Ayat
Terjemahan Per Kata
أَوَلَا
ataukah tidak
يَذۡكُرُ
ingat/berpikir
ٱلۡإِنسَٰنُ
manusia
أَنَّا
bahwa sesungguhnya Kami
خَلَقۡنَٰهُ
Kami telah menciptakannya
مِن
dari
قَبۡلُ
sebelum/dahulu
وَلَمۡ
dan tidak
يَكُ
dia ada
شَيۡـٔٗا
sesuatu/sama sekali
أَوَلَا
ataukah tidak
يَذۡكُرُ
ingat/berpikir
ٱلۡإِنسَٰنُ
manusia
أَنَّا
bahwa sesungguhnya Kami
خَلَقۡنَٰهُ
Kami telah menciptakannya
مِن
dari
قَبۡلُ
sebelum/dahulu
وَلَمۡ
dan tidak
يَكُ
dia ada
شَيۡـٔٗا
sesuatu/sama sekali
Terjemahan
Apakah manusia tidak menyadari bahwa Kami telah menciptakannya dahulu, padahal (sebelumnya) dia tidak berwujud sama sekali?
Tafsir
(Dan tidakkah manusia itu memikirkan) asal kata Yadzdzakkaru ini adalah Yatadzakkaru, kemudian huruf Ta diganti menjadi Dzal, lalu diidghamkan ke dalam huruf Dzal asal sehingga menjadi Yadzdzakkaru. Tetapi menurut qiraat yang lain dibaca Yadzkuru (bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedangkan ia tidak ada sama sekali) oleh karenanya mengapa ia tidak mengambil kesimpulan dari permulaan itu kepada pengembalian, yakni kembali kepada-Nya.
Tafsir Surat Maryam: 66-70
Dan berkata manusia, "Betulkah, apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali? Dan tidaklah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedangkan ia tidak ada sama sekali? Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama setan, kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahanam dengan berlutut. Kemudian pasti akan Kami tarik tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
Dan kemudian Kami sungguh lebih mengetahui orang-orang yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka. Allah ﷻ menceritakan tentang manusia, bahwa manusia itu merasa heran dan menganggap mustahil akan adanya kehidupan sesudah mati. Pengertiannya sama dengan yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka, Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru.? (Ar-Ra'd: 5) Dan firman Allah ﷻ yang mengatakan: Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi musuh yang nyata? Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?" Katakanlah, "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan Yang Menciptakannya pertamakah.
Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin: 77-79) Sedangkan dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya: Dan berkata manusia, "Betulkah apabila aku telah mati, bahwa aku sungguh-sungguh akan dibangkitkan menjadi hidup kembali? Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedangkan ia tidak ada sama sekali? (Maryam: 66-67) Untuk menunjukkan kekuasaan-Nya yang mampu menghidupkan kembali orang yang mati, Allah ﷻ mengambil contoh dari permulaan penciptaan yang dilakukan-Nya. Dengan kata lain, Allah ﷻ telah menciptakan manusia, sedangkan manusia tidak ada sama sekali; maka mudahlah bagiNya mengembalikan manusia hidup kembali, bahkan mengembalikannya jauh lebih mudah karena telah ada.
Sama halnya dengan pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkannya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah jauh lebih mudah bagi-Nya. (Ar-Rum: 27) Di dalam kitab sahih disebutkan sebuah hadis yang mengatakan: Allah ﷻ berfirman, "Anak Adam mendustakan-Ku, padahal tidaklah pantas baginya mendustakan-Ku; anak Adam menyakitiKu, padahal tidaklah pantas baginya menyakiti-Ku. Dia mendustakan Aku melalui ucapannya, 'Bahwa Aku tidak akan menghidupkannya kembali sebagaimana Aku menciptakannya pada yang pertama kali.' Padahal penciptaan yang pertama tidaklah lebih mudah daripada penciptaan yang terakhir.
