ayat 50). Maksud rezeki yang mutia ialah pahala sebagai obat jerih mengerjakan perintah Tuhan, terutama di akhirat itu kelak tidak usah ber-susah payah lagi, bemlandi keringat mencari keperluan hidup. Sebab semua disediakan oleh Allah. Diaertai kebesaran dan kemulIsan.
Itulah peringatan gembira buat yang, beriman.
Adapun keadaan orang yang kafir, diterangkan pula dengan jelas dan nyata:
Ayat 51
“Dan orang-orang yang berusaha terhadap ayat-ayat Kami dafam keadaan menantang." (pangkal ayat 51). Berusaha keras menentang dan menghambat, menolak dan mendustakan. Kadang-kadang mereka tuduh semuanya ini sihir, atau hanya syi'ir nyanyian penyair, atau dangeng-dangeng zaman keno, “Itulah penghuni-penghuni neraka." (ujung ayat 51). Dengan menyebubkan mereka sebagai penghuni dapatlah difahamkan bahwa akan lama sekali mendekam dalam neraka itu. Bukanlah semata-mata orang singgah, melainkan neraka itulah tempat tinggainya.
Halangan Kepada Rasul-rasul dan Nabi-nabi
Ayat 52
“Dan tidaklah Kami mengutus akan seorang pun dari Rasul dan tidak pula seorang Nabi yang sebelum engkau melainkan apabila dia menyatakan keinginan." (pangkal ayat 52). Yang menjadi keinginan dari seorang Rasul atau seorang Nabi ialah agar da'wahnya tersiar, seruannya cepat diterima manusia; “Syaitan pun (mencoba) memasukkan keraguan pada keinginannya itu." Artinya bahwa syaitan selalu berusaha mengganggu bagaimana supaya cita-cita yang dinyatakan Rasul atau Nabi itu tidak tercapai. Syaitan akan berusaha menghalanginya. "Maka Allah pun menghapuskan apa yang (dicoba) masukkan oleh syaitan itu." Bagai percobaan syaitan menghambat-hambat, menghalang perjalanan da'wah Nabi itu digagalkan belaka oleh Allah. "Kemudian Allah pun mengokohkan ayat-ayatNya." Setelah segala percobaan syaitan mengacaukan rencana Rasul itu digagalkan oleh Tuhan, maka ayat-ayat Allah, atau tuntunan llahi yang dIsampaikan Rasul atau Nabi itu bertambah kokoh. Halangan dan rintangan syaitan bukan melemahkannya, melainkan menambah kokohnya. "Dan Allah adalah Maha Tahu, lagi Maha Bijaksana." (ujung ayat 52).
Allah Maha Tahu segala siasat buruk yang diatur oleh syaitan. Dan Allah pun Maha Bijaksana; sehingga mudah saja bagi Allah melepaskan Rasul-Nya atau Nabi-Nya daripada percobaan syaitan hendak menghalangi itu.
Ayat 53
“(Karena) Allah hendak menjadikan apa yang dicoba masukkan oleh syaitan itu sebagai fitnah bagi orang-orang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang yang berhati kasar." (pangkal ayat 53). Orang yang dapat terpengaruh oleh usaha syaitan ialah orang yang di dalam hatinya ada penyakit, yaitu ragu dan tidak mempunyai pendirian yang tetap. Orang-orang yang diumpamakan baling-baling di atas bukit, diputar-batikkan hatiannya oleh angin berembus. Ke mana angin yang keras ke sanalah dia menghadap. Dan orang yang berhati kasar lebih parah lagi. Karena mereka telah mendinding diri. Segala anjuran dan ajakan yang dianggapnya akan mengubah kebiasaannya adalah dipandangnya musuh. Kedua macam orang Inilah yang mudah terpengaruh oleh syaitan. Berkata Ibnu Juraij, “Orang yang di dalam hatinya ada penyakit" ialah orang munafik, “orang yang hatinya kasar" ialah orang musyrik.
“Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu." Zalim yang biasa diartikan aniaya ialah orang yang menempuh jatan gelap. Berjalan tidak tentu hanya menurut kehendak sendiri-sendiri. Oleh karena semua berjalan sama-sama dalam gelap tidaklah heran kalau kerapkali bertumbuk di antara yang satu dengan yang lain. Sebab itu mereka: “Adalah dalam perpecahan yang sangat jauh." (ujung ayat 53). Karena sama-sama tidak ada yang benar pasti perpecahanlah yang terjadi. Perbedaan pendapat sangat berjauh-jauhan, karena tidak ada yang sudi kembali kepada kebenaran. Sebab semua aniaya dan semua mempersekutukan yang lain dengan Allah.
Ayat 54
“Dan supaya tahulah orang-orang yang diberi ilmu bahwa dia itu adalah kebenaran dan Tuhan engkau." (pangkal ayat 54). Orang yang diberi Tuhan ilmu, ada yang dari pengalamannya dan terutama lagi karena suka memperhatikan sesuatu dengan hati dan suka mengembara menambah pengalaman, sebagaimana yang telah dianjurkan pada ayat 46 di atas. Orang-orang yang telah diberi ilmu itu segala percobaan fitnah atau ujian hanya menambah kokoh iman. “Sehingga berimanlah mereka kepadanya dan tunduklah hati mereka terhadapnya." dasar kepercayaan dan iman mereka kepada Allah tidak dapat digoncangkan lagi, bahkan mereka bertambah dekat kepada Tuhan. Lalu di ujung ayat Allah membuka cinta kasihNya:
“Dan sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus." (ujung ayat 54).
Ujung ayat 54 ini Tuhan memberi harapan kepada orang-orang beriman bahwa mereka akan senantiasa diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Perjalanan orang yang beriman menuju ridha tidaklah akan terganggu dan tidaklah akan dapat dipalingkan oleh bisikan syaitan. Hanya orang yang di dalam hatinya ada penyakit, atau hatinya keras dan kasar, itulah yang akan mudah terpengaruh oleh syaitan.
Ayat 55
“Akan senantiasalah orang-orang yang kafir itu dalam keraguan daripadanya." (pangkal ayat 55). Karena mereka tetap bertahan dalam keraguannya. Mereka menutup telinga dan hati dan kebenaran: “Sehingga datanglah kepada mereka saat dengan tiba-tiba." Saat di sini ialah mati, atau keruntuhan yang tidak disangka-sangka, karena kekalahan perang dan sebagainya, yang memang telah kejadian pada Quraisy pada kekalahan mereka dalam peperangan Badar. Sehabis Badar mereka masih mencoba menuntut balas dengan perang Uhud. Tetapi setelah gagal penyerbuan mereka dengan cara bersekutu (Ahzab), ketika Rasulullah mempertahankan Madinah dengan menggali parit dalam (Khandaq), sejak itu Rasulullah s.a.w. mulailah berkata: Mulai sekarang tidak mereka lagi yang menyerang (ofensif) dan kita bertahan, melainkan kitalah yang akan mulai menyerang dan mereka bertahan.
“Atau datang kepada mereka azhab hari yang tidak ada harapan lagi." (ujung ayat 55).
Di dalam ayat “Yaumin aqim" yang arti aqim ialah mandul, tidak ada harapan beranak lagi. Hari kiamat. Han yang sesal tidak berguna.
Ayat 56
“Kekuasan di hari itu pada Allah semata-mata. Dialah yang akan memutuskan di antara mereka." (pangkal ayat 56). Keputusan yang pasti adil tidak ada aniaya: “Makas orang-orang yang beriman dan berbuat amal yang shalih shalih akan bertempat di dalam syurga yang penuh nikmat." (ujung ayat 56). Syurga yang akan diriapatnya itu adalah ganjaran yang wajar dari imannya dan amal shalihnya.
Ayat 57
“Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, maka mereka untuk merekalah azhab yang amat menghinakan." (ayat 57). Sepadan pula dengan kekafiran dan sikap mendustakan yang mereka lakukan tatkala hidup di dunia ini.