Ayat
Terjemahan Per Kata
وَمِنَ
dan diantara
ٱلنَّاسِ
manusia
مَن
orang
يُجَٰدِلُ
ia membantah
فِي
dalam/tentang
ٱللَّهِ
Allah
بِغَيۡرِ
dengan tidak/tanpa
عِلۡمٖ
ilmu pengetahuan
وَيَتَّبِعُ
dan ia mengikuti
كُلَّ
setiap/semua
شَيۡطَٰنٖ
syaitan
مَّرِيدٖ
sangat jahat
وَمِنَ
dan diantara
ٱلنَّاسِ
manusia
مَن
orang
يُجَٰدِلُ
ia membantah
فِي
dalam/tentang
ٱللَّهِ
Allah
بِغَيۡرِ
dengan tidak/tanpa
عِلۡمٖ
ilmu pengetahuan
وَيَتَّبِعُ
dan ia mengikuti
كُلَّ
setiap/semua
شَيۡطَٰنٖ
syaitan
مَّرِيدٖ
sangat jahat
Terjemahan
Di antara manusia ada yang berdebat tentang Allah tanpa ilmu dan (hanya) mengikuti setiap (langkah dan tipu daya) setan yang sangat jahat.
Tafsir
Ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan Nadhr bin Harits dan para pengikutnya. (Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan) mereka mengatakan, bahwa para Malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah. Al-Qur'an adalah dongengan orang-orang dahulu dan mereka mengingkari adanya hari berbangkit serta dihidupkan-Nya kembali manusia yang telah menjadi tanah (dan mengikuti) di dalam bantahannya itu (setiap setan yang sangat jahat) yaitu sangat membangkang.
antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap setan yang sangat jahat, yang telah ditetapkan terhadap setan itu, bahwa barang siapa yang berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka. Allah ﷻ berfirman, mencela orang-orang yang mendustakan adanya hari berbangkit, ingkar terhadap kekuasaan Allah yang mampu menghidupkan orang-orang yang telah mati, lagi berpaling dari apa yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi-Nya serta segala ucapannya; sikap ingkar dan kekafirannya mengikuti langkah setan-setan yang jahat, baik setan dari kalangan manusia maupun jin.
Itulah ciri khas ahli bid'ah dan kesesatan yang berpaling dari kebenaran lagi mengikuti jalan kebatilan. Mereka berpaling dari perkara hak yang jelas, yang telah diturunkan oleh Allah ﷻ kepada Rasul-Nya. Mereka juga mengikuti ucapan para pemimpin kesesatan yang menyeru kepada perbuatan bid'ah, menuruti kemauan hawa nafsu dan pendapat mereka sendiri. Karena itulah maka Allah ﷻ berfirman sehubungan dengan mereka dan orang-orang yang semisal dengan mereka: Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan. (Al-Hajj: 3) Yakni pengetahuan yang benar. dan mengikuti setiap setan yang sangat jahat, yang telah ditetapkan terhadap setan itu. (Al-Hajj: 3-4) Mujahid mengatakan bahwa telah ditetapkan melalui ketetapan takdir, bahwa barang siapa yang berkawan dengan dia. (Al-Hajj: 4) Yaitu mengikuti dan menuruti langkah-langkahnya.
tentu dia akan menyesatkannya, dan membawanya ke azab neraka. (Al-Hajj: 4) Artinya, setan akan menyesatkannya di dunia; dan kelak di akhirat akan menjerumuskannya ke dalam azab neraka yang menyala-nyala apinya, sangat panas dan sangat menyakitkan, sangat pedih dan menggelisahkan. As-Saddi telah meriwayatkan dari Abu Malik, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan An-Nadr ibnul Haris. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Juraij.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Muslim Al-Basri, telah menceritakan kepada kami Amr ibnul Bukhturi Abu Qatadah, telah menceritakan kepada kami Al-Mu'tamir, telah menceritakan kepada kami Abu Ka'b Al-Makki yang mengatakan, bahwa pernah ada seorang yang jahat dari kalangan kaum Quraisy berkata kepada Nabi ﷺ, "Ceritakanlah kepada kami tentang Tuhanmu, apakah Dia dari emas ataukah dari perak ataukah dari tembaga?" Maka langit mengeluarkan suara guntur yang menggelegar, dan tiba-tiba kepala orang itu menggelinding jatuh ke depan.
Lais ibnu Abu Sulaim telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa pernah ada seorang Yahudi datang kepada Nabi ﷺ, lalu bertanya, "Hai Muhammad, ceritakanlah kepadaku tentang Tuhanmu, terbuat dari apakah Dia, dari mutiara ataukah dari yaqut?" Maka ada halilintar yang menyambar si Yahudi itu (hingga matilah ia seketika itu juga)."