Dia menyakiti Aku melalui ucapannya, "Sesungguhnya Aku beranak, padahal Aku adalah Tuhan Yang Maha Esa, bergantung kepada-Ku segala sesuatu, Aku adalah Tuhan yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tiada seorang pun yang setara dengan-Ku. Firman Allah ﷻ: Demi Tuhanmu, sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama setan. (Maryam: 68) Tuhan Yang Mahasuci lagi Mahatinggi bersumpah dengan menyebut nama diri-Nya Yang Mahamulia, bahwa sesungguhnya Dia pasti akan membangkitkan mereka bersama setan-setan yang menyembah selain Allah.
kemudian akan Kami datangkan mereka ke sekeliling Jahanam dengan berlutut. (Maryam: 68) Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna Jisiyyan ialah berlutut; sama pengertiannya dengan apa yang terdapat di dalam firman-Nya: Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. (Al-Jatsiyah: 28) As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, "Jisiyyan, artinya dalam keadaan berdiri. Dan telah diriwayatkan dari Murrah, dari Ibnu Mas'ud hal yang semisal. Firman Allah ﷻ: Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan. (Maryam: 69) Yakni dari tiap-tiap umat, menurut Mujahid.
siapa di antara mereka yang paling durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (Maryam: 69) As-Sauri telah meriwayatkan dari Ali ibnul Aqmar, dari Abul Ahwas, dari Ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa orang-orang yang pertama ditahan menunggu orang-orang yang terakhir. Setelah bilangan mereka lengkap, barulah mereka didatangi, kemudian dilakukan peradilan mulai dari yang terbesar dosanya, lalu menyusul yang besar dosanya, demikianlah seterusnya.
Hal inilah yang dimaksudkan oleh firman-Nya: Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (Maryam: 69) Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (Maryam: 69) Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap pemeluk agama pembesar-pembesar dan pemimpin-pemimpin kejahatannya.
Hal yang sama telah di katakan oleh Ibnu Juraij dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf. Makna ayat ini sama dengan firman-Nya: sehingga apabila mereka masuk ke dalam semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu, "Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu timpakanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka. (Al-A'raf: 38) sampai dengan firman-Nya: karena perbuatan yang telah kalian lakukan. (Al-A'raf: 39) Adapun firman Allah ﷻ: Dan kemudian Kami sungguh lebih mengetahui orang-orang yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka. (Maryam: 70) Lafaz summa dalam ayat ini untuk meng-ataf-kan kalimat berita kepada kalimat berita lainnya.
Makna yang dimaksud ialah, bahwa Allah ﷻ lebih mengetahui siapa di antara hamba-hamba-Nya yang lebih berhak untuk dimasukkan ke dalam neraka Jahanam dan tinggal kekal di dalamnya, dan siapa yang berhak mendapat siksaan yang berlipat ganda. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat terdahulu yang mengatakan: Allah berfirman, "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, tetapi kalian tidak mengetahui. (Al-A'raf: 38)"
Demikianlah keingkaran orang-orang kafir. Tidakkah manusia yang ingkar itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu sebelum dilahirkan, padahal sebelumnya dia belum berwujud sama sekali' Bila dia menyadari hal itu, niscaya dia mengetahui bahwa dia telah diciptakan dan Pencipta itu adalah Allah. 68. Wahai Nabi Muhammad, bila mereka tetap mengingkari kebangkitan di akhirat, maka demi Tuhanmu yang menciptakan dan membangkitkan, sungguh mereka kelak akan Kami bangkitkan dan pasti akan Kami kumpulkan mereka bersama setan yang telah memperdaya mereka di dunia, kemudian pasti akan Kami datangkan mereka dengan paksa ke sekeliling Jahanam yang menjadi tempat siksa mengerikan, dan mereka akan melihatnya dengan berlutut karena ketakutan dan kengerian yang meliputi hati mereka.
Al-Wahidi meriwayatkan bahwa ayat ini diturunkan dalam kasus Ubay bin Khalaf. Dia mengambil sepotong tulang yang telah hampir remuk dan dihancurkannya dengan tangan seperti tepung, kemudian ditebarkannya ke angin kencang, maka bertebaranlah tulang itu. Kemudian dia berkata, "Ada orang mengatakan bahwa kita akan dibangkitkan sesudah kita mati dan sesudah kita menjadi seperti tulang ini." Apakah mungkin apabila saya telah mati akan dibangkitkan dan dihidupkan kembali? Pertanyaan seperti itu terdapat pula pada ayat-ayat yang lain:
Dan mereka berkata, "Apabila kami sudah mati, menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?"
