Ayat
Terjemahan Per Kata
أَمۡ
ataukah
لَهُمۡ
bagi mereka
ءَالِهَةٞ
tuhan-tuhan
تَمۡنَعُهُم
mencegah/melindungi mereka
مِّن
dari
دُونِنَاۚ
selain kami
لَا
tidak
يَسۡتَطِيعُونَ
mereka sanggup/mampu
نَصۡرَ
menolong
أَنفُسِهِمۡ
diri mereka sendiri
وَلَا
dan tidak
هُم
mereka
مِّنَّا
dari pada Kami
يُصۡحَبُونَ
mereka dibela/ditolong
أَمۡ
ataukah
لَهُمۡ
bagi mereka
ءَالِهَةٞ
tuhan-tuhan
تَمۡنَعُهُم
mencegah/melindungi mereka
مِّن
dari
دُونِنَاۚ
selain kami
لَا
tidak
يَسۡتَطِيعُونَ
mereka sanggup/mampu
نَصۡرَ
menolong
أَنفُسِهِمۡ
diri mereka sendiri
وَلَا
dan tidak
هُم
mereka
مِّنَّا
dari pada Kami
يُصۡحَبُونَ
mereka dibela/ditolong
Terjemahan
Ataukah mereka mempunyai tuhan-tuhan selain Kami yang dapat memelihara mereka (dari azab Kami)? (Tuhan-tuhan mereka itu) tidak sanggup menolong diri mereka sendiri dan tidak (pula) dilindungi dari (azab) Kami.
Tafsir
(Atau) di dalam kalimat ini terkandung makna ingkar, maksudnya, apakah (mereka mempunyai tuhan-tuhan yang dapat memelihara diri mereka) dari apa-apa yang mencelakakan diri mereka (selain dari Kami) maksudnya apakah mereka mempunyai tuhan-tuhan selain Kami yang dapat mencegah diri mereka dari azab Allah? Tentu saja tidak (mereka pasti tidak akan sanggup) yakni tuhan-tuhan itu (menolong diri mereka sendiri) maka mereka tidak dapat menolongnya (dan tidak pula mereka) orang-orang kafir itu (dari Kami) yakni dari azab Kami (dilindungi) mendapat perlindungan. Asal katanya ialah dari kalimat Shahabakallaahu artinya mudah-mudahan Allah memelihara dan melindungimu.
Tafsir Surat Al-Anbiya': 41-43
Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa orang rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang yang mencemoohkan rasul-rasul itu azab yang dahulu selalu mereka perolok-olokkan. Katakanlah, "Siapakah yang dapat memelihara kalian di waktu malam dan siang hari dari (azab Allah) Yang Maha Pemurah? Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingati Tuhan mereka. Atau adakah mereka mempunyai tuhan-tuhan yang dapat memelihara mereka dari (azab) Kami. Tuhan-tuhan itu tidak sanggup menolong diri mereka sendiri dan tidak (pula) mereka dilindungi dari (azab) Kami itu? Allah ﷻ menghibur hati Rasul-Nya yang sedang menghadapi gangguan yang menyakitkan dari kaum musyrik yang mengejek dan mendustakannya.
Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa orang rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang yang mencemoohkan rasul-rasul itu azab yang dahulu selalu mereka perolok-olokkan. (Al-Anbiya: 41) Yakni azab yang dahulunya mereka anggap mustahil akan terjadi. Makna ayat ini sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka.
Tak ada seorang pun yang dapat mengubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu. (Al-An'am: 34) Dalam ayat selanjutnya Allah menyebutkan tentang semua nikmat yang telah diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, yaitu Dia memelihara mereka sepanjang malam dan siang hari melalui penjagaan-Nya yang tidak pernah tidur barang sekejap pun. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Katakanlah, "Siapakah yang dapat memelihara kalian di waktu malam dan siang hari dari (azab Allah) Yang Maha Pemurah? (Al-Anbiya: 42) Maksudnya, siapakah yang mengganti menjaga kalian selain dari Tuhan Yang Maha Pemurah? Pengertian min bermakna badal (pengganti) ini sama dengan apa yang terdapat di dalam perkataan seorang penyair: ...
