Ayat

Terjemahan Per Kata
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
يُدۡخِلُ
Dia memasukkan
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُواْ
beriman
وَعَمِلُواْ
dan mengerjakan
ٱلصَّـٰلِحَٰتِ
kebajikan/amal saleh
جَنَّـٰتٖ
surga-surga
تَجۡرِي
mengalir
مِن
dari
تَحۡتِهَا
bawahnya
ٱلۡأَنۡهَٰرُۚ
sungai-sungai
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
يَفۡعَلُ
Dia berbuat
مَا
apa
يُرِيدُ
Dia kehendaki
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
يُدۡخِلُ
Dia memasukkan
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُواْ
beriman
وَعَمِلُواْ
dan mengerjakan
ٱلصَّـٰلِحَٰتِ
kebajikan/amal saleh
جَنَّـٰتٖ
surga-surga
تَجۡرِي
mengalir
مِن
dari
تَحۡتِهَا
bawahnya
ٱلۡأَنۡهَٰرُۚ
sungai-sungai
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
يَفۡعَلُ
Dia berbuat
مَا
apa
يُرِيدُ
Dia kehendaki
Terjemahan

Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Sesungguhnya Allah melakukan apa yang Dia kehendaki.
Tafsir

(Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh) amal fardu dan sunah semuanya (ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki) termasuk memuliakan orang yang taat kepada-Nya dan menghinakan orang yang durhaka kepada-Nya.
Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. Setelah menyebutkan perihal orang-orang yang sesat lagi celaka, lalu disebutkan perihal orang-orang yang berbakti lagi berbahagia. Mereka adalah orang-orang yang hatinya beriman dan iman mereka dibenarkan oleh perbuatan mereka, karenanya mereka mengerjakan semua amal saleh dari amal-amal perbuatan yang mendekatkan diri mereka kepada Allah serta meninggalkan semua jenis perbuatan mungkar.
Karena itu, mereka dianugerahi tempat tinggal di surga-surga yang tinggi yang memiliki taman-taman yang amat indah. Mengingat Allah telah menyesatkan golongan pertama dan memberi petunjuk kepada golongan yang kedua, maka hal ini diungkapkan oleh firman-Nya: Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. (Al-Hajj: 14).
Berbeda dengan perlakuan Allah terhadap orang kafir dan murtad di atas, sungguh, Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman yang menjaga imannya hingga akhir hayat dan mengerjakan kebajikan dengan ikhlas ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai se-bagai kenikmatan yang tiada terhingga. Sungguh, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki kepada hamba-hamba-Nya dengan adil. 15. Pada ayat di atas Allah menerangkan sikap orang murtad dan hu-kuman atas mereka, serta balasan bagi orang beriman. Pada ayat ini Allah mempersilakan orang kafir yang tidak menyukai perkembangan Islam untuk menghentikan pertolongan-Nya. Barang siapa menyangka atau berpendapat bahwa Allah tidak akan menolongnya, Muhammad, di dunia dengan memperoleh kebebasan dari tekanan mereka di Mekah serta menemukan tempat yang tepat untuk menyebarkan Islam di Madinah, dan mendapat balasan kebaikan di akhirat, maka hendaklah dia merentangkan tali ke langit, lalu menggantung dirinya di langit, kemudian dari ketinggian itu berusahalah menghentikan pertolongan Allah kepada Rasul-Nya. Kemudian, lalu pikirkanlah apakah langkah tersebut dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya, pesatnya perkembang-an Islam atas pertolongan Allah kepada kaum muslim.
Terhadap orang-orang yang hanya menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mengikuti ajaran yang disampaikan Nabi-Nya, mengerjakan amal-amal yang saleh, maka Allah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka, dengan menyediakan tempat yang penuh kenikmatan dan kebahagiaan berupa surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dengan pohon-pohon yang rindang dan menyejukkan, sebagai balasan dari Allah atas semua ibadah dan amal saleh yang telah mereka lakukan itu. Karunia yang berupa kebahagiaan hidup itu mereka nikmati untuk selama-lamanya.
Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang melakukan sesuatu menurut kehendak-Nya sendiri, akan memberikan kemuliaan bagi orang-orang yang beriman dan menaati-Nya serta akan memberikan kehinaan dan kesengsaraan bagi orang-orang ingkar dan durhaka kepada-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang dapat merubah, menambah, mengurangi atau menghilangkan ketetapan-ketetapan dan kekuasaan-Nya itu.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Syurga untuk yang Beriman
Ayat 14
“Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal shalih ke dalam syurga-syurga." (pangkal ayat 14). Tiap-tiap pandangan hidup Muslim ini selalu disisipkan Tuhan dalam peringatannya kepada kita. Yaitu bahwa iman atau kepercayaan yang tersimpan dalam jiwa tidak boleh terpisah dengan amal dan perbuatan yang baik. Sebab iman tidak patut menimbulkan amal yang tidak baik. Dan ketika menerangkan tentang ganjaran di akhirat itu selalu pula dikatakan jannatin yang berarti banyak syurga, bukan satu syurga saja: “Yang mengalir dari bawahnya sungai-sungai." Di bawahnya atau di dekatnya! Yang membayangkan bahwa di sana itu kelak adalah kesuburan dan ketenteraman belaka, sebab cukup persediaan air dan indah.
“Sesungguhnya Allah akan berbuat apa yang Dia kehendaki." (ujung ayat 14). Ujung ayat memberikan bayangan kepada orang yang beriman bahwa nikmat yang akan diterimanya di syurga-syurga itu tidaklah ada batasnya. Apa yang dia inginkan dapat raja dikabulkan oleh Tuhan:
“Ganjaran yang diberikan adalah sesuai dengan keikhlasan amal yang dikerjakan."
Ayat 15
“Barangsiapa yang menyangka bahwa tidaklah akan ditolong dia oleh Allah di dalam dunia dan di akhirat." (pangkal ayat 15). Yang dituju oleh ayat ini iatah orang-orang yang tidak mau percaya akan kebenaran ajaran dan ajakan yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w.
Maka yang dimaksud dengan kata dia itu ialah Muhammad. Mereka tidak juga mau yakin bahwa agama ini adalah benar. Sebab itu Muhammad tidaklah akan ditolong di dunia ini; artinya agamanya tidaklah akan berkembang. Di akhirat pun tidak akan ditolong, sebab akhirat itu tidak ada. Maka untuk membayangkan kemurkaan Tuhan kepada si penolak itu, dikatakanlah pada lanjutan ayat: “Hendaklah dia ikatkan seutas tali ke langit." Artinya biarlah si penentang itu mengambil seutas tali, belitkan tali itu ke leher, dan ujungnya diikatkan ke langit, yaitu kepada peran di loteng rumahnya sendiri; “Lalu potonglah!" Arti lebih kasar lagi, ambillah tali, menggantung dirilah! “Kemudian lihatlah! Apakah dapat rencana buruknya itu menghilangkan apa yang menyakitkan hatinya itu?" (ujung ayat 15).
Kalau diambil arti sepintas lalu saja, tidaklah mungkin orang yang telah mati menggantung diri akan dapat melihat, bahwa tipudayanya menghambat menghalangi perkembangan usaha yang dibencinya. Sebab itu, di sanalah tersembunyi arti halus sabda Tuhan. Maka artinya, lebih baik kalian menggantung diri saja kalau kebenaran ini akan kalian benci juga, karena Kalau kalian masih hidup, hati kalian akan bertambah sakit melihat perkembangan agama ini.
Ibnu Abbas menafsirkan: “Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah tidak akan menolong Muhammad serta kitabnya (al-Qur'an) dan agamanya (Islam), pergi sajalan membunuh diri kalau kejayaan Muhammad itu menyakitkan hatinya. Karena Allah pasti menolong Rasul-rasulNya dan prang-orang yang beriman, sebagai tersebut dalam Surat 40 Ghafir ayat 51:
“Sesungguhnya Kami pasti akan menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada masa di dunia ini dan pada hari akan berdiri." (yaitu di hari kiamat).
Adapun menyuruh menggantung diri itu pukulan keras dengan kata-kata kepada mereka yang tidak mau mengerti itu, yang sekali kali perlu juga dipakai dalam rangka memberi ancaman keras, sebagai terdapat dalam Surat 3, Aali ‘Imran, ayat 119:
“Inilah kamu, kamu suka kepada mereka, tetapi mereka tidak suka kepada kamu, dan kamu percaya kepada semua kitab-kitab. Dan apabila mereka bertemu dengan kamu, mereka berkata: “Kami pun beriman." Tetapi apabila mereka telah sendiri, mereka gigit jari-jari mereka saking bencinya kepada kamu. Katakanlah: “Matilah kamu dengan kebenaran kamu itu."