(al-Waqi'ah/56: 47)
Dan firman-Nya:
Dan mereka berkata, "Apabila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?" (al-Isra`/17: 49)
Demikian pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan oleh orang yang dangkal pikirannya dan tidak mau memikirkan secara mendalam kekuasaan Allah, karena mata hati mereka telah ditutupi oleh kesesatan dan kesenangan hidup dunia, sehingga tidak tampak lagi bagi mereka cahaya kebenaran yang terang benderang. Oleh sebab itu Allah menolak pertanyaan-pertanyaan mereka. Apakah manusia yang berpikiran seperti itu tidak pernah tahu bahwa Allah telah menciptakannya dari tiada. Apakah ada yang dapat menciptakan sesuatu dari tiada, dapat pula menciptakannya dari sesuatu yang ada walaupun berupa tulang belulang atau benda-benda yang hancur. Ini adalah suatu pemikiran yang aneh yang tidak akan timbul kecuali dari orang-orang yang hatinya telah diselubungi oleh keingkaran dan tidak mau memikirkan persoalan dengan teliti dan mendalam. Pada ayat lain Allah berfirman:
Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat yang Mahatinggi di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (ar-Rum/30: 27)
Dan firman-Nya:
Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?" Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin/36: 78-79)
Dalam sebuah hadis Qudsi Allah berfirman:
"Anak Adam telah mendustakan-Ku sedang dia tidak berhak mendusta-kan-Ku. Anak Adam telah menyakiti-Ku sedang dia tidak berhak menya-kiti-Ku. Adapun pendustaannya terhadap-Ku ialah ucapannya bahwa Aku tidak akan menghidupkannya kembali sebagaimana Aku telah menciptakannya pertama kali. Menciptakannya pertama kali tidaklah lebih mudah bagi-Ku dari menciptakan kemudian (maksudnya sama mudah). Adapun yang menyakiti-Ku ialah ucapannya: Sesungguhnya Aku mempunyai anak, sedang Aku adalah Tuhan Yang Maha Esa Yang tergantung kepada-Ku segala sesuatu, yang tidak beranak dan tidak pula dilahirkan dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Aku." (Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 65
“Tuhan bagi semua langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya."
Artinya Dialah Yang Menciptakan. Dialah yang mengatur semuanya dan Dia pula Yang Mahakuasa dan segala keputusan-Nya tidaklah dapat dibantah dan diubah, “Maka
(69) Kemudian itu pastilah akan Kami renggutkan dari tiap-tiap golongan, siapakah di antara mereka yang terhadap kepada Allah Pengasih, sangat durhaka.
(70) Dan Kami sungguh lebih tahu siapa orang-orang yang lebih pantas dibakar ke dalam neraka itu.
“Dan berkata manusia." (Yaitu manusia yang masih ada keraguan tentang akan adanya hari berbangkit, hari Kiamat kelak, meskipun mereka tidak akan ragu lagi bahwa Kekuasaan atas alam hanya satu saja).
Ayat 66
“Apakah apabila aku telah mati, aku akan dikeluarkan, kembali dalam keadaan hidup?"
Mereka bertanya demikian itu karena akan dihidupkan kembali itu belum masuk dalam pi-kiran mereka. Lalu datanglah pertanyaan Allah pada ayat yang selanjutnya, yang isinya pun me-nyuruh berpikir lanjut. Bunyi pertanyaan,
Ayat 67
“Apakah manusia tidak ingat, bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya sebelumnya, padahal dia tidak ada sama sekali."
Artinya, sebelum dia menanyakan apakah dia akan dihidupkan kembali sesudah mati, cobalah ingat apakah dahulu dari ini, atau sebelum dia menanyakan ini dia sebagai manusia telah ada di dunia? Bukankah dahulunya mereka tidak ada, kemudian baru ada karena diadakan? Dan kemudian akan datang masanya dia tidak ada lagi, artinya mati? Siapakah yang mengadakan dari tidak ada? Siapakah yang menghidupkan? Siapakah yang mematikan? Tentulah yang berbuat itu semuanya ialah Yang Mahakuasa, kekuasaan yang tidak berbatas. Kalau Yang Mahakuasa itu sanggup mengadakan dari tidak ada, kemudian meniadakan kembali, mengapa akan mustahil baginya mengadakan atau menghidupkannya pula kembali?