... Dia adalah seorang budak perempuan yang tidak pernah memakai pakaian yang lembut, dan tidak pernah merasakan enaknya kacang fustuk sebagai pengganti kacang biasa. Yaitu dia tidak pernah mencicipi rasanya fustuk sebagai ganti dari kacang yang biasa dimakannya. Firman Allah ﷻ: Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingati Tuhan mereka. (Al-Anbiya: 42) Maksudnya, mereka tidak mengakui nikmat dan kebaikan Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka, bahkan mereka berpaling dari ayat-ayat dan tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan: Atau apakah mereka mempunyai tuhan-tuhan yang dapat memelihara mereka dari (azab) Kami. (Al-Anbiya: 43) Istifham atau kata tanya dalam ayat ini mengandung makna ingkar, peringatan, dan celaan. Dengan kata lain, apakah mereka mempunyai tuhan-tuhan yang dapat mencegah mereka dan memelihara mereka dari azab Kami selain Kami sendiri? Duduk perkara yang sebenarnya tidaklah seperti apa yang mereka ilusikan, tidak pula seperti apa yang mereka dugakan.
Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya; Tuhan-tuhan itu tidak sanggup menolong diri mereka sendiri. (Al-Anbiya: 43) Yakni tuhan-tuhan yang diandalkan oleh mereka selain Allah, sama sekali tidak dapat menolong diri mereka sendiri. Firman Allah ﷻ: dan tidak (pula) mereka dilindungi dari (azab) Kami itu? (Al-Anbiya: 43) Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa tuhan-tuhan mereka itu tidak dilindungi dari azab Kami. Qatadah mengatakan, mereka tidak memperoleh suatu kebaikan pun dari Allah. Sedangkan menurut lainnya mengatakan: dan tidak (pula) mereka dilindungi dari (azab) Kami itu? (Al-Anbiya: 43) Bahwa mereka tidak dapat mencegah diri mereka dari azab Allah."
Pertanyaan kedua dimaksudkan untuk menyadarkan mereka tentang kemampuan tuhan-tuhan mereka. Ataukah mereka mempunyai tuhan-tuhan yang dapat memelihara mereka dari azab Kami di dunia maupun akhirat' Allah kemudian menegaskan bahwa tuhan-tuhan mereka itu tidak sanggup menolong diri mereka sendiri apa lagi menolong orang-orang kafir yang menyembahnya; dan tidak pula mereka, baik yang disembah maupun yang menyembah tuhan-tuhan selain Allah, dilindungi dari (azab) Kami di akhirat. 44. Allah memberi mereka kemewahan dan kenikmatan hidup bukan karena Allah tidak kuasa menurunkan azab. Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan hidup di dunia hingga panjang usia mereka untuk menguji apa mereka beriman atau tidak. Maka apakah mereka tidak melihat bahwa Kami, melalui Nabi dan kaum muslim yang menyebarkan ajaran Islam, mendatangi negeri yang berada di bawah kekuasaan orang kafir seperti Persia dan Romawi, lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujung negeri, karena sebagian besar penduduknya masuk Islam' Apakah mereka yang menang dalam menunjukkan kebenaran agama Allah'.
Ayat ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya, di mana Allah menyuruh Rasul-Nya untuk mengajukan pertanyaan kepada kaum kafir, untuk menyadarkan mereka tentang kekuasaan Allah. Isi pertanyaan yang disebutkan dalam ayat ini adalah, "Apakah mereka mempunyai tuhan-tuhan yang dapat memelihara mereka dari azab Allah? Tuhan-tuhan yang mereka sembah sudah pasti tidak mampu menolong mereka, bahkan menolong dirinya sendiri pun tidak mampu. Pada akhir ayat ini Allah menegaskan kembali, bahwa tuhan-tuhan yang disembah mereka itu tidak akan luput dari azab Allah. Kalau demikian halnya, bagaimana mereka akan mampu untuk melindungi para penyembahnya?
Dengan demikian, ayat ini mengemukakan dua macam kelemahan tuhan-tuhan yang disembah kaum kafir itu, yang menyebabkan tidak pantasnya disembah dan dipertuhan. Pertama, mereka tidak mampu untuk menolong diri sendiri. Kedua, bahwa mereka pun tidak luput dari azab Allah. Dengan demikian, keadaannnya lebih lemah dari penyembahnya.
Dengan adanya dua kenyataan itu, seharusnya mereka dapat mengambil kesimpulan, bahwa benda-benda yang mereka sembah itu tidak mempunyai kemampuan apa pun untuk melindungi mereka dari azab Allah.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Sikap Tergesa-gesa Orang Kafir Itu Dicela
Ayat 36
“Dan apabila orang-orang yang kafir itu melihat engkau, tidaklah mereka ambil akan dikau selain jadi ejekan."