Meskipun Allah telah menjelaskan azab yang sangat keras pada hari Kiamat bagi orang kafir dan mengajak manusia untuk bertakwa kepada-Nya, tetapi di antara manusia, yang kafir dan keras kepala, ada yang saling membantah tentang Allah, mengingkari agama Allah, tidak meyakini kehidupan sesudah mati, dan tidak meyakini adanya surga dan neraka, tanpa ilmu yang benar; dan mereka mengingkari Allah itu hanya mengikuti bisikan para setan yang sangat jahat membujuk dan menipu manusia. 4. Allah mengingatkan manusia tentang setan, Telah ditetapkan di Lauh Mahfuz, bahwa siapa yang berkawan dengan dia, dengan meng-ikuti bisikannya, maka dia akan menyesatkannya, dari jalan Allah yang lurus, dan membawanya dengan tidak sadar ke dalam azab neraka yang apinya senantiasa menyala.
Ayat ini menerangkan bahwa sekalipun Allah telah menerangkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada hari Kiamat, namun banyak manusia yang mengingkarinya, bahkan mereka bertindak lebih dari itu. Mereka tidak saja mengatakan bahwa Allah tidak kuasa membangkitkan dan menghidupkan manusia kembali setelah hancur dan berserakan menjadi tanah, Allah mempunyai anak dan mempunyai syarikat, Al-Qur'an isinya tidak lain hanyalah dongeng-dongeng orang-orang purbakala, tetapi mereka berbuat lebih dari itu yaitu menantang Allah. Mereka berkata, "Seandainya Allah itu benar-benar Mahakuasa cobalah turunkan azab yang pedih yang pernah dijanjikan itu," dan tantangan-tantangan yang lain.
Menurut Ibnu Abi Hatim, ayat ini diturunkan berhubungan dengan Nadhar bin Harish, ia membantah keesaan dan kekuasaan Allah dengan mengatakan, "Malaikat itu adalah putri-putri Allah, Al-Qur'an itu tidak lain adalah dongengan orang-orang purbakala saja. Allah tidak kuasa menghidupkan orang-orang yang telah mati yang tubuhnya telah hancur luluh menjadi tanah."
Menurut Zamakhsyari, "Sekalipun ayat ini ditujukan kepada Nadhar bin Haris pada waktu turunnya, tetapi ayat ini berlaku umum dan ditujukan kepada semua orang yang membantah Allah, tanpa pengetahuan dan menetapkan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya."
Allah mencela orang yang berdebat tentang Allah, mengingkari keesaan dan kekuasaan-Nya, tanpa dasar pengetahuan yang benar dan bukti yang kuat. Jika mereka hendak mengemukakan sesuatu tentang Allah, hendaklah mereka menggunakan dalil-dalil dan bukti-bukti yang kuat. Dalam pada itu Allah memperingatkan bahwa akal dan pikiran manusia tidak akan sanggup untuk mengenal dan memikirkan zat Allah, karena zat Allah merupakan sesuatu yang gaib. Tetapi jika ingin mengetahui adanya Tuhan, keesaan dan kekuasaan-Nya pikirkanlah makhluk-makhluk yang telah diciptakan-Nya seperti jagat raya dan segala isinya, hukum-hukum yang mengaturnya, bumi dengan segala isinya, gunung-gunung dengan lembah-lembahnya, lautan yang luas dengan segala kandungannya dan diri mereka sendiri serta semua makhluk yang telah diciptakan Allah.
Allah berfirman:
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar mengingkari pertemuan dengan Tuhannya. (ar-Rum/30: 8)
Dan firman Allah:
Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, dan (Dia menciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang mereka mendapat petunjuk. Maka apakah (Allah) yang menciptakan sama dengan yang tidak dapat menciptakan (sesuatu)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (an-Nahl/16: 15-17)
Allah mencela orang yang buruk budi pekertinya, yaitu orang yang mengikuti setan. Setan itu mempunyai budi pekerti yang buruk karena ia mengikuti dan memperturutkan hawa nafsunya, karena keangkuhannya ia enggan sujud kepada Adam sebagaimana yang diperintahkan Allah. Ia melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah, menginginkan orang lain mengikuti perbuatan-perbuatannya yang tercela itu, berusaha dengan segala tipu dayanya agar manusia memandang baik segala perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah, seperti mempersekutukan Tuhan, meminum khamar, berjudi, berzina, menumpuk harta untuk kepentingan diri sendiri, menindas orang lain dan sebagainya. Setan itu ada yang berupa setan jin dan ada pula yang berupa setan manusia.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Perdebatan Tentang Allah
Ayat 3
“Dan setengah dari manusia ada yang berdebat tentang Allah tidak dengan ilmu." (pangkal ayat 3). Dalam pangkal ayat ini terdapat kalimat: Yujadilu pangkal kata (mashdar) ialah mujadalatan.
