Ayat
Terjemahan Per Kata
فَوَرَبِّكَ
maka demi Tuhanmu
لَنَحۡشُرَنَّهُمۡ
sungguh Kami akan mengumpulkan mereka
وَٱلشَّيَٰطِينَ
dan syaitan
ثُمَّ
kemudian
لَنُحۡضِرَنَّهُمۡ
sungguh Kami akan datangkan mereka
حَوۡلَ
sekeliling
جَهَنَّمَ
Jahanam
جِثِيّٗا
berlutut
فَوَرَبِّكَ
maka demi Tuhanmu
لَنَحۡشُرَنَّهُمۡ
sungguh Kami akan mengumpulkan mereka
وَٱلشَّيَٰطِينَ
dan syaitan
ثُمَّ
kemudian
لَنُحۡضِرَنَّهُمۡ
sungguh Kami akan datangkan mereka
حَوۡلَ
sekeliling
جَهَنَّمَ
Jahanam
جِثِيّٗا
berlutut
Terjemahan
Maka, demi Tuhanmu (Nabi Muhammad), sungguh, Kami pasti akan mengumpulkan mereka bersama setan, kemudian pasti Kami akan mendatangkan mereka ke sekeliling Jahanam dengan tersungkur.
Tafsir
(Demi Rabbmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka) orang-orang yang ingkar kepada adanya hari berbangkit itu (bersama dengan setan) Kami mengumpulkan masing-masing dari mereka bersama setan-setannya dalam keadaan terbelenggu (kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahanam) dari luarnya (dengan berlutut) berjalan dengan lututnya. Lafal Jitsiyyan adalah bentuk jamak dari lafal jaatsin, asal katanya adalah Jitsuwwun atau Jitsuwyun yang akar katanya berasal dari Jatsaa-Yajtsuu atau Jatsaa Yajtsii. Ada dua pendapat sehubungan dengan lafal ini.
Tafsir Surat Maryam: 66-70
Dan berkata manusia, "Betulkah, apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali? Dan tidaklah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedangkan ia tidak ada sama sekali? Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama setan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahanam dengan berlutut. Kemudian pasti akan Kami tarik tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
Dan kemudian Kami sungguh lebih mengetahui orang-orang yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka. Allah ﷻ menceritakan tentang manusia, bahwa manusia itu merasa heran dan menganggap mustahil akan adanya kehidupan sesudah mati. Pengertiannya sama dengan yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka, Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru.? (Ar-Ra'd: 5) Dan firman Allah ﷻ yang mengatakan: Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi musuh yang nyata? Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?" Katakanlah, "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan Yang Menciptakannya pertamakah.
Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin: 77-79) Sedangkan dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya: Dan berkata manusia, "Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali? Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedangkan ia tidak ada sama sekali? (Maryam: 66-67) Untuk menunjukkan kekuasaan-Nya yang mampu menghidupkan kembali orang yang mati, Allah ﷻ mengambil contoh dari permulaan penciptaan yang dilakukan-Nya. Dengan kata lain, Allah ﷻ telah menciptakan manusia, sedangkan manusia tidak ada sama sekali; maka mudahlah bagiNya mengembalikan manusia hidup kembali, bahkan mengembalikannya jauh lebih mudah karena telah ada.
Sama halnya dengan pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkannya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah jauh lebih mudah bagi-Nya. (Ar-Rum: 27) Di dalam kitab sahih disebutkan sebuah hadis yang mengatakan: Allah ﷻ berfirman, "Anak Adam mendustakan-Ku, padahal tidaklah pantas baginya mendustakan-Ku; anak Adam menyakitiKu, padahal tidaklah pantas baginya menyakiti-Ku. Dia mendustakan Aku melalui ucapannya, 'Bahwa Aku tidak akan menghidupkannya kembali sebagaimana Aku menciptakannya pada yang pertama kali.' Padahal penciptaan yang pertama tidaklah lebih mudah daripada penciptaan yang terakhir.
Dia menyakiti Aku melalui ucapannya, "Sesungguhnya Aku beranak, padahal Aku adalah Tuhan Yang Maha Esa, bergantung kepada-Ku segala sesuatu, Aku adalah Tuhan yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tiada seorang pun yang setara dengan-Ku. Firman Allah ﷻ: Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama setan. (Maryam: 68) Tuhan Yang Mahasuci lagi Mahatinggi bersumpah dengan menyebut nama diri-Nya Yang Mahamulia, bahwa sesungguhnya Dia pasti akan membangkitkan mereka bersama setan-setan yang menyembah selain Allah.
kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahanam dengan berlutut. (Maryam: 68) Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna Jisiyyan ialah berlutut; sama pengertiannya dengan apa yang terdapat di dalam firman-Nya: Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. (Al-Jatsiyah: 28) As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, "Jisiyyan, artinya dalam keadaan berdiri. Dan telah diriwayatkan dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud hal yang semisal. Firman Allah ﷻ: Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan. (Maryam: 69) Yakni dari tiap-tiap umat, menurut Mujahid.
siapa di antara mereka yang paling durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (Maryam: 69) As-Sauri telah meriwayatkan dari Ali ibnul Aqmar, dari Abul Ahwas, dari Ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa orang-orang yang pertama ditahan menunggu orang-orang yang terakhir. Setelah bilangan mereka lengkap, barulah mereka didatangi, kemudian dilakukan peradilan mulai dari yang terbesar dosanya, lalu menyusul yang besar dosanya, demikianlah seterusnya.