Demikian Allah menggambarkan sikap kafir-kafir Quraisy itu kepada Nabi s.a.w. Kebencian mereka kepada Nabi yang telah amat mendalam, dendam dan kesumat yang terpendam di hati menyebabkan mereka tidak dapat menyembunyikan perasaan. Asal nampak saja Nabi, mereka pun mengejek. Begitulah perilaku Abu Jahat dan komplotannya yang lain. Kalau Nabi kelihatan mereka tanya bertanya sesama mereka: “Inikah dia yang menyebut-nyebut tuhan-tuhan kamu?" Yang mencela dan tidak mau mengaku kebesaran tuhan-tuhan kita? Sambil bertanya sesama mereka itu, mereka pun menunjukkan sikap benci, marah dan ejekan: “Padahal mereka dengan menyebut Tuhan Yang Maha Pemurah adalah kafir."
Tegasnya Rasul mereka ejekan, Tuhan Yang Rahman Maha Pemurah yang seberianya Tuhan, mereka tidak mau percaya. Mereka masih mempertahankan dengan penuh hawanafsu berhala-berhala buatan tangan mereka sendiri yang mereka puja itu.
Ayat 37
“Telah dijadikan manusia itu bersifat tergesa-gesa."
Apa saja yang mereka inginkan, maunya segera hendak tercapai. Sekarang juga. Maka orang-orang yang beriman kepada Muhammad s.a.w. selalu diberi peringatan bahwa orang-orang yang kafir menentang kebenaran itu pasti menerima azhabnya. Tetapi mereka ingin melihat azhab itu. Sekarang juga. Sebab itu Tuhan sekali lagi menjelaskan: “Akan Aku perlihatkan kepada kamu tandatandaKu."Yang bersaiah pasti Aku hukum, yang taat kepadaKu pasti Aku beta: Sebab itu janganlah kamu mints supaya dicepatkan."
Tegasnya Tuhanlah yang menentukan waktunya, bukan kamu yang mempunyai perangai ingin Iekas, ingin cepat, ingin sekarang juga.
Ayat ini memberi peringatan kepada manusia supaya sadar akan ke-lemahannya itu, yaitu in n terburu-buru, sehingga kadang-kadang kudrat iradat Allah hendak diukurnya dengan sifat tergesa-gesanya itu. Sehingga dia lupa bahwa dia seorang hamba yang rmesti patuh dan sabar menunggu ketentuan Tuhan, bukan Tuhan yang mesti menurut apa yang dia inginkan, dan kalau keinginannya tidak terkabul dia pun berkecil hati.
Itulah sebabnya maka di ujung ayat diperingatkan kepada umat yang telah merasa terdesak supaya jangan mereka mengeluh meminta kepada Tuhan agar azhab kepada yang durhaka itu diaegerakan. Serahkanlah kepada Tuhan dan bersabarlah.
Ayat 38
“Dan mereka berkata: “Bilakah janjian itu, jika memanglah kamu orang-orang yang benar?"
Ini pun perangai manusia yang lekas, ingin cepat. Kalau orang beriman ingin cepat Tuhan menurunkan azhab kepada orang yang durhaka, orang yang menentang seruan ajakan Rasul itu pun menantang: “Kalau benar ada janjian akan ada balasan Tuhan, bilakah janji itu akan terjadi? Mengapa belum juga? Mereka pun hendak cepat melihat bukti, sebab mereka tidak percaya. Sampai mereka berkata: “Jika memang kamu orang-orang yang benar!"
Maka datanglah peringatan Tuhan.
Ayat 39
“Kalau kiranya tahulah orang-orang yang kafir itu."
Artinya kalau kiranya tahulah mereka betapa dahsyatnya hari itu, betapa besanya azhab itu, betapa ngerinya, tidaklah mereka akan berkata begitu. Mereka berkata seakan-akan menantang. Disangkanya kekuasaan Tuhan terbatas. Disangkanya dosa tidak akan ada batasan: “Akan tiba kelak waktunya mereka tidak akan dapat menghindarkan api neraka dari muka-muka mereka." Api neraka itu akan melambai muka mereka masing-masing. Tambah dikipaskan bertambah nyala dan bertambah panas, dan tidak ada sesuatu tempat untuk melarikan diri atau untuk menyembunyikan muka: “Dan tidak pula dort punggung-punggung mereka." Dengan menggambarkan bahwa muka tidak dapat dielakkan ‘dari lambaiari api neraka, lalu dikatakan pula la mbaian api pada punggung, dapatlah dirasakan betapa terdesaknya diri pada waktu itu. Apatah lagi setelah dijelaskan lagi oleh ujung ayat: “Sedang mereka tidak depot dltolong."