Artinya ialah berdebat, atau bertengkar. Perdebatan tidak terjadi kalau tidak ada lawan berdebat.
Di dalam ayat ini diterangkan bahwa ada setengah manusia yang suka menimbulkan perdebatan tentang Allah, tetapi sayangnya tidak dengan ilmu pengetahuan. Padahal ilmu tentang Allah itu tidaklah diriapat dengan sematamata dipelajan. Melainkan hendaklah diaertai juga dengan pengalaman. Dan ilmu tentang Allah tidak pula akan diriapat kalau tidak ada kepercayaan kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang diutusNya. Beliau-beliau itulah yang diberi Allah wahyu, yang dengan wahyu itu, Allah menjetaskan siapa diriNya. Ilmu di luar itu belumlah ilmu jika bersangkut dengan Allah. Maka akan celakalah, tidak sampai kepada hakikat yang seberianya jika orang berdebat tentang Allah.
Tuhan telah bersabda:
“Tidaklah Dia yang akan ditanya tentang apa yang Dia kerjakan, melainkan merekalah yang akan ditanya."
Ayat 74
Maka salah besarlah kita mIsalnya jika kita perdebatkan mengapa si fulan dikaya-rayakan, sedang si anu dibuat miakin? Dan lain-lain pertanyaan yang mengakibatkan debat. Agak di ujung Surat al-Haj ini kelak (ayat 74) akan bertemu ayat Allah begini bunyinya:
“Dan tidaklah mereka sanggup menentukan Allah sebenar-benar ketentuan, sesungguhnya Allah itu adalah Maha Kuat, Maha Perkasa."
Sebab itu hendak berdebat tentang Allah tidak dengan ilmu yang seberianya tidaklah ada faedahnya. Dengan demikian bukaniah berarti bahwa Allah tidak sudi memberi ilmu kepada hambanya tentang Dia. Tetapi sekali-kali di dalam al-Qur'an, Tuhan menjanjikan akan menunjukkan ilmu tentang DiaNya kepada barangsiapa yang berjuang bersungguh-sungguh menempuh jalanNya:
“Dan orang-orang yang berjuang keras pada (barisan) Kami, pastilah akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah adalah bersama orang-orang yang senantiasa berbuat baik." (al-Ankabut: 69)
Oleh sebab itu maka barangsiapa yang hendak yakin tentang adanya Allah, turutilah tuntunan yang dibawakan oleh utusan-utusan Allah. Adapun berdebat-debat tentang Allah tidak dengan ilmu adalah sesuatu jalan yang bertambah lama bertambah jauh dan bertambah sesat: “Dan mereka ikuti tiap-tiap syaitan yang selalu jahat." (ujung ayat 3).
Ujung ayat ini adalah akibat yang wajar dari orang yang berdebat-debat tentang Allah tidak dengan ilmu. Segala keterangan yang benar, yang ilmiah tentang Tuhan mereka debat. Padahal jalan yang lain daripada jalan Allah adalah jalan jahil. bukan jalan ilmu. Jalan sesat, bukan jalan lurus. Sedang jalan Allah hanya satu dan jalan lain itu beribu-ribu sebanyak syaitan-syaitan yang menganjurkannya. Mengikuti segala jalan syaitan karena mengelak dari jalan Allah itu menyebabkan mereka pindah daripada satu syaitan kepada syaitan yang lain, sampai pun ketika nyawa akan berceral dengan badan pegangan belum juga ada. Nasib yang malang, hidup yang kosong, hari depan yang gelap.
Dilanjutkan oleh ayat yang keempat:
Ayat 4
“Telah ditentukan atasnya." (pangkal ayat 4). Artinya telah tertulis sebagai peraturan yang tidak berubah-ubah dan Tuhan; “Bahwa barangsiapa yang menjadikan syaitan itu sebagai pemimpinnya, maka sesungguhnya dia akan menyesatkannya," karena permusuhan dengan syaitan sebagai keluarga Iblis telah menjadi pusaka turun-temurun sejak manusia keluar ke dunia ini buat menjadi Khatifah Allah. Dan bila telah sesat di permulaan jalan, sengsaralah hidup, walaupun pada kulit luar kelihatan seakan-akan senang, namun di dalam batin sengsara terus: “Dan memimpinnyo kepada azhab neraka." (ujung ayat 4). Artinya kesesatan itu tidaklah hanya di atas dunia ini saja, malahan akan terus ke dalam neraka yang karena keadilan Tuhan memang disediakan untuk orang-orang yang beriman kepada syaitan dan Iblis.