Ayat 16
“Dan seperti itulah, telah Kami turunkan kepadanya keterangan-keterangan yang jelas." (pangkal ayat 16). Yaitu bahwa telah Kami turunkan kepadanya, yaitu wahyu yang dinamai al-Qur'an. Dia adalah keteranganketerangan yang jelas untuk menjadi tuntunan bagi manusia, untuk setamat dunia dan akhirat: “Dan bahwasanya Allah akan memberikan petunjuk siapa yang Dia kehendaki." (ujung ayat 16).
Ujung ayat menunjukkan bahwa sementara al-Qur'an telah turun dan keterangan-keterangan telah diberikan dengan sejelas-jelasnya, namun yang akan beroleh.petunjuk ialah orang yang dikehendaki Allah jua. Dapatlah dilihat dan dibuktikan sendiri, banyak orang yang dapat mengartikan al-Qur'an namun tidak dapat hidayat. Ada pula orang yang baru beberapa kali mendengar artinya, dia pun tertarik dan beriman.
Ayat 17
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman," (pangkal ayat 17). Maksud orang-orang yang beriman ialah yang telah mengaku beriman kepada Allah dan RasulNya -Muhammad s.a.w. dan beriman pula kepada wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w Tegasnya orang yang telah mengaku Islam. "Dan orang-orang yang Yahudi," yaitu yang menyebut diri mereka Yahudi, percaya kepada Nabi Musa ‘alaihis-salam dan saudaranya Harun ‘alaihis-salam, dan yang mengakui Yahudi itu pun masih ada sampai sekarang. "Dan orang-orang Shabi'in." Di dalam menafsirkan ayat 62 dari Surat 2, al-Baqarah (Tafsir Al-Azhar Juzu' 1) telah kita jelaskan arti shabi'in. Artinya semula ialah orang yang meninggalkan agama nenek-movangnya. Kaum Musyrikin Quraisy pernah menuduh Nabi Muhammad Shabi dari agama nenek-moyang sebab telah meninggalkan menyembah berhala. Setengah ahli tafsir mengatakan Shabi'in ialah pecahan dan agama Nasrani. Yang mulanya menuhankan Isa Almasih. kemudian mendlrikan agama sendiri dan menyembah malaikat. Kita pun maklum bahwa agama Nasrani itu telah banyak pecahbelahnya, seumpama yang kita lihat pada perpecahan Katholik dengan Protestan Dan Protestan telah terpecah pula kepada berbagai sekte, yang masing-masing membatalkan yang lain: “Dari orang-orang Nasrani" dengan segala macam belahan sektenya itu: “Dan orang-orang Majusi," orang Majusi ialah pemuja api, agama Zarasustra anutan orang Iran (Mesir) sebelum Islam, yang percaya bahwa alam ini dikuasai oleh dua kekuatan, yaitu terang dan gelap, terang dilambangkan dengan api, sebab itu api disembah. Di antara keduanya, terang (ahura mazda) dan gelap (ahriman) selalu berperang, selalu bertempur. Tetapi yang menang pada akhinya ialah terang, dan gelap pasti kalah. Sebab itu mereka wajib bersyukur dan menyembah kepada terang, sebab terang itulah yang benar, mereka lambangkan dia dengan api.
Sisa Majusi itu masih diriapati di Bombay. Api pujaan yang mereka bawa dari Iran ketika Islam jelah mendesak mereka pada abad ketujuh Masehi masih menyala dalam kuil mereka dan masih mereka sembah.
“Dan orang-orang yang mempersekutukan," yaitu orang-orang musyrikin penyembah berhala yang masih ada di Hejaz ketika ayat ini turun, dan sampai sekarang pun masih ada penyembah berhala dan patung-patung di manamana."Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereko di hari kiamat." Segala pemeluk agama itu, termasuk orang-orang yang telah mengakuinya Islam, ‘bahkan mereka disebut nomor satu, perkaranya semua akan dipertimbangkan Allah dengan langsung di hari kiamat, keputusan akan diberikan seadil-adilnya sesudah pemeriksaan yang seteliti-telitinya. Kalau mereka dihukum, tidaklah hukuman dijatuhkan dengan aniaya: “Sesungguhnya Allah atas tiap-tiap sesuatu adalah menyaksikan." (ujung ayat 17). Sebab itu tidaklah orang dapat mencan dalih buat berlepas diri di hari itu.