Ayat
Terjemahan Per Kata
وَٱقۡتَرَبَ
dan telah dekat
ٱلۡوَعۡدُ
janji
ٱلۡحَقُّ
benar
فَإِذَا
maka tiba-tiba
هِيَ
ia
شَٰخِصَةٌ
terbelalak
أَبۡصَٰرُ
pandangan/mata
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
يَٰوَيۡلَنَا
betapa celakanya kami
قَدۡ
sesungguhnya
كُنَّا
adalah kami
فِي
dalam
غَفۡلَةٖ
kelalaian
مِّنۡ
daripada
هَٰذَا
ini
بَلۡ
bahkan
كُنَّا
adalah kami
ظَٰلِمِينَ
orang-orang yang zalim
وَٱقۡتَرَبَ
dan telah dekat
ٱلۡوَعۡدُ
janji
ٱلۡحَقُّ
benar
فَإِذَا
maka tiba-tiba
هِيَ
ia
شَٰخِصَةٌ
terbelalak
أَبۡصَٰرُ
pandangan/mata
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
يَٰوَيۡلَنَا
betapa celakanya kami
قَدۡ
sesungguhnya
كُنَّا
adalah kami
فِي
dalam
غَفۡلَةٖ
kelalaian
مِّنۡ
daripada
هَٰذَا
ini
بَلۡ
bahkan
كُنَّا
adalah kami
ظَٰلِمِينَ
orang-orang yang zalim
Terjemahan
(Apabila) janji yang benar (yakni hari Kiamat) telah makin dekat, tiba-tiba mata orang-orang yang kufur terbelalak. (Mereka berkata,) “Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang zalim.”
Tafsir
(Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar) yakni hari kiamat (maka tiba-tiba) kisah kenyataannya (terbelalaklah mata orang-orang yang kafir) pada hari tersebut disebabkan sangat ngeri melihatnya, seraya mengatakan, ("Aduhai") ya di sini menunjukkan makna penyesalan (celakalah kami) binasalah kami (sesungguhnya kami) sewaktu hidup di dunia (adalah dalam kelalaian tentang ini) tentang hari kiamat (bahkan kami adalah orang-orang yang zalim) yakni menganiaya diri kami sendiri, disebabkan kami mendustakan para Rasul.
Tafsir Surat Al-Anbiya': 95-97
Sesungguhnya tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan bahwa mereka tidak akan kembali (kepada Kami). Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata), "Aduhai, celakalah kami. Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim." Firman Allah ﷻ: Sesungguhnya tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri. (Al-Anbiya: 95) Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna haramun ialah sudah semestinya. Dengan kata lain, telah ditakdirkan bahwa sesungguhnya penduduk suatu kota yang telah dibinasakan tidak akan dihidupkan kembali sebelum hari kiamat.
Demikianlah menurut penjelasan yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas, Abu Ja'far Al-Baqir, dan Qatadah serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Menurut riwayat lain yang bersumber dari Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan mereka tidak dikembalikan ialah tidak bertobat. Akan tetapi, pendapat yang pertama lebih kuat, hanya Allah-lah yang mengetahui kebenarannya. Firman Allah ﷻ: Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj. (Al-Anbiya: 96) Dalam pembahasan yang terdahulu telah kami jelaskan bahwa Ya-juj dan Ma-juj adalah keturunan Adam a.s, juga termasuk keturunan Nabi Nuh (yaitu anak-anak Yafis, orang tua bangsa Turki; dan bangsa Turki adalah sebagian kecil dari mereka): Ya-juj dan Ma-juj ditinggalkan di balik tembok penghalang yang dibangun oleh Zul Qarnain.
Sesudah membangunnya Zul Qarnain berkata, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Dinding ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar. Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain. (Al-Kahfi: 98-99), hingga akhir ayat. Dan dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya: Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96) Yakni mereka berjalan dengan cepat untuk membuat kerusakan di muka bumi manusia.
Al-hadab artinya dataran tinggi, menurut Ibnu Abbas, Ikrimah, Abu Saleh, As-Sauri, dan lain-lainnya. Demikianlah gambaran tentang sikap mereka saat keluar dari tembok penjaranya, pendengar dibawa seakan-akan menyaksikan peristiwa tersebut. dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. (Fathir: 14) Berita ini dari Tuhan Yang mengetahui apa yang telah lalu dan apa yang akan datang, Yang mengetahui apa yang tersembunyi di langit dan di bumi, tidak ada Tuhan selain Dia.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Musanna, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Jafar, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Abdullah ibnu Abu Yazid yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas melihat anak-anak sedang berlari-lari; sebagian dari mereka mengejar sebagian yang lain bermain-main. Lalu Ibnu Abbas berkata, "Seperti itulah Ya-juj dan Ma-juj saat keluar dari temboknya." Di dalam banyak hadis yang bersumber dari Nabi ﷺ banyak disebutkan kisah keluarnya Ya-juj dan Ma-juj, seperti yang akan dikemukakan berikut ini: Hadis pertama.
