Ayat
Terjemahan Per Kata
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُواْ
(mereka) mu'min
وَٱلَّذِينَ
dan orang-orang yang
هَادُواْ
(mereka) Yahudi
وَٱلصَّـٰبِـِٔينَ
dan orang-orang Shabi-in
وَٱلنَّصَٰرَىٰ
dan orang-orang Nasrani
وَٱلۡمَجُوسَ
dan orang-orang Majusi
وَٱلَّذِينَ
dan orang-orang yang
أَشۡرَكُوٓاْ
(mereka) musyrik
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
يَفۡصِلُ
Dia memisahkan
بَيۡنَهُمۡ
diantara mereka
يَوۡمَ
hari
ٱلۡقِيَٰمَةِۚ
kiamat
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
عَلَىٰ
atas
كُلِّ
segala
شَيۡءٖ
sesuatu
شَهِيدٌ
menyaksikan
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُواْ
(mereka) mu'min
وَٱلَّذِينَ
dan orang-orang yang
هَادُواْ
(mereka) Yahudi
وَٱلصَّـٰبِـِٔينَ
dan orang-orang Shabi-in
وَٱلنَّصَٰرَىٰ
dan orang-orang Nasrani
وَٱلۡمَجُوسَ
dan orang-orang Majusi
وَٱلَّذِينَ
dan orang-orang yang
أَشۡرَكُوٓاْ
(mereka) musyrik
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
يَفۡصِلُ
Dia memisahkan
بَيۡنَهُمۡ
diantara mereka
يَوۡمَ
hari
ٱلۡقِيَٰمَةِۚ
kiamat
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
عَلَىٰ
atas
كُلِّ
segala
شَيۡءٖ
sesuatu
شَهِيدٌ
menyaksikan
Terjemahan
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, Sabiin, Nasrani, Majusi, dan orang-orang yang menyekutukan Allah akan Allah berikan keputusan di antara mereka pada hari Kiamat. Sesungguhnya Allah menjadi saksi atas segala sesuatu.
Tafsir
(Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi) mereka adalah pemeluk agama Yahudi (orang-orang Shabi'in) salah satu sekte dari orang-orang Yahudi (orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang Musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat) yaitu dengan memasukkan orang-orang yang beriman ke dalam surga dan mencampakkan orang-orang selain mereka ke dalam neraka. (Sesungguhnya Allah terhadap segala sesuatu) yang diperbuat mereka (Maha Menyaksikan) mengetahuinya secara nyata.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Sabi-in, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi, dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. Allah ﷻ menyebutkan para pemeluk agama-agama tersebut yang berbeda-beda, terdiri atas orang-orang mukmin dan orang-orang selain mereka dari kalangan orang-orang Yahudi dan orang-orang Sabi-in. Dalam tafsir surat Al-Baqarah telah dijelaskan definisi masing-masing dari mereka serta perbedaan pendapat tentang mereka, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi, dan orang-orang musyrik yang menyembah selain Allah di samping Allah.
Maka sesungguhnya Allah: akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. (Al-Hajj: 17) dengan adil. Dia akan memasukkan orang yang beriman kepada-Nya ke dalam surga, dan akan memasukkan orang yang kafir kepada-Nya ke dalam neraka. Karena sesungguhnya Allah Maha Menyaksikan semua perbuatan mereka, Maha Mencatat ucapan mereka serta Maha Mengetahui semua rahasia dan apa yang tersimpan di dalam hati mereka.