Hal inilah yang dimaksudkan oleh firman-Nya: Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (Maryam: 69) Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (Maryam: 69) Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap pemeluk agama pembesar-pembesar dan pemimpin-pemimpin kejahatannya.
Hal yang sama telah di katakan oleh Ibnu Juraij dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf. Makna ayat ini sama dengan firman-Nya: sehingga apabila mereka masuk ke dalam semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu, "Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu timpakanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka. (Al-A'raf: 38) sampai dengan firman-Nya: karena perbuatan yang telah kalian lakukan. (Al-A'raf: 39) Adapun firman Allah ﷻ: Dan kemudian Kami sungguh lebih mengetahui orang-orang yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka. (Maryam: 70) Lafaz summa dalam ayat ini untuk meng-ataf-kan kalimat berita kepada kalimat berita lainnya.
Makna yang dimaksud ialah, bahwa Allah ﷻ lebih mengetahui siapa di antara hamba-hamba-Nya yang lebih berhak untuk dimasukkan ke dalam neraka Jahanam dan tinggal kekal di dalamnya, dan siapa yang berhak mendapat siksaan yang berlipat ganda. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat terdahulu yang mengatakan: Allah berfirman, "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, tetapi kalian tidak mengetahui. (Al-A'raf: 38)"
Wahai Nabi Muhammad, bila mereka tetap mengingkari kebangkitan di akhirat, maka demi Tuhanmu yang menciptakan dan membangkitkan, sungguh mereka kelak akan Kami bangkitkan dan pasti akan Kami kumpulkan mereka bersama setan yang telah memperdaya mereka di dunia, kemudian pasti akan Kami datangkan mereka dengan paksa ke sekeliling Jahanam yang menjadi tempat siksa mengerikan, dan mereka akan melihatnya dengan berlutut karena ketakutan dan kengerian yang meliputi hati mereka. 69. Kemudian untuk lebih meyakinkan, pasti akan Kami tarik dengan kasar dan paksa dari setiap golongan yang ingkar itu siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, yang selalu mencurahkan rahmat dan kasih-Nya kepada mereka.
Karena itu Allah mengancam manusia semacam itu dengan bersumpah bahwa Dia akan mengumpulkan mereka di padang mahsyar bersama-sama dengan setan yang mereka anggap sebagai pemimpin mereka. Mereka akan melihat dan mengalami bagaimana dahsyat dan hebatnya suasana ketika itu, sehingga tidak ada yang dipikirkan oleh seseorang kecuali keselamatan dirinya sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
Pada hari itu manusia lari dari saudaranya, dan dari ibu dan bapaknya, dan dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya. ('Abasa/80: 34-37)
Dalam suasana yang amat gawat dan kritis itulah mereka digiring ke neraka dalam keadaan berlutut dan hina tidak dapat berdiri lagi karena pengalaman yang amat pahit dan penderitaan yang tak terperikan.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 65
“Tuhan bagi semua langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya."
Artinya Dialah Yang Menciptakan. Dialah yang mengatur semuanya dan Dia pula Yang Mahakuasa dan segala keputusan-Nya tidaklah dapat dibantah dan diubah, “Maka
(69) Kemudian itu pastilah akan Kami renggutkan dari tiap-tiap golongan, siapakah di antara mereka yang terhadap kepada Allah Pengasih, sangat durhaka.
(70) Dan Kami sungguh lebih tahu siapa orang-orang yang lebih pantas dibakar ke dalam neraka itu.
“Dan berkata manusia." (Yaitu manusia yang masih ada keraguan tentang akan adanya hari berbangkit, hari Kiamat kelak, meskipun mereka tidak akan ragu lagi bahwa Kekuasaan atas alam hanya satu saja).
Ayat 66
“Apakah apabila aku telah mati, aku akan dikeluarkan, kembali dalam keadaan hidup?"
Mereka bertanya demikian itu karena akan dihidupkan kembali itu belum masuk dalam pi-kiran mereka. Lalu datanglah pertanyaan Allah pada ayat yang selanjutnya, yang isinya pun me-nyuruh berpikir lanjut. Bunyi pertanyaan,
Ayat 67
“Apakah manusia tidak ingat, bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya sebelumnya, padahal dia tidak ada sama sekali."
