Ayat

Terjemahan Per Kata
وَٱلَّتِيٓ
dan perempuan yang
أَحۡصَنَتۡ
ia menjaga/memelihara
فَرۡجَهَا
kehormatannya
فَنَفَخۡنَا
lalu Kami tiupkan
فِيهَا
didalamnya/kedalamnya
مِن
dari
رُّوحِنَا
ruh Kami
وَجَعَلۡنَٰهَا
dan Kami jadikan dia
وَٱبۡنَهَآ
dan anaknya
ءَايَةٗ
tanda-tanda
لِّلۡعَٰلَمِينَ
bagi semesta alam
وَٱلَّتِيٓ
dan perempuan yang
أَحۡصَنَتۡ
ia menjaga/memelihara
فَرۡجَهَا
kehormatannya
فَنَفَخۡنَا
lalu Kami tiupkan
فِيهَا
didalamnya/kedalamnya
مِن
dari
رُّوحِنَا
ruh Kami
وَجَعَلۡنَٰهَا
dan Kami jadikan dia
وَٱبۡنَهَآ
dan anaknya
ءَايَةٗ
tanda-tanda
لِّلۡعَٰلَمِينَ
bagi semesta alam
Terjemahan

(Ingatlah pula Maryam) yang memelihara kehormatannya, lalu Kami meniupkan (roh) dari Kami ke dalam (tubuh)-nya. Kami menjadikan dia dan anaknya sebagai tanda (kebesaran Kami) bagi seluruh alam.
Tafsir

(Dan) ingatlah kisah Maryam (yang telah memelihara kehormatannya) ia memeliharanya supaya tidak dinodai (lalu Kami tiupkan ke dalam tubuhnya roh dari Kami) malaikat Jibril; dialah yang meniup ke dalam baju kurungnya, lalu Maryam mengandung Isa (dan Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda yang besar bagi semesta alam) yakni manusia, jin dan malaikat, karena ia dapat mengandung tanpa lelaki.
Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)wya roh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. Demikianlah Allah menyebutkan kisah Maryam dan putranya (yaitu Isa a.s.) secara bergandengan dengan kisah Zakaria dan anaknya (yaitu Yahya a.s.) Mula-mula Allah ﷻ menyebutkan kisah Zakaria, lalu mengiringinya dengan kisah Maryam, karena kedua kisah mempunyai kaitan yang erat. Pertama, terlahirkan seorang anak dari pasangan yang sudah sangat lanjut usianya, sejak muda mereka belum punya anak. Dan yang kedua adalah kisah Maryam, kisahnya jauh lebih mengherankan dari kisah yang pertama, karena ia melahirkan anak tanpa campur tangan lelaki, seperti yang telah diterangkan di dalam surat Ali Imran dan surat Maryam.
Kemudian dalam surat ini disebutkan kisah Zakaria, lalu diiringi dengan kisah Maryam melalui firman-Nya: Dan (ingatlah kisah) wanita yang telah memelihara kehormatannya. (Al-Anbiya: 91) Yang dimaksud dengan wanita dalam ayat ini ialah Maryam a.s, seperti yang disebutkan di dalam surat At-Tahrim melalui firman-Nya: dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami. (At-Tahrim: 12) Adapun firman Allah ﷻ: dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam. (Al-Anbiya: 91) Yakni bukti yang menunjukkan bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan bahwa Dia dapat menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya apabila Dia hendak menciptakan sesuatu, tinggal mengatakan kepadanya, "Jadilah kamu," maka jadilah ia. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia. (Maryam: 21) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Abu Asim Ad-Dahhak ibnu Makhlad, dari Syu'aib (yakni Ibnu Basyir), dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, "Lil 'alamina," yakni untuk umat jin dan manusia."