": [] Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya'qub, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Ibnu Ishaq, dari Asim ibnu Amr ibnu Qatadah, dari Mahmud ibnu Labid, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Bila tembok Ya-juj dan Ma-juj dibuka, maka mereka pergi memasuki dunia manusia, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: 'dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi' (Al-Anbiya: 96) Maka mereka menutupi manusia, sedangkan kaum muslim memisahkan diri dari mereka, bersembunyi di balik benteng kota tempat mereka tinggal dengan membawa ternak mereka.
Ya-juj dan Ma-juj meminum habis air mereka, sehingga sebagian dari mereka melewati sebuah sungai yang penuh dengan air, lalu mereka meminum air sungai itu sampai habis hingga sungai kering. Disebutkan bahwa sebagian dari Ya-juj dan Ma-juj sebelum itu pernah melewati sungai tersebut, saat melaluinya di lain waktu mengatakan, "Tadi di tempat ini ada airnya." Dan manakala tiada seorang pun dari manusia yang hidup kecuali mereka yang tinggal di benteng-benteng kota mereka, maka berkatalah Ya-juj dan Ma-juj (yakni juru bicaranya), "Penduduk bumi itu telah kita binasakan semua, sekarang tinggal makhluk yang ada di langit." Kemudian seseorang dari Ya-juj dan Ma-juj mengayun-ayunkan tombaknya, lalu ia lemparkan ke arah langit, dan tombak itu kembali kepadanya (jatuh di hadapannya) dalam keadaan berlumuran darah, sebagai cobaan dan fitnah bagi mereka.
Ketika mereka dalam keadaan demikian, maka Allah mengirimkan wabah penyakit berupa ulat pada leher mereka seperti ulat yang menyerang hidung unta. Tidak lama kemudian mereka mati semuanya, tanpa bersuara lagi dan suasana menjadi hening. Kaum muslim berkata, "Adakah seseorang yang bersukarela keluar dari benteng untuk melihat apa yang telah terjadi dengan musuh kita?" Maka turunlah seseorang dari mereka dengan sukarela dan siap untuk mati.
Setelah ia turun dari bentengnya, ia menjumpai Ya-juj dan Ma-juj telah binasa semuanya, sebagian dari mereka bertumpang tindih di atas sebagian yang lain. Lalu ia berseru, "Hai kaum muslim, ingatlah, bergembiralah kalian, sesungguhnya Allah ﷻ telah membebaskan kalian dari musuh kalian." Maka kaum muslim keluar dari benteng dan kota-kota tempat perlindungan mereka, lalu mereka melepaskan ternaknya, yang ternyata tiada lagi tempat penggembalaan bagi ternak mereka kecuali hanya daging Ya-juj dan Ma-juj.
Akan tetapi, ternak mereka merasa senang sekali dengan kesenangan yang jauh melebihi saat menjumpai tumbuh-tumbuhan makanan kebiasaannya. Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini melalui riwayat Yunus ibnu Bukair, dari Ibnu Ishaq dengan sanad yang sama. Hadis kedua. [] ]. ". ". ". ". ". ]. ". ". -: ". ". " ". Imam Ahmad telah mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, Abul Abbas Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Jabir, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Jabir At-Ta-i (kadi Himsa), telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman ibnu Jubair ibnu Nafir Al-Hadrami, dari ayahnya; ia mendengar An-Nawwas ibnu Sam'an Al-Kalabi mengatakan bahwa pada suatu siang hari Rasulullah ﷺ menceritakan tentang Dajjal dengan suara yang terdengar adakalanya rendah dan adakalanya keras, sehingga kami menduga beliau berada di dalam kebun kurma.
Nabi ﷺ bersabda, "Bukan Dajjal yang aku khawatirkan akan memudaratkan kalian. Karenajika Dajjal muncul, sedangkan aku masih berada di antara kalian, maka akulah yang akan menghadapinya, bukan kalian. Jika dia muncul, sedangkan saya tidak lagi berada di antara kalian, maka setiap orang muslim wajib membela dirinya, dan Allah-lah yang menjaga setiap orang muslim sepeninggalku. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang yang berusia muda, berambut keriting, dengan bola mata yang menonjol. Dan sesungguhnya pasukan berkudanya memenuhi kawasan antara negeri Syam dan Irak, lalu menyebar ke segala penjuru.
Hai hamba-hamba Allah, berpendirian teguhlah kalian." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, berapa lamakah Dajjal tinggal di bumi?" Rasulullah ﷺ menjawab, "Empat puluh hari; sehari ada yang lamanya sama dengan satu tahun, sehari ada yang lamanya sama dengan satu bulan, sehari ada yang lamanya sama dengan satu minggu, sedangkan hari-hari lainnya sama dengan hari-hari kalian sekarang ini." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, tentang sehari yang lamanya sama dengan satu tahun, apakah cukup bagi kita mengerjakan salat sehari semalam di dalamnya?" Rasulullah ﷺ bersabda, Tidak boleh, tetapi tentukanlah perhitungan waktunya oleh kalian." Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah kecepatan perjalanan Dajjal (dan pasukannya) di muka bumi ?" Rasulullah ﷺ bersabda, "Seperti hujan yang diiringi dengan angin besar.