Ujung ayat ini menimbulkan kesan pada kita betapa riuh-rendahnya orang yang kena azhab itu memohon pertolongan, memohon kalau ada orang yang betas kasihan, sudi melepaskan mereka dari penderitaan itu.
Siapa yang akan sanggup menolong pada waktu itu? Siapa makhluk yang akan dapat menolong, kalau yang menimpakan azhab itu Allah sendiri? Tadi mereka bertanya, "Bilakah janjian itu?" Maka Tuhan menegaskan:
Ayat 40
“Bahkan dia akan datang kepada mereka dengan sekonyong-konyong, latu membingungkan mereka."
Azhab itu akan datang sekonyong-konyong, tiba-tiba, tidak disangka-sangka. Mereka jadi bingung, jadi panik. Sehingga mereka tidak dapat berbuat apa-apa. "Maka tidaklah mereka sanggup menolaknya." Karena tidaklah sanggup tenaga manusia yang lemah hendak menolak Kemaha Perkasaan Allah. "Langit hendak runtuh tidaklah dapat sanggup menolaknya." Karena tidaklah sanggup tenaga manusia yang lemah hendak menolak Kemaha Perkasaan Allah. "Langit hendak runtuh tidaklah dapat ditahan dengan telunjuk"."Dan tidaklah mereka akan dlberi kesempatan." (ujung ayat 40). Hingga musnahlah segenap pertahanan pada masa itu.
Ayat 41
"Dan sesungguhnya telah diperolok-olokkan orang, Rasul-rasul yang sebelum engkau."
Rasulullah s.a.w. karena beliau setalu diper olok-olok oleh kaum kafir itu dan seruannya tidak disambut baik, bahwasanya bukan terhadap dia raja orang-orang yang durhaka itu bersikap mengolok-olok segala Nabi sejak dahulu sama nasibnya, menjadi olok-olokan Tetapi bagaimanakah akibatnya? “Maka menimpakah (balasan) ke alas orang-orang yang menghina di antara mereka itu," yaitu azhab dan siksa Tuhan karena kedurhakaan dan kerendahan budi itu."Dan sebab perolok-olokkan mereka itu."
Maka jelaslah di dalam ayat ini bahwa penolak-penolak kebenaran, tukang ejek, tukang olok-olok dan tukang cemuh tidaklah ada yang berakhir dengan baik.
Ayat 42
“Katakanlah: “Siapakah yang akan melindungi kamu di malam dan di siang hari, daripada (balasan) Tuhan Pemurah?"
Adakah selain Allah yang dapat melindungi pada kesiapan malam dan kesibukan siang? Siapa yang mengawalmu dan bahaya tengah engkau nyenyak tidur di malam hari? Siapa yang melindungi dari berbagai bahaya yang bila saja terjadi di mana-mana di siang hari? Bukankah segaia kemajuan.pengangkutan di dapat, di laut, di dasar laut dan di udara di zaman sekarang ini, namun keamanan-keamanannya selalu lebih banyak dart kecelakaan? Siapakah pengatur keamanan itu semua, kalau bukan Allah? Maka kalau Tuhan hendak menjatuhkan murkaNya adakah yang dapat menangkia?
“Namun mereka dari peringatan Tuhan masih berpaling jua."
Di ayat disebut nama Tuhan “Ar-Rahman" yang Maha Pemurah. Maha Pengasih. Sebab malapetaka yang menimpa manusia hanya sedikit jika dibanding rahmat dan perlindungannya.
Ayat 43
“Atau adakah bagi mereka tuhan-tuhan yang akan melindungi mereka, selain Kami?"
Pertanyaan ini adalah istifham inkari, yakni pertanyaan berarti sangkalan. Tegasnya tiada tuhan-tuhan yang lain yang akan menolong, selain Allah. Malah kalau rumah berhala terendam hari banjir maka tuhan-tuhan dewa itu akan hanyut kalau yang memujanya itu tidak menyelamatkannya: “Mereka tidaklah sanggup menolong diri mereka." Artinya tuhan-tuhan buatan tangan manusia itu tidak dapat menolong diri, bagaimana mereka akan menolong orang lain. "Dan tidak pula mereka dapat dilindungi dari azhab Kami."
Artinya, baik orang yang diberhalakan itu atau yang memberhalakan tidaklah seorang juga yang dapat dilindungi dari azhab Tuhan.