Dan ingatlah kisah Maryam, seorang perempuan salehah, yang memelihara kehormatannya dari berbuat zina, bahkan dari sentuhan laki-laki. Lalu Kami tiupkan roh dari Kami ke dalam rahim-nya sehingga ia hamil; dan Kami jadikan dia dan anaknya sejak lahir sebagai tanda kebesaran Allah bagi seluruh alam, karena anak itu lahir tanpa ayah, bisa berbicara sejak bayi dan menyatakan dirinya hamba Allah, serta menjadi nabi dan rasul Allah. 92. Pada ayat sebelumnya dijelaskan kisah para nabi seperti Nabi Ibrahim, Lut, Ishak, Yakub, Nuh, Dawud, Sulaiman, Ayub, Ismail, Idris, Zulkifli, Yunus, Zakaria, dan Yahya. Mereka mengajarkan prinsip tidak ada tuhan selain Allah dan tidak ada ibadah kecuali kepada-Nya. Sungguh, agama tauhid yang diajarkan oleh para nabi inilah agama kamu, agama yang sama dengan yang diajarkan Rasulullah berdasarkan Al-Qur'an, yaitu agama yang satu untuk seluruh umat, agama penyerahan diri kepada Allah. Dan Aku, Allah, adalah Tuhanmu, yang menciptakan langit dan bumi; maka sembahlah Aku sepanjang hayat kamu, Tuhan yang menghidupkan dan mematikan kamu.
Pada ayat ini Allah menerangkan kisah Maryam secara ringkas, yaitu bahwa dia adalah seorang perempuan yang memelihara kehormatan dirinya, maka suatu ketika Allah mengutus malaikat Jibril untuk memberitahukan Maryam bahwa Allah meniupkan ruh ke dalam tubuh Maryam sehingga ia mengandung, kemudian Maryam melahirkan Isa as tanpa ayah. Oleh karena Isa lahir tanpa ayah, maka Maryam dan Isa lalu menjadi salah satu bukti bagi seluruh isi alam ini, tentang kekuasaan dan kemahaesaan Allah. Kelahiran Isa mengandung bukti dan tanda kekuasaan Allah sebagaimana halnya Nabi Adam yang lahir ke dunia tanpa ayah dan ibu, sedang Isa lahir tanpa ayah saja.
Hal yang membuat heran adalah karena Maryam belum pernah mengadakan hubungan apa pun dengan kaum lelaki, baik secara halal melalui perkawinan, apalagi secara tidak halal. Allah menyebutkan ucapan Maryam mengenai dirinya sendiri sebagai berikut:
Tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina!" (Maryam/19: 20)
Firman Allah dalam ayat lain;
Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya. (at-Tahrim/66: 12)
Keheranan Maryam yang disampaikan kepada Malaikat Jibril dijawab degan firman Allah:
Dia (Jibril) berkata, "Demikianlah." Tuhanmu berfirman, "Hal itu mudah bagi-Ku. (Maryam/19 : 21)
Tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang diperlihatkan kepada diri Maryam ialah bahwa dia hamil tanpa melalui hubungan kelamin dengan siapa pun, dan malaikat senantiasa menyediakan makanan untuknya.
Mengenai hal ini Al-Qur'an menceritakan pertanyaan Zakaria kepada Maryam dan jawaban Maryam kepadanya:
"Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?" Dia (Maryam) menjawab, "Itu dari Allah." (Ali 'Imran/3: 37)
Adapun tanda-tanda kebesaran dan kemahakuasaan Allah yang terlihat melalui diri Isa as, sudah diterangkan dengan panjang lebar dalam Surah Ali 'Imran dan Surah Maryam.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Nabi Zakariya a.s.
Ayat 89
“Dan Zakariya seketika dia menyeru Tuhannya."
Artinya ini pun menyuruh Nabi kita Muhammad s.a.w. mengingat pula tentang Nabi Zakariya yang telah tua itu, rambut putih sudah menyala di kepala, ingin hendak mendapat keturunan. padahal isteri mandul. Ikhtiar lain tidak nampak lagi, kecuali hanya tinggal satu, yaitu doa, berseru kepada Tuhan.
“Ya Tuhanku! Janganlah Engkau biarkan daku sendirian!" Sebagai manusia Zakariya telah mengeluh menyampaikan permohonannya kepada Tuhan, agar dia jangan dibiarkan sepi hidup sendirian, tidak mempunyai ke-turunan. Keluhan Nabi Zakariya dan pengharapan lebih panjang dalam Surat 19, Maryam dari ayat 2 sampai ayat 15. Dan diceritakan pula pada Surat 3, Aali ‘Imran ayat 38 sampai 41. Tetapi pada ujung ayat 89 Surat al-Anbiya' ini kita bertemu pelajaran yang mendalam untuk dijadikan teladan tentang iman Nabi Zakariya. Ujung dari ayat dan ujung doa Nabi Zakariya ialah: “Dan Engkau adalah sebaik-baik yang mewarisi."
