Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلَمَّا
dan setelah
جَآءَهُمۡ
datang kepada mereka
كِتَٰبٞ
Kitab
مِّنۡ
dari
عِندِ
sisi
ٱللَّهِ
Allah
مُصَدِّقٞ
membenarkan
لِّمَا
terhadap apa
مَعَهُمۡ
bersama mereka
وَكَانُواْ
dan mereka adalah
مِن
dari
قَبۡلُ
sebelum
يَسۡتَفۡتِحُونَ
mereka meminta kemenangan
عَلَى
atas
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
فَلَمَّا
maka setelah
جَآءَهُم
datang kepada mereka
مَّا
apa
عَرَفُواْ
mereka ketahui
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
بِهِۦۚ
dengannya
فَلَعۡنَةُ
maka kutukan
ٱللَّهِ
Allah
عَلَى
atas
ٱلۡكَٰفِرِينَ
orang-orang yang ingkar
وَلَمَّا
dan setelah
جَآءَهُمۡ
datang kepada mereka
كِتَٰبٞ
Kitab
مِّنۡ
dari
عِندِ
sisi
ٱللَّهِ
Allah
مُصَدِّقٞ
membenarkan
لِّمَا
terhadap apa
مَعَهُمۡ
bersama mereka
وَكَانُواْ
dan mereka adalah
مِن
dari
قَبۡلُ
sebelum
يَسۡتَفۡتِحُونَ
mereka meminta kemenangan
عَلَى
atas
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
فَلَمَّا
maka setelah
جَآءَهُم
datang kepada mereka
مَّا
apa
عَرَفُواْ
mereka ketahui
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
بِهِۦۚ
dengannya
فَلَعۡنَةُ
maka kutukan
ٱللَّهِ
Allah
عَلَى
atas
ٱلۡكَٰفِرِينَ
orang-orang yang ingkar
Terjemahan
Setelah sampai kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, sedangkan sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya. Maka, laknat Allahlah terhadap orang-orang yang ingkar.
Tafsir
(Dan tatkala datang kepada mereka Al-Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka) yakni Taurat (padahal sebelumnya mereka) maksudnya sebelum datangnya Al-Qur'an itu (memohon pertolongan) agar beroleh kemenangan (atas orang-orang yang kafir) dengan mengucapkan, "Ya Allah, tolonglah kami dengan nabi yang akan dibangkitkan di akhir zaman." (Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui) yaitu berupa kebenaran dengan diutusnya Nabi Muhammad itu (mereka lalu ingkar kepadanya) disebabkan kedengkian dan takut kehilangan pengaruh. Jawaban bagi 'lammaa' atau 'tatkala' yang pertama, ditunjukkan oleh jawaban 'lammaa' yang kedua (maka laknat Allahlah atas orang-orang yang kafir itu).
Tafsir Surat Al-Baqarah: 89
Dan setelah datang kepada mereka Al-Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.
Ayat 89
Walamma ja-ahum, setelah datang kepada orang-orang Yahudi itu. Kitabun min Indillah, Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ Musaddiqul lima ma ahum, yang isinya membenarkan kitab Taurat yang ada pada mereka.
Sedangkan mengenai makna firman-Nya: “padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir” (Al-Baqarah: 89). Makna yang dimaksud ialah bahwa sebelum kedatangan Rasul ﷺ yang membawa Al-Qur'an, mereka selalu memohon kepada Allah akan kedatangannya untuk menghadapi musuh mereka dari kalangan kaum musyrik, bila mereka berperang melawan kaum musyrik. Mereka (Bani Israil) selalu mengatakan, "Sesungguhnya kelak akan diutus seorang nabi akhir zaman, kami akan bersamanya memerangi kalian sebagaimana kami memerangi kaum Ad dan kaum Iram." Seperti yang dikatakan oleh Muhammad ibnu Ishaq, dari ‘Ashim ibnu Arm, dari Qatadah Al-Ansari, dari pemuka-pemuka Anshar yang mengatakan, "Demi Allah, ayat ini diturunkan berkenaan dengan kami dan mereka," yakni berkenaan dengan kaum Anshar dan orang-orang Yahudi yang bertetangga dengan merekalah kisah yang disebutkan dalam ayat berikut ini diturunkan, yaitu firman-Nya: “Dan setelah 'datang kepada mereka Al-Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya” (Al-Baqarah: 89).