Lalu melewati suatu kampung, maka Dajjal dan bala tentaranya menyeru mereka. Dan bila mereka menerima seruannya, maka Dajjal memerintahkan kepada langit untuk hujan, lalu turunlah hujan; dan memerintahkan kepada bumi untuk menumbuhkan tetumbuhan, maka tumbuhlah tetumbuhan dengan suburnya, sehingga ternak mereka berkembang dengan pesat dan bertubuh gemuk-gemuk serta berlimpah air susunya. Bila Dajjal melewati suatu kampung dan menyeru mereka, tetapi mereka menolaknya, maka harta benda mereka (yakni ternak mereka) mengikuti Dajjal, sehingga mereka tidak mempunyai harta lagi, tiada sesuatu pun yang tersisa dari milik mereka.
Bila Dajjal melewati suatu daerah yang tandus, maka ia berkata, 'Keluarkanlah semua perbendaharaanmu,"maka semua perbendaharaan tanah tandus itu muncul dan mengikutinya bagaikan lebah mengikuti ratunya." Rasulullah ﷺ melanjutkan kisahnya, bahwa Dajjal memerintahkan untuk membunuh seorang lelaki, lalu lelaki itu dipukulnya dengan pedang hingga terpotong menjadi dua bagian dalam keadaan terpental jauh. Kemudian Dajjal memanggilnya, ternyata lelaki itu hidup kembali dan datang kepadanya. Ketika Dajjal dan pasukannya dalam keadaan demikian, Allah ﷻ menurunkan Al-Masih Isa putra Maryam a.s. Isa turun di menara putih yang ada di sebelah timur kota Dimasyq dengan memakai dua lapis baju berwarna kuning seraya meletakkan kedua tangannya di antara sayap dua malaikat.
Lalu Isa putra Maryam mengejar Dajjal dan dapat menjumpainya di pintu gerbang sebelah timur kota Ladd, lalu Dajjal dibunuhnya. Rasulullah ﷺ melanjutkan kisahnya, bahwa ketika mereka dalam keadaan demikian (bersama Isa), tiba-tiba Allah menurunkan wahyu-Nya kepada Isa putra Maryam a.s, "Bahwasanya Aku telah mengeluarkan sebagian dari hamba-hamba-Ku yang tidak akan mampu bagimu memerangi mereka, maka selamatkanlah hamba-hamba-Ku yang beriman ke Bukit Tur." Lalu Allah mengeluarkan Ya-juj dan Ma-juj, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya: dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96) Maka Isa dan sahabat-sahabatnya berdoa kepada Allah ﷻ dengan penuh harap.
Kemudian Allah mengirimkan wabah ulat yang menjangkiti tengkuk Ya-juj dan Ma-juj, sehingga mereka mati semuanya bagaikan matinya seseorang karena wabah tersebut. Isa dan para sahabatnya turun, mereka tidak menjumpai suatu rumah pun melainkan dipenuhi dengan bangkai dan bau busuk Ya-juj dan Ma-juj Lalu Isa dan para sahabatnya kembali memohon kepada Allah dengan penuh harap (agar dibebaskan dari bencana itu). Maka Allah mengirimkan burung-burung yang besar tiap ekornya sama dengan unta yang paling besar, lalu burung-burung itu membawa bangkai Ya-juj dan Ma-juj untuk membuangnya ke tempat yang dikehendaki oleh Allah.
Ibnu Jabir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ata ibnu Yazid As-Saksaki, dari Ka'b atau lainnya yang mengatakan bahwa burung-burung itu membuang bangkai Ya-juj dan Ma-juj ke Al-Mahyal. Ibnu Jabir bertanya, "Hai Abu Yazid, di manakah Al-Mahyal itu ?" Abu Yazid menjawab, "Tempat terbitnya matahari." Abu Yazid melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Allah menurunkan hujan lebat yang melanda semua bangunan perkotaan dan kampung-kampung selama empat puluh hari tanpa berhenti; hujan itu mencuci bumi sehingga menjadi bersih dan licin.
Lalu dikatakan kepada bumi, "Keluarkanlah tumbuh-tumbuhanmu dan keluarkanlah keberkatanmu." Maka pada masa itu satu buah delima dapat mencukupi beberapa orang, mereka dapat bernaung di bawah daunnya. Ternak diberkati pula sehingga perahan susu seekor unta betina dapat mencukupi untuk minum sejumlah besar orang, perahan susu dari seekor sapi betina dapat mencukupi banyak orang, dan perahan susu seekor kambing betina cukup untuk satu keluarga.
Ketika mereka dalam keadaan demikian, tiba-tiba Allah ﷻ mengirimkan angin yang berbau harum, lalu angin itu menerpa bagian bawah ketiak mereka dan mencabut roh setiap orang muslim, atau setiap orang mukmin. Sehingga yang tertinggal di bumi ini hanyalah orang-orang jahat saja, sikap mereka sama dengan sekumpulan keledai liar, maka hari kiamat terjadi di atas mereka. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim secara tunggal, tanpa Imam Bukhari. Imam Bukhari meriwayatkannya bersama pemilik kitab sunnah lainnya melalui berbagai jalur dari Abdur Rahman ibnu Yazid ibnu Jabir dengan sanad yang sama.
Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis berpredikat hasan sahih. Hadis ketiga. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bisyr, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr, dari Ibnu Harmalah, dari bibinya yang mengatakan bahwa rasulullah ﷺ berkhotbah yang saat itu membalut jari telunjuknya karena tersengat kalajengking. Beliau bersabda dalam khotbahnya: Sesungguhnya kalian mengatakan bahwa kalian tidak mempunyai musuh lagi, padahal sesungguhnya kalian masih tetap perang dengan musuh, hingga datang Ya-juj dan Ma-juj yang berwajah lebar, bermata sipit, berambut londe.
Mereka turun dari setiap tempat yang tinggi, wajah mereka seakan-akan mirip dengan perisai yang ditempa. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim melalui hadis Muhammad ibnu Amr, dari Khalid ibnu Abdullah ibnu Harmalah Al-Mudalj i, dari seorang bibinya, dari Nabi ﷺ Lalu disebutkan lafaz yang semisal dengan hadis di atas. Hadis keempat. Dalam tafsir akhir surat Al-A'raf telah disebutkan sebuah hadis melalui riwayat Imam Ahmad, dari Hasyim, dari Al-Awwam, dari Jabalah ibnu Suhaim, dari Marsad ibnu Imarah, dari Ibnu Mas'ud r.a, dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda bahwa di malam beliau menjalani isra-nya beliau berdua dengan Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa.
Mereka berbincang-bincang tentang hari kiamat, lalu mereka menanyakannya kepada Ibrahim, tetapi Ibrahim menjawab, "Saya tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." Mereka menanyakannya kepada Musa dan Musa menjawab, "Saya tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." Akhirnya mereka menyerahkan masalahnya kepada Isa, dan Isa berkata, "Tentang waktunya, tiada seorang pun yang mengetahuinya selain hanya Allah. Tetapi menurut apa yang telah dijanjikan oleh Tuhanku kepadaku, Dajjal kelak akan muncul, sedangkan di tanganku terpegang dua bilah tombak.
Apabila Dajjal melihatku, maka leburlah tubuhnya sebagaimana leburnya timah yang dipanaskan." Isa melanjutkan kisahnya, bahwa Allah membinasakan Dajjal. Manakala Dajjal melihatnya, sehingga sesungguhnya batu-batuan dan pepohonan dapat berbicara, "Hai orang muslim, sesungguhnya di bawahku bersembunyi orang kafir, maka kemarilah dan bunuhlah dia!" Allah membinasakan bala tentara Dajjal, kemudian manusia kembali ke negeri dan tanah airnya masing-masing.
Setelah itu muncullah Ya-juj dan Ma-juj, mereka berdatangan dari semua tempat yang tinggi dengan cepatnya, lalu menginjak-injak negeri manusia. Tidak sekali-kali mereka mendatangi sesuatu tempat, melainkan mereka binasakan tempat itu. Dan tidak sekali-kali mereka melewati sumber air, melainkan mereka meminumnya sampai kering. Isa a.s. melanjutkan kisahnya, "Setelah itu manusia kembali ke negerinya masing-masing (bersembunyi) untuk menghindari kejahatan Ya-juj dan Ma-juj.
Mereka mengadu kepadaku tentang kejahatan Ya-juj dan Ma-juj, maka aku berdoa kepada Allah untuk kebinasaan Ya-juj dan Ma-juj. Akhirnya Allah membinasakan mereka dan menumpas habis mereka sehingga bumi ini cemar berat karena bangkai mereka yang baunya sangat busuk. Kemudian Allah menurunkan hujan lebat yang menyapu bersih semua bangkai mereka, lalu menghanyutkannya ke laut. Isa a.s.
mengatakan bahwa menurut apa yang dijanjikan oleh Tuhannya kepadanya, bilamana masa itu telah berlalu, maka kejadian hari kiamat sama dengan seorang wanita yang telah mengandung tua, keluarganya tidak mengetahui bilakah si wanita itu memberikan kejutan kepada mereka dengan kelahiran seorang bayi, apakah di malam hari ataukah di siang hari? Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini dari Muhammad ibnu Basysyar, dari Yazid ibnu Harun, dari Al-Awwam ibnu Hausyab dengan sanad yang sama dan lafaz yang semisal; tetapi ada tambahannya, yaitu Al-Awwam mengatakan bahwa hal yang membenarkannya berada di dalam Kitabulldh melalui firman-Nya: Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. (Al-Anbiya: 96) Ibnu Jarir sehubungan dengan masalah ini telah meriwayatkan melalui hadis Jabalah dengan sanad yang sama.
Hadis-hadis yang menceritakan tentang hal ini banyak sekali, begitu pula asar-asar yang bersumber dari ulama Salaf. Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan melalui hadis Ma'mar, dari banyak orang, dari Humaid ibnu Hilal, dari Abus Saif yang mengatakan, Ka'b pernah mengatakan bahwa bilamana akan tiba saat keluarnya Ya-juj dan Ma-juj, mereka melubangi tembok itu dengan kapak (peralatan) yang mereka miliki, sehingga orang-orang yang tinggal di balik tembok itu dapat mendengar suara kapak mereka.