Dalam kehidupan dunia perbedaan agama dan keyakinan itu kadang-kadang tidak terlihat pengaruhnya terhadap keberhasilan dan kegagalan hidup, tetapi berbeda dengan di akhirat. Sesungguhnya orang-orang beriman, orang Yahudi, orang Sabiin, orang Nasrani, orang Majusi dan orang musyrik, nasib mereka di akhirat berbeda. Allah pasti memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat, orang beriman mendapat rida Allah dan masuk surga, sedangkan orang-orang yang tidak ber-iman mendapat murka Allah dan masuk neraka. Sungguh, Allah menjadi saksi atas segala sesuatu yang terjadi pada diri mereka selama hidup di dunia. 18. Apakah kamu tidak memperhatikan semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi bersujud kepada Allah, tunduk dan patuh kepada hukum alam ciptaan Allah seperti matahari, bulan, dan bintang yang setia beredar pada porosnya. Dan juga gunung-gunung, pepohonan, dan hewan-hewan melata, semuanya menjalani kehidupan secara alamiah mematuhi hukum alam yang berlaku. Dan demikian juga, banyak di antara manusia yang mematuhi hukum Allah karena kesadarannya, tetapi lebih banyak lagi manusia yang pantas mendapatkan azab Allah di dunia maupun akhirat, karena sikapnya yang menolak agama Allah. Barang siapa dihinakan Allah, karena sikap mereka yang lebih hina dari binatang, maka terhadap manusia yang bersikap demikian, tidak seorang pun yang akan memuliakannya selain Allah. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki, memuliakan yang layak dimuliakan atau menghinakan yang menutup diri dari petunjuk Allah.
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa semua orang yang beriman, Yahudi, shabi`in, Nasrani, Majusi dan musyrik, akan diberi keputusan yang adil oleh Allah pada hari Kiamat.
Orang-orang yang beriman dalam ayat ini ialah orang-orang yang beriman kepada apa yang diajarkan Nabi Muhammad saw, yaitu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul yang telah diutus-Nya, hari Kiamat dan kepada adanya kadar baik dan kadar buruk. Yang dimaksud dengan orang-orang Yahudi ialah anak cucu Nabi Yakub as yang berkembangbiak di Mesir kemudian dibawa kembali oleh Nabi Musa as ke Palestina. Mereka adalah pengikut Nabi Musa as dan ajaran-ajarannya termuat dalam kitab Taurat. shabi`in ialah orang-orang yang mengakui keesaan Allah tetapi mereka bukan mukmin, bukan Yahudi dan bukan pula Nasrani. Orang-orang Nasrani ialah pengikut-pengikut Nabi Isa as dengan kitab suci mereka Injil. Dan mereka yang syirik, yaitu yang menyembah selain Allah, baik berupa benda, manusia atau berhala, seperti yang disembah kaum musyrikin Mekah sebelum Islam. Terhadap semua golongan di atas Allah akan memberikan keputusan dengan adil di hari Kiamat, siapa yang benar-benar mengikuti Allah dan Rasul-rasul-Nya selama hidup di dunia, dan siapa pula yang mengada-ada sesuatu dalam agama Allah dan siapa pula yang mengingkari agama Allah itu.
Keadilan yang sebenarnya belum didapat lagi oleh manusia selama hidup di dunia yang fana ini. Betapa banyak orang yang dengan kehendak hatinya mengubah-ubah agama Allah lalu dipaksakannya agama itu agar diikuti oleh orang-orang lain. Betapa banyaknya agama-agama yang menyimpang dari ajaran Allah, tetapi agama itu dapat hidup dan subur dengan pengikut-pengikutnya yang banyak, sehingga jika dilihat sepintas lalu agama itulah yang benar dan diridai Allah, sebaliknya agama Allah sendiri hanya dianut oleh mereka yang terhimpit kemiskinan serta tidak mempunyai kekuasaan sedikitpun atau tertindas di dalam negerinya, seakan-akan agama itu bukanlah agama yang diridai Allah. Semuanya itu belum memperoleh keadilan yang sebenarnya selama hidup di dunia. Karena itu di akhirat nanti Allah akan memberikan keadilan yang sesungguhnya. Semuanya akan mendapat balasan sesuai dengan iman, amal dan perbuatan yang telah dikerjakannya.
Menetapkan keputusan dengan adil dan melaksanakan keadilan itu bukanlah suatu yang mustahil bagi Allah, karena Allah Mahakuasa terhadap semua makhluk-Nya, Dia menyaksikan dan mengetahui segala perbuatan dan apa saja yang terjadi atas makhluk, baik yang nampak maupun yang tidak nampak, baik yang besar atau pun yang kecil, bahkan Dia mengetahui segala yang tergores di dalam hati.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Syurga untuk yang Beriman
Ayat 14
“Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal shalih ke dalam syurga-syurga." (pangkal ayat 14). Tiap-tiap pandangan hidup Muslim ini selalu disisipkan Tuhan dalam peringatannya kepada kita. Yaitu bahwa iman atau kepercayaan yang tersimpan dalam jiwa tidak boleh terpisah dengan amal dan perbuatan yang baik. Sebab iman tidak patut menimbulkan amal yang tidak baik. Dan ketika menerangkan tentang ganjaran di akhirat itu selalu pula dikatakan jannatin yang berarti banyak syurga, bukan satu syurga saja: “Yang mengalir dari bawahnya sungai-sungai." Di bawahnya atau di dekatnya! Yang membayangkan bahwa di sana itu kelak adalah kesuburan dan ketenteraman belaka, sebab cukup persediaan air dan indah.