Ujung doa ini adalah tawakkal yang paling mumi dari seorang yang merasa dirinya telah tua, padahal keturunan yang akan mewarisi banyak sedikit harta peninggalan tidak ada. Diri dirasakan akan punah, pupus tidak ada keturunan, Tetapi karena ada iman, maka iman itulah yang mengobat hati iba. Jika aku mati bukan tak.ada warisku. Yang akan menerima pusakaku. Tuhanku sendirilah warisku. Hartabenda ini semua dari Dia, bahkan Dia yang empunya, Dia yang sebenar berkuasa atasnya. Bahkan diriku sendiri pun Dia yang empunya. Datang dari Dia dan akan kembali kepadaNya. Kalau aku mati, artinya datang lah saatnya aku kembali kepadaNya itu. Niscaya harta kepunyaanNya yang selama ini diizinkanNya aku memakainya, kembali pula kepadaNya dan Dia pula yang akan menentukan kepada siapa pula akan Dia serahkan.
Maka Dia yang lebih tahu, lebih pandai menentukan kemana harta ini kelak-akan dibagikanNya.
Ayat 90
“Maka Kami perkenankanlah baginya, dan Kami kurniakan kepadaNya Yahya."
Artinya, bahwasanya permohonannya itu diperkenankan oleh Allah. Dia mohon agar dia jangan dibiarkan hidup sendirian di dunia ini. Lalu dikumisi Tuhan dia seorang putera laki-laki. Itulah Yahya, yang oleh orang Nasrani diberi sebutan Yahya Pembaptia, artinya memberi orang petunjuk iman. "Dan Kami perboiki keadaan iatennya untuknya." Sebagai disabdakan Tuhan lebih jelas di dalam Surat Maryam (ayat 7), terlebih dahulu Allah telah memberitahukan kepada Zakariya bahwa permohonannya diperkenankan, dia akan diberi anak. Anak itu laki-laki dan telah disediakan sekali siapa akan namanya. Yaitu Yahya. Diterangkan pula bahwa sebelum itu belum ada orang yang bernama Yahya. Mendengar berita itu Zakariya gembira, tetapi dia jadi bingung. Bagaimana dia dapat beranak, padahal isterinya mandul. Maka di dalam ayat ini, sebagai ringkasan dan yang diwahyukan dalam Surat Maryam dijelaskan bahwa untuk menampung putera yang dijanjikan itu keadaan isterinya diperbaiki. Khusus untuk mengandung Yahya, rahim (peranakan) isteri Zakariya diperbaiki.
Kemudian dipuji Tuhanlah keluarga itu; Zakariya, isterinya dan putera mereka Yahya: “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berlomba kepada perbuatan-perbuatan baik." Menunjukkan bahwa hidup mereka sekeluarga adalah hidup yang shalih. Jika Zakariya sebagai suami berbuat baik, isterinya tidak mau ketinggalan. Melihat contoh teladan yang baik daripada ibu dan bapak, maka anak pun tidak mau ketnggalan."Dan mereka menyeru Kami dengan harapan dan takut." Mereka mempunyai harapan atau keinginan atau cita-cita hari depan yang cerah. Harapan itu dalam tingkata pertama ialah mati dalam beriman, terlepas daripada marabahaya dan di akhirat kelak ditempatkan di dalam syurga. Tingkat tertinggi harapan itu ialah dapat diberi peluang bertemu dengan Tuhan. Dan yang Iebih tinggi dart emuanya itu ialah mencapai “Ridhwanullah", Keridhaan Tuhan. Adapun yang ditakuti adalah azhab siksaan mereka yang tersebab dari pukulan kemurkaan Tuhan."Dan adalah mereko terhariop kepada Komi merendahkan diri."
Kepada Allah: Khusyu'! Insaf, bahwa mereka adalah hamba dan Tuhan, lalu patch mengerjakan yang diperintahkan dan menghentikan yang dilarang.