Bilamana hari telah petang dan malam akan tiba, maka Allah menjadikan lisan seseorang dari mereka (Ya-juj dan Ma-juj) berbicara, "Kita datang lagi besok untuk meneruskannya." Pada keesokan harinya mereka berangkat menuju ke tembok itu, dan mereka menjumpai tembok itu telah diutuhkan kembali oleh Allah seperti semula sebelum dilubangi. Maka mereka menggali (melubanginya) kembali sehingga manusia yang tinggal di balik tembok mereka dapat mendengar suara kapak mereka.
Bilamana malam tiba, Allah menjadikan lisan seseorang dari mereka mengatakan, "Kita akan ulangi lagi galian ini besok, insya Allah." Pada keesokan harinya mereka datang, dan ternyata mereka menjumpainya dalam keadaan seperti mereka tinggalkan kemarin (berkat perkataan insya Allah mereka, pent.) Mereka meneruskan pekerjaannya sehingga tembok itu dapat mereka jebol, dan mereka keluar dari tembok itu. Gelombang pertama dari mereka melewati sebuah danau, maka mereka meminum air danau itu sampai kering.
Kemudian gelombang kedua keluar, lalu mereka menjilati lumpur danau itu. Gelombang ketiga keluar dan melewati tempat danau itu, lalu mereka berkata, "Dahulu di sini pernah ada airnya." Manusia lari dari mereka, tiada sesuatu pun yang dapat menahan serbuan mereka. Kemudian mereka (Ya-juj dan Ma-juj) mengarahkan anak panahnya ke langit, lalu melepaskannya dan anak-anak panah mereka kembali ke bumi dalam keadaan berlumuran darah.
Mereka berkata, "Kita telah kalahkan penduduk bumi dan penduduk langit." Maka Nabi Isa a.s. mendoakan kebinasaan mereka seraya mengatakan dalam doanya, "Ya Allah, tiada kekuatan dan tiada upaya bagi kami untuk menghadapi mereka, maka lindungilah kami dari mereka dengan apa yang Engkau kehendaki." Lalu Allah menimpakan kepada mereka wabah penyakit ulat yang dikenal dengan nama 'ulat penyakit unta'.
Wabah itu menggerogoti tengkuk mereka hingga mereka binasa semuanya. Lalu Allah mengirimkan burung-burung yang membawa bangkai mereka dengan paruh dan cakarnya, kemudian melemparkan mereka ke laut. Setelah itu Allah mengirimkan hujan yang diberi nama 'hujan kehidupan'. Dengan hujan itu Allah membersihkan bumi dan menjadikannya mengeluarkan tetumbuhannya kembali, sehingga satu buah delima dapat mengenyangkan seisi rumah.
Ketika ditanyakan kepada Ka'b apa yang dimaksud dengan seisi rumah, Ka'b menjawab satu keluarga. Ka'b melanjutkan kisahnya, bahwa ketika manusia dalam keadaan hidup makmur seperti itu, tiba-tiba terdengarlah suara yang meminta tolong, menyerukan bahwa Zus Suwaiqataini (bangsa yang berbetis panjang) sedang merusak Ka'bah. Ka'b melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Isa putra Maryam berangkat bersama sejumlah pasukan yang terdiri atas tujuh ratus orang atau antara tujuh ratus sampai delapan ratus orang personel (untuk memerangi Zus Suwaiqataini).
Tetapi ketika mereka sampai di tengah perjalanan, Allah mengirimkan angin Yamaniyah yang berbau harum; lalu angin itu mencabut semua roh orang mukmin, sehingga yang tinggal di bumi ini hanyalah orang-orang yang jahatnya saja, mereka hidup bagaikan hewan ternak. Maka saat hari kiamat bila mencapai tahap tersebut sama dengan saat seseorang sedang menunggu kudanya yang akan melahirkan, ia tidak mengetahui jam berapakah kudanya akan melahirkan.
Ka'b mengatakan, "Barang siapa yang mengatakan sesuatu yang lain sesudah ceritaku ini atau sesudah mendapat pengetahuan dariku, maka dia mempertanggungjawabkan perbuatannya." Kisah ini merupakan kisah yang paling baik dari Ka'b Al-Ahbar, mengingat ada bukti yang menguatkannya dari hadis-hadis yang sahih. Di dalam hadis telah disebutkan bahwa Isa putra Maryam melakukan ibadah haji di Baitullah Al-'Atiq.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Daud, telah menceritakan kepada kami Imran, dari Qatadah, dari Abdullah ibnu Abu Atabah, dari Abu Sa'id yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Sesungguhnya dia (Isa putra Maryam) benar-benar akan melakukan haji di Baitullah dan sesungguhnya dia benar-benar akan berumrah sesudah munculnya Ya-juj dan Ma-juj. Imam Bukhari mengetengahkan hadis ini secara tunggal. Firman Allah ﷻ: Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar. (Al-Anbiya: 97) Yakni hari kiamat. Bilamana telah terjadi huru-hara, keguncangan dan kekacauan tersebut, maka hari kiamat telah dekat.