“Sesungguhnya Allah akan berbuat apa yang Dia kehendaki." (ujung ayat 14). Ujung ayat memberikan bayangan kepada orang yang beriman bahwa nikmat yang akan diterimanya di syurga-syurga itu tidaklah ada batasnya. Apa yang dia inginkan dapat raja dikabulkan oleh Tuhan:
“Ganjaran yang diberikan adalah sesuai dengan keikhlasan amal yang dikerjakan."
Ayat 15
“Barangsiapa yang menyangka bahwa tidaklah akan ditolong dia oleh Allah di dalam dunia dan di akhirat." (pangkal ayat 15). Yang dituju oleh ayat ini iatah orang-orang yang tidak mau percaya akan kebenaran ajaran dan ajakan yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w.
Maka yang dimaksud dengan kata dia itu ialah Muhammad. Mereka tidak juga mau yakin bahwa agama ini adalah benar. Sebab itu Muhammad tidaklah akan ditolong di dunia ini; artinya agamanya tidaklah akan berkembang. Di akhirat pun tidak akan ditolong, sebab akhirat itu tidak ada. Maka untuk membayangkan kemurkaan Tuhan kepada si penolak itu, dikatakanlah pada lanjutan ayat: “Hendaklah dia ikatkan seutas tali ke langit." Artinya biarlah si penentang itu mengambil seutas tali, belitkan tali itu ke leher, dan ujungnya diikatkan ke langit, yaitu kepada peran di loteng rumahnya sendiri; “Lalu potonglah!" Arti lebih kasar lagi, ambillah tali, menggantung dirilah! “Kemudian lihatlah! Apakah dapat rencana buruknya itu menghilangkan apa yang menyakitkan hatinya itu?" (ujung ayat 15).
Kalau diambil arti sepintas lalu saja, tidaklah mungkin orang yang telah mati menggantung diri akan dapat melihat, bahwa tipudayanya menghambat menghalangi perkembangan usaha yang dibencinya. Sebab itu, di sanalah tersembunyi arti halus sabda Tuhan. Maka artinya, lebih baik kalian menggantung diri saja kalau kebenaran ini akan kalian benci juga, karena Kalau kalian masih hidup, hati kalian akan bertambah sakit melihat perkembangan agama ini.
Ibnu Abbas menafsirkan: “Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah tidak akan menolong Muhammad serta kitabnya (al-Qur'an) dan agamanya (Islam), pergi sajalan membunuh diri kalau kejayaan Muhammad itu menyakitkan hatinya. Karena Allah pasti menolong Rasul-rasulNya dan prang-orang yang beriman, sebagai tersebut dalam Surat 40 Ghafir ayat 51:
“Sesungguhnya Kami pasti akan menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada masa di dunia ini dan pada hari akan berdiri." (yaitu di hari kiamat).
Adapun menyuruh menggantung diri itu pukulan keras dengan kata-kata kepada mereka yang tidak mau mengerti itu, yang sekali kali perlu juga dipakai dalam rangka memberi ancaman keras, sebagai terdapat dalam Surat 3, Aali ‘Imran, ayat 119:
“Inilah kamu, kamu suka kepada mereka, tetapi mereka tidak suka kepada kamu, dan kamu percaya kepada semua kitab-kitab. Dan apabila mereka bertemu dengan kamu, mereka berkata: “Kami pun beriman." Tetapi apabila mereka telah sendiri, mereka gigit jari-jari mereka saking bencinya kepada kamu. Katakanlah: “Matilah kamu dengan kebenaran kamu itu."