Orang-orang Anshar mengatakan, "Kami menguasai mereka dengan kekuatan di suatu masa di zaman Jahiliah; padahal kami berasal dari orang-orang musyrik, sedangkan mereka adalah ahli kitab. Mereka selalu mengatakan, ‘Kelak akan muncul seorang nabi yang sekarang sudah tiba masa perutusannya dan nanti kami akan mengikutinya untuk memerangi kalian seperti kami memerangi kaum Ad dan Iram’. Tetapi setelah Allah mengutus rasul-Nya dari kalangan Quraisy, maka kami mengikutinya, sedangkan mereka sendiri ingkar kepadanya."
Allah ﷻ berfirman sehubungan dengan sikap mereka itu: “Dan setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu” (Al-Baqarah: 89).
Adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan tafsir firman-Nya: “padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir” (Al-Baqarah: 89). Bahwa mereka selalu memohon pertolongan seraya mengatakan, "Kami akan membantu Muhammad untuk melawan mereka," tetapi pada hakikatnya tidaklah demikian, mereka hanya berdusta belaka.
Muhammad ibnu Ishaq meriwayatkan, telah menceritakan kepadanya Muhammad ibnu Abu Muhammad, telah menceritakan kepadaku Ikrimah atau Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa orang-orang Yahudi di masa lalu selalu memohon kemenangan atas orang-orang Aus dan Khazraj dengan kedatangan Rasulullah ﷺ sebelum beliau diangkat menjadi utusan. Akan tetapi, setelah Allah mengutusnya dari kalangan bangsa Arab, mereka kafir dan ingkar kepada apa yang selalu mereka katakan sebelumnya tentang dia. Maka berkatalah kepada mereka Mu'az ibnu Jabal, Bisyr ibnul Barra ibnu Ma'rur, dan Daud ibnu Salamah, "Wahai orang-orang Yahudi, bertakwalah kalian kepada Allah dan masuk Islamlah kalian. Sesungguhnya kalian dahulu selalu memohon untuk mendapat kemenangan atas kami dengan datangnya Muhammad ﷺ, sedangkan kami masih dalam keadaan musyrik. Kalian menceritakan kepada kami bahwa dia akan diutus dan kalian sebut pula sifat-sifatnya." Maka Salam ibnu Misykum, saudara Bani Nadir (salah seorang dari kalangan orang-orang Yahudi) menjawab, "Dia tidak menyampaikan kepada kami sesuatu pun yang kami kenal, dan dia bukanlah orang yang dahulu sering kami katakan kepada kalian." Maka Allah menurunkan firman-Nya sehubungan dengan perkataan mereka itu: “Dan setelah datang kepada mereka Al-Qur'an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka” (Al-Baqarah: 89) hingga akhir ayat.
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: “padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir” (Al-Baqarah: 89). Mereka selalu memohon kemenangan dengan datangnya Nabi Muhammad ﷺ atas orang-orang musyrik Arab, yakni yang juga dari kalangan ahli kitab seperti mereka. Tetapi setelah Nabi Muhammad ﷺdiutus dan kelihatan oleh mereka bukan dari kalangan mereka, maka mereka ingkar dan dengki kepadanya.