Dan bilamana hari kiamat terjadi, maka orang-orang kafir yang hidup di masa itu berkata, "Ini adalah hari yang sangat sulit." Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Al-Anbiya: 97) karena kengerian mereka yang sangat saat menyaksikan peristiwa-peristiwa yang besar di hari kiamat itu. Aduhai, celakalah kami. (Al-Anbiya: 97) Yaitu mereka berkata, "Aduhai, celakalah kami," Sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini. (Al-Anbiya: 97) Maksudnya, saat mereka di dunia melalaikan adanya hari kiamat.
bahkan kami adalah orang-orang yang zalim. (Al-Anbiya: 97) Mereka mengakui kezaliman mereka terhadap dirinya sendiri. Tetapi nasi sudah menjadi bubur, hal itu tidak dapat menolong mereka."
Allah menjanjikan bahwa kehidupan dunia ini akan binasa dengan terjadinya Kiamat. Dan apabila janji yang benar, Kiamat itu telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang yang kafir terbelalak karena panik, terkejut, dan bingung apa yang harus dilakukan. Mereka berkata dengan jujur, 'Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang ini, tidak percaya akan terjadi Kiamat dan tidak mempersiapkan diri dengan beriman dan beramal saleh, bahkan kami benar-benar orang yang zalim, karena kami mendustakan Kiamat dan terus berbuat maksiat. '98. Ayat sebelumnya menggambarkan keadaan orang kafir yang terbe-lalak, panik, terkejut, dan bingung menyaksikan Kiamat. Ayat ini men-jelaskan keadaan orang yang menyekutukan Allah. Sungguh, kamu'orang yang menyekutukan Allah'dan apa yang kamu sembah selain Allah, baik berupa manusia, patung, setan, jin maupun roh leluhur adalah bahan bakar Jahanam yang menyebabkan api Jahanam terus me-nyala. Kamu, karena menyekutukan Allah, pasti akan masuk ke dalamnya dan menjadi bahan bakarnya.
Pada ayat ini ditegaskan, bahwa pada waktu keluarnya Yakjuj dan Makjuj itu, dan di waktu telah dekatnya saat kedatangan janji yang benar, yaitu hari kebangkitan dan hisab, maka dengan serta merta terbelalaklah mata kaum kafir karena terkejut, seraya berteriak dengan nada penyesalan, "Aduhai celakalah kami, benar-benar kami lalai tentang kedatangan hari kebangkitan dan hisab, sehingga kami tidak mempersiapkan diri kami dengan baik. Bahkan kami ini adalah orang-orang yang zalim atas diri kami dan terhadap orang lain, karena kami telah diberi peringatan bahwa hari kebangkitan dan hisab itu benar-benar akan datang, tetapi kami tidak mengindahkan peringatan itu, bahkan mendustakannya.
Akan tetapi, betapa pun mereka menyesali dirinya pada saat itu namun penyesalan itu sudah tidak berguna lagi, karena saat kebangkitan dan hisab itu memang benar-benar datang, sedang mereka tidak percaya sedikitpun.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Umat Yang Satu
Ayat 92
“Sesungguhnya ini adalah umat kamu, umat yang satu."
Menurut talsiran dan (bnu Abbas, Mujahid, Said bin Jubair, Qatadah dan Abdurrahman bin Aslam, arti pangkal ayat ini ialah: “Agama kamu pada hakikatnya adalah agama yang satu.
Al-Hasan al-Biahri mengartikan: “Sunnah kamu, atau jalan yang kamu tempuh adalah hanya satu jalan." Hal ini dIsabdakan oleh Tuhan sesudah menyebutkan nama beberapa orang Nabi dengan berbagai ragam perjuangannya. Disebut Musa dan Harun. Diuraikan tentang Ibrahim dan Luth, Ismail dan Ya'kub, ldns dan Zulkifli, Daud dan Sulaiman, Yunus dan Zakariya, Maryam dan puteranya: semuanya telah diterangkan. Akhtnya dijelaskan bahwa semuanya ini adalah umat yang satu.
Hal ini lebih dijelaskan lagi oleh sabda Nabi Muhammad s.a.w. sendiri:
“Kami sekalian Nabi-nabi, anak-anak dan berbagai-bagai ibu. Namun agama kami satu."
Tegasnya sama membawa satu ajaran, yaitu menyembah kepada Tuhan yang Maha Esa, yang tidak ada syarikat bagiNya, meskipun syariat dapat berubah-ubah. Dan Inilah yang dicetuskan di ujung ayat: “Dan Aku adalah Tuhan kamu, maka sembahlah Aku."
Oleh sebab ajaran yang dibawa hanya satu saja pada pokoknya, yaitu menyuruh manusia agar menyembah kepada Tuhan yang Satu, dengan sendirinya mereka pun jadi umat yang satu. Karena kalimat Tauhid itu dengan sendirinya menimbulkan Tauhidul Kalimah. Kata yang satu menimbulkan kesatuan kata.
Pecah-belah
Ayat 93
“Tetapi telah mereka pecah-belahkan urusan mereka di antara mereka."