Ayat 68
“Maka Demi Tuhan engkau,"
Maka bersumpahlah Allah kembali di atas nama-Nya sendiri menyatakan bahwa kebangkitan sesudah mati itu adalah pasti."Sesungguhnya akan Kami bangkitkan mereka bersama setan." Mereka akan dihidupkan kembali di hari Kiamat bersama-sama dengan setan-setan yang telah menimbulkan keraguan dalam hati mereka akan hari yang Akhir itu.
“Kemudian akan Kami hadirkan mereka di sekeliling Jahannam dalam keadaan berlutut."
Digambarkan di sini bahwa orang-orang yang ingkar akan kehidupan sesudah mati itu dikumpulkan bersama setan-setan yang memengaruhi jalan pikiran mereka selama hidup di dunia, bahwa mereka bersama-sama dihadirkan di hadapan neraka Jahannam. Meskipun hukum belum putus, karena pada waktu itu baru hari Mahsyar, hari pengumpulan, namun orang-orang yang bersalah itu sudah tidak sanggup lagi mengangkat muka, melainkan tunduk berlutut semuanya karena hebat dahsyatnya hari itu, karena makhluk sedang dihadapkan ke muka pengadilan, untuk diperiksa, ditimbang dan dikeluarkan keputusannya kelak.
Ayat 69
“Kemudian itu pastilah akan Kami renggutkan dari tiap-tiap golongan siapakah di antara mereka yang terhadap kepada Allah Pengasih, sangat durhaka."
Ayat 69 ini lebih menjelaskan lagi ayatyang sebelumnya. Mulanya semua dikumpulkan bersama-sama setan-setan pendaya itu, di hadirkan di sekeliling Jahannam. Semua berlutut ketakutan; barangkali suara yang mem-basa pun ada di dalam golongan itu; moga-moga Allah menyelamatkan kita. Sesudah itu maka diadakanlah pemeriksaan pertama, guna menyisihkan dari tiap-tiap golongan, mana yang lebih besar perkaranya. Memang kehidupan di dunia ini terdiri dari berbagai golongan, berbagai pekerjaan. Ada golongan saudagar, ada golongan petani, ada golongan pemegang kekuasaan dan sebagainya. Disisihkan, siapakah di antara mereka yang paling durhaka kepada Allah Pengasih.
Di dalam ayat ini disebut salah satu nama Allah, yaitu ar-Rahman, yang berarti Allah Pengasih, yang menilik nama itu saja menjadi jelas tidak pantas hamba Allah yang dikasihi Allah dengan merata itu mendurhakai-Nya.
Ayat 70
"Dan Kami sungguh lebih tahu siapa orang-orang yang lebih pantas dibakal ke dalam neraka itu."
Maka terdapatlah kelak orang-orang yang pada masa hidup di dunia ini tidak kita sangka, karena menurut pengetahuan kita dia adalah orang baik, orang taat. Padahal ada urusannya yang tersembunyi di hadapan mata orang banyak, padahal tidak tersembunyi dari mata Allah. Kita sangka dia akan ke surga, rupanya dibenam ke dalam neraka.
Sebagai contoh marilah kita perhatikan hadits ini,
“Dari Abu Zaid, L/samah bin Zaid bin HaritsaK (r.a. bergelar juga orang yang dicintai oleh Rasulullah ﷺ), berkata dia, “Saya pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Dibawa seorang laki-laki di hari Kiamat lalu dilemparkan ke dalam neraka, maka terbusailah isi perutnya, lalu diputar-putarkan dia seperti keledai memutarkan kincir. Maka berkerumunlah penduduk neraka kepadanya, lalu bertanya, “Bukankah engkau mi dahulu menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah berbuat yang munkar?" Dia menjawab, “Benar demikian, aku menyuruh berbuat yang ma'ruf, tetapi aku sendiri tidak pernah mengerjakan. Dan aku melarang berbuat munkar, tetapi aku sendiri mengerjakan." (HR Bukhari dan Muslim)