Ayat 16
“Dan seperti itulah, telah Kami turunkan kepadanya keterangan-keterangan yang jelas." (pangkal ayat 16). Yaitu bahwa telah Kami turunkan kepadanya, yaitu wahyu yang dinamai al-Qur'an. Dia adalah keteranganketerangan yang jelas untuk menjadi tuntunan bagi manusia, untuk setamat dunia dan akhirat: “Dan bahwasanya Allah akan memberikan petunjuk siapa yang Dia kehendaki." (ujung ayat 16).
Ujung ayat menunjukkan bahwa sementara al-Qur'an telah turun dan keterangan-keterangan telah diberikan dengan sejelas-jelasnya, namun yang akan beroleh.petunjuk ialah orang yang dikehendaki Allah jua. Dapatlah dilihat dan dibuktikan sendiri, banyak orang yang dapat mengartikan al-Qur'an namun tidak dapat hidayat. Ada pula orang yang baru beberapa kali mendengar artinya, dia pun tertarik dan beriman.
Ayat 17
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman," (pangkal ayat 17). Maksud orang-orang yang beriman ialah yang telah mengaku beriman kepada Allah dan RasulNya -Muhammad s.a.w. dan beriman pula kepada wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w Tegasnya orang yang telah mengaku Islam. "Dan orang-orang yang Yahudi," yaitu yang menyebut diri mereka Yahudi, percaya kepada Nabi Musa ‘alaihis-salam dan saudaranya Harun ‘alaihis-salam, dan yang mengakui Yahudi itu pun masih ada sampai sekarang. "Dan orang-orang Shabi'in." Di dalam menafsirkan ayat 62 dari Surat 2, al-Baqarah (Tafsir Al-Azhar Juzu' 1) telah kita jelaskan arti shabi'in. Artinya semula ialah orang yang meninggalkan agama nenek-movangnya. Kaum Musyrikin Quraisy pernah menuduh Nabi Muhammad Shabi dari agama nenek-moyang sebab telah meninggalkan menyembah berhala. Setengah ahli tafsir mengatakan Shabi'in ialah pecahan dan agama Nasrani. Yang mulanya menuhankan Isa Almasih. kemudian mendlrikan agama sendiri dan menyembah malaikat. Kita pun maklum bahwa agama Nasrani itu telah banyak pecahbelahnya, seumpama yang kita lihat pada perpecahan Katholik dengan Protestan Dan Protestan telah terpecah pula kepada berbagai sekte, yang masing-masing membatalkan yang lain: “Dari orang-orang Nasrani" dengan segala macam belahan sektenya itu: “Dan orang-orang Majusi," orang Majusi ialah pemuja api, agama Zarasustra anutan orang Iran (Mesir) sebelum Islam, yang percaya bahwa alam ini dikuasai oleh dua kekuatan, yaitu terang dan gelap, terang dilambangkan dengan api, sebab itu api disembah. Di antara keduanya, terang (ahura mazda) dan gelap (ahriman) selalu berperang, selalu bertempur. Tetapi yang menang pada akhinya ialah terang, dan gelap pasti kalah. Sebab itu mereka wajib bersyukur dan menyembah kepada terang, sebab terang itulah yang benar, mereka lambangkan dia dengan api.
Sisa Majusi itu masih diriapati di Bombay. Api pujaan yang mereka bawa dari Iran ketika Islam jelah mendesak mereka pada abad ketujuh Masehi masih menyala dalam kuil mereka dan masih mereka sembah.
“Dan orang-orang yang mempersekutukan," yaitu orang-orang musyrikin penyembah berhala yang masih ada di Hejaz ketika ayat ini turun, dan sampai sekarang pun masih ada penyembah berhala dan patung-patung di manamana."Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereko di hari kiamat." Segala pemeluk agama itu, termasuk orang-orang yang telah mengakuinya Islam, ‘bahkan mereka disebut nomor satu, perkaranya semua akan dipertimbangkan Allah dengan langsung di hari kiamat, keputusan akan diberikan seadil-adilnya sesudah pemeriksaan yang seteliti-telitinya. Kalau mereka dihukum, tidaklah hukuman dijatuhkan dengan aniaya: “Sesungguhnya Allah atas tiap-tiap sesuatu adalah menyaksikan." (ujung ayat 17). Sebab itu tidaklah orang dapat mencan dalih buat berlepas diri di hari itu.