Kesatuan umat karena kesatuan ajaran akidah menjadi hilang. Mereka menjadi berpecah-belah, porak-poranda. Sebab tempat tujuan tidak yang satu itu lagi: yaitu Allah. Mereka mulai menyembah benda, menyembah berhala, menuhankan raja; musynk, mempersekutukan alam buatan Allah dengan Allah sendiri. Padahal, “Sekalian mereka itu kepada Kamilah akan kembali."
Orang berpecah-belah adalah karena memperturutkan hawanafsu masing-masing, atau karena mau menang sendiri. Demikianlah tiap-tiap Rasul diutus Tuhan membawa satu seruan, satu da'wah. Manusia tidak semua mau menerima. Ada yang menerima dan banyak pula yang menolak. Dldustakannya Rasul-rasul itu. Namun semua baik yang menerima atau yang menolak, pasti kembali ke harihirat Tuhan, tegasnya hari kiamat. Semua akan mendapat ganjaran sesuai dengan amalnya.
Ayat 94
“Maka, barangsigpa yang mengamalkan sebagian dari amal-amal yang sholih, sedang dia pun beriman, Maka tidaklah akan tersia-sia apa yang diusahakannya."
Di pangkal ayat ini Allah memberikan kepastian bahwa amal perbuatan yang timbul dari iman, tidaklah akan tersia-sia di sisi Allah, besar amal itu atau kecil. Banyak amal itu atau sedikit.
Dari keterangan Tuhan ini dapatlah kita mengambil pedoman. Karena banyak juga kejadian orang mengamalkan suatu, mengerjakan suatu pekerjaan yang nampaknya, sayangnya tidak timbul dari iman, Amalnya itu-akan sia-sia. Karena dia beramal bukan karena Allah. melainkan karena mengharap dipuji, dan disanjung oleh manusia. Apabila puji dan sanjung terlambat datang dia berkecil hati, lalu dia berhenti berbuat baik. Tetapi apabila telah banyak mendapat pujian, senang dan banggalah dia hidup dalam suasana puji-puji itu, dan dia akan marah jika ada sedikit saja orang yang mencela. Malahan dia akan mengomel, menyduh masyarakat tidak menghargai jasanya. Inilah penyakit yang kerapkali menimpa kebanyakan kepala-kepala negara, yang menyebabkan diadakan peraturan-peraturan dan undang-undang yang khas untuk memuji-muji saja, dan undang-undang pula untuk menjerat orang yang mencoba mencela, bahkan menyindir saja pun bIsa ditangkap. Atau disangka tidak bersikap hormat bisa bertahun-tahun ditahan dalam penjara.
Di, dalam ayat dikatakan oleh Tuhan bahwa amal-amal shalih yang timbul dart kesadaran iman tidaklah akan tersia-sia di siat Allah, walaupun mungkin tersia-sia di satu waktu di sisi setengah manusia. Sebagai tersebut dalam sebuah syair Arab:
Manusia tidaklah dapat diharapkan akan sepakat hatinya semua. Pasti ada yang memuji engkau dan yang mencela.
Selanjutnya Tuhan bersabda; “Dan sesungguhnya Kami terhadapnya adalah mencatat." (ujung ayat 94).
Dengan penutup ayat ini terobatlah hati orang beriman dan beramal shalih. Sebab banyak amal shalih tidak tercatat oleh sesama manusia. Ada yang memang lupa dan ada yang sengaja dibuat supaya ditupakan. Ada yang orang takut menyebutnya atau menyiarkannya meskipun yakin akan kebenarannya, sebab orang yang berjasa itu sedang diberici oleh pihak yang berkuasa. 4da pula yang hitam dikatakan putih, yang hijau dikatakan merah karena hendak mempertahankan kekuasaan. Cobalah misalnya perhatikan bagaimana bunyi sejarah hidup Muhammad Halta tokoh proklamasi Kemerdekaan Indonesia menurut susunan kaum komunis! Atau jasa Islam tidak ada dalam perjuangan, kemerdekaan dan pembangunan Indanesia menurut yang disusun oleh golongan-golongan yang sejak semula tidak senang kalau-kalau pengaruh Islam bertambah besar.
Dengan sabda Tuhan bahwa segala amal buruk dan baik, kecil dan besar, semuanya dicatat di sisi Tuhan teguh dan tetaplah hati orang yang Mu'min meneruskan perjuangan dan usahanya: “Di sini tempat beramal, di akhirat tempat berhitung."
Peringatan Tuhan
Ayat 95
“Tetapi menjadi haramlah itu atas sesuatu negeri yang telah Kami binasakan."
Artinya bahwa bagi penduduk suatu negeri yang telah dibinasakan otell Tuhan, haramlah penghargaan. Arti haram di sini ialah untuk menguatkan ketidak-adaan penghargaan. Meskipun amalan buruk mereka tetap juga dalam catatan Allah. Namun catatan hanyalah untuk membuktikan menjatuhkan azhab belaka: “Karena mereka tidaklah akan kembali."