Abul Aliyah mengatakan, dahulu orang-orang Yahudi selalu memohon kemenangan dengan kedatangan Nabi Muhammad ﷺ atas orang-orang musyrik Arab. Mereka mengatakan, "Ya Allah, utuslah nabi yang kami jumpai termaktub dalam kitab kami ini hingga kami dapat menghukum dan membunuh orang-orang musyrik." Tetapi setelah Allah mengutus Nabi Muhammad ﷺdan mereka melihatnya bukan dari kalangan mereka, maka mereka kafir kepadanya karena dengki terhadap bangsa Arab, padahal mereka mengetahui bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah utusan Allah. Maka Allah ﷻ berfirrnan: “Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allahlah atas orang-orang yang ingkar itu” (Al-Baqarah: 89).
Qatadah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: “padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir” (Al-Baqarah: 89). Dahulu mereka selalu mengatakan bahwa kelak akan muncul seorang nabi. “Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya” (Al-Baqarah: 89).
Mujahid mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: “Dan setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu” (Al-Baqarah: 89). Mereka yang disebut di dalam ayat ini adalah orang-orang Yahudi.
Selain membuktikan kebohongan ucapan mereka sebelum ini, ayat di atas juga menunjuk kan keburukan lain Bani Israil, yaitu menolak Al-Qur'an. Penolakan tersebut sungguh aneh dan tidak berdasar sama sekali. Dan setelah sampai kepada mereka Kitab Al-Qur'an dari sisi Allah yang kandungannya membenarkan apa yang ada pada mereka, menyangkut kedatangan seorang nabi yang sifat-sifatnya sudah mereka ketahui, mereka tetap mengingkari nabi itu, sedangkan sebelumnya, yakni sebelum kedatangan nabi itu, mereka memohon kemenangan mereka atas orang-orang kafir yang menjadi musuh-musuh mereka. Tetapi ternyata setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, yakni menyangkut kitab suci Al-Qur'an, Nabi Muhammad, dan sifatsifat beliau, mereka lalu mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orangorang yang ingkar. Mengecam perbuatan mereka yang disebutkan dalam ayat yang lalu, Allah berfirman, Sangatlah buruk perbuatan mereka menjual dirinya, yaitu menukar kebahagiaan abadi dengan kenikmatan duniawi dengan cara mengingkari, yakni terus-menerus menutupi kebenaran, apa yang diturunkan Allah, berupa wahyu melalui nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya. Mereka mengingkarinya bukan karena tidak tahu kebenarannya, tetapi karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya, yaitu kenabian, kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya yang paling wajar, dalam hal ini Nabi Muham mad . Karena itulah wajar jika mereka menanggung kemurkaan demi kemurkaan, yaitu murka Allah karena kedengkian dan karena kedurhakaan, termasuk keingkaran mereka terhadap Nabi Isa. Dan kepada orang-orang kafir ditimpakan azab yang menghinakan.
Allah ﷻ menerangkan, bahwa setelah Al-Qur'an datang dari sisi Allah, orang-orang Yahudi dan Nasrani mengingkarinya, padahal Al-Qur'an memberi petunjuk serta membenarkan Kitab Taurat yang ada pada mereka, yang sebelumnya sangat mereka harapkan kedatangannya untuk membenarkan yang terdapat dalam kitab mereka. Tetapi setelah kebenaran yang mereka ketahui itu datang, mereka tidak mau beriman. Sebabnya ialah karena mereka merasa akan kehilangan pengaruh, kekuasaan dan harta benda. Maka patutlah Allah melaknat mereka, sebagai imbalan kekafiran yang bersarang dalam dada mereka.
Al-Qur'an disebut Kitab yang membenarkan kitab mereka karena kandungannya sesuai dengan isi Kitab mereka dalam bidang tauhid dan prinsip-prinsip serta tujuan agama. Mereka dengan datangnya kitab yang ditunggu-tunggu itu sebenarnya mengharapkan kemenangan atas orang-orang musyrikin Arab dan orang-orang kafir Mekah. Hal ini dapat diketahui dari perkataan mereka bahwa kitab yang ditunggu-tunggu itu akan mendukung tauhid yang dibawa oleh Musa a.s., untuk menundukkan agama wasaniyah yang dipeluk oleh orang-orang Arab.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Qatadah al-Ansari dari orang tua-tua dari kalangan Ansar mereka berkata, "Kisah yang tersebut dalam ayat ini adalah mengenai kami dan orang-orang Yahudi Medinah. Kami dahulu pernah menjalankan agama mereka pada masa Jahiliah, sedang waktu itu kami masih musyrik dan mereka ahli kitab. Mereka mengatakan bahwa seorang nabi yang akan diutus telah dekat masanya, kami akan mengikutinya. Bersama-sama nabi itu kami akan membinasakan kamu seperti Allah membinasakan kaum 'Ad dan Iram. Tetapi setelah Rasulullah ﷺ diutus, kami mengikutinya, sedang orang-orang Yahudi itu mengingkarinya."
Dari kisah ini dapat dipahami, bahwa mereka sebenarnya dengki kepada orang-orang Islam, kedengkian itu timbul setelah Allah mengutus Nabi Muhammad saw, dari kalangan orang-orang Arab, tidak dari kalangan mereka. Itulah sebabnya mereka terjerumus di lembah keingkaran dan kekafiran. Maka Allah memberikan ketetapan-Nya, bahwa mereka akan terusir dan jauh dari rahmat-Nya, karena keingkaran mereka pada kebenaran, setelah kebenaran yang diharapkan itu tampak di hadapan mereka.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Tafsir Surat Al-Baqarah: 87-91
Ayat 87
“Dan Kami iringi di belakangnya dengan beberapa …."
Banyaklah rasul-rasul yang mengiringi kedatangan Musa, menegakkan syari'at Taurat itu. Daud, Sulaiman, Dariel, dan Yasy'iya, Armiya, Hazqil, Zakariya dan putranya Yahya, dan lain-lain; semuanya itu adalah rasul-rasul kepada Bani Israil dan dari kalangan Bani lsrail sendiri, pendeknya kayatah mereka dengan kedatangan nabi-nabi dan rasul-rasul."Dan telah Kami berikan kepada Isa anak Maryam keterangan-keterangan," yaitu mukjizat-mukjizat yang besar, sebagaimana menyembuhkan orang sakit kusta dengan izin Allah, menghidupkan orang mati dengan izin Allah, menyalangkan kembali mata orang yang telah buta dengan izin Allah."Dan Kami sokong dia dengan Ruhul Qudus" yaitu Ruh Kesucian. Setengah ahli tafsir mengatakan bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril dan setengahnya lagi mengatakan bahwa Ruh Isa itu sendiri disucibersihkan Tuhan. Nabi kita Muhammad ﷺ pernah mendoakan kepada Tuhan agar Hasan bin Tsabit, syair beliau disokong dengan Ruhul Qudus. Maka semua rasul itu, sejak Musa sampai Isa, dengan Kitab yang mereka bawa keterangan-keterangan, yang mereka perlihatkan semuanya adalah untuk Bani Israil. Tetapi tidak ada di antara rasul dan nabi itu yang tidak mendapat gangguan dari mereka demikian juga. Sebab itu, datanglah pertanyaan tempelak Tuhan,
“Maka apakah setiap datang kepada kamu seorang rasul dengan yang tidak sesuai dengan hawa nafsu kamu, kamu pun menyombong? Maka sebagian kamu mendustakan dan sebagian kamu membunuh."
Sukarlah bagi Bani Israil, sampai pun kepada zaman kita ini, buat mengelakkan diri dari tempelak Tuhan yang seperti ini. Sebab di dalam kitab-kitab mereka sendiri bertemu catatan itu. Bahkan Nabi Musa sendiri ketika dekat ajalnya diperingatkan oleh Tuhan bahwa sepeninggal dia mati kelak, kaumnya ini akan menyembah dewa-dewa dan akan melanggar segala janji mereka. Di dalam Zaburnya, Nabi Armiya yang sampai sekarang ada di dalam kumpulan Perjanjian Lama, kita membaca ratap-tangis Nabi Armiya dan kita membaca penyesalan Hazqil dan peringatan Yasy'iya atas bahaya negeri mereka dilanda habis oleh bangsa Babil. Kedatangan Isa al-Masih pun tidak mereka terima dengan baik dan mereka menuduhnya anak di luar nikah. Maka disebutlah kejahatan-kejahatan mereka itu bahwa sebagian dari mereka mendustakan setiap nabi dan rasul yang datang dan sebagian mereka pula membunuh nabi atau turut mempermudah terjadinya pembunuhan itu, sebagaimana yang dilakukan kepada nabi dua beranak Zakariya yang telah sangat tua dengan putranya Yahya yang telah jadi rasul di usia muda remaja. Bahkan ada riwayat, tidak kurang dari lima puluh atau tujuh puluh orang nabi Bani Israil yang dibunuh oleh kaumnya sendiri.
Ayat 88
“Dan Mereka berkata, ‘Hati kami tertutup.'"
Dengan terus terang karena sombongnya, mereka mengatakan kepada Rasulullah ﷺ seketika datang tempelak-tempelak semacam ini bahwa hati mereka tertutup. Artinya pengajaran dari siapa pun tidak akan masuk lagi, lalu disambut Tuhan, “Bukanl" Bukan hati mereka yang tertutup."Tetapi mereka telah dikutuki oleh Allah dari sebab kufur mereka Sebenarnya hati mereka bisa baik kembali, tetapi sayang telah mereka sumbat sendiri hati itu dengan kufur; laknat Allah datang,
“Maka sedikitlah Mereka yang beriman."
Yang sedikit itulah yang menggabungkan dirinya kepada Islam, sebagaimana Abdullah bin Salam dan beberapa orang yang dapat dihitung dengan jari.
Setengah tafsir mengatakan arti ghulfun bukanlah hati tertutup, tetapi menafsirkan hati kami adalah perbendaharaan atau pura yang penuh dengan ilmu pengetahuan, kami tahu semua soal. Maka oleh karena mereka merasa segala tahu, tidaklah mereka mau lagi menerima kebenaran dari mana saja pun datangnya. Lalu disambut oleh jawaban wahyu itu, bukan hati mereka perbendaharaan segala ilmu, tetapi tempat simpanan segala kufur sehingga kutuk Tuhanlah yang mereka derita.
Ayat 89
“Dan tatkala datang kepada Mereka Kitab dari sisi Allah."
yaitu kitab suci Al-Qur'an, dan Kitab yang datang itu “membenarkan bagi apa yang ada serta mereka", yaitu membenarkan isi Taurat, tidak ada selisih pada pokok sebab sama-sama berisi pengajaran tauhid dan beberapa janji sebagaimana yang telah berkali-kali diterangkan di atas tadi."Padahal pernahlah mereka dahulu memohonkan kemenangan atas orang-orang yang kafir" Sebab sudah disebutkan dalam Taurat akan datang seorang rasul untuk menyempurnakan isi Taurat dan itu sudah menjadi keyakinan mereka. Sehingga kalau mereka berhadapan dengan orang-orang kafir, yaitu orang-orang musyrikin itu akan disapu bersih oleh rasul itu. Malahan mereka kenal tanda-tanda rasul itu sebagaimana diisyaratkan di dalam Kitab mereka, “Maka tatkala telah datang kepada mereka apa yang telah mereka kenal itu, mereka pun tidak percaya kepadanya!"
Menurut riwayat dari Ibnu Ishaq, yang diterimanya dari orang tua-tua Anshar bahwa ayat ini turun ialah mengenai mereka dan orang Yahudi di Madinah bahwa di zaman jahiliyyah pernah kami orang Madinah mengalahkan mereka, padahal kami belum memeluk Islam dan mereka masih Ahlul Kitab. Meskipun telah kalah, tetapi pernah mereka mengatakan, “Kini kami kalah, kelak akan diutus Tuhan seorang rasul. Kalau rasul itu datang, kami semua akan menjadi pengikutnya. Masanya tidak lama lagi. Waktu itu, kelak kamu semuanya ini akan kami sapu bersih, kami bunuh sebagai terbunuhnya kaum Aad dan lram." Dari riwayat ini nyatalah bahwa di saat mereka pernah kalah berperang dengan kafir-musyirik, mereka telah mengharapkan bahwa mereka akan mencapai kemenangan kembali jika rasul itu datang! Hal ini diingat benar oleh orang tua-tua Anshar di Madinah. Sekarang, rasul itu telah datang. Tetapi apa jadinya? Usahakan mereka bersedia jadi pengikutnya untuk berperang menegakkan agama bersama dia, bahkan mereka dustakan dan mereka kafir. Dan orang-orang yang mereka hinakan dahulu itulah yang menjadi pengikut rasul itu.
“Maka kutuk Allah-lah atas orang-orang yang kafir."
Apabila kutuk laknat sudah datang, apa saja yang dikerjakan menjadi serba salah.
Ayat 90
“Alangkah buruknya harga yang dengan itu Mereka menjual diri Mereka."
Itulah suatu penjualan diri dan penggadaian pendirian yang sangat rugi dan hina, yaitu mempertukarkan kebenaran dengan kebatilan."Bahwa mereka kafiri apa yang diturunkan Allah, karena dengkiInilah sebab yang utama, yaitu dengki sehingga kesesatan jadi berlarut-larut. Apa yang mereka dengki-kan? “Bahwa diturunkan Allah dari karunia-Nya ke atas barangsiapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya." Dengki! Mengapa nabi atau rasul yang ditunggu itu tidak timbul dari kalangan mereka? Mengapa dari orang Arab? Mengapa dari Bani Isma'il, tidak dari Bani Israil Lantaran demikian, “Maka patutlah mereka itu kena murka di atas murka" Kena murka Allah berlipat ganda karena kekufuran mereka berlipat ganda pula. Dengan memungkiri Muhammad ﷺ mereka sudah dapat satu kemurkaan dan oleh karena Taurat menyuruh menyambut dan beriman kepadanya mereka ingkari pula, dapAllah mereka murka yang kedua.
“Dan bagi orang yang kafir adalah adzab yang menghinakan."
Maka, dengan kalimat yang dipakai Tuhan bahwa bagi orang yang kafir adalah adzab yang menghinakan, tidak pandang bangsa, dia Bani Israil atau golongan yang lain. Karena hukum keadilan Tuhan itu berlaku di mana-mana kepada siapa pun yang melanggar. Supaya orang lain yang membacanya jangan hanya menghinakan orang Yahudi yang bersalah, tetapi hendaklah membawa iktibar bagi dirinya sendiri, supaya menjauhi kekufuran.
Ayat 91
“Dan apabila dikatakan kepada Mereka, ‘Percayatah kepada apa yang diturunkan Allah.'"
Terimalah Al-Qur'an dengan hati terbuka karena isinya adalah lanjutan jua daripada yang dibawa oleh nabi-nabimu yang dahulu itu."Mereka berkata, ‘Kami (hanya) percaya kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan kami tidak hendak percaya kepada apa (yang diturunkan) di belakangnya."‘ Taurat itu sudah cukup bagi kami."Padahal dia itu," yaitu Al-Qur'an yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ itu “adalah kebenaran, membenarkan apa yang ada serta mereka". Kalau mereka jujur tentu hendaknya mereka terima dan iman sebab kebenaran hanya satu. Tetapi hati mereka tertutup oleh dengki dan hawa nafsu.
“Katakanlah, ‘Mengapa kami bunuh nabi-nabi Allah dahulunya, jikalau kamu memang beriman.'"
Oleh sebab itu, teranglah bahwa dakwaan-mu hanya beriman pada yang diturunkan kepadamu dan tidak mau menerima yang datang kemudian adalah bohong semata-mata. Sebab, kalau benar itu yang kamu mau percayai, tidaklah akan ada beberapa nabi meninggal karena kamu bunuh.