Artinya, sebelum dia menanyakan apakah dia akan dihidupkan kembali sesudah mati, cobalah ingat apakah dahulu dari ini, atau sebelum dia menanyakan ini dia sebagai manusia telah ada di dunia? Bukankah dahulunya mereka tidak ada, kemudian baru ada karena diadakan? Dan kemudian akan datang masanya dia tidak ada lagi, artinya mati? Siapakah yang mengadakan dari tidak ada? Siapakah yang menghidupkan? Siapakah yang mematikan? Tentulah yang berbuat itu semuanya ialah Yang Mahakuasa, kekuasaan yang tidak berbatas. Kalau Yang Mahakuasa itu sanggup mengadakan dari tidak ada, kemudian meniadakan kembali, mengapa akan mustahil baginya mengadakan atau menghidupkannya pula kembali?
Ayat 68
“Maka Demi Tuhan engkau,"
Maka bersumpahlah Allah kembali di atas nama-Nya sendiri menyatakan bahwa kebangkitan sesudah mati itu adalah pasti."Sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama setan." Mereka akan dihidupkan kembali di hari Kiamat bersama-sama dengan setan-setan yang telah menimbulkan keraguan dalam hati mereka akan hari yang Akhir itu.
“Kemudian akan Kami hadirkan mereka di sekeliling Jahannam dalam keadaan berlutut."
Digambarkan di sini bahwa orang-orang yang ingkar akan kehidupan sesudah mati itu dikumpulkan bersama setan-setan yang memengaruhi jalan pikiran mereka selama hidup di dunia, bahwa mereka bersama-sama dihadirkan di hadapan neraka Jahannam. Meskipun hukum belum putus, karena pada waktu itu baru hari Mahsyar, hari pengumpulan, namun orang-orang yang bersalah itu sudah tidak sanggup lagi mengangkat muka, melainkan tunduk berlutut semuanya karena hebat dahsyatnya hari itu, karena makhluk sedang dihadapkan ke muka pengadilan, untuk diperiksa, ditimbang dan dikeluarkan keputusannya kelak.
Ayat 69
“Kemudian itu pastilah akan Kami renggutkan dari tiap-tiap golongan siapakah di antara mereka yang terhadap kepada Allah Pengasih, sangat durhaka."
Ayat 69 ini lebih menjelaskan lagi ayatyang sebelumnya. Mulanya semua dikumpulkan bersama-sama setan-setan pendaya itu, di hadirkan di sekeliling Jahannam. Semua berlutut ketakutan; barangkali suara yang mem-basa pun ada di dalam golongan itu; moga-moga Allah menyelamatkan kita. Sesudah itu maka diadakanlah pemeriksaan pertama, guna menyisihkan dari tiap-tiap golongan, mana yang lebih besar perkaranya. Memang kehidupan di dunia ini terdiri dari berbagai golongan, berbagai pekerjaan. Ada golongan saudagar, ada golongan petani, ada golongan pemegang kekuasaan dan sebagainya. Disisihkan, siapakah di antara mereka yang paling durhaka kepada Allah Pengasih.
Di dalam ayat ini disebut salah satu nama Allah, yaitu ar-Rahman, yang berarti Allah Pengasih, yang menilik nama itu saja menjadi jelas tidak pantas hamba Allah yang dikasihi Allah dengan merata itu mendurhakai-Nya.
Ayat 70
"Dan Kami sungguh lebih tahu siapa orang-orang yang lebih pantas dibakal ke dalam neraka itu."
Maka terdapatlah kelak orang-orang yang pada masa hidup di dunia ini tidak kita sangka, karena menurut pengetahuan kita dia adalah orang baik, orang taat. Padahal ada urusannya yang tersembunyi di hadapan mata orang banyak, padahal tidak tersembunyi dari mata Allah. Kita sangka dia akan ke surga, rupanya dibenam ke dalam neraka.
Sebagai contoh marilah kita perhatikan hadits ini,
“Dari Abu Zaid, L/samah bin Zaid bin HaritsaK (r.a. bergelar juga orang yang dicintai oleh Rasulullah ﷺ), berkata dia, “Saya pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Dibawa seorang laki-laki di hari Kiamat lalu dilemparkan ke dalam neraka, maka terbusailah isi perutnya, lalu diputar-putarkan dia seperti keledai memutarkan kincir. Maka berkerumunlah penduduk neraka kepadanya, lalu bertanya, “Bukankah engkau mi dahulu menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah berbuat yang munkar?" Dia menjawab, “Benar demikian, aku menyuruh berbuat yang ma'ruf, tetapi aku sendiri tidak pernah mengerjakan. Dan aku melarang berbuat munkar, tetapi aku sendiri mengerjakan." (HR Bukhari dan Muslim)