Kesalahan itu timbul daripada mereka sendiri. Dan semula nasihat dan pesan-pesan dan seruan-seruan sudah dIsampaikan, namun mereka tidak juga mau kembah kepada jalan yang benar. Mereka jalan terus beramal dan bekerja yang tidak dipandu oleh iman kepada Allah. Celaka pun menimpa, negara hancur, nasi jadi bubur, tidak dapat diperbaiki lagi. Hanya orang di belakanglah yang mesti mengambil pengajaran dari kejadian itu.
Maka dapatlah diambil kesimpuian dari ayat ini bahwa bila satu negeri telah dibinasakan Allah, haramlah atau janganlah diharap bahwa mereka akan bangkit kembali. Yang telah binasa hanya dapat jadi perbandingan bagi keturunan yang datang di belakang atau negeri tetangga supaya jangan menempuh jalan salah yang telah ditempuh oleh penduduk negeri yang telah binasa itu. Ayat ini pun jadi perbandingan bagi peribadi kita sendiri. MIsalnya seorang pemuda yang telah rusak karena melanggar perintah Tuhan. Dia pergi berzina, lalu ditimpa penyakit sipilia hingga alat kelaminnya putus. Maka alat kelamin yang telah putus itu tidaklah dapat diperbaiki lagi, walaupun sesudah itu dia telah taubat. Cuma orang lain yang menyaksikan kejadian Inilah supaya ia menjauhi dosa yang telah diperbuat oleh orang yang melanggar larangan Tuhan yang membawa kebinasaan dirinya itu.
Ya'juj dan Ma'juj
Ayat 96
“Sehingga apabila dibukakan Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka itu daripada tempat-tempat yang tinggi akan segera turun."
Ketika menafsirkan Ya'juj dan Ma'juj yang terdapat dalam Surat 18, al-Kahfi ayat 94, telah kita tafsirkan agak panjang tentang Ya'juj dan Ma'juj, (Iihal Tafsir Al-Azhar Juzu' 15). Dia telah menjadi sebutan juga oleh Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w.
Menurut tafsir ibnu Abbas diridirig besar pembenciung kedatangan Ya'juj dan Ma'juj itu akan terbuka kelak, atau tidak akan ada kekuataannya boat membendung lagi. Maka kalau ini kejadian akan membanjirlah Ya'juj dan Ma'juj itu, tidak dapat lagi ditahan-tahan masuknya, menggelora bagai anai-anai bubus, atau bagai bendungan (dam) yang bocor karena sangat besanya banjir, dia menjadi bobol, atau tembus atau runtuh.
Sayid Quthub penafsir Islam zaman moden yang kuat sekali cintanya kepada Islam menyatakan pendapat bahwa Ya'juj dan Ma'juj mungkin telah lepas waktu datangnya, yaitu ketika penyerbuan bangsa Tartar dan Mongol ke negeri-negeri Islam pada abad ke-7 Islam (656 Hijriyah), ke-10 Masehi (1258 Masehi). Zaman sekarang adalah kelanjutannya. Sebab itu datanglah lanjutan ayat:
Ayat 97
“Dan bertambah dekatlah janji yang benar itu."
Janji yang benar itu (Al-Wa'dul Haqq) talah hari kiamat. Artinya, apabiia telah dating “banjir Ya'juj dan Ma'juj", maka menerobos dari tiap penjuru, tandanya kiamat sudah dekat!
Berapakah ukuran dekatnya?
Kalau misainya jarak di antara zaman hidup Nabi Muhammad dengan masuknya tentara Mongol dan Tartar menghancur-leburkan dunia Islam 7 abad, atau 700 tahun, apakah dapat kita taksir hari kiamat yang telah dekat itu misalnya 10 abad lagi (1000 tahun)?
Ini tidak dapat kita taksir. Tuhan telah bersabda:
“Dan tidaklah mereka dapat menilai Allah dengan sebenar-benar penilaian." (al-An'am: 91)
Sebab ada juga hitungan 1,000 tahun pada kita sama dengan sehari di sisi Tuhan, (lihat Surat 22 al-Ha) ayat 47. Dan Surat 22 as-Sajdah ayat 5). Bahkan lebih dari itu pun, yaitu 50,000 tahun hitungan kita, baru sehari pada hitungan Tuhan dalam Mi'raj hitungan malaikat dan Roh. (Lihat Surat 70, al-Ma'arij. ayat 4).
Sebab itu tetaplah kita percaya bahwa hari kiamat telah dekat, namun kita tidak diberitahu bila akan masanya.
Maka kaiau masa itu datang: “Tiba-tiba tercengang-cenganglah penglihatan orang-orung yang kafir." Sebab mereka sejak semula tidak bersedia-sedia, tidak bersiap-siap, menunggu janji yang benar itu. Waktu itu baru keluar keluhan mereka: “Wahai, celakalah kiranya kami. Sesungguhnya adalah kami dalam kelengahan dalam hal ini. Bahkan adalah kami ini orang-orang yang aniaya."
Dalam keluhan ini jelas sekali penyesalan, pada waktu menyesal tak ada faedahnya lagi. Padahal jika sebelum janji yang berit itu datang, asal ada iman dan kemauan, orang bIsa saja beramal shalih.