Maryam dan Isa Puteranya
Ayat 91
“Dan dia yang telah memberitengi kehormatannya,"
Yang dimaksud dengan itu ialah Maryam anak perempuan dari Imran. Dari hal kesucian Maryam, bagaimana nazar ibunya ketika mulai mengandung dia, jika beranak laki-laki akan diserahkan jadi penjaga rumab suci Baitul Maqdia, supaya kehidupan keluarga beragama jangan terputus. Tetapi setelah lahir tenyata perempuan, namun nazanya diteruskan juga. Anak kecil itu dibawanya ke mesjid. Untung sekali karena kepala pemelihara mesjid ialah Nabi Zakariya sendiri. Sedang Nabi Zakariya adalah suami daripada saudara perempuan ibu Maryam. Maka Nabi Zakanya itulah yang mengasuhnya dan mendiriiknya, sampai dia jadi gadia yang shalih dan suci. Dengan mengIsahkan kelahiran dan pengasuhan ini di dalam Surat 3 alt Imran, ayat 33 sampai 37 adalah jaminan Tuhan bahwa Maryam itu suci. Di pangkal ayat 37 itu diberikan tiga janinan Tuhan tentang kesuciannya:
(1) Maka Tuhan terima akan dia dengan penerimaan yang baik.
(2) Dan Dia tumbuhkan dirinya dengan pertumbuhan yang baik.
(3) Dan dipelihara akan dia oleh Zakariya.
Di sini terus-terang kita katakan bahwa kalimat: … kita artikan memberitengi kehonnatannya, terjemahan: … (ahshanat) dengan membentengi sudahlah agak tepat. Tetapi: … (farjaha) kita terjemahkan menurut kebiasaan umum saja, yaitu kehormatan. Kadangkadang diartikan juga kemaluan yang dimaksud ialah atat kelamin.
Sayang bahasa Melayu (Indonesia) tidak mempunyai kata untuk itu, karena menyebut alat kelamin dianggap cabul dan mengucapkannya dipandang kurang sopan. Sebab itu ditukar orang dengan kehormatan atau kemaluan, wanita pelacur disebut wanita tidak terhormat. Dan wanita perawan yang digagahi atau perkosa, dikatakan telah hilang kehormatannya.
Maka dengan kata yang singkat intlah diterangkan Tuhan tentang kesucian Maryam. Dia anak baik. Budi bahasanya dan diriikan keshalihan yang diterimanya dari Zakariya dan dan keturunan darah ibunya, itulah beritengnya yang teguh untuk menjaga keperawanannya. Sehingga dijelaskan di dalam surat yang diberi nama dengan namanya, bahwa ketika malaikat datang memberitahu kepadanya bahwa dia akan hamil langsung dengan kehendak Tuhan, dia masih berlindung kepada Tuhan, jangan sampai dirinya cedera, meskipun malaikat yang merupakan dirinya sebagai manusia itu orang yang takwa sekalipun. (Q. 19, 18). "Maka Kami tiupkan kepadanya daripada roh Kami." Artinya ditiupkan atau dihembuskan Tuhan ke dalam diri gadia perawan itu min ruhina.
… artinya sebagian daripada Roh Kami. Arti tegasnya ialah Roh yang Kami jadikan. Maka dengan masuknya huruf min yang berarti sebagian daripada yang menurut undang-undang bahasa Arab lil ba'dhiyah, jelaslah bahwa Roh yang ditiupkan Allah ke dalam diri Maryam itu sama juga dengan roh-roh segala manusia yang lain. Ini sesuai dengan apa yang tersebut di dalam Surat 32, as-Sajdah ayat 7 tentang kejadian manusia:
“Kemudian itu, Dia sempurnakan kejadiannya dan Dia tiupkan padanya sebagian daripada RohNya."
Oleh sebab itu tidaklah ayat-ayat al-Qur'an yang menyebut Nabi Isa as. sebagai Roh Allah ini dijadikan pula alasan oleh orang Kristen untuk menguatkan akidah mereka yang salah, mengatakan Nabi Isa itu anak Allah atau sebagian dari Allah.
“Dan telah Kami jadikan dia dan anaknya pertanda bagi seluruh alam."
Seorang anak gadia perawan yang, suci dan sanggup memberitengi kehormatannya, tiba-tiba bunting saja tidak dengan bersuami, dan seorang anak lahir saja ke dunia dari perut perawan suci, dengan tidak ada ayahnya telah kejadian. Telah jadi kenyataan. Itu adalah suatu bukti, suatu pertanda dari Maha Kekuasaan Allah, Maha Pencipta dan seluruh alam ini. Bahwa sekali-kali Dia sanggup berbuat di War dan kebiasaannya. Maka bukanlah perawan suci yang bunting dada bersuami itu, dan bukan pula anak yang lahir dan dalam kandungan yang mesti kita kagumi dan kita pu)a karena kejadian yang luar biasa ini, melainkan pulanglah semuanya kepada Zat Maha Pencipta itu; Allah Yang Maha Esa, Maha Kuasa.