Ayat
Terjemahan Per Kata
وَمَا
dan tidaklah
نَتَنَزَّلُ
kami akan turun
إِلَّا
kecuali
بِأَمۡرِ
dengan perintah
رَبِّكَۖ
Tuhanmu
لَهُۥ
kepunyaanNya
مَا
apa
بَيۡنَ
antara
أَيۡدِينَا
dihadapan kami
وَمَا
dan apa
خَلۡفَنَا
dibelakang kami
وَمَا
dan apa
بَيۡنَ
diantara
ذَٰلِكَۚ
demikian
وَمَا
dan tidak
كَانَ
ada
رَبُّكَ
Tuhanmu
نَسِيّٗا
lupa
وَمَا
dan tidaklah
نَتَنَزَّلُ
kami akan turun
إِلَّا
kecuali
بِأَمۡرِ
dengan perintah
رَبِّكَۖ
Tuhanmu
لَهُۥ
kepunyaanNya
مَا
apa
بَيۡنَ
antara
أَيۡدِينَا
dihadapan kami
وَمَا
dan apa
خَلۡفَنَا
dibelakang kami
وَمَا
dan apa
بَيۡنَ
diantara
ذَٰلِكَۚ
demikian
وَمَا
dan tidak
كَانَ
ada
رَبُّكَ
Tuhanmu
نَسِيّٗا
lupa
Terjemahan
Tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali atas perintah Tuhanmu. Milik-Nya segala yang ada di hadapan kita, di belakang kita, dan di antara keduanya. Tuhanmu sekali-kali bukan pelupa.
Tafsir
(Dan tidaklah kami turun melainkan dengan perintah Rabbmu, kepunyaan-Nyalah apa-apa yang ada di hadapan kita) yakni berupa semua perkara akhirat (apa-apa yang ada di belakang kita) berupa semua perkara duniawi (dan apa-apa yang ada di antara keduanya) apa yang ada dalam waktu sekarang sampai dengan datangnya hari kiamat. Yang dimaksud ialah bahwa pengetahuan mengenai kesemuanya itu berada pada-Nya (dan tidaklah Rabbmu lupa) lafal Nasiyyan bermakna Naasiyan, maksudnya, Allah tidak akan meninggalkanmu disebabkan wahyu yang terlambat datang kepadamu.
Tafsir Surat Maryam: 64-65
Dan tidaklah kami (Jibril) turun kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nyalah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita, dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa. Tuhan -(yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)? Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya'la dan waki'.
Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Zar, dari ayahnya, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda kepada Malaikat Jibril, "Apakah gerangan yang mencegahmu untuk tidak mengunjungiku lebih banyak lagi dari biasanya?" Maka turunlah firman-Nya: Dan tidaklah kami (Jibril) turun kecuali dengan perintah Tuhanmu. (Maryam: 64), hingga akhir ayat. Imam Bukhari mengetengahkannya secara munfarid. Di dalam kitab tafsirnya ia meriwayatkan sehubungan dengan makna ayat ini melalui Abu Na'im, dari Umar ibnu Zar dengan sanad yang sama.
Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir meriwayatkannya melalui hadis Umar ibnu Zar dengan sanad yang sama, tetapi menurut riwayat keduanya di akhir hadis terdapat tambahan, yaitu bahwa jawaban tersebut ditujukan kepada Nabi Muhammad ﷺ Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Malaikat Jibril tidak turun kepada Rasulullah ﷺ dalam waktu yang cukup lama. Maka Rasulullah ﷺ dirundung rasa sedih dan duka karenanya. Kemudian Malaikat Jibril datang dan mengatakan, "Hai Muhammad: Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu.. (Maryam: 64), hingga akhir ayat. Mujahid mengatakan bahwa Jibril tidak turun kepada Muhammad ﷺ selama dua belas malam atau kurang dari itu. Ketika Jibril turun, Nabi ﷺ berkata kepadanya, "Hai Jibril, sesungguhnya kamu membuat saya sedih, sehingga kaum musyrik mempunyai dugaan yang tidak-tidak kepada saya." Maka turunlah firman-Nya: Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. (Maryam: 64), hingga akhir ayat. Mujahid mengatakan bahwa ayat ini sama maknanya dengan ayat yang terdapat di dalam surat Adh-Dhuha.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak ibnu Muzahim, Qatadah, As-Saddi, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang, bahwa sesungguhnya ayat ini diturunkan berkenaan dengan tertahannya Malaikat Jibril. Al-Hakam ibnu Aban telah meriwayatkan dari Ikrimah yang mengatakan bahwa Jibril lama tidak turun kepada Nabi ﷺ dalam waktu empat puluh hari. Kemudian Jibril turun di suatu hari. Maka Nabi ﷺ bersabda kepadanya, "Mengapa kamu lama tidak furun kepadaku, sehingga aku rindu kepadamu." Jibril menjawab, "Bahkan aku selalu rindu kepadamu, tetapi aku menunggu perintah, lalu Allah mewahyukan kepadaku agar aku menyampaikan kepadamu firman Allah ﷻ sebagai berikut: Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. (Maryam: 64), hingga akhir ayat. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim, hadis ini berpredikat garib.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sinan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Mujahid yang mengatakan bahwa utusan Allah datang lambat kepada Nabi ﷺ Kemudian Jibril datang, maka Nabi ﷺ bertanya, "Apakah gerangan yang menahanmu, hai Jibril?" Maka Jibril berkata, "Bagaimana saya datang kepada kalian, sedangkan kalian tidak memotong kuku kalian, tidak membersihkan sela-sela jari-jemari tangan dan kaki kalian, tidak mencukur kumis kalian, serta tidak bersiwak lagi?" Kemudian Jibril membacakan firman-Nya: Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. (Maryam: 64), hingga akhir ayat.
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Amir An-Nahwi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ibrahim As-Suri, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Abdur Rahman Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ayyasy, telah menceritakan kepadaku Sa'labah ibnu Muslim, dari Ubay ibnu Ka'b maula Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas, dari Nabi ﷺ yang telah bersabda bahwa Malaikat Jibril lama tidak turun kepadanya. Ketika Nabi ﷺ mengatakan hal tersebut kepada Jibril, maka Jibril menjawab: Bagaimana saya turun, sedangkan kalian tidak lagi bersiwak, tidak memotong kuku, tidak mencukur kumis, dan tidak membersihkan sela-sela jari-jemari tangan dan kaki kalian? Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abul Yaman, dari Ismail ibnu Ayyasy, dari Ibnu Abbas dengan lafaz yang semisal.
-[] Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sayyar, telah menceritakan kepada kami Ja'far ibnu Sulaiman Al-Mugirah ibnu Habib, dari Malik ibnu Dinar, telah menceritakan kepadaku seorang syekh dari kalangan ulama Madinah, dari Ummu Salamah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda kepadanya: Benahilah majelis ini untuk kami, karena sesungguhnya akan turun ke bumi seorang malaikat yang belum pernah turun sama sekali ke bumi ini. Kepunyaan-Nyalah apa-apa yang ada di hadapan dan apa-apa yang ada di belakang kita. (Maryam: 64) Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksudkan dengan apa-apa yang ada di hadapan kita ialah perkara dunia; sedangkan apa-apa yang ada di belakang kita ialah perkara akhirat.
dan apa-apa yang ada di antara keduanya. (Maryam: 64) Yakni apa-apa yang ada di antara dua tiupan sangkakala. Demikianlah menurut pendapat Abul Aliyah, Ikrimah, Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, dan Qatadah menurut suatu riwayat yang bersumber dari keduanya, juga menurut As-Saddi serta Ar-Rabi' ibnu Anas. Menurut pendapat yang lain, makna mabaina aidina ialah apa-apa yang bakal terjadi menyangkut urusan akhirat, sedangkan wama khalfana artinya apa-apa yang telah lalu menyangkut urusan dunia.
Dan makna wama baina zalika artinya apa yang ada di antara dunia dan akhirat. Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Sa'id ibnu Jubair, Ad-Dahhak, Qatadah, Ibnu Juraij, dan As-Sauri. Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir; hanya Allah yang mengetahui kebenarannya. Firman Allah ﷻ: dan tidaklah Tuhanmu lupa. (Maryam: 64) Mujahid dan As-Saddi mengatakan makna yang dimaksud ialah Tuhanmu tidak akan melupakanmu.
Dalam keterangan yang terdahulu telah disebutkan bahwa makna ayat ini sama dengan firman-Nya: Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi. Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiada (pula) benci kepadamu. (Adh-Dhuha: 1-3) [] Ibnu Abu Hatim mengatakan telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Muhammad ibnu AbdusSamad Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Usman (yakni Abul Jamahir), telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Ayyasy, telah menceritakan kepada kami Asim ibnu Raja ibnu Haiwah, dari ayahnya, dari Abu Darda yang me-rafa'-kan hadis ini: Apa saja yang dihalalkan Allah di dalam Kitab-Nya, maka hal itu halal; dan apa-apa yang diharamkan oleh Allah, maka hal itu haram; dan apa saja yang Allah diam terhadapnya, maka hal itu dimaafkan.
Maka terimalah kemurahan dari-Nya, karena sesungguhnya Allah tidak pernah melupakan sesuatu pun. Kemudian Abu Darda membacakan ayat berikut, yaitu firman-Nya: dan tidaklah Tuhanmu lupa. (Maryam: 64) Adapun firman Allah ﷻ: Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi. (Maryam: 65) Yakni Yang Menciptakannya, Yang Mengaturnya, Yang Menguasainya, dan Yang Mengurusnya, tiada yang mempertanyakan apa yang di-putuskan-Nya. maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah). (Maryam: 65) Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna ayat ialah,'apakah kamu mengetahui misal atau yang serupa dengan Tuhan (mu)?'.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Sa'id ibnu Jubair, Qatadah, dan Ibnu Juraij serta lain-lainnya. Ikrimah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa tiada seorang pun yang bernama Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) selain Allah ﷻ sendiri Yang Mahasuci lagi Mahatinggi serta Maha suci nama-Nya."
Keterangan tentang keadaan surga yang dijanjikan kepada hamba Allah yang bertakwa disusul dengan penjelasan bahwa turunnya Jibril merupakan kehendak dan perintah Allah. Ketika Rasulullah mengharapkan Jibril lebih sering datang, dia menjawab, 'Wahai Nabi Muhammad, tidaklah kami, para malaikat, turun kecuali atas perintah Tuhanmu. Ketahuilah bahwa hanya milik-Nya segala yang ada di alam semesta, apa saja yang ada di hadapan kita, yang ada di belakang kita, dan segala yang ada di antara keduanya, dan ketahui pula bahwa Tuhanmu tidak pernah lupa sedikit pun. 65. Dialah Tuhan yang telah menciptakan segala yang ada, menguasai langit dan bumi, dan mengatur serta memelihara segala yang ada di antara keduanya. Maka, sembahlah Dia karena hanya Dia yang layak disembah, dan berteguhhatilah dalam beribadah kepada-Nya karena hanya Dia yang layak menjadi tujuan ibadah. Apakah engkau mengetahui ada sesuatu di alam semesta ini yang setara atau yang sama dengan-Nya, baik sebagai pencipta maupun sebagai sembahan'.
Pada ayat ini Jibril menegaskan kepada Nabi Muhammad bahwa para malaikat tidak akan dapat turun membawa wahyu kepada rasul-rasul kecuali bila mereka telah mendapat perintah dari Allah sesuai dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya, sesuai dengan kepentingan hamba-Nya, baik mengenai urusan duniawi maupun mengenai urusan akhirat. Dialah yang memiliki semua yang ada di hadapan dan di belakang kita dan yang ada di antara keduanya, Dialah yang mengurus dan mengaturnya. Karena itu Dia pulalah yang lebih mengetahui tentang yang baik dan yang tidak baik bagi makhluk-Nya. Dialah yang menetapkan kapan para malaikat akan turun kepada rasul-Nya untuk membawa wahyu, dan untuk berapa lama Dia membiarkan malaikat tidak turun kepada mereka sesuai dengan ilmu dan kebijaksanaan-Nya. Jadi kalau malaikat terlambat menurunkan wahyu kepada Rasul, bukanlah itu karena Allah telah meninggalkan Rasul, murka atau Dia telah lupa kepadanya. Mustahil Allah bersifat lalai dan lupa.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
KEGELISAHAN
Ayat 64
Menurut suatu riwayat dari Mujahid, ada pada satu ketika Jibril itu lambat baru datang menemui Nabi kita, kononnya sampai dua belas malam, (ada juga riwayat mengatakan kurang dari itu), maka pada satu waktu datanglah Jibril seperti biasa. Lalu berkatalah Nabi ﷺ kepadanya, “Hai Jibril, sangat gelisah aku karena engkau lambat benar baru datang, sehingga kaum musyrikin itu telah menyangka yang bukan-bukan." Kata Mujahid, “Maka turunlah ayat ini “Dan tidaklah kami turun melainkan dengan perintah Tuhan engkau." dan seterusnya. Dan menurut sebuah riwayat lagi yang dibawakan oleh Hakam bin Aban, yang dia terima dari Ikrimah bahwa dia berkata, “Terlambat Jibril turun kepada Nabi sampai empat puluh hari." Kemudian itu dia pun turun. Maka berkatalah Rasulullah ﷺ kepada Jibril, “Lama engkau tidak turun sehingga sangat rinduku kepada engkau." Lalu Jibril menjawab, “Bahkan aku pun lebih lagi rinduku hendak bertemu dengan engkau, tetapi aku ini hanyalah seorang petugas yang menjalankan perintah." Lalu Allah mewahyukan kepada Jibril supaya dia katakan pula kepada Muhammad, “Dan tidaklah kami turun melainkan dengan perintah Tuhan engkau." Hadits ini dirawikan oleh Ibnu Abi Hatim.
Maka dapatlah kita pahamkan bahwa Jibril berkata, “Aku ini hanya seorang petugas yang menjalankan perintah," bahwa datangnya atau turunnya ke dunia hanyalah kalau ada perintah Allah menyuruh turun, dan kalau belum ada perintah tidaklah dia akan turun, walaupun dia sendiri pun lebih rindu lagi hendak bertemu dengan Nabi ﷺ Inilah dua tafsir yang kita salin di antara beberapa tafsiran yang lain.
Ada juga riwayat dari Imam Ahmad bahwasanya Nabi ﷺ pada suatu hari me-nyuruhkan istrinya, Ummi Salamah, mem-perhiasi rumah, karena seorang malaikat yang istimewa akan turun menemui beliau.
“Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di hadapan kita dan apa-apa yang di belakang kita dan apa-apa yang di antara yang demikian." Ini masih sambungan ayat yang diwahyukan Allah kepada Jibril dan disuruh-Nya sampaikan kepada Muhammad ﷺ Menurut tafsir dari Ibnu Katsir, “Apa yang ada di hadapan kita" ialah yang kita hadapi hidup di dunia sekarang ini. Dan menurut tafsiran puia dari lbnu Abbas dan Said bin Jubair, “Dan apa-apa yang di belakang kita" ialah masa-masa hidup yang-telah kita belakangi, atau yang telah kita jalani dan lalui."Dan apa-apa yang di antara yang demikian," menurut lbnu Abbas dan Said bin Jubair dan tafsir yang dipilih oleh lbnu Jarir ialah keadaan di antara hidup dunia dengan hidup akhirat.
“Dan tidaklah ada Tuhan engkau itu kelupaan."
Sama dengan apa yang diwahyukan Allah di surah adh-Dhuha, “Tidaklah Tuhan engkau pernah meninggalkan engkau dan tidaklah Dia pernah mengecewakan." (surah adh-Dhuhaa ayat 3).
Tersebut dalam sebuah hadits yang di-rawikan oleh lbnu Abi Hatim dengan sanadnya dari Abu Darda,
“Apa yang dihalalkan oleh Allah di dalam kitab-Nya, itulah yang halal, dan apa yang diharamkan-Nya, itulah yang haram, dan apa yang didiamkan-Nya maka itu adalah karunia. Sebab itu terimalah karunia-Nya itu. Karena Allah tidaklah pernah dia melupakan sesuatu. Kemudian dibacanya ayat: “Dan tidaklah ada Tuhan engkau itu pernah kelupaan." (HR lbnu Abi Hatim)
sembahlah Dianya dan berteguh hatilah di dalam beribadah kepada-Nya." Artinya janganlah mendua hati lagi, jangan ragu dan jangan ada perasaan dalam hati bahwa ada yang kuasa selain Dia.
“Apakah engkau mengetahui bahwa bagi-Nya ada yang menyamai."
Ujung ayat ini pun adalah salah satu tantangan lagi. Cobalah pikirkan baik-baik, adakah pada perkiraanmu satu kekuasaan lagi yang menyamai kekuasaan Allah di dalam mentadbirkan semua langit dan bumi ini?