Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلُوطًا
dan Lut
ءَاتَيۡنَٰهُ
Kami telah memberikannya
حُكۡمٗا
hikmah
وَعِلۡمٗا
dan ilmu
وَنَجَّيۡنَٰهُ
dan Kami telah menyelamatkannya
مِنَ
dari
ٱلۡقَرۡيَةِ
negeri
ٱلَّتِي
yang
كَانَت
adalah ia
تَّعۡمَلُ
melakukan
ٱلۡخَبَٰٓئِثَۚ
busuk/keji
إِنَّهُمۡ
sesungguhnya mereka
كَانُواْ
adalah mereka
قَوۡمَ
kaum
سَوۡءٖ
seburuk-buruk
فَٰسِقِينَ
fasik/jahat
وَلُوطًا
dan Lut
ءَاتَيۡنَٰهُ
Kami telah memberikannya
حُكۡمٗا
hikmah
وَعِلۡمٗا
dan ilmu
وَنَجَّيۡنَٰهُ
dan Kami telah menyelamatkannya
مِنَ
dari
ٱلۡقَرۡيَةِ
negeri
ٱلَّتِي
yang
كَانَت
adalah ia
تَّعۡمَلُ
melakukan
ٱلۡخَبَٰٓئِثَۚ
busuk/keji
إِنَّهُمۡ
sesungguhnya mereka
كَانُواْ
adalah mereka
قَوۡمَ
kaum
سَوۡءٖ
seburuk-buruk
فَٰسِقِينَ
fasik/jahat
Terjemahan
Kepada Lut, Kami menganugerahkan hikmah serta ilmu dan Kami menyelamatkannya dari (azab yang telah menimpa penduduk) negeri (Sodom) yang melakukan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik.
Tafsir
(Dan kepada Luth, Kami telah berikan hukum) yang memutuskan di antara orang-orang yang bersengketa (dan ilmu dan telah Kami selamatkan dia dari azab yang telah menimpa kota yang penduduknya mengerjakan) perbuatan-perbuatan (keji) yaitu seperti liwath atau homosex, main dadu, menebak nasib dengan burung dan lain sebagainya. (Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat) lafal Sau-in adalah bentuk Mashdar dari lafal Saa-a lawan kata dari Sarra, artinya jahat atau buruk (lagi fasik).
Tafsir Surat Al-Anbiya': 71-75
Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Lut ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Yaqub, sebagai suatu anugerah (dari Kami). Dan masing-masing Kami jadikan orang-orang yang saleh. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah; dan kepada Lut, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji.
Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik, dan Kami masukkan dia ke dalam rahmat Kami, karena sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang saleh. (Al-Anbiya: 71-75) Allah ﷻ menceritakan tentang Ibrahim, bahwa dia diselamatkan oleh Allah dari api kaumnya dan mengeluarkannya dari kalangan mereka berhijrah ke negeri-negeri Syam sampai di tanah yang disucikan yang ada di negeri Syam. Ar-Rabi' ibnu Anas telah meriwayatkan dari Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka'b sehubungan dengan makna firman-Nya: ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. (Al-Anbiya: 71) Yakni negeri Syam, tiada suatu batu besar pun melainkan mengalir air yang tawar dari bagian bawahnya.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Abul Aliyah. Qatadah mengatakan bahwa pada mulanya Nabi Ibrahim berada di negeri Irak, kemudian Allah menyelamatkannya ke negeri Syam. Karena itulah maka negeri Syam disebut dengan julukan negeri tempat berhijrah; tiada suatu tanah pun yang dikurangi melainkan di negeri Syam ditambahi, dan tiada suatu kawasan Syam pun yang dikurangi melainkan dilebihkan di Palestina.
Menurut suatu pendapat, negeri Syam adalah tanah mahsyar dan berbangkit, di negeri Syam Isa putra Maryam diturunkan, dan di negeri Syam pula Dajjal menemui ajalnya. Ka'bul Ahbar telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. (Al-Anbiya: 71) Maksudnya, ke negeri Haran. As-Saddi mengatakan bahwa Ibrahim dan Lut bertolak menuju negeri Syam. Ibrahim bersua dengan Sarah putri raja Haran yang tidak setuju dengan agama kaumnya (yang masih menyembah berhala).
Maka Ibrahim menikahinya, lalu membawanya lari dari negeri itu. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir. Riwayat ini berpredikat garib, karena sesungguhnya menurut riwayat yang terkenal Sarah adalah anak pamannya, dan Ibrahim membawanya pergi berhijrah meninggalkan negerinya menuju negeri lain. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa tujuan Ibrahim adalah Mekah. Tidakkah kamu mendengar firman Allah ﷻ yang mengatakan: Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (Ali-Imran: 96) Adapun firman Allah ﷻ: Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Yaqub sebagai suatu anugerah (dari Kami). (Al-Anbiya: 72) Ata Mujahid, Atiyyah, Ibnu Abbas, Qatadah, dan Al-Hakam ibnu Uyaynah mengatakan bahwa nafilah adalah cucu laki-laki, yakni Ya'qub adalah anak Ishaq.
Seperti yang dijelaskan oleh firman-Nya: Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari Ishaq (akan lahir putranya) Ya'qub. (Hud: 71) Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa Ibrahim meminta seorang putra. Untuk itu ia mengatakan, seperti yang disebut oleh firman-Nya: Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. (Ash-Shaffat: 100) Maka Allah memberinya seorang putra bernama Ishaq, lalu Ya'qub, sebagai suatu anugerah dari-Nya. Dan masing-masing Kami jadikan orang-orang yang saleh. (Al-Anbiya: 72) Yaitu semuanya menjadi orang yang baik lagi saleh.
Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami. (Al-Anbiya: 73) Yakni menjadi para pemimpin yang dianuti. Mereka menyeru manusia untuk menyembah Allah dengan seizin-Nya. Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan: dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan salat, menuaikan zakat. (Al-Anbiya: 73) Iqamas salah dan ita-az zakah di- 'ataf-kan kepada fi'lal khairat sebagai 'ataf khas kepada am, yakni hal yang terinci di- ataf -kan kepada hal yang umum.
dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah. (Al-Anbiya: 73) Artinya, mereka selalu mengerjakan apa yang mereka perintahkan kepada manusia untuk mengerjakannya. Kemudian Allah mengiringi kisah ini dengan kisah Lut ibnu Haran ibnu Azar; dia telah beriman kepada Ibrahim a.s. dan mengikutinya serta ikut hijrah bersamanya. Seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Maka Lut membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim, "Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku). (Al-'Ankabut: 26) Dan Allah menganugerahi Lut hikmah dan ilmu, serta memberinya wahyu dan menjadikannya seorang nabi yang Dia utus kepada kaum Sodom dan kawasan yang ada di sekitarnya.
Tetapi mereka menentang dan mendustakannya. Maka Allah membinasakan mereka dan menghancurkan mereka sehancur-hancurnya, sebagaimana yang disebutkan di pelbagai surat Al-Qur'an. Karena itulah disebutkan oleh firman selanjutnya: dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik, dan Kami masukkan dia ke dalam rahmat Kami; karena sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang saleh. (Al-Anbiya: 74-75)"
Dan kepada Lut, yang berdomisili di Sodom, Palestina, Kami beri-kan hikmah, kearifan dalam memutuskan perkara dan menetapkan hukuman dan ilmu yang bermanfaat dalam melaksanakan kewajiban kepada Allah dan kewajiban kepada sesama manusia. Dan Kami pun telah menyelamatkan dia dari azab yang menimpa penduduk kota Sodom dan Gomorah yang telah melakukan perbuatan keji, homoseksual dan menyamun dengan terang-terangan. Sungguh mereka, umat Nabi Lut yang berbuat homoseksual dan menyamun itu adalah orang-orang yang jahat kepada sesama manusia, lagi fasik, menyalahi perintah Allah. 75. Walaupun Nabi Lut hidup di tengah masyarakat homoseksual, beliau tidak terpengaruh, karena mendapat rahmat Allah. Dan Kami masukkan dia ke dalam rahmat Kami yang membentenginya dari pengaruh buruk. Sesungguhnya dia terlindungi dari kejahatan, karena dirinya termasuk golongan orang yang saleh, beriman, dan senantiasa menaati perintah Allah.
Pada ayat ini Allah menerangkan tiga macam rahmat yang dikaruniakan kepada Nabi Lut:
Pertama, Nabi Lut telah dikaruniai-Nya hikmah dan kearifan memberi putusan atau hukuman, sehingga dengan itu ia dapat memberikan penyelesaian dan keputusan dengan baik dalam perkara-perkara yang terjadi di kalangan umatnya.
Kedua, Ia juga dikaruniai ilmu pengetahuan yang sangat berguna terutama ilmu agama, sehingga ia dapat mengetahui dan melaksanakan dengan baik kewajiban-kewajibannya terhadap Allah dan terhadap sesama makhluk. Kedua syarat ini sangat penting bagi orang-orang yang akan diutus Allah sebagai Nabi dan Rasul-Nya.
Ketiga, Ia telah diselamatkan Allah ketika negeri tempat tinggalnya, yaitu Sodom ditimpa azab Allah karena penduduknya banyak berbuat kejahatan dan kekejian secara terang-terangan. Perbuatan-perbuatan keji yang mereka kerjakan di antaranya melakukan hubungan kelamin antara sesama lelaki (homosex), mengganggu lalulintas perniagaan dengan merampok barang-barang perniagaan itu, mendurhakai Lut dan tidak mengindahkan ancaman Allah dan lain-lain. Maka kota Sodom itu dimusnahkan Allah. Nabi Lut beserta keluarganya diselamatkan Allah kecuali istrinya yang ikut mendurhakai Allah.
Pada akhir ayat ini Allah menjelaskan apa sebabnya kaum Lut sampai melakukan perbuatan jahat dan keji semacam itu, ialah karena mereka telah menjadi orang-orang jahat dan fasik, sudah tidak mengindahkan hukum-hukum Allah, dan suka melakukan hal-hal yang terlarang, sehingga mereka bergelimang dalam perbuatan-perbuatan dosa dan ucapan-ucapan yang tidak senonoh yang semuanya dilakukan mereka dengan terang-terangan, tanpa rasa malu.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Nabi Luth
Di ayat 71 di atas tadi sudah dijelaskan bahwa Ibrahim bersama kemenakannya Luth terlepas dengan selamat dari negeri kelahiran mereka di tanah Kaldan. Dipindahkan Allah ke bumi yang diberi berkat. Tentang kelanjutan perjuangan Ibrahim sudah diterangkan Allah mengabulkan permohonannya agar diberi keturunan yang shalih.
Sekarang diterangkan lagi tentang Luth yang telah sama-sama diselamatkan dengan Ibrahim itu.
Di dalam Surat 29 al-Ankabut, diterangkan bahwa seketika Ibrahim memulai da'wahnya, Luthlah yang mula-mula sekali menyatakan iman kepada seruannya:
“Maka berimanlah kepadanya Luth, dan dia berkata; “Aku hijrah kepada Tuhanku; sesungguhnya Dia adalah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
Lalu dilanjutkan Tuhan menceritakan kelanjutan dan hambanya yang telah hijrah kepadaNya. Artinya bahwa dia telah tinggalkan segala yang akan menghalangi dan dia telah pindah, telah hijrah semata-mata kepada Tuhan. Maka hasil dan hijrahnya telah nampak.
Ayat 74
“Dan Luth Kami anugerahkan kepadanya hukum dan ilmu."
Hukum di sini ialah hikmah, yaitu kejernihan pertimbangan budi bahasanya, yang dapat membedakan sesuatu buruknya dengan baiknya. Dan ilmu yang dianugerahkan Tuhan kepadanya ialah ilmu memimpin dan puncak daripada segala ilmu itu ialah ma'rifatullah; mengenal Allah.
“Dan Kami selamatkan dia dari negeri yang mengerjakan perbuatan yang keji." Dalam surat-surat yang lain diterangkan bagaimana kejinya dan hinanya penduduk negeri Sadum. Yaitu entah oleh karena kemewahan hidup, atau oleh karena sulitnya perkawinan sehingga budi pekerti orang jadi rusak. Orang laki-laki lebih timbul syahwatnya bila melihat laki-laki daripada melihat orang perempuan. Akhinya datanglah azhab siksaan Tuhan; negeri itu ditumbangkan oleh Malaikat Jibril dengan perintah Allah, seluruh isi negeri dibinasakan Tuhan. Tetapi Nabi Luth bersama orang-orang yang beriman kepadanya diselamatkan Tuhan. Negeri ini hancur-lebur: “Sesungguhnya mereka itu adalah kaum jahat yang fasik."
Jahat; berliwath atau semburit atau homosex, yaitu bersetubuh sesama laki-laki itu adalah perbuatan sangat jahat! Fasik ialah karena perbuatan itu melanggar dan mendurhakai apa yang diatur Tuhan.
Ayat 75
“Dan Kami masukkan dia ke dalam rahmat Kami."
Inilah akibat selanjutnya dari hijrah yang dilakukan Luth kepada Tuhannya. Di saat-saat berbahaya bagi orang yang berdosa, namun dia tetap dilindungi oleh Tuhan dengan rahmatNya: “Dan sesungguhnya dia adalah seorang dan mereka yang shalih."
Inilah pengakuan tertinggi yang diberikan Allah kepada RasulNya dan NabiNya yang bernama Luth. Yaitu Luth yang telah hijrah daripada seluruh perdayaan dunia ini, menuju semata-mata kepada Tuhan.
Perhatikanlah penghargaan dan penghormatan yang diwahyukan Tuhan kepada Nabi Muhammad s.a.w. tentang Nabi Luth, lalu dibandingkan dengan yang dicatat penganut Yahudi dan Nasrani di dalam kitab yang mereka sebut “Perjanjian Lama" (Old Testament), Kitab Kejadian pasal 19, ayat 30 sampai 38.
Di dalam pasal-pasal itu diceritakan bahwa Luth dengan kedua anak perempuannya terlepas dari bahaya di negeri Sadum itu dia berhenti istirahat dalam sebuah gua. Di situlah kedua anak perempuannya itu memberi minum air anggur kepada ayah mereka, Nabi Luth, sampai beliau mabuk. Di malam pertama anak perempuannya yang tertua memberinya minum. Dalam ayahnya itu mabuk ditidurinya dan bersetubuhlah dia dengan ayahnya. Di malam kedua anak perempuannya yang kedua memberi minum ayahnya, dan bersetubuhlah pula. Dan kedua anak itu bunting! Yang sulung beranak laki-kaki dinamainya Moab. Ini asal orang Moabi.
Dan yang bungsu beranak laki-laki pula dinamainya Bin Ammi, itulah yang menurunkan orang Amman.
Itulah yang tertulis di dalam sebuah kitab yang mereka namai kitab suci, yang wajib dipercaya! Di dalam kitab begitu Nabi Luth sudah lebih keji lagi daripada penduduk Sadum dan Gamurrah, dan jatuhlah derajatnya dan hilanglah kesuciannya. Dan dengan sendirinya, bagi kaum Muslimin yang telah diberi ajaran dalam agamanya tentang kemuliaan Nabi-nabi, tidaklah dapat mempercayai lagi bahwa kisah itu wahyu Ilahi.
Kepercayaan Islam tentang Luth ialah jelas. Dia yang mula menyatakan kepada seruan Ibrahim, pamannya. Sebagai kelanjutan dan imannya dia hijrah kepada Allah dart segala rintangan duniawi. Lantaran Allah memberinya hikmat dan ilmu. Setelah hukum jatuh kepada kaumnya yang fasik dia diberi rahmat oleh Tuhan, sebab dia seorang yang shalih?
Bukanlah dia seorang yang pemabuk karena minum anggur. Bukanlah dia seorang pezina; apalah lagi berzina dengan dua orang anak perempuannya; dua malam berturut-turut, sehingga keduanya bunting!
Namun demikian kaum orientalis dan zending serta missi Kristen selalu mengatakan bahwa al-Qur'an bukan wahyu, hanya karangan Muhammad. Dan kitab yang mengisahkan seorang Nabi Allah berzina dengan dua anak perempuannya sampai bunting, itulah yang wahyu tulen